Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur marilah kita panjatkan kepada Allah Swt, karena atas berkah limpah
curah dari nikmatnya kita senantiasa masih diberikan kesempatan untuk menjalani
kehidupan ini dengan penuh keberkahan nikmat yang dilimpahkan oleh-Nya kepada
seluruh hamba-Nya. Shalawat salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad saw, sang pemimpin umat yang semoga kita semua tetap patuh dan taat
terhadap risalah yang disyiarkannya kepada kita semua yang kelak dapat menjadi
syafa’at penolong kita di hari akhir kelak.
Adapun banyak ucapan terima kasih kepada Dr. Hj. Aah Tsamrotul Fuaddah,
M.Ag selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Peradilan di Indonesia senantiasa
telah memberikan pengajaran serta bimbingannya, tak lupa juga kepada rekan-rekan
seperjuangan kelas HTN 3B yang mana memberikan sumbangsihnya kepada penulis,
sehingga tulisan makalah yang berjudul “ Tata Cara Berperkara Di Lingkungan
Peradilan Tata Usaha Negara”, dapat terselesaikan dengan tepat hingga pada waktunya.
Dalam penulisan ini tentunya penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan dibandingkan kelebihan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu
penulis terbuka akan saran serta kritik yang diharapkan dengan kritik atau saran tersebut
bisa menjadikan penulisan ini menjadi lebih baik lagi, dan dari adanya penulisan
makalah ini dapat memberikan manfaat baik kepada penulis maupun pembaca sekalian.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................I
DAFTAR ISI……………………………………………………………......................II
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan.........................................................................................4
1.5 Metode Penulisan..........................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................
2.1 Definisi Peradilan Tata Usaha Negara............................................................
2.2 Rangkaian tata cara berperkara di Peradilan Tata Usaha Negara...................
2.3 Upaya Hukum dalam Perkara Tata Usaha Negara..........................................
BAB 3 PENUTUP............................................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1.2.2 Bagaimana rangkaian tata cara berperkara di Peradilan Tata Usaha Negara?
1.2.3 Bagaimana Upaya Hukum dalam Perkara Tata Usaha Negara?
2
https://ptun-jakarta.go.id
badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di
tingkat pusat maupun daerah sebgai akibat dikeluarkannya keputusan Tata
Usaha Negara yang menckaup sengketa kepegawaian berdasarkan keperaturan
perundang-undangan.
Adapun unsur-unsur yang meliputi sengketa Tata Usaha Negara itu sendiri :
Adapun itu sengketa tata usaha negara itu ditimbulkan adanya suatu
keputusan tata usaha negara (KTUN) yang mana karenanya Keputusan Usaha
Tata Negara menjadi dasar lahirnya sengketa Tata Usaha Negara . KTUN sendiri
teratur dalam Pasal 1 Angka (3) (jo.Pasal 1 (9) UU.Nomor 51 Tahun 2009)
UU.No.5 1986 yang mana dimaksudkan sebagai suatu penetapan tertulis yang
berisi Tindakan hukum TUN yang berdasarkan perturan perundang-undangan
yang berlaku yang sifatnya konkrit,individual,dan final sehingga menimbulkan
akibat bagi seseorang atau badan hukum perdata.3
Objek Sengketa Tata Usaha Negara (TUN) secara formil, menurut Pasal
1 UU.Nomor 5 Tahun 1986 objek sengketa tata usaha negara ada dikarenakan
oleh adanya tindaakn/perbuatan melawan hukum badan atau pejabat tata usaha
negara dalam bentuk keputusan tertulis (KTUN). Namun demikian objek
sengketa tata usah negara itu bukan hanya berwujud dalam pentuk
ketetapan/penetapan secara
3
M.H Dr.Yusrizal, S.H, ‘MODUL JURNAL HUKUM ACARA TUN’, 2015, 82 <
www.unimal.ac.id/unimalpress. >.
terulis, tetapi termasuk juga sesuatu sikap tertenut yang dapat disamakan dengan
suatu keputusan tertulis yakni;
Pada pasal 3 ayat (2) ini ditegaskan, bahwa badan atau pejabat tata
usaha negara yang menerima permohonan dianggap telah mengeluarkan
keputusan yang berisi penolakan permohonan tersebut sehingga apabila
tenggang waktu yang ditetapkan telah lewat, dan badan atau pejabat tata
usaha negara itu bersikap diam tidak melayani permohonan yang
diterimanya.
2. Bersifat sepihak.
4
Modul Hukum Acara Tatausaha Negara.pdf (unimal.ac.id)
dibedakan menjadi : Pembatasan langsung, pembatasasn tidak langsung
dan pembatasan langsung bersifat sementara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peradilan Tata Usaha Negara adalah sistem pengadilan yang memiliki
kewenangan untuk menyelesaikan sengketa hukum yang terkait dengan tata cara
pelaksanaan administrasi negara. Fungsi utamanya adalah memeriksa tindakan atau
keputusan pemerintah yang diduga melanggar hukum atau hak-hak warga negara
dalam konteks administrasi publik.
Obyek sengketa Tata Usaha Negara adalah Keputusan tata usaha negara sesuai
Pasal 1 angka 3 dan Pasal 3 UU No. 5 Tahun 1986 UU No. 9 Tahun 2004. Namun ini,
ada pembatasan-pembatasan yang termuat dalam ketentuan Pasal-Pasal UU No. 5
Tahun 1986 UU No. 9 Tahun 2004 yaitu Pasal 2, Pasal 48, Pasal 49 dan Pasal 142.
Pembatasan ini dapat dibedakan menjadi : Pembatasan langsung, pembatasasn tidak
langsung dan pembatasan langsung bersifat sementara.
Upaya hukum diperlukan dalam rangka memberikan perlindungan
hukum kepada masyarakat dalam mencari keadilan (justitiabelend) setelah
hakim menjatuhkan putusannya. Upaya hukum dilakukan jika salah satu atau
kedua belah pihak merasakan adanya kesalahan atau kekeliruan dari putusan
hakim yang merugikan mereka. Jadi upaya hukum disediakan bagi pihak yang
tidak puas terhadap putusan yang telah dijatuhkan oleh pengadilan.
B. Saran
Hendaknya kepada para ahli hukum benar-benar mempelajari ilmu hukum
yang ditekuninya lebih dalam dan lebih luas lagi sehingga bisa berguna untuk
orang banyak. Dan bagi yang sedang mempelajari ilmu hukumnya agar terus
semangat sehingga ilmunya tidak sia sia. Untuk peneliti selanjutnya,
diharapkan lebih banyak mengkaji sumber yang ada dan lebih menjabarkan
mengenai semua hal berhubungan dengan sistem peradilan, dan diharapkan
lebih mempersiapkan diri dalam proses pengumpulan data dan dalam menulis
penelitian berkaitan dengan lembaga terkait.
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.unilak.ac.id/index.php/Respublica/article/view/13689/5061
https://ptun-jakarta.go.id
Indroharto 1993. Usaha memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata
Usaha Negara, Buku II, Penerbit Pustaka Sinar Harapan , Jakarta Cetakan
I.
M.H Dr.Yusrizal, S.H, ‘MODUL JURNAL HUKUM ACARA TUN’, 2015, 82 <
www.unimal.ac.id/unimalpress. >.