Anda di halaman 1dari 12

[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL) ] (2020)

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL DENGAN


MENGGUNAKAN MEDIA FILM TERHADAP PENINGKATAN
INTERAKSI SOSIAL SISWA

Tinton Estu Ali Mudzahid


SMAN 8 Cirebon
tinton.estu@gmail.com

Abstrak. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh yang
signifikan dari bimbingan sosial dengan menggunakan media film terhadap
peningkatan interaksi sosial siswa. Tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengembangkan interaksi sosial dalam kehidupn
sosialnya. Variabel yang digunakan ada dua yaitu layanan bimbingan sosial
dengan menggunakan media film sebagai variabel bebas (X) dan kemampuan
berinteraksi sosial siswa sebagai variabel terikat (Y).
Jenis penelitian kuantitatif, metode penelitian Pra Eksperimental, rancangan
penelitian one group pretest-posttest design, populasi dalam penelitian ini
merupakan peserta didik kelas XI SMA sampling yang digunakan claster
sampling. teknik pengumpulan data diperoleh melalui skala psikologis,
instrument yang digunakan skala interaksi sosial, uji validitas instrument
menggunakan rumus product moment, perhitungan, uji reliabilitas instrumen
menggunakan rumus alpha, teknik analisis data menggunakan rumus uji-t.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian setelah mendapatkan perlakuan
layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan media filem, menunjukkan
adanya pengaruh signifikan pada koefisien 5%, yang diperoleh selisih hasil
treatmen, pretest dan posttest. Adapun hasil pretest 58,47 dan posttest 71,12. Jadi
71,12-58,47 = 12,64.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus uji t setelah
diadakan perhitungan maka dihasilkan thitung 6,938 > ttabel 2,110. Dengan
demikian penelitian ini menyimpulkan ada pengaruh yang signifikan dari
layanan bimbingan sosial dengan menggunakan media filem untuk
meningkatkan kemampuan interaksi sosial siswa kelas XI SMA pada taraf
signifikan 5%.
Kata Kunci : Bimbingan sosial, media film, interaksi sosial.

81
[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL) ] (2020)

A. PENDAHULUAN
Manusia secara hakiki individu atau lebih,dimana kelakuan
merupakan makhluk sosial, dimana individu yang satu mempengaruhi,
manusia dituntut untuk melakukan mengubah, atau memperbaiki
hubungan sosial dengan individu kelakuan individu yang lain atau
lainnya dalam menjalani sebaliknya. Menurut pengertian diatas
kehidupannya. Hubungan sosial itu jelas bahwa manusia tidak akan
merupakan salah satu hubungan yang pernah bisa lepas dari yang namanya
harus dilakukan, dalam pengertian interaksi sosial yang mana di
bahwa dalam hubungan setiap dalamnya memiliki andil dalam
individu menyadari akan mempengaruhi perkembangan dari
kehadirannya di samping kehadiran setiap individu tersebut.
individu lain. Karena manusia dalam Walgito Bimo (2001:65)
menjalani kehidupannya akan mengatakan bahwa di dalam interaksi
senantiasa bersama dan bergantung sosial ada kemungkinan individu
pada manusia lainnya. Setiap manusia dapat menyesuaikan diri dengan yang
membutuhkan pergaulan dengan lain, atau sebaliknya. Pengertian
individu lain untuk bisa memenuhi penyesuaian disini dalam arti yang
kebutuhan dalam hidupnya. Di luas, yaitu bahwa individu dapat
samping itu, tentunya manusia meleburkan diri dengan keadaan di
sebagai makhluk sosial sangat sekitarnya, atau sebaliknya individu
membutuhkan adanya kehidupan dapat mengubah lingkungan sesuai
berkelompok. Maka dari itu setiap dengan keadaan dalam diri individu,
individu harus bisa menjalani interaksi sesuai dengan apa yang diinginkan
sosial antar individu lain yang sama- oleh individu yang bersangkutan.
sama hidup dalam satu kelompok Lingkungan keluarga, sekolah,
tersebut dengan baik. tempat kerja, dan lingkungan
Ahmadi Abu (2007:49) masyarakat adalah sarana dimana
memberikan rumusan bahwa interaksi manusia menjalankan fungsinya
sosial adalah suatu hubungan antara sebagai makhluk sosial. Yang mana

82
[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL) ] (2020)
manusia dituntut untuk melakukan lain sebagainya. Sehingga interaksi
hubungan sosial antar sesama dalam sosial yang baik akan memudahkan
hidupnya. Apabila interaksi sosial siswa diterima dilingkungan sosialnya
dalam kelompok itu bersifat positif dengan baik juga. Sedangkan siswa
maka hal itu akan sangat berguna bagi yang memiliki kemampuan interaksi
perkembangan individu dalam sosial rendah akan mengalami
menjalani kehidupannya, akan tetapi hambatan dalam proses komunikasi
apabila interaksi sosial dalam dan sosialisasi dengan teman-teman
kelompok tersebut bersifat negatif disekitarya ataupun dengan warga
atau menyimpang maka hal itu sekolah yang lainnya.Melalui interaksi
dikhawatirkan akan membentuk sosial siswa dapat memperoleh
perilaku sosial yang menyimpang kebutuhannnnya yaitu kebutuhan
dalam diri individu tersebut dalam untuk berkomunikasi, mendapatkan
menjalani kehidupannya dilingkungan informasi, dan bahkan mendapatkan
sekitarnya. kesenangan saat melakukan interaksi
Sekolah merupakan salah satu sosial entah itu dengan sesama siswa,
sarana bagi siswa dalam berinteraksi guru, pegawai/karyawan sekolah
sosial, baik itu dengan teman sebaya, ataupun individu lainnya. Dengan
adik kelas, kakak kelas, guru, demikian kualitas interaksi sosial
karyawan atau pegawai sekolah siswa bisa terasah dengan baik.
maupun semua pihak yang ada di Apabila pengaruh yang sangat kuat
lingkungan sekolah. Kemampuan bersifat negatif akan memberikan
berinterkasi sosial siswa antara yang kerugian pada diri peserta didik dan
satu dengan yang lainnya tidaklah dapat mengganggu keadaan fisik dan
sama. Siswa yang mempunyai psikis peserta didik misalnya peserta
kemampuan berinteraksi sosial yang didik akan dikucilkan di dalam
tinggi akan mudah untuk menjalin lingkungan atau kondisi sosial
komunikasi dengan semua warga tersebut, menarik diri dari lingkungan
sekolah tersebut, tertarik dan aktif sosialnya serta dapat memberikan
dalam kegiatan berkelompok, peka pengaruh negatif dalam proses
terhadap keadaan disekitarnya dan belajarnya.

83
[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL) ] (2020)
Hasil penelitian Mistio Mesa timbal balik anatar individu, antar
Fernanda, Afrizal Sano, & kelompok manusia, sosial adalah
Nurfarhanah (2012:7) fakta akomodasi, kerjasama, persaingan,
mengatakan bahwa terdapat dan pertikaian.
hubungan yang erat antara Melihat realita yang terjadi
kemampuan berinteraksi sosial sekarang ini di kalangan remaja
dengan hasil belajar. Artinya semakin khususnya anak SMA ternyata mereka
baik kemampuan berinteraksi sosial masih banyak yang kurang bisa
pada siswa maka cenderung semakin menerapkan interaksi sosial mereka
baik pula hasil belajarnya, sebaliknya dengan baik yang membawa dampak
semakin tidak baik kemampuan negatif terhadap mereka atau dengan
berinteraksisosial pada siswa maka kata lain interaksi sosial mereka masih
cenderung semakin tidak baik pula cukup rendah dan perlu untuk
hasil belajarnya. dibekali bagaimana berinteraksi sosial
Menurut Baswori (2005: 138- yang baik dengan sesama. Misalnya
140) interaksi sosial merupakan masih banyaknya komunitas di dalam
hubungan yang tertata dalam bentuk sekolahan (geng), yang kaya tidak
tindakan-tindakan yang berdasarkan mau berteman dengan yang miskin,
nilai-nilai dan norma-norma sosial anak yang pintar hanya mau berteman
yang berlaku dalam masyarakat. dengan yang pintar, adik kelas
Dalam proses sosial, baru dikatakan sungkan untuk bergaul dengan kakak
terjadi interaksi sosial apabila telah kelasnya dan begitupun sebaliknya,
memenuhi persyaratan sebagai aspek masih banyaknya senioritas dalam
kehidupan bersama yaitu: adanya sekolahan, kurangnya sikap saling
kontak sosial dan komunikasi sosial. menghargai sesama siswa ataupun
Herimanto, Winarno (2010:52) dengan gurunya, dan lain sebagainya.
mengatakan bahwa interaksi sosial Begitupun halnya yang terjadi
merupakan faktor utama dalam di SMA NU 1 Al-Hidayah Kendal,
kehidupan sosial, interaksi sosial melihat realita yang ada berdasarkan
merupakan hubungan sosial yang hasil wawancara yang dilakukan oleh
dinamis, yang menyangkut hubungan Praktikan dengan guru BK di SMA

84
[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL) ] (2020)
NU 1 Al-Hidayah Kendal ternyata sikap acuh tak acuh terhadap teman,
masih banyaknya siswa di kelas XI sering menyendiri, kurang tanggap
yang belum memiliki interaksi sosial apabila teman membutuhkan bantuan,
yang baik di lingkungan sekolahnya. tidak mau menanggapi pendapat
Seperti masih adanya bentuk teman, serta kurang aktif apabila
komunitas tertentu dalam sekolahan, bekerja kelompok dengan teman.
adanya komunitas anak orang kaya, Dari beberapa gejala-gejala
adanya komunitas anak-anak gaul, yang nampak tersebut bisa
adik kelas yang sungkan untuk menghambat proses bergaul siswa dan
bergaul dengan kakak kelasnya dan proses menyesuaikan diri dengan
begitupun sebaliknya, adanya siswa lingkungannya. dan itu akan
yang sukanya hanya menyendiri, berpengaruh besar terhadap
adanya siswa yang menarik diri dari kehidupannya baik saat itu ataupun
pergaulan teman sebayanya untuk ke depannya, dan itu perlu
dikarenakan minder, dan begitupun di segera ditangani khususnya oleh guru
dalam kelas ternyata sebagian besar bimbingan dan konseling agar siswa
siswa hanya mau berteman dengan bisa menjalankan pola interaksi
yang disukainya saja, mau berteman sosialnya dengan baik. Adapun
hanya dengan yang pintar saja, mau layanan yang bisa diberikan oleh guru
berteman hanya dengan teman yang BK dalam menangani permasalahan
menurutnya sepihak dengan dirinya, , yaitu bisa melakukan kegiatan yang
adanya ejekan dari teman satu kelas diantaranya konseling kelompok,
saat ada siswa yang maju ke depan bimbingan kelompok, ataupun
untuk menjelaskan apa yang bimbingan kalsikal, layanan
diperintahkan gurunya tidak bisa. bimbingan sosial. dan dalam
Wadatul Djannah dan Drajat ( penelitian ini layanan yang diberikan
dalam Jurnal UNESA Volume 11, No. yaitu berupa layanan bimbingan
1, 2011 : 109) menyebutkan bahwa bimbingan sosial dengan format
siswa yang tidak mampu melakukan klasikal menggunakan media film.
interaksi sosial dengan teman sebaya Bimbingan merupakan suatu
antara lain menunjukkan perilaku proses pemberian bantuan kepada

85
[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL) ] (2020)
individu atau kelompok oleh lensa proyektor secara mekanis
konselor/guru pembimbing secara sehingga pada layar terlihat hidup.
terus-menerus dan sistematis agar Jadi layanan bimbingan sosial bentuk
individu atau kelompok tersebut klasikal dengan media film adalah
menjadi pribadi yang mandiri. Salah layanan bimbingan yang berorientasi
satu jenis layanan yang dapat dalam pengenalan, pemahaman, dan
dilakukan dalam proses bimbingan pemantapan tentang peraturan dan
dan konseling adalah layanan lingkungan sosial pada kelompok
bimbingan dalam bidang sosial dalam siswa dengan perantara gambar-
bentuk klasikal. Menurut Hallen gambar yang diproyeksikan sehingga
(2005:73) Tujuan layanan bimbingan menimbulkan kesan hidup dan
sosial adalah membantu peserta didik bergerak.Film dapat menyajikan
mengenal dan berhubungan dengan informasi, memaparkan proses,
lingkungan sosialnya yang dilandasi menjelaskan konsep-konsep yang
budi pekerti, tanggung jawab rumit, mengajarkan keterampilan,
kemasyarakatan dan kenegaraan. menyingkat atau memperpanjang
Layanan bimbingan sosial waktu dan mempengaruhi sikap salah
dapat diselenggarakan melalui satunya sikap berinteraksi sosial.
berbagai cara seperti ceramah, tanya
jawab dan diskusi selanjutnya dapat B. KAJIAN TEORI
dilengkapi dengan peragaan, 1. Interaksi Sosial Siswa
selebaran, tayangan foto, film, video, Menurut Ahmadi Abu (2007:49)
dan peninjauan ke tempat-tempat atau Interaksi sosial adalah suatu
obyek-obyek yang dimaksud. Dalam hubungan antara individu atau lebih,
penelitian ini peneliti menggunakan di mana kelakuan individu yang satu
layanan bimbingan dalam bidang mempengaruhi, mengubah atau
sosial menggunakan media film. memperbaiki kelakuan individu yang
Menurut Arsyad (2003:49) film atau lain atau sebaliknya.
gambar hidup merupakan gambar- Maryati, Kun (2008:6)
gambar dalam frame dimana frame mengatakan bahwa interaksi sosial
demi frame diproyeksikan melalui adalah hubungan timbal balik sosial

86
[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL) ] (2020)
yang saling mempengaruhi antar tujuan tersebut dengan yang
individu, individu dan kelompok, diperkirakan oleh pengamat.
serta antar kelompok.
Herimanto dan Winarno (2008:52) 2. Bimbingan Sosial
berpendapat bahwa ciri-ciri interaksi Hallen A. (2005:73) menjelaskan
sosial adalah sebagai berikut : bahwa bimbingan sosial yaitu
a. Pelakunya lebih dari satu orang pelayanan bimbingan dan konseling
b. Adanya komunikasi antar pelaku yang berusaha membantu peserta
melalui kontak social didik mengenal dan berhubungan
c. Mempunyai maksud dan tujuan, dengan lingkungan sosialnya yang
terlepas dari sama atau tidaknya dilandasi budi pekerti, tanggung
tujuan tersebut dengan yang jawab mekasyarakatan dan
diperkirakan pelaku kenegaraan.
d. Ada dimensi waktu yang akan Menurut Tohirin (2007:127)
menentukan sikap aksi yang bimbingan sosial bermakna suatu
sedang berlaku. bimbingan atau bantuan dalam
Baswori (2005:193) mengemukakan menghadapi dan memecahkan
bahwa interaksi sosial masalah- masalah sosial seperti
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : pergaulan, penyelesaian masalah
a. Ada pelaku dengan jumlah lebih konflik, penyesuaian diri dan
dari satu orang sebagainya. Bimbingan sosial juga
b. Ada komunikasi antar pelaku bermakna suatu suatu bimbingan atau
dengan menggunakan simbol- bantuan dari pembimbing kepada
simbol individu agar dapat mewujudkan
c. Ada dimensi waktu (masa pribadi yang mampu bersosialisasi
lampau, masa kini, dan masa dan menyesuaikan diri dengan
mendatang yang menentukan sifat lingkungannya secara baik.
aksi yang sedang berlaku)
d. Ada tujuan-tujuan tertentu, 3. Media film
terlepas dari sama atau tidaknya Menurut Munadi, (2012:6)
pengertian media diambil dari bahasa

87
[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL) ] (2020)
latin, yakni medius yang secara kumpulan gambar-gambar yang
harfiahnya berarti “tengah”, diproyeksikan sehingga menimbulkan
“pengantr” atau “perantara”. Dalam kesan hidup dan bergerak.
bahasa arab, media disebut “wasail”
bentuk jama dari “wasilah” yakni C. METODE PENELITIAN
sinonim al’wast yang atinya tengah. Jenis penelitian kuantitatif,
Kata “tengah” itu sendiri berarti metode penelitian Pra Eksperimental,
berada diantara dua sisi, maka disebut rancangan penelitian one group
juga sebagai “perantara” atau yang pretest-posttest design, populasi
mengantarai kedua sisi tersebut. dalam penelitian ini merupakan
Karena posisinya ditengah bias juga peserta didik kelas XI SMA sampling
disebut sebagai pengantar atau yang digunakan claster sampling.
penghubung, yakni yang teknik pengumpulan data diperoleh
mengantarkan atau menghubungkan melalui skala psikologis, instrument
atau menyalurkan sesuatu hal dari yang digunakan skala interaksi sosial,
satu sisi ke sisi lainnya. Gagne (dalam uji validitas instrument menggunakan
Sadiman dkk, 1993:23) menyatakan rumus product moment, perhitungan,
bahwa media adalah berbagai jenis uji reliabilitas instrumen
komponen dan lingkungan. menggunakan rumus alpha, teknik
Menurut Arsyad (2003:48) film atau analisis data menggunakan rumus uji-
gambar hidup merupakan gambar- t.
gambar dalam frame dimana frame
demi frame diproyeksikan melalui D. HASIL DAN PEMBAHASAN
lensa proyektor secara mekanis Berdasarkan hasil analisis data
sehingga pada layar terlihat hidup. menunjukan bahwa hipotesis kerja
Menurut Hamzah (1981:190) film (Ha) yang berbunyi adanya layanan
adalah alat audio visual untuk bimbingan sosial dengan
pengajaran, penerangan atau menggunakan media film
penyuluhan.Dari beberapa pengertian berpengaruh untuk meningkatkan
di atas dapat disimpulkan bahwa film interaksi sosial siswa diterima pada
adalah alat audio visual yang berupa taraf signifikan 5% antara interaksi

88
[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL) ] (2020)
sosial sebelum dan sesudah menggunakan media film
mendapatkan layanan bimbingan berpengaruh untuk meningkatkan
sosial denagn menggunakan media interaksi sosial.
film dapat meningkatkan interaksi
sosial siswa. Hasil analisis deskriptif Interaksi sosial siswa menjadi
yang telah dilakukan dari data pre-test meningkat karena topik yang dibahas
diperoleh rata-rata skor sebesar 58,47 dalam bimbingan sosial adalah topik
dari hasil rata-rata pre-test dapat yang sesuai dengan keadaan yang
disimpulkan bahwa interaksi sosial dialami siswa dan berkaitan dengan
siswa sebelum diberikan perlakuan interaksi sosial yang rendah.
layanan konseling kelompok dengan Siswa sangat antusias dalam
menggunakan media film dalam mengikuti layanan bimbingan sosial
kategori rendah. karena diberikan dengan layanan
Analisis deskriptif yang telah melalui media film juga. Meskipun
dilakukan dari data post-test diperoleh awalnya siswa masih kurang antusias
hasil skor rata-rata intraksi sosial yaitu dan susah untuk mengeluarkan
sebesar 71,12 dan tergolong dalam pendapatnya di dalam pembahasan
kategori tinggi. Dengan demikian materi, tetapi setelah pertemuan-
hipotesis penelitian bahwa layanan pertemuan berikutnya sudah terlihat
bimbingan sosial dengan siswa mulai memiliki antusias yang
menggunakan media film cukup baik dalam mengikuti layanan
berpengaruh untuk meningkatkan karena diberikan melalui media film
interaksi sosial siswa diterima. Dilihat juga, sehingga penyampaian materi
dari hasil perhitungan analisis rumus layanan yang diberikan lebih menarik
untuk membuktikan hipotesis dan mudah diterima oleh siswa.
penelitian, diperoleh thitung sebesar Melalui bimbingan sosial ini
6,938 sementara ttabel dengan N= 17 menambah dan memberikan
dan taraf signifikan 5% sebesar 2,110. pemahaman yang baik mengenai
Sehubungan dengan thitung (6,938) > interaksi sosial siswa dalam
ttabel (2,110) maka dapat disimpulkan kehidupannya sehari-hari sehingga
layanan bimbingan sosial dengan siswa dapat menjalankan interaksi

89
[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL) ] (2020)
sosialnya dengan baik dalam wajar dalam lingkungan sosialnya
kehidupan bersosial. (Tohirin, 2007:128).
Berdasarkan uraian diatas,
hipotesis penelitian yang mengatakan E. PENUTUP
bahwa ada pengaruh layanan Berdasarkan penelitian yang
bimbingan sosial dengan dilakukan tentang pengaruh layanan
menggunakan media film dalam bimbingan sosial dengan
meningkatkan interaksi sosial siswa menggunakan media filem terhadap
dapat diterima. Untuk membuktikan peningkatan interaksi sosial siswa
hipotesis penelitian maka dapat dilihat kelas IPA SMA NU 01 Al-Hidayah
dari perhitungan hasil analisis data Kendal. Berdasarkan hasil rata-rata
dengan tabel wilcoxson bahwa hasil pre-test (sebelum diberikan treatment)
thitung > ttabel yakni thitung(6,938) > adalah 58,47 dan rata-rata post-test
ttabel (2,110) hal ini berarti layanan (setelah diberikan treatment) adalah
bimbingan sosial dengan 71,12 dari hasil tersebut adanya
menggunakan media film yang perbedaan rata-rata mean yang
diberikan kepada siswa berpengaruh signifikan dari sebelum diberikan
dalam meningkatkan interaksi sosial treatment dan sesudah diberikan
siswa. treatment, sedangkan hasil
Terbuktinya hipotesis tersebut perhitungan analisis uji-t diperoleh
sesuai dengan tujuan utama thitung sebesar 6,938 sementara ttabel
bimbingan sosial adalah agar individu dengan N=17 dan taraf signifikansi 5%
yang dibimbing mampu melakukan sebesar 2,110. Karena thitung > ttabel ,
interaksi sosial secara baik dengan yakni thitung (6,938) > ttabel (2,110)
lingkungannya. bimbingan sosial juga hal ini berarti layanan bimbingan
bertujuan untuk membantu individu sosial dengan menggunakan media
dalam memecahkan dan mengatasi film yang diberikan kepada siswa
kesulitan-kesulitan dalam masalah berpengaruh dalam meningkatkan
sosial, sehingga individu dapat interaksi social siswa.
menyesuaikan diri secara baik dan

90
[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL) ] (2020)
A. DAFTAR RUJUKAN Azwar, Saifuddin. 2006. Penyusunan
Skala Psikologis. Yogyakarta:
Gunarso, D. Singgih. 2007. Psikologi
Untuk Membimbing. Jakarta: Gunung Pustaka Pelajar
Mulia.
Soegeng, 2006. Dasar-dasar
Tohirin. 2007. Bimbingan Dan Penelitian Bidang
Konseling di Sekolah dan Sosial, Psikologi, dan
Madrasah. Jakarta: Rajawali Pendidikan. Semarang: IKIP
Pers PGRI Semarang Press.

Ahmadi Abu. 2007. Psikologi Sosial. Sugiyono. 2010. Stastistika untuk


Jakarta: Rineka Cipta. Penenlitian, Bandung:
Alfabeta.
Sumali Agus, Ali Sarlian M. 2007.
Ilmu Pengetahuan Sosial. Luth, Nursal dan Fernandez, Daniel.
Surakarta: Yudisthira. 2000. Sosiologi 1. Jakarta: PT
Galaxy Pupa Mega.
Yusuf, Syamsu, Juntika Nur Ikhsan.
2008. Landasan Bimbingan Baswori. 2005. Pengantar Sosiologi.
dan Konseling. Bandung: Bogor: Ghalila Indonesia.
PPS UPI
Damanik, Fritz, H.S. 2010. Sosiologi
Sadiman, S. Arief dkk. 2009. Media SMA/MA kelas X. Jakarta:
Pendidikan.Jakarta: Raja PT BumiAksara.
Grafindo Persada Hallen A.
Nursal dan Daniel. 2000. Sosiologi 1
2005. Bimbingan dan
Untuk SMU Kelas 2. Jakarta:
Konseling. Padang: Quantum
PT Galaxy Puspa Mega.
Teaching Arsyad, Azhar.
2009. Media Pembelajaran. Sukarno, Anton. 2003. Pengantar
Jakarta: Rajawali Pers. Statistik. Surakarta:
Kurnia Anwar. 2010. IPS Terpadu Universitas Sebelas Maret.
SMP Kelas VII. Surakarta: Sudarman, Danim. 1995.
yudisthira. Media Komunikasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi
Suwardi. 2010. Bimbingan dan Aksara. Kustandi dan
konseling 1 untuk SMA/ MA Sutjipto (2011). Media
kelas X. Surakarta: Pembelajaran Manual dan
Yudisthira. Digital. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Arikunto, Surhasimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Munadi, Yudhi. 2008. Media
Praktik. Pembelajaran, Jakarta:
Jakarta: PT. Rineka Cipta Gaung Persada Press.
Sukardi, Dewa Ketut dan

91
[VOLUME 7 NOMOR 1, (APRIL) ] (2020)
Nila Rahmawati. 2008. Heromanti, Wonarno. 2010. Ilmu
Proses Bimbingan dan Sosial & Budaya Dasar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Konseling Di Sekolah. Jakarta: Suharsimi Arikunto. (2002).
Rineke Cipta. Prosedur Penelitian (Suatu
Pendekatan Praktek).
Sukiman. 2011. Pengembangan Jakarta: Rineka Cipta.
media pembelajaran.
Yogyakarta: pedajogja. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian
Suryabrata, Sumadi. 2006. Pendidikan (Pendekatan
Metodologi penelitian. Kuantitatif, Kualitatif, dan R
Jakarta: PT. Grafindo &D), Bandung: Alfabeta.
persada Walgito, bimo. 2005.
Bimbingan dan Konseling. Maryato, Kun dan Juju Suryawato.
Yogyakarta: C.V Andi Offset. 2008. Sosiologi. Jakarta:Esis.
Sukarno, Anton, 2003.
Pengantar Statistik. Hallen, A. 2005. Bimbingan dan
Surakarta: Universitas Konseling . Ciputat:
Sebelas Maret. Amir Hamzah Quantum Teaching.
Sulaeiman, Media Audio
Visual untuk Pengajaran, Sumadi Suryabrata. (2003).
Penerangan,dan Penyuluhan, Metodologi Penelitian.
(Jakarta: PT. Gramedia, 1985) Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Bimo, Walgito. (2001). Psikologi
Sosial. Yogyakarta: Andi
Offset

92

Anda mungkin juga menyukai