Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEGAWAT DARURATAN DALAM PELAYANAN KES GIGI

“RASA SAKIT PADA WAJAH DAN PENANGGULANGANNYA”

DOSEN PENGAMPU :

ASRIAWAL, S.Si.T, M.Mkes

DISUSUN OLEH :

CHOIRUNNISA

(PO714261211048)

KELAS 2B

PROGRAM STUDI D4 TERAPI GIGI

JURUSAN KESEHATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang
diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik
makalah berjudul “Rasa sakit pada wajah dan penanggulangannya” ini. Walaupun
penulis menghadapi beberapa kendala selama proses penyusunan dan
pengerjaannya, namun penulis berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktu yang telah di tentukan.
Dan tidak lupa saya sampaikan terimakasih kepada dosen pengampu, yang
telah memberikan bimbingan dan petunjuk agar makalah ini selesai dengan
maksimal. Penulis juga mengucapkan terimakasih terhadap teman/rekan yang
telah ikut berpartisipasi baik secara virtual maupun nonvirtual dalam
menyelasaikan makalah ini.
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas tambahan mata kuliah kegawat
daruratan dalam pelayanan kesehatan gigi. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis akan sangat menerima
kritik serta saran dari para pembaca.Semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan bermanfaat bagi semua yang sempat membacanya.

Makassar, 14 februari 2023


Penyusun

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB 1 RASA SAKIT PADA WAJAH DAN PENANGGULANGANNYA 1

A. PENDAHULUAN 1

1. Deskripsi materi 2

2. Tujuan Pembelajaran 2

3. Kompetensi khusus 2

B. PENYAJIAN 3

1. Pengertian rasa sakit pada wajah 3

2. Gejala trigeminal neurelgia 5

3. Jenis-jenis rasa sakit pada wajah 6

4. Penaggulangan rasa sakit pada wajah 7

C. RINGKASAN 10

D. PENUTUP 11

1. Latihan soal 11

2. Umpan balik dan tindak lanjut 11

E. GLOSARIUM 12

F. DAFTAR PUSTAKA 14

2
BAB 1
RASA SAKIT PADA WAJAH DAN PENGGULANGANNYA

A. PENDAHULUAN

Rasa sakit pada wajah atau Neuralgia trigeminal adalah kelainan yang
ditandai oleh serangan nyeri berat paroksimal dan singkat dalam cakupan
parsarafan satu atau lebih cabang nervus trigeminus, biasanya tanpa bukti
penyakit saraf organik. Penyakit ini menyebabkan nyeri wajah yang berat.
Penyakit ini juga dikenal sebagai tic doulourex atau sindrom fothergill.(Imran
& Marlia, 2015)

Neurelgia trigeminal pertama di jelaskan oleh dokter arab bernama jurjani


pada abad ke delapan. Jurjani juga merupakan orang pertama yang
mengajukan teori kompresi vaskular pada neuralgia. Dokter prancis, Nicoulas
Andre, memberikan penjelasan yang detail mengenai neurelgia trigeminal
pada tahun 1756 dan menciptakan istilah tic doulourex. Dokter inggris, John
Fothergill juga menjelaskan sindrom ini pada pertengahan tahun 1700an, dan
kelainan ini kadang di sebut sebagai penyakit fothergill. Pengetahuan
mengenai neuragia trigeminal berkembang perlahan selama abad kedua puluh.
Pada tahun 1960an, pengobatan yang fektif dengan obat dan operasi mulai
tersedia. (Imran& Marlia, 2015)

1
1. Deskripsi materi

Pada pembahasan ini akan menambah pengetahuan kepada para


pelajar/mahasiswa (i) mengenai pengertian rasa sakit pada wajah, gejala
trigeminal neurelgia, jenis-jenis rasa sakit pada wajah dan penanggulangan
rasa sakit pada wajah

2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1) Untuk mengetahui pengertian rasa sakit pada wajah
2) Untuk mengetahui gejala Trigeminal neurelgia
3) Untuk mengetahui Jenis-jenis rasa sakit pada wajah
4) Untuk mengetahui penanggulangan rasa sakit pada wajah

3. Kompetensi khusus
Diakhir pembelajaran, mahasiswa mampu:
1) Mengetahui pengertian rasa sakit pada wajah
2) Mengetahui gejala Trigeminal neurelgia
3) Mengetahui jenis-jenis rasa sakit pada wajah
4) Mengetahui penanggulangan rasa sakit pada wajah

2
B. PENYAJIAN
Pada hal ini, akan menjelaskan mengenai pengertian rasa sakit pada wajah,
gejala trigeminal neurelgia, jenis-jenis rasa sakit pada wajah dan
penanggulangannya.

1. Pengertian rasa sakit pada wajah


Neurelgia trigeminal atau tic doulourex adalah rasa sakit tajam
menusuk di seluruh wajah, dalan salah satu cabang saraf trigeminal yang
memberi sensasi pada wajah. Kejang sakit disebabkan sentuhan pada titik
pemicu yang biasanya berada di atas gusi atau dalam pipi. Seorang bisa
mendapat masalah saat menggosok gigi atau minum air dingin. Pada
umumnya penderita yang tidak memahami penyebab rasa sakitnya akan
mencari bantuan dokter gigi dan mendapat ekstraksi gigi yang tidak perlu
dan pengobatan tak berguna lainnya. Kita tidak tahu persis apa penyebab
ttic doulourex. Kebanyakan teori, tanpa bukti, menyalahkan infeksi saraf
kronis oleh virus. Sementara virus berada dalam bentuk laten, atau tidur,
pada jaringan sarag, sulit sekali membuktikan bahwa virus menimbulkan
penyakit. Tic doulureux, seperti sinanaga, jauh lebih umum pada orang
lanjut usia.(Mckhann & Marlyn, 2010)
Trigeminal neuralgia, juga dikenal sebagai tic doulourex, di definiskan
oleh International Association For The Study Of Pain. Sebagai nyeri pada
satu atau lebih cabang saraf kranial ke-V yang bersifat tiba-tiba, biasanya
unilateral, berat, durasi singkat, nyeri menusuk, dan berulang. Saraf
trigeminal (saraf kranial ke-V) Terbagi menjadi tiga cabang yaitu
ophtalmic nerve (V1) Maxillary nerve (V2), and mandibular nerve (V3).
Dua cabang yang paling sering terkena adalah V2 dan V3. Trigemanal
neuralgia sering di sertai dengan kejang pada wajah yang di sebut tic dan
terjadi paling sering pada wanita di usia 60 tahun. Rasa sakit dapat di picu

3
oleh aktivitas normal. Sehari- hari, seperti menyikat gigi atau mengunyah.
(Kurniati et al., 2018)
Trigeminus neurelgia (tic douloureux) adalah gangguan sensoris radix
trigeminus yang sangat rumit, mengakibatkan nyeri hebat yang bisa
diiringi oleh iritasi kulit wajah. Sampai saat ini patogenisisnya belum
dapat dijelaskan sepenuhnya. Di duga, ada gangguan atau stenosis pada
pembulu darah, terutama di daerah ganglion trigeminale dan angulus
cerebellopontine mengakibatkna menurunnya pendarahan untuk sel saraf.
Penderita ini mengalami rasa nyeri akut dan tiba-tiba, bisa mencapai skala
nyeri maksimum. Hanya dengan rabaan halus atau melalui hembusan bisa
mengakibatkan nyeri hebat terutama di daerah persarafan N. Mandibularis
[ N. V/3 ] dan N. maxilaris [ N. V/2 ]. Obat anti nyeri atau pematirasa bisa
memeperingan gejala rasa nyeri ini (Gunardi & Liem, 2018)
Trigeminal neuralgia merupakan sakit akibat saraf nomor 5, yaitu
saraf kepala terbesar tertekan pembulu darah. Rasa sakit yang menusuk
terjadi tiba-tiba, rekuren, sebentar (beberapa detik saja), dan sangat parah,
terjadi di sepanjang distribusi nervus trigeminus. Merupakan kondisi yang
sangat jarang terjadi, terutama di temukan pada usia pertengahan dan
lansia. Bila di temukan pada pasien di bawah usia 40 tahun perlu di curigai
akan adanya kondisi patologis yang melatarbelakangi penyakit, tersebut,
miuslanya tumor atau neuralgia trigeminal menderita sklerosis multipel.
Sekitar 3% paisen yang mengeluhkan neuralgia trigeminal menderita
sklerosis multipel. Semua pasien neuralgia trigeminal harus menjalani
pemeriksaan neuralgia yang teliti, terutama pada nervus cranialis.
Neuralgia trigeminal di temukan dua kali lipat lebih banyak pada wanita.
Sisi kanan lebih banyak terkena di bandingkan sisi kiri (dengan
perbandingan 1,7:1) rasa sakit dapat terjadi bilateral, tetapi sangat jarang
(4%). (Sariningsih, 2014)

4
2. Gejala Trigeminal neurelgia
(Diagnosis di tentukan berdasarkan riwayat penyakit). (Sariningsih, 2014)
a. Rasa sakit paroksisimal (Hebat) daerah wajah, bersifat unilateral (satu
sisi), menusuk, sebentar (hitungan detik), sangat menyiksa, tak
tertahankan, yang terjadi pada daerah tertentu.
b. Kondisi sakit seperti itu terjadi beberapa kali.
Ciri khas rasa sakitnya adalah :
1) Rasa sakit terbatas pada salah satu dari tiga cabang nervus
trigeminus, terutama cabang kedua dan ketiga.
2) Ada daerah pemicu di sepanjang distribusi nervus trigeminus. Di
sela-sela serangan, daerah pemicu tersbut sulit untuk di
sembuhkan. Tekanan yang paling ringan sekalipun di daerah
pemicu akan menimbulkan rasa sakit yang parah. Pasien tidak
berani mencukur, atau menyentuh area wajah di daerah pemicu,
karena khawatir akan memicu serangan rasa sakit. Rangsangan
sensorik yang dapat membangkitkan serangan neuralgia trigeminal
ini dapat berupa rangsangan udara dingin, usapan atau sentuhan
pada wajah, berbicara, makan, minum, menggosok gigi. Bila
daerah pemicu melibatkan rongga mulut, akan terjadi gangguan
bicara san penelanan. Bila di temukan kelainan neurologi lainnya
selain adanya daerah pemicu, diagnosis yang di temukan
kemungkinan bukan neuralgia trigeminal.
3) Rasa sakit pada Neurelgia trigeminal tidak pernah menyebrang
daerah garis tengah dan tidak menyebrang dari satu divisi ke divisi
yang lain di saraf yang sama.
4) Rasa sakit di gambarkan sebagai rasa sakit tajam dan menusuk,
yang jenisnya seperti aliran listrik atau ujung jarum yang panas.
Rasa sakit terjadi dengan cepat, waktunya pendek dan cepat
berhenti. Beberapa serangan terjadi dalam beberapa menit. Kondisi
ini diikuti dengan rasa sakit tumpul yang bertahan untuk beberapa

5
jam. Seranagn umumnya terjadi dalam jam-jam pertama saat
bangun tidur.
5) Rasa sakit pada Neuralgia trigeminal timbul berkelompok. Pasien
mengalami rasa sakit dalam periode remisi. Periode remisi dapat
berlangsung beberapa hari, minggu, bulan bahkan tahun.
6) Untuk keperluan diagnosis, perlu di perhatikan bahwa neurelgia
trigeminal tidak mengganggu tidur.
Tanda dan gejala lain dari neurelgia trigeminal menurut pendapat lain
yaitu : (Kurniati et al., 2018)
1) Nyeri yang di rasakan dalam beberapa detik sampai beberapa menit
dengan karakteristik nyeri akut, menusuk, dan seperti tersengat listrik
2) Umumnya bersifat unilateral, jarang bilateral
3) Carbamazepin dan baclofen telah di rekomendasikan sebagai
kombinasi sinergis untuk mengurangi nyeri.
4) Informasikan kepada pasien bahwa eksaserbasi atau kekambuhan pada
umumnya dapat terjadi pada musim gugur dan musim semi.

3. Jenis jenis rasa sakit pada wajah


Ada beberapa jenis rasa sakit pada wajah/ Neurelgia trigeminal antara
lain: (Rubenstain et al., 2003)
a. Neuralgia glosofariungeus, Di picu oleh menelan, yang menyebabkan
rasa nyeri pada faring.
b. Neuralgia aurikulotemporal, di picu oleh menelan, dan bisa di obati
dengan memperbaiki maloklusi gigi.
c. Neuralgia pascherpes, Terjadi pada pasien dengan riwayat infeksi
herpes zoster dan parut dari penyakit yang sudah sembuh biasanya
tampak jelas. Amitripilin, gabapentin, atau capsaicin topikal bisa
membantu, namun nyeri hampir tidak mungkin berkurang.

6
d. Arteritis sel datia, pada arteris sel detia timbul bermacam-macam jenis
nyeri mulai rasa nyeri pada kulit sampai nyeri yang berat dan tak
terobati.
e. Nyeri wajah atipik, istilah ini dgunakan untuk menyebut nyeri
episodik pada rahang dan pipi, berlangsung selama beberapa jam dan
biasanya timbul pada wanita muda sampai usia setengah baya yang
seringkali mengalami depresi. Seringkali bilateral. Bisa me respons
terhadap pemberian entidepresan atau anthistamin.
f. Neuralgia pascaherpes, Keadaan yang menyusahkan ini terjadi 30%
orang setelah mengalami episode herpes zoster. Faktor risiko
terjadinyaneuralgia pascaherpes adalah manula dan pembelian
asiklovir yang terlambat. Lokasi tersering adalah pada nervus
trigeminal cabang oftalmikus, namun bisa terjadi di mana saja.
Walaupun sulit di obati, karbamazepin dan amitripilin patut di coba.
Pada sebagian besar ksus gejala menghilang dalam bebrapa tahun.
g. Nyeri unilateral, kelainan lokal pada mata, sinus, gigi, atau telinga bisa
menimbulkan nyeri unilateral, seperti juga tumor yang mengenai N.V
(tumor angulus srebolopontin). Nyeri akibat herpes zoster bisa di
rasakan sebelum timbulnya ruam
h. Stroke, stroke mengenai 1 dari 600 pasien per tahun, dan sekitar 5%
populasi berusia di atas 65 tahun akan mengalami stroke. Pada sekitar
85% kasus penyebabnya iskemik (trombosis atau embli). 10% di
sebakan oleh perdarahan intraserebral, dan 5% akibat perdarahan
subaraknoid. Stroke merupakan penyebab dari 12% kematian di negara
industri. Faktor resiko stroke di antaranya adalah merkok, hipertensi,
hiperlipidemia, fibrilasi atrium, penyakit jantung iskemik, penyakit
katup jantung, dan diabetes. Pada unit stroke, 5-13% kasus memiliki
lesi nonvaskular (tumor, perdarahan sudural, paresis pasca kejang,
migren, infeksi intrakranial, gangguan metabolik, histeria).

7
4. Penanggulangan rasa sakit pada wajah
Berikut merupakan penanggulangan dengan intervensi
terapeutik: (Hammond & Zimmermann, 2017)

a. Carbamazepine dapat di gunakan sebagai intervensi terapeutik.


Apabila obat ini tidak dapat mengurangi rasa sakit, itu menunjukkan
bahwa penyebab dari rasa sakit bukan berasal dari trigeminal
neuralgia.
b. Obat-obat lain meliputi :
1) Feniton
2) Oxcarbazepine
3) Clonazepen
4) Lamotrigin
5) Asam valproat
6) Gabapentin
c. Carbamazepin dan baclofen telah di rekomendasikan sebagai
kombinasi sinergis untuk mengurangi nyeri.
d. informasikan kepada pasien bahwa eksaserbasi atau kekambuhan
pada umumnya dapat terjadi pada musim gugur dan musim semi.

Seorang kolega dokter kami yang berusia 70-an tahun mengalami


masalah ini. Ia menjulukinya sebagai "jotosan". Seluruh pipi kanannya dan di
bawah mata kanannya terasa sakit. Menyentuh gusi atas pada sisi kanan
mulutnya akan membuatnya sangat kesakitan. Ketika jo- tosannya keras, ia
akan terkejut dan kalimat yang sedang diucapkannya akan terhenti di tengah-
tengah. Selama beberapa tahun ia mengendalikan rasa sakitnya dengan
meminum obat yang disebut Tegratol. Namun, efek manfaatnya mulai hilang
dan ia terpaksa minum lebih banyak lagi demi mendapatkan level kelegaan
yang sama. Pada dosis yang lebih tinggi ini ia merasa "mabuk" dan mencari
obat lain. Seorang bedah saraf memakai arus listrik untuk menghancurkan
sebagian saraf yang menuju wajahnya. Meski wajahnya kini mati rasa, ia bebas

8
dari rasa sakit Rasa sakit di seluruh wajah akibat neuralgia trigeminal banyak
dibantu oleh Tegretol, obat untuk serangan tiba-tiba. Seringkali obat ini
menghilangkan gejala-gejala seluruhnya, tapi sesekali responsnya hanya
berlangsung selama beberapa bulan. Jika rasa sakit kambuh, prosedur operasi
biasa dapat meredakan rasa sakit. Hingga belum lama ini, dokter bedah saraf
memakai arus listrik, seperti yang dilakukan oleh dokter teman kami. Sekarang
sebuah prosedur yang kurang invasif, yaitu penyinaran berfokus yang dikenal
sebagai pisau gamma mulai diterapkan. Masalah pascaoperasi semacam ini
adalah kulit pipi yang berhubungan dengan saraf yang terhalang menjadi mati
rasa, dan butuh waktu sejenak untuk terbiasa dengan kondisi mati rasa itu.
Selain itu juga saraf yang rusak mulai tumbuh lagi, dan usai beberapa tahun
rasa sakit akan kambuh. Jika hal ini terjadi, penghalang saraf kedua bisa
memberi kelegaan. Hampir semua orang yang mendapat perawatan ini
bertanya-tanya kenapa mereka menundanya begitu lama.(Mckhann & Albert,
2010)

9
C. RINGKASAN
Trigeminus neurelgia (tic douloureux) adalah gangguan sensoris
radix trigeminus yang sangat rumit, mengakibatkan nyeri hebat yang bisa
diiringi oleh iritasi kulit wajah. Sampai saat ini patogenisisnya belum
dapat dijelaskan sepenuhnya. Di duga, ada gangguan atau stenosis pada
pembulu darah, terutama di daerah ganglion trigeminale dan angulus
cerebellopontine mengakibatkna menurunnya pendarahan untuk sel saraf.
(Gunardi & Liem, 2018) Gejala trigeminal neurelgia di antaranya Rasa
sakit paroksisimal, Nyeri yang di rasakan dalam beberapa detik sampai
beberapa menit dengan karakteristik nyeri akut, menusuk, dan seperti
tersengat listrik, dan Umumnya bersifat unilateral. (Sariningsih, 2014).
Jenis- jenis rasa sakit pada wajah yaitu, Neuralgia glosofariungeus,
Neuralgia aurikulotemporal, Neuralgia pascherpes, Arteritis sel datia,
Nyeri wajah atipik, Neuralgia pascaherpes, Nyeri unilateral, dan stroke.
(Rubenstain et al., 2003). Penanggulangan rasa sakit pada wajah atau
pengobatannya antara lain, Carbamazepine, Carbamazepin dan baclofen,
dan informasikan kepada pasien bahwa eksaserbasi atau kekambuhan pada
umumnya dapat terjadi pada musim gugur dan musim semi. (Hammond &
Zimmermann, 2017)

10
D. PENUTUP

1. Latihan soal

Buatlah soal 10 nomor berbentuk ukom dengan pilihan A-E

2. Umpan balik dan tindak lanjut

1) Memahami pengertian rasa sakit pada wajah


2) Memahami gejala Trigeminal neurelgia
3) Memahami jenis-jenis rasa skait pada wajah
4) Memahami penanggulangan rasa sakit pada wajah

11
E. GLOSARIUM
Trigeminal neuralgia: di definiskan oleh International Association For The
Study Of Pain. Sebagai nyeri pada satu atau lebih cabang saraf kranial ke-V yang
bersifat tiba-tiba, biasanya unilateral, berat, durasi singkat, nyeri menusuk, dan
berulang.
Cardiopulmonary resuscitation : Teknik pertolongan pertama yang bisa
digunakan jika seseorang tidak bernapas dengan benar atau jika hati jantung
mereka telah berhenti.
Cerebrovascular accident : Istilah medis untuk stroke. Stroke adalah ketika
aliran darah ke suatu bagian dari otakdihentikan baik oleh penyumbatan atau
pecahnya pembuluh darah.
Direct current cardioversion : Salah satu cara yang paling efektif untuk
mengubah fibrilasi atrium ke irama sinus.
Elektrokardiogram : Umumnya digunakan untuk mendeteksi irama jantung
abnormal dan untuk menyelidiki penyebab nyeri dada.
Electromechanical dissociation : Aktivitas listrik tanpa denyut nadi, ditandai
oleh adanya aktivitas listrik yang teratur di EKG tetapi curah jantung tidak
adekuat dan nadi tidak teraba.
Glikoprotein Senyawa : yang terdiri dari protein dan kabohidrat atau suatu
protein yang mengandung rantai oligosakarida yang mengikat glikan dengan
ikatan kovalen pada rantai polipeptida bagian samping.
Left anterior descending (artery) : Merupakan cabang kiri depan dari
pembuluh darah arteri koroner.
Transoesophageal echocardiogram (echocardiography) : Tes yang
menghasilkan gambar jantung.
Percutaneous coronary intervention : Metode non-bedah yang digunakan untuk
membuka arteri yang menyempit yang memasok darah ke otot jantung (arteri
koroner).

12
Penetrating atherosclerotic ulceration : Patologi yang melibatkan dinding aorta
atau lesi aterosklerotik yang ulserasi, yang mengarah ke hematoma terbentuk
dalam dinding aorta.

13
F. DAFTAR PUSTAKA

Gunardi, S., & Liem, isabella krnia. (2018). Buku ajar anatomi sobotta.
Hammond, belinda b, & Zimmermann, polly gerber. (2017). Sheehy’s
emergency and disaster nursing 1st indonesian edition (A. Kurniati, S. Theresia,
& Y. Trisyani (eds.)). Sciences, elseiver health.

Imran, & Marlia, I. (2015). Buku modul penyakit neourologi. percetakan syiah
kuala university press.
Kurniati, A., Trisyani, Y., & Ikarasti, S. (2018). Keperawatan gawat darurat dan
bencana sheehy.
Mckhann, G., & Marlyn. (2010). Keep your brain young (Giriwijaya (ed.)). Pt.
buku kita.
Rubenstain, D., Wayne, D., & Bradley, J. (2003). lecture notes : kedokteran klinis.
Penerbit erlangga.
Sariningsih, E. (2014). Gigi busuk dan poket periodontal sebagai fokus infeksi. pt.
gramedia jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai