Anda di halaman 1dari 10

SERTIFIKAT GANDA PADA HAK ATAS TANAH

DI PROVINSI SUMATERA UTARA

DISUSUN OLEH:

Nama : VALENTINUS
MARBUN
NPP : 30.0156
No.Absen : 26
Kelas : B1

STUDI KEBIJAKAN PUBLIK


FAKULTAS POLITIK PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca untuk lebih memahami
tata kelola administrasi pertanahan sehingga bisa menghindari yang namanya sertifikat ganda
.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui bahwa makalah ini sangat kurang karena pengalaman yang
saya miliki juga masih kurang oleh karena itu saya harapkan kepada pembaca untuk
membantu saya agar membantu saya dengan memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Pallangga, 26 Januari 2022

Valentinus Marbun
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................................2

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5

C. Tujuan Penelitian............................................................................................................5

BAB II.......................................................................................................................................6

PEMBAHASAN........................................................................................................................6

A. Administrasi Pertanahan.................................................................................................6

1. Pengertian Administrasi Pertanahan............................................................................6

2. Tujuan Administrasi Pertanahan.................................................................................6

B. Sertifikat Ganda..............................................................................................................6

1. Faktor Penyebab Adanya Sertifikat Ganda.................................................................7

2. Cara penyelesaian Sertifikat Ganda.............................................................................8

BAB III......................................................................................................................................9

PENUTUP..................................................................................................................................9

Kesimpulan.............................................................................................................................9

Saran.......................................................................................................................................9

Daftar Pustaka..........................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan tanah dewasa ini semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya
jumlah penduduk dan meningkatnya kebutuhan lain yang berkaitan dengan tanah.
Kondisi tersebut kemudian menimbulkan berbagai masalah seputar pertanahan. Hal
ini merupakan akibat dari berbagai benturan kepentingan antara masyarakat dengan
pemerintah, masyarakat dengan pihak swasta maupun pemerintah dengan pihak
swasta. Pada dasarnya semua itu diakibatkan karena luas tanah relatif tetap,
sedangkan kebutuhan akan tanah terus meningkat. Untuk dapat meminimalkan
masalah-masalah yang ada, tentu harus ditunjang dengan suatu pengelolaan
pertanahan.
Oleh karena itu kedudukan dan fungsi tanah sangat penting dalam kehidupan
manusia, maka dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
khususnya Pasal 33 ayat 3 diatur bahwa, Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
Namun dalam praktiknya sektor pertanahan banyak alami permasalahan
sehingga konsep kemakmuran rakyat belum berjalan dengan baik.Banyaknya sorotan
di beberapa pemberitaan media massa diketahui bahwa salah satu penyebab timbulnya
masalah-masalah pertanahan tersebut diakibatkan oleh kurang tertibnya administrasi
pertanahan, padahal diketahui administrasi pertanahan merupakan salah satu faktor
penting dalam mendukung pengelolaan pertanahan.

Kurangnya tertib administrasi pertanahan bisa dilihat dari sistem pendataan


dan sistem dokumentasi yang bisa dibilang lemah dan ini merupakan salah satu sebab
banyaknya kasus-kasus sengketa tanah yang tidak tuntas salah satunya setifikat ganda.
Sementara itu pelanggaran undang-undang tata ruang dalam pemanfaatan tanah
banyak terjadi. Dalam tataran empiris kelemahan sistem administrasi tanah yang
lemah itu merupakan akibat simultan dari sejumlah faktor berikut seperti kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya legalitas formal kepemilikan lahan masih rendah,
biaya administrasi tanah mahal,lembaga yang berwenang menangani sistem
administrasi tanah kurang pro-aktif, dan kesulitan dalam memberantas mafia tanah.
Mengingat arti pentingnya tanah bagi kelangsungan hidup masyarakat maka
diperlukan pengaturan yang lengkap dalam hal penggunaan, pemanfaatan, pemilikan
dan pembuatan hukum yang berkaitan dengan hal tersebut. Semua ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya persengketaan tanah baik yang menyangkut pemilikan
maupun perbuatan – perbuatan hukum yang dilakukan oleh pemiliknya. Untuk
memperoleh kepastian hukum dan kepastian akan hak atas tanah Undang-Undang
Agraria No. 5 Tahun 1960 telah meletakkan kewajiban kepada Pemerintah untuk
melaksanakan pendaftaran tanah yang ada di seluruh Indonesia, disamping bagi
pemegang hak untuk mendaftarkan hak atas tanah yang ada padanya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu administrasi pertanahan ?
2. Bagaimana Sertifikat Tanah Ganda bisa timbul ?
3. Bagaimana hambatan-hambatan dan solusinya terhadap adanya Sertifikat Tanah
Ganda ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Teoritis
a. Dengan diketahui penyebab timbulnya sertifikat ganda ini diharapkan bisa
dipakai acuan agar tidak terjadi lagi adanya sertifikat ganda.
b. Dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu memecahkan masalah
pada sertifikat ganda tersebut .
2. Tujuan Praktis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam
pengembangan sistem pelayanan di Kantor Pertanahan yang masih belum
optimal, agar tidak lagi terjadi kesalahan-kesalahan yang fatal.
3. Untuk meneliti dan menganalisa, bagaimana sertifikat ganda ini bisa terjadi dan
timbul, kesalahan darimana sehingga bisa timbul adanya sertifikat ganda tersebut
dan apa solusi yang dapat dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli
Utara untuk menyelesaikan masalah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Administrasi Pertanahan
1. Pengertian Administrasi Pertanahan
Administrasi Pertanahan menurut Rusmadi Murad adalah: Suatu usaha dan
manajemen yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan pemerintah di
bidang pertanahan dengan mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan sesuai
dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku. Dari kedua pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa administrasi pertanahan merupakan bagian dari administrasi
negara, karena administrasi pertanahan merupakan upaya pemerintah dalam
menyelenggarakan kebijaksanaan di bidang pertanahan yang pelaksanaannya
dilakukan BPN.

2. Tujuan Administrasi Pertanahan


Tujuan pelaksanaan administrasi pertanahan adalah untuk menjamin terlaksananya
pembangunan yang ditangani oleh pemerintah maupun swasta, yaitu:

a) meningkatkan jaminan kepastian hukum hak atas tanah;


b) meningkatkan kelancaran pelayanan kepada masyarakat;
c) meningkatkan daya hasil guna tanah lebih bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat

Alasan Administrasi Pertanahan perlu

Administrasi pertanahan diperlukan dalam pembangunan untuk mendapatkan


data yang akurat mengenai status suatu tanah di lokasi tertentu, apakah tanah tersebut
bersengketa, asal-usul / sejarah tanah tersebut, bangunan apa saja yang pernah
dibangun disana, nilai komersial sebuah tanah hingga harga pasaran tanah di lokasi
tersebut. Administrasi tanah juga memberikan data akurat dalam pertanahan nasional.
Maka tak heran jika hal itu penting dalam sebuah pembangunan.  
B. Sertifikat Ganda
Sertifikat ganda adalah kejadian dimana sebidang tanah memiliki dua (2) sertifikat
tanah yang dimiliki oleh dua orang yang berbeda. Hal ini terjadi dikarenakan sertifikat
yang diterbitkan oleh BPN yang akibat adanya kesalahan pendataan pada saat melakukan
pengukuran dan pemetaan pada tanah, sehinnga terbitlah sertifikat ganda. Sertifikat ganda
atas tanah adalah sertifikat yang diterbitkan oleh BPN, karena terjadi kesalahan dalam
pendataan pada saat melakukan pengukuran tanah, sehingga terbitlah sertifikat ganda
yang berdampak pada pendudukan tanah secara keseluruhan ataupun sebagian tanah milik
orang lain

1. Faktor Penyebab Adanya Sertifikat Ganda


Secara garis besar dapat ditarik beberapa hal yang menyebabkan timbulnya sengketa
pertanahan dan sertipikat ganda yaitu sebagai berikut:
1. Kurangnya transparansi informasi mengenai kepemilikan tanah.
2. Nilai tanah yang ekonomis dan tanah yang dijadikan masyarakat sebagai simbol
eksistensi sosial bermasyarakat, sehingga setiap orang menggunakan segala cara
untuk mempertahankannya.
3. Lemahnya regulasi padahal sengketa pertanahan bersifat multidimensional.
4. Tumpang tindihnya keputusan-keputusan yang dikeluarkan lembaga-lembaga
negara yang berkepentingan mengenai kepemilikan hak atas tanah.
5. Tafsiran dikalangan masyarakat yang salah mengartikan mana tanah adat atau
memiliki hak ulayat dan mana yang merupakan tanah bukan milik adat atau tanah
negara.
6. Permasalahan land reform yang sampai sekarang belum bisa terpecahkan.
7. Serta adanya bencana alam yang menyebabkan rusaknya tanda bukti kepemilikan
hak atas tanah dan bergesernya tanah setelah bencana.
8. Dan yang paling kompleks adalah tidak dimanfaatkannya peta pendaftaran tanah
dan sistem komputerisasi yang belum modern.
9. Bahkan ketidakjujuran aparat desa dan pemohohon dalam hal ini pemilik lahan
dalam memberikan informasi kepada BPN merupakan faktor utama.

Menurut Pasal 107 Permen Agraria/BPN 9/1999


Cacat hukum administratif sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 (1) adalah:

a. Kesalahan prosedur;
b. Kesalahan penerapan peraturan perundang-undangan;
c. Kesalahan subjek hak;
d. Kesalahan objek hak;
e. Kesalahan jenis hak;
f. Kesalahan perhitungan luas;
g. Terdapat tumpang tindih hak atas tanah;
h. Data yuridis atau data data fisik tidak benar; atau
i. Kesalahan lainnya yang bersifat administratif

2. Cara penyelesaian Sertifikat Ganda


Cara penyelesaian bisa dilakukan dengan musyawarah di hadapan kepala desa/lurah atau
ketua yang dihadiri perwakilan BPN.Selain itu, bisa dilakukan melalui pembuktian di
pengadilan.Dengan menggunakan asas kepastian hukum.

Kepastian hukum jika terdapat dua sertifikat asli terhadap satu objek tanah yang sama
dijelaskan dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung seperti melansir konsultan hukum:

I. Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 5/Yur/2018:


“Jika terdapat sertifikat ganda atas tanah yang sama, di mana keduanya sama-sama
otentik maka bukti hak yang paling kuat adalah sertifikat hak yang terbit lebih
dahulu.”
II. Putusan Mahkamah Agung No. 976 K/Pdt/2015 tanggal 27 November 2015:
“… bahwa dalam menilai keabsahan salah satu dari 2 (dua) bukti hak yang bersifat
outentik maka berlaku kaedah bahwa sertifikat hak yang terbit lebih awal adalah yang
sah dan berkekuatan hukum.”
III. III. Putusan Mahkamah Agung No. 290 K/Pdt/2016 tanggal 17 Mei 2016:
“Bahwa jika timbul sertifikat hak ganda maka bukti hak yang paling kuat adalah
sertifikat hak yang terbit lebih dahulu…. “

Dapat disimpulkan bahwa bila terdapat dua sertifikat asli/otentik atas satu objek tanah
yang sama maka secara hukum, sertifikat yang diakui keabsahannya adalah sertifikat yang
terbit lebih dahulu/lebih awal.Di sisi lain, Pengadilan juga harus menentukan, menilai, dan
memutus siapakah yang berhak memiliki tanah terperkara berdasarkan bukti dan kesaksian
para saksi.Apabila pengadilan telah memutus perkara dengan berkekuatan hukum tetap (in
kracht van gewijsde), pihak yang dimenangkan harus mengajukan permohonan kepada
kepala BPN/ kantor pertanahan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penyebab terjadinya sertifikat ganda bisa dikarenakan adanya unsur kesengajaan,
ketidaksengajaan dan dikarenakan kesalahan administrasi. Timbulnya sertipikat ganda juga
disebabkan oleh kurangnya kedisiplinan dan ketertiban aparat pemerintah yang terkait dengan
bidang pertanahan dalam pelaksanaan tugasnya.Namun walaupun seperti itu kita diharapkan
tetap tertib administrasi pertanahan.Dengan adanya tertib administrasi tersebut diharapkan
terdapat mekanisme prosedur/tata cara kerja pelayanan di bidang pertanahan yang sederhana,
cepat dan murah, namun tetap menjamin kepastian hukum, yang dilaksanakan secara tertib
dan konsisten.dan juga diharapkan semua pihak yang menguasai dan/atau menggunakan
tanah mempunyai hubungan hukum yang sah dengan tanah yang bersangkutan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Saran
Dalam pembuatan sertifikat tanah seharusnya pihak BPN melakukan peninjauan yang
terkait dengan tanah terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan dan cacat administrasi dan
diharapkan BPN melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang tata tertib administrasi dan
hukum pertanahan sehingga masyarakat lebih mengerti yang namanya administasi
pertanahan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas
Daftar Pustaka
1. http://eprints.ums.ac.id/12464/2/BAB_I.pdf
2. http://e-journal.uajy.ac.id/465/2/1HK09787.pdf
3. https://www.academia.edu/12301506/Administrasi_Pertanahan
4. http://repository.stpn.ac.id/3199/1/Irma%20Hijrahwati.pdf
5. https://www.99.co/blog/indonesia/sertifikat-tanah-ganda/#:~:text=Cara
%20Penyelesaian%20Sertifikat%20Ganda&text=Dalam%20kasus%20sertifikat
%20ganda%2C%20kedua,dilakukan%20melalui%20pembuktian%20di
%20pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai