Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“BIROKRASI DAN GOVERNANSI PUBLIK”


BANYAK SEORANG BIROKRASI DITEMPATKAN DIPOSISI
YANG TIDAK SESUAI DENGAN KEMAMPUANNYA

Dosen pengajar: Annisa Amalliah,S.Pd,.M.AP

Disusun oleh :

1. Elita septiani (21050019)

2. Siti Aminah (21050010)

3. Hanna Tashia (21050029)

4. Eza Rio Renaldo (21050022)

PRODI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PROF.DR.HAZAIRIN. SH
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu (Anissa Amalliah) sebagai
dosen pengampu mata kuliah (Birokrasi dan Governansi Publik) yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bengkulu,13 Maret 2023

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………...ii

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………..iii

A. Latar Belakang………………………………………………………………….1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………2

C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………..3

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….iv

A. Analisis Kemampuan Dalam Menempatkan Seseorang Untuk Kesuatu


Jabatan…………………………………………………………………………..4

B. faktor-faktor yang membuat seorang birokrasi ditempatkan ke posisi yang tidak


sesuai dengan
kemampuannya………………………………………………………5

C. Pentingnya kemampuan birokrasi dalam pelayanan public…………………..6


D. Hal yang mengatasi permasalahan dalam penempatan yang tidak sesua Dengan
kemampuan……………………………………………………………………7

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………..v

Kesimpulan……………………………………………………………………….8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….vi

3
BAB I
PENDAHULUA
N

C. Latar Belakang

Sebagai warga negara Indonesia, tentunya pernah bersinggungan


langsung dengan alur birokrasi pemerintah dalam mengurus administrasi surat
atau apapun. Mulai dari hal yang sifatnya individu misalkan pengurusan KTP,
Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, SIM, NPWP, SIUP, sertifikat tanah dan lain-
lain. Ada yang merasa puas karena pelayanannya baik, ada yang merasa
kecewa dan kesal karena pelayanannya lambat dan berbelit-belit, ada yang
marah dan makan hati karena harus melalui beberapa meja petugas apalagi
petugas yang ditunjuk tidak ada atau sedang keluar bahkan ada petugas yang
minta uang pelicin agar urusan bisa lancar dan cepat.
Sebagai warga negara yang baik, tentunya mengikuti segala aturan dan
sistem yang telah diberlakukan dalam pengurusan apapun mulai dari berkas-
berkas yang diperlukan sebagai syarat akan tetapi karena kebutuhan akan
surat resmi tersebut serta keinginan pengurusan agar lebih cepat tak jarang
ada warga negara yang menyuap petugas. reformasi birokrasi yang
dicanangkan oleh pemerintah bahkan ada departemen khusus untuk
menangani sistem birokrasi di Indonesia belum berhasil. Masih banyak celah-
celah kelemahan yang masih kelihatan dan menjadi rahasia umum bahwa
aparatur sipil negara tidak maksimal dalam mencurahkan kinerjanya dan
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk peningkatan pelayanan publik.
Kalau kita membandingkan dengan negara-negara yang mana birokrasi
pemerintahannya telah berjalan dengan baik disertai adanya indikasi rasa
kepuasan dari masyarakatnya dalam menerima pelayanan dari pemerintahnya.
D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menganalisis kemampuan seorang dalam


menempatkan seseorang untuk kesuatu jabatan?
2. Apa saja faktor-faktor yang membuat seorang birokrasi ditempatkan
ke posisi yang tidak sesuai dengan kemampuannya ?
4
3. Mengapa kemampuan seorang birokrasi sangat penting didalam
pelayanan publik ?
4. Hal- hal apa saja yang bisa mengatasi permasalahan tentang
kesalahan dalam penempatan yang tidak sesuai dengan kemampuan ?

C. Manfaat Penulisan

Pembuatan makalah ini untuk memberikan ilmu pengetahuan dan


menambah wawasan tentang masalah birokrasi yang ditempatkan kedalam
posisi yang tidak sesuai dengan kemampuan birokrasinya yang sering terjadi
dalam pelayanan masyarakat. Serta membantu pembaca untuk mengetahui
cara mengatasi masalah tersebut.

D. Manfaat Penulisan

Pembuatan makalah ini untuk memberikan ilmu pengetahuan dan


menambah wawasan tentang masalah birokrasi yang ditempatkan kedalam
posisi yang tidak sesuai dengan kemampuan birokrasinya yang sering terjadi
dalam pelayanan masyarakat. Serta membantu pembaca untuk mengetahui
cara mengatasi masalah tersebut.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Kemampuan Dalam Menempatkan Seseorang Untuk Kesuatu


Jabatan

analisis jabatan adalah mengenali tujuan dari posisi tersebut, mengapa jabatan itu
harus ada dalam tim, di mana posisinya dalam alur kerja organisasi, dan
bagaimana pekerjaan tersebut memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan
perusahaan.
Analisis tujuan ini akan mengarahkan Anda untuk memahami tanggung jawab
utama dari sebuah jabatan di dalam organisasi. Selanjutnya, Anda dapat
menguraikan tanggung jawab ke dalam daftar tugas yang rinci, target, serta
ukuran sukses dari peran itu.
Menyesuaikan spesifikasi jabatan

Dengan uraian tanggung jawab peran, Anda lebih mudah menentukan kualifikasi
yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan dan memegang jabatan tersebut,
misalnya daftar keterampilan dan pengalaman apa saja yang harus dimiliki oleh
kandidat untuk sukses dalam peran tersebut.
Analisis jabatan juga termasuk mengenali jabatan dalam struktur organisasi dan
merancang kisaran imbalan (kompensasi) jabatan menurut struktur dan skala upah
yang berlaku di perusahaan.
Membuat job description secara tepat

Selanjutnya, Anda dapat membuat job description yang tepat dan rinci sebagai
panduan pokok rekrutmen. Deskripsi pekerjaan juga dituangkan dalam dokumen
perjanjian kerja untuk menegaskan kembali mengenai tanggung jawab yang harus
dijalankan oleh karyawan terpilih.

6
B. faktor-faktor yang membuat seorang birokrasi ditempatkan ke posisi yang
tidak sesuai dengan kemampuannya

1. Faktor Kepemimpinan

Faktor Kepemimpinan adalah faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau


menjadi faktor penghambat perilaku birokrasi pemerintahan kecamatan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Faktor kepemimpinan yang
diterapkan dikantor kecamatan berupa gaya kepemimpinan camat dalam
menjalankan gaya instruksi, konsultatif, partisipatif dan delegasi. Penerapan gaya
kepemimpinan sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku birokrasi
pemerintahan dalam kenyataannya belum dilaksanakan secara optimal untuk gaya
kepemimpinan yang dimiliki oleh camat dalam memimpin bawahannya.
Kenyataan yang terlihat bahwa gaya kepemimpinan camat berupa instruksi,
konsultatif, partisipatif dan delegasi, belum dijalankan secara optimal oleh aparat
dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Akibat gaya
kepemimpinan yang tidak teraktualisasikan dengan baik, mempengaruhi perilaku
birokrasi pemerintah yang kurang mendukung terjadinya optimalisasi pelayanan
administrasi.
2. Kompetensi Faktor

kompetensi merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau menjadi


faktor penghambat perilaku birokrasi pemerintah kecamatan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Faktor kompetensi yang diterapkan dikantor
kecamatan ini berupa pengetahuan, pengalaman dan sikap kepuasaan kerja dalam
melayani masyarakat. Penerapan kompetensi sebagai faktor yang mempengaruhi
perilaku birokrasi pemerintah dalam kenyataannya belum diterapkan secara
optimal untuk kompetensi yang ditunjukan oleh aparat dalam melayani
masyarakat belum mampu menjalankan sesuai tingkat kompetensi yang
dimilikinya. Kenyataan yang terlihat bahwa masih banyak aparat belum memiliki
tentang pekerjaan yang harus dilakukan dalam melayani masyarakat, tingkat

7
keterampilan aparat belum handal melayani masyarakat dengan baik, pengalaman
kerja yang kurang profesional menjalankan pekerjaan, dan masih banyak aparat
memiliki sikap yang tidak menguasai bidang kerja dalam melayani masyarakat.
Hal inilah yang menyebabkan faktor kompetensi aparat sebagai faktor yang
mempengaruhi perilaku birokrasi pemerintah kurang mampu mewujudakan
optimalisasi pelayanan administrasi.

3. Penghargaan Faktor

penghargaan merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau menjadi


faktor penghambat perilaku birokrasi pemerintah kecamatan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Faktor penghargaan yang diterakan dikantor
kecamatan ini berupa pengakuan hasil kerja, pujian, promosi jabatan dan
pemberian intensif atas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Penerapan
penghargaan sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku birokrasi pemerintaha
dalam kenyataannya belum diterapkan secara optimal untuk penghargaan yang
ditunjukan kepada aparat atas prestasi dalam melayani masyarakat karena belum
mampu menjalankan pelayanan sesuai yang diharapkan. Kenyataan bahwa masih
banyak aparat belum dapat menunjukan pengakuan hasil kerja yang optimal
dalam memberikan pelayanan, sehingga belum layak untuk mendapatkan
penghargaan, aparat belum mampu bekerja optimal, tidak layak dipuji atas
pelayanan yang diberikan, termasuk aparat belum biasa diberi penghargaan untuk
dipromosikan ke jennjang yang lebih tinggi karena belum mampu memberikan
pelayanan terbaik, serta belum dapat diberikan penghargaan berupa peningkatan
pemberian insentif sesuai dengan balas jasa pekerjaan pelayanan yang dilakukan.
Faktor penghargaan yang diterapkan selama ini kurang mempengaruhi perilaku
birokrasi dalam mewujudakan optimalisasi pelayanan administrasi.

8
4. Fasilitas Kerja.

Fasilitas kerja merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau


menjadi faktor penghamabat perilaku birokrasi pemerintahan kecamatan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Faktor fasilitas kerja yang diterapkan
di Kantor Kecamatan ini berupa sarana, prasarana, alat perlengkapan kerja yang
mendukung aktivitas pelayanan administrasi kepada masyarakat. Penerapan
fasilitas kerja sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku birokrasi pemerintahan
dalam kenyataannya belum diadakan dan tersedia secara memadai untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Kenyataan yang terlihat
bahwa masih banyak aparat yang belum menggunakan dan memanfaatkan
ketersediaan sarana ruang kerja secara optimal. Sedangkan ketersediaan
perlengkapan yang dimiliki oleh oleh aparat dalam melayani sudah cukup
memadai, karena hampir secara keseluruhan ruang kerja aparat kecamatan
Malalayang telah memiliki komputer sebagai sarana penunjang dalam
memberikan pelayanan. Pemerintah Kecamatan Malalayang juga memilki
ketersediaan 1 unit mobil dinas untuk kegiatan operasianal pelayanan. Tetapi
faktor fasilitas kerja ini belum memberikan dampak yang positif bagi masyarakat
dalam menerima pelayanan, karena aparat kecamatan tidak mampu menggunakan
dan memanfaatkan sarana prasarana ini secara bersamaan. Masyarakat

Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa negara wajib


memenuhi segala kebutuhan dasar warganya untuk mencapai kesejahteraan
kehidupan bernegara. Sejalan dengan hal tersebut dalam Peraturan Pemerintah RI
nomor 96 Tahun 2012 bahwa segala kegiatan pelayanan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif
yang diselenggarakan oleh penyedia pelayanan publik. Hakekat dari hal tersebut
sebagai proses sekaligus output fungsi birokrasi pemerintahan yang dijalankan.

9
Thoha (1991:41) mengatakan bahwa lembaga yang dikerjakan banyak
orang tujuannya untuk membantu masyarakat dalam segala bidang maka hal itu
dikatakan sebagai pelayanan masyarakat. Oleh karena itu institusi dalam sebuah
negara yang memiliki tanggung jawab untuk memenuhi pelayanan kepada
masyarakat Fenomena yang terjadi berkaitan dengan pelayanan selalu menjadi hal
menarik, karena hampir setiap orang berkeluh kesah baik secara langsung yang
disampaikan melalui media cetak maupun elektronik ketika berhadapan dengan
birokrasi. Sehingga memunculkan kesanbahwa birokrasi pemerintahan tidak
mampu melakukan hal-hal yang tepat bagi publik. Birokrasi yang dijalankan oleh
pemerintah diartikan sebagian besar orang dengan prosedur ang berbelit-belit,
menyulitkan, menjengkelkan, biaya yang mahal dan menganggap bahwa birokrasi
tidak efisien dan bahkan tidak adil. Munculnya kesan negatif sebagian masyarakat
terhadap birokrasi pemerintahan berdampak turunnya kepercayaan publik pada
organisasi formal tersebut dalam mengurus kepentingan publik yang berkaitan
pelayanan bidang administrasi kependudukan, kesehatan, pendidikan, barang dan
jasa dan lain sebagainya.
E. Hal yang mengatasi permasalahan dalam penempatan yang tidak sesuai
dengan kemampuan

Bagaimana cara mengatasi konflik dalam organisasi secara efektif sebagai


seorang pemimpin? Dalam sebuah organisasi tentunya kita tak luput dari sebuah
konflik. Hal ini dapat terjadi karena ada banyak individu yang ditempatkan untuk
bekerja bersama di dalam perusahaan. Oleh karena itu, konflik merupakan hal
yang wajar terjadi dan sebagai pemimpin, Anda harus bisa mencari jalan keluar
untuk

mengatasi konflik-konflik yang terjadi di dalam organisasi. Lantas, bagaimana


cara mengatasi konflik-konflik tersebut?
Cara Mengatasi Konflik dalam Organisasi

Sebagai seorang pemimpin tentunya Anda harus dapat menjadi role model bagi
seluruh karyawan Anda. Sikap Anda dalam mengambil keputusan harus
diperhitungkan agar dapat menguntungkan semua yang terlibat dan tidak
menjatuhkan satu belah pihak. Khususnya dalam mengatasi konflik, Anda harus
10
menjadi seorang pemimpin yang adil dan membuat siapapun yang bekerja di
bawah Anda merasa aman dan nyaman. Lalu, jika sebuah konflik terjadi di
perusahaan Anda, berikut ini hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi konflik
tersebut:

1. Hindari Menyudutkan Satu Belah Pihak

Menjadi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi haruslah adil dan tidak
memihak siapapun. Meskipun seorang karyawan yang terlibat konflik ini
menempati posisi yang tinggi seperti manajer sekalipun, Anda tidak boleh
langsung beranggapan bahwa manajer Anda yang paling benar dan orang yang
terlibat konflik di bawahnya yang salah.

2. Menjadi Mediator yang Bijaksana

Dalam mengatasi sebuah masalah, sebagai pemimpin Anda akan ditempatkan


sebagai seorang mediator yang dapat menengahi konflik yang terjadi di antara
karyawan Anda. Tugas seorang mediator adalah mendengarkan permasalahan
yang terjadi dari dua belah pihak, lalu memproses informasi tersebut dan
menyimpulkan secara objektif. Secara objektif artinya, Anda harus dapat
memproses permasalahan yang terjadi sesuai fakta dan bukan opini yang dapat
merugikan sebelah pihak.

3. Mengambil Keputusan Bersama

Setelah Anda mengetahui akar permasalahan yang terjadi, maka ini saatnya untuk
Anda duduk bersama-sama dengan karyawan-karyawan yang terlibat di dalam

konflik. Guna dari mengumpulkan semuanya di dalam sebuah ruangan adalah


untuk mencegah terjadinya miskomunikasi dan juga mengambil jalan keluar yang
tepat bersama-sama. Dengan cara ini, maka diharapkan karyawan yang terlibat di
dalam konflik dapat menepati janji yang dibuat dalam pengambilan keputusan
jalan keluar yang diambil tersebut.

11
4. Melakukan Evaluasi

Langkah terakhir yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi konflik dalam
organisasi adalah melakukan evaluasi. Buatlah sebuah rencana untuk mencegah
konflik yang serupa terjadi di masa depan. Dengan demikian, perusahaan yang
dibangun dapat berkembang dengan baik dan stabil, serta karyawan-karyawan
akan merasa aman dan nyaman ketika bekerja di bawah seorang pemimpin yang
adil dan bijaksana seperti Anda

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Analisis Kemampuan Dalam Menempatkan Seseorang Untuk Kesuatu


Jabatan ada beberapa analisi yaitu analisis jabatan adalah mengenali tujuan dari
posisi tersebut, Analisis tujuann yang mengarahkan Anda untuk memahami
tanggung jawab utama dari sebuah jabatan di dalam organisasi. Menyesuaikan
spesifikasi jabatan, kemudiat Membuat job description secara tepatrinci sebagai
panduan pokok rekrutmen.

Adapun faktor-faktor yang membuat seorang birokrasi ditempatkan ke


posisi yang tidak sesuai dengan kemampuannya yaitu Faktor
Kepemimpinan yang mempengaruhi keberhasilan, kompetensi faktor penghambat
perilaku birokrasi pemerintah kecamatan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Faktor penghargaan yang diterapkan dikantor kecamatan ini berupa
pengakuan hasil kerja, pujian, promosi jabatan dan pemberian intensif atas
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat kemudian fasilitas kerja yang
memadai .
Kemampuan seorang birokrasi sangat penting didalam pelayanan public.
Mengingat birokrasi berperan penting dalam penyelenggaraan pelayanan publik
karena mereka sudah ada sejak negara ini terbentuk, sehingga aparat birokrat yang
bekerja dalam birokrasi pemerintahan sudah terlibat memberikan kebutuhan
masyarakat dalam segala bidang kehidupan dalam negara. Birokrasi pemerintahan
harus dapat menjawab permasalahan, mempertanggungjawabkan tugasnya.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghindari public yaitu Hindari
Menyudutkan Satu Belah Pihak Menjadi seorang pemimpin dalam sebuah
organisasi haruslah adil dan tidak memihak siapapun, Menjadi Mediator yang
Bijaksana Dalam mengatasi sebuah masalah, sebagai pemimpin Anda akan
ditempatkan sebagai seorang mediator yang dapat menengahi konflik yang terjadi
di antara karyawan Anda, mengambil keputusa bersama dengan cara berdiskusi
agar tidak menimbilkan miskomunikasi serta mengambil jalan bersama, kemudian
Melakukan Evaluasi Langkah terakhir yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi
konflik dalam organisasi adalah melakukan evaluasi. Buatlah sebuah rencana untuk
13
mencegah konflik yang serupa terjadi di masa depan. Dengan demikian, perusahaan
yang dibangun dapat berkembang dengan baik dan stabil, serta karyawan-karyawan
akan merasa aman dan nyaman ketika bekerja di bawah seorang pemimpin yang
adil dan bijaksana .

14
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3

Website:
https://ojs.unigala.ac.id/index.php/modrat,volume7,nomor3

Website:http//ojs.unigal.ac.id/indeks.php/modrat

Submitted 2 agustus 2021,review 11 agustus 2021, publish 31


agustus 2021

Robis, Stephen,2015. prilaku organisasi. jakarta: salemba empat

Santoso, saputra,2009. Birokrasi da manajemen organisasi. jakarta:


rikerna cipta

Syafie,inu kencana.2013.ilmu adminnistrasi public,Jakarta:rinekacit

Zulkifli.2012.pengantar studi ilu administrasi Negara dan


manajemen.riau: universitas islam riau press.

15
16

Anda mungkin juga menyukai