Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

Perbandingan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia dengan Negara


Selandia Baru

S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2017
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam studi Perbandingan
Sistem Administrasi Negara.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan dan Manfaat 2
Bab II Kerangka Teori
2.1 Pengertian Perbandingan 4
2.2 Pengertian Sistem Administrasi Negara 5
2.3 Pengertian Perbandingan Sistem Administrasi Negara 6
Bab III Pembahasan
3.1 Sistem Pemerintahan 8
3.1.1 Sistem Pemerintahan Indonesia 8
3.1.2 Sistem Pemerintahan Selandia Baru 14

3.2 Pertumbuhan Ekonomi 17

3.2.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 19

3.2.2 Pertumbuhan Ekonomi Selandia Baru 25

3.3 Kesejahteraan Sosial 26

3.3.1 Kesejahteraan Pendidikan Indonesia 26

3.3.2 Kesejahteraan Pendidikan Selandia Baru 27

3.3.3 Jaminan Sosial Indonesia 28

3.3.4 Jaminan Sosial Selandia Baru 31

3.4 Perbandingan Nnegara Indonesia dan Negara Selandia Baru 32

3.4.1 Perbandingan Sistem Pemerintahan 32

3.4.2 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi 33

3.4.3 Perbandingan Kesejahteraan Sosial 34

Bab IV Penutup

4.1 Kesimpulan 35
4.2 Saran 35

Daftar Pustaka 36
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam mengatur pemerintahan sebuah negara harus memiliki cara yang
sesuai demi berjalannya negara tersebut. Cara itulah yang sering disebut sebagai
sistem pemerintahan. Sehingga sistem pemerintahan dapat diartikan sebagai suatu
tatanan utuh yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling
bergantung dan memengaruhi dalam mencapai tujuan dan fungsi pemerintahan.
Walaupun sistem pemerintahan diartikan hampir sama disetiap negara, namun
adakalanya sistem pemerintahan yang diterapkan setiap negara berbeda satu sama
lain. Dengan memahami sistem pemerintahan negara-negara lain, akan menambah
wawasan kita sekaligus bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi negara kita.
Oleh karena itu, setelah mengetahui persamaan dan perbedaan antara sistem
pemerintahan, maka kita dapat mengembangkan suatu sistem pemerintahan yang
dianggap lebih baik.
Perbedaan penerapan sistem pemeritahan antarnegara disebabkan oleh banyak
hal, seperti kondisi sosial budaya dan politik yang berkembang di negara yang
bersangkutan. Faktor lain yang sangat berpengaruh adalah komitmen elite politik
terhadap sistem politik yang hendak diwujudkan, sistem kepartaian yang berkembang
di negara yang bersangkutan, tradisi politik yang telah berkembang di negara yang
bersangkutan, serta budaya politik dominan di masyarakat yang bersangkutan.
Pertama adalah sistem pemerintahan politik. Hal ini perlu diidentifikasi dalam
penerapan perbandingan suatu negara sebab bentuk dan sistem pemerintah adalah
faktor utama atas berjalannya suatu negara.. Kedua adalah pertumbuhan ekonomi
negara yang berkembang di negara yang bersangkutan. Hal ini juga sangat berkaitan
erat dengan sistem pemerintahan negara yang bersangkutan.
Ketiga adalah kesejahteraan sosial dimana hal tersebut lebih berkaitan dengan
rakyat. Dari semua faktor di atas terlihat jelas jika masing-masing negara memiliki
sistem pemerintahan yang berbeda sekalipun sama tetap ada yang berbeda. Begitu
pula, sistem pemerintahan Indonesia  terhadap sistem pemerintahan negara lain. Maka
penulis menganalisis perbandingan sistem pemerintahan Indonesia dengan salah satu
negara yaitu Selandia Baru dalam suatu makalah dengan judul, ”Perbandingan Sistem
Pemerintahan Negara Indonesia dengan negara Selandia Baru”, yang akan
menjelaskan lebih jauh mengenai perbandingan keduanya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik suatu rumusan masalah
diantaranya sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem pemerintahan negara Indonesia ?
2. Bagaimana sistem pemerintahan negara Selandia Baru ?
3. Bagaimana perbandingan sistem pemerintahan negara Indonesia dengan
negara Selandia Baru ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat makalah ini antara lain :

- Tujuan :

Tujuan dibuatnya makalah ini, untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
dosen perbandingan sistem administrasi negara. Selain itu digunakan untuk
perbaikan dalam suatu negara. Yang terdapat kekurangan akan diperbaiki dan
ditambah lagi agar menjadi suatu negara yang lebih baik dan sejahtera, yang
memiliki kelebihan hendaknya terus ditingkatkan lagi sebagai suatu
pertahanan suatu negara itu sendiri. Selain itu untuk Mengidentifikasi
faktorfaktor kultural, politik, sosial  yang mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan administrasi suatu negara, serta Meneliti dan memastikan
perubahan yang harus dilakukan setelah mempelajari keberhasilan negara lain
dan untuk Menemukan serta merumuskan kembali konsep-konsep baru
mengenai administrasi negara yang lebih universal untuk diterapkan dalam
penyelenggaraan administrasi negara di negara asal yaitu negara Indonesia.
- Manfaat :

Setiap negara pasti memiliki unsur-unsur yang berbeda dan beraneka ragam
satu sama lain, baik dari segi politik, ekonomi, budaya, dll. kali ini kami
mengambil contoh dari negara Selandia Baru dan Indonesia. Kita dapat
mengetahui berbagai unsur yang ada didalamnya lalu kita bandingkan antara
negara Selandia Baru dengan Indonesia. Dengan adanya makalah ini, kita
dapat lebih tahu mengenai berbagai unsur yang ada di negara Selandia Baru
dan Indonesia. dan kita akan lebih tahu kekurangan dan kelebihan suatu
negara itu sendiri melalu perbandingan disetip unsurnya. Jika dikaitkan
dengan mata kuliah perbandingan sistem administrasi negara manfaatnya
untuk mengetahui sistem administrasi negara di masing-masing negara itu
sendiri. Serta untuk menambah wawasan atau pengetahuan baru mengenai
sistem administrasi negara di negara lain, selain negara Indonesia.
BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian Perbandingan

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia disebutkan bahwa perbandingan


berasal dari kata banding yang berarti persamaan, selanjutnya membandingkan
mempunyai arti mengadu dua hal untuk diketahui perbandingannya. Perbandingan
diartikan sebagai selisih persamaan (Bambang Marhiyanti ; 57).

Menurut Sjachran Basah (1994:7), perbandingan merupakan suatu metode


pengkajian atau penyelidikan dengan mengadakan perbandingan di antara dua objek
kajian atau lebih untuk menambah dan memperdalam pengetahuan tentang objek yang
dikaji . Jadi di dalam perbandingan ini terdapat objek yang hendak diperbandngkan
yang sudah diketahui sebelumnya, akan tetapi pengetahuan ini belum tegas dan jelas.

Dalam perspektif ilmu hukum , perbandingan menjadi sesuatu yang berbeda


dengan ilmu-ilmu lain. Menurut Suarjati Hartono, (1991:26), pengertian perbandingan
tidak ada definisi khusus baik dari segi undang-undang, literatur maupun pendapat
para sarjana , namun perbandingan itu hanyalah merupakan suatu metode saja,
sehingga dapat diambil dari ilmu sosial-sosial lainnya. Namun terdapat dua paham
tentang perbandingan hukum, yaitu ada yang menganggap sebagai suatu bidang ilmu
hukum yang mandiri.

Dalam analisa perbandingan biasanya melalui tiga tahap yaitu, tahap pertama
merupakan kegiatan dikriptif untuk mencari informasi, tahap kedua memilah-milah
informasi berdasarkan klasifikasi tertentu, dan tahap ketiga menganalisa hasil
pengklasifikasian itu untuk dilihat keteraturan dan hubungan antara berbagai variabel.
studi perbandingan bisa memberikan kepada kita perspektif tentang lembaga-
lembaga, kebaikan dan keburukan dan apa yang menyebabkan lembaga-lembaga itu
terbentuk. (Mochtar Mas’oed:2008;26-29). Dari pengertian tersebut dapat diartikan
bahwa perbandingan adalah membandingkan dua hal atau lembega untuk diketahui
perbedaan dan persamaan kedua lembaga melalui tahap-tahap tertentu .
2.2 Pengertian Sitem Administrasi Negara (SAN)

Administrasi Negara secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses


kerjasama yang dilakukan oleh semua Aparatur Negara untuk dapat menjalankan
tugasnya sesuai dengan kebijakan Negara yang telah ditentukan sebelumnya.

Prajudi Atmosudirdjo, dalam bukunya Hukum Administrasi Negara memberikan


definisi administrasi negara, bahwa Administrasi Negara mempunyai 3 (tiga) arti yaitu:

a. Sebagai aparatur negara, aparatur pemerintah atau sebagai institusi politik


(kenegaraan).

b. Administrasi negara sebagai fungsi atau sebagai aktivitas melayani


pemerintah, yakni sebagai kegiatan pemerintah operasional.

c. Administrasi negara sebagai proses teknis penyelenggaraan undang-undang


(Mustafa, 2001 :6).

John M. Pffifner dan Robert V. Presthus dalam Syafiie (2009: 31),


memberikan definisi administrasi negara sebagai berikut:

1. Administrasi negara meliputi implementasi kebijaksanaan pemerintah


yang telah ditetapkan oleh badan-badan perwakilan politik

2. Administrasi negara dapat didefinisikan sebagai koordinasi usaha-usaha


perorangan dan kelompok untuk melaksanakan kebijaksanaan pemerintah.
Hal ini meliputi pekerjaan sehari-hari pemerintah

3. Secara ringkas, administrasi negara adalah suatu proses yang bersangkutan


dengan pelaksanaan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah, pengarahan,
kecakapan dan teknik-teknik yang tidak terhingga jumlahnya, memberikan
arah dan maksud terhadap usaha sejumlah orang.

Menurut Edward H. Litchfield dalam Notes on A General Theory of


Administration, yang dikutif dan diterjemahkan oleh Inu Kencana dalam bukunya
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia menyatakan bahwa: “Administrasi
negara adalah suatu studi mengenai bagaimana bermacam-macam badan pemeintah
diorganisasi, diperlengkapi dengan tenaga-tenaganya, dibiayai, digerakkan, dan
dipimpin.” (Kencana, 2003:33)
Adapun menurut Dimock dalam bukunya Public Administration,
mengemukakan bahwa: “ Public Administration is the activity of the State in the
exercise of its political power.” (Administrasi negara adalah kegiatan negara dalam
melaksanakan kekuasaan atau kewenangan politiknya. (Handayaningrat, 1996:3)
Menurut George J. Gordon : Administrasi negara dapat dirumuskan sebagai seluruh
proses baik yang dilakukan organisasi maupun perseorangan yang berkaitan dengan
penerapan atau pelaksanaan hukum dan peraturan yang dikeluarkan oleh badan
legislatif, eksekutif, serta peradilan.

2.3 Pengertian Perbandingan Sistem Administrasi Negara (PSAN)

Dari uraian di atas pengertian administrasi negara mengandung pengertian


kolektif yang meliputi segenap proses penyelenggaraan negara sebagai suatu
organisasi yang terdiri dari lembaga-lembaga beserta fungsi masing-masing yang
tumbuh dan hidup di dalam suatu negara dan semuanya diarahkan untuk pencapaian
tujuan negara. Setiap negara tidak menggunakan cara yang sama. Demikian pula yang
menjadi cita-cita atau tuntutan dari warga negara, hal ini didasarkan kepada
kebutuhan masing-masing negara sebagai konsekuensi logis adanya perbedaan
kebutuhan tersebut.
Dengan sendirinya terdapat perbedaan pula dalam pengaturan administrasi
masing-masing negara baik dalam mempersiapkan alat pelengkap sebagai sarana
pencapaian tujuan maupun cara pencapaian tujuannya sendiri maupun cara
pencapaian tujuannya sendiri.
Adanya perbedaan atau ketidaksamaan itulah yang menjadikan ruang lingkup
yang menonjol dari disiplin cabang ilmu pengetahuan perbandingan administrasi
negara karena ruang lingkup pembahasannya tidak terlepas dari sistem administrasi
negara dengan berbagai hal berkenaan pemikiran, masalah serta segala institusi yang
terdapat di dalamnya.
Adanya kecenderungan perbandingan itu ditafsirkan pertama dilihat dari segi
kronologisnya (chronological). Dalam perbandingan dilihat dari segi kronologisnya
ini, adalah dalam hal perbandingan yang diadakan terhadap dan tentang 2 sistem
Administrasi Negara (atau lebih) di dalam suatu negara atau lingkungan kebudayaan
yang sama pada periode atau dimensi waktu yang berbeda (berlainan), misalnya dapat
dibandingkan Administrasi Negara Indonesia pada zaman Hindia Belanda dengan
zaman Republik Indonesia; zaman Jepang dengan zaman Republik Indonesia.
Kedua, perbandingan Administrasi dapat pula ditafsirkan dalam arti
perbandingan institusional. Dalam hal ini yang diperbandingkan adalah sistem
administrasi yang berproses pada 2 atau lebih institusi yang berbeda, yang berada
dalam satu lingkungan kebudayaan yang sama. Misalnya, diperbandingkan antara
sistem administrasi sipil dengan sistem administrasi militer di negara Indonesia.
Ketiga, dapat ditafsirkan dalam arti perbandingan silang kebudayaan. Dalam
hal ini yang diperbandingkan adalah sistem administrasi negara yang berada pada dua
negara atau lebih lingkungan kebudayaan yang berbeda. Misalnya, membandingkan
sistem administrasi negara Thailand dengan administrasi negara Indonesia; Sistem
administrasi negara Amerika Serikat dengan sistem administrasi negara Thai, dan
sebagainya. Dalam hal kecenderungan penafsiran ini akan nampak hubungan
perbandingan Administrasi Negara dengan Administrasi Negara adalah Studi
Administrasi Negara dengan basis komparatif (perbandingan) , untuk lebih tepatnya
adalah sistemnya .
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan merupakan sistem yang digunakan oleh pemerintah


sebuah negara untuk mengatur negaranya. Sistem pemerintahan berisi sekumpulan
aturan-aturan dasar mengenai pola kepemimpinan, pola pengambilan keputusan, pola
pengambilan kebijakan, dan berbagai macam hal lainnya. Setiap negara berhak
memilih sistem pemerintahan yang akan dianutnya. 

3.1.1 Sistem Pemerintahan Indonesia

Pemerintah Indonesia memiliki beberapa pengertian yang berbeda.


Pada pengertian lebih luas, dapat merujuk secara kolektif pada tiga cabang
kekuasaan pemerintah yakni cabang eksekutif, legislatif dan yudikatif. Selain
itu juga diartikan sebagai Eksekutif dan Legislatif secara bersama-sama,
karena kedua cabang kekuasaan inilah yang bertanggung jawab atas tata kelola
bangsa dan pembuatan undang-undang. Sedangkan pada pengertian lebih
sempit, digunakan hanya merujuk pada cabang eksekutif berupa Kabinet
Pemerintahan karena ini adalah bagian dari pemerintah yang bertanggung
jawab atas tata kelola pemerintahan sehari-hari.

Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat dan


karenanya tunduk dan bertanggungjawab langsung kepada rakyat yang
memilihnya. Inilah ciri penting upaya pemurnian dan penguatan yang
dilakukan terhadap sistem pemerintahan presidensial berdasarkan UUD 1945
pasca reformasi. Namun demikian, dalam praktik pada masa reformasi dewasa
ini, sering timbul anggapan umum bahwa sistem presidential yang dianut
dewasa ini masih beraroma parlementer. Bahkan ada juga orang yang
berpendapat bahwa sistem pemerintahan yang sekarang kita anut justru
semakin memperlihatkan gejala sistem parlementer. Jika pada masa Orde
Baru, pusat kekuasaan berada sepenuhnya di tangan Presiden, maka sekarang
pusat kekuasaan itu dianggap telah beralih ke DPR. Sebagai akibat pendulum
perubahan dari sistem yang sebelumnya memperlihatkan gejala “executive
heavy”, sekarang sebaliknya timbul gejala “legislative heavy” dalam setiap
urusan pemerintahan yang berkaitan dengan fungsi parlemen.

Sistem Pemerintahan Indonesia terdiri dari legislatif, eksekutif dan


yudikatif diantaranya adalah :

Legislatif

 Majelis Permusyawaratan Rakyat


Keberadaan MPR yang selama ini disebut sebagai lembaga
tertinggi negara itu memang telah mengalami perubahan yang
sangat mendasar, akan tetapi keberadaannya tetap ada sehingga
sistem yang dianut saat ini tidak dapat disebut sistem bikameral
ataupun satu kamar, melainkan sistem tiga kamar (trikameralisme),
perubahan-perubahan mendasar dalam kerangka struktur parlemen
Indonesia itu memang telah terjadi mengenai hal-hal sebagai
berikut. Pertama, susunan keanggotaan MPR berubah secara
struktural karena dihapuskannya keberadaan Utusan Golongan
yang mencerminkan prinsip perwakilan fungsional (functional
representation) dari unsur keanggotaan MPR. Dengan demikian,
anggota MPR hanya terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) yang mencerminkan prinsip perwakilan politik (political
representation) dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
yang mencerminkan prinsip perwakilan daerah (regional
representatif). Kedua, bersamaan dengan perubahan yang bersifat
struktural tersebut, fungsi MPR juga mengalami perubahan
mendasar (perubahan fungsional). Majelis ini tidak lagi berfungsi
sebagai ‘supreme body’ yang memiliki kewenangan tertinggi dan
tanpa kontrol, dan karena itu kewenangannyapun mengalami
perubahan-perubahan mendasar.
 Dewan Perwakilan Rakyat
Berdasarkan ketentuan UUD 1945 pasca Perubahanan Keempat,
fungsi legislatif berpusat di tangan Dewan Perwakilan Rakyat. Hal
ini jelas terlihat dalam rumusan pasal 20 ayat (1) yang baru yang
menyatakan: “Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan
membentuk Undang-Undang”. Selanjutnya dinyatakan: “setiap
rancangan Undang-Undang dibahas oleh DPR dan Presiden untuk
mendapat persetujuan bersama. Rancangan Undang-Undang itu
tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu”.
Kemudian dinyatakan pula” Presiden mengesahkan rancangan
Undang-Undang yang telah mendapat disetujui bersama untuk
menjadi Undang-Undang” (ayat 4), dan “dalam hal rancangan
Undang-Undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak
disahkan oleh Presiden dalam waktu 30 hari semenjak rancangan
Undang-Undang tersebut disetujui, rancangan Undang-Undang
tersebut sah menjadi Undang-Undang dan wajib diundangkan”.

 Dewan Perwakilan Daerah


Keberadaan Dewan Perwakilan Daerah menurut ketentuan UUD
1945 pasca perubahan juga banyak dikritik orang. Lembaga ini
semula didesain sebagai kamar kedua parlemen Indonesia pada
masa depan. Akan tetapi, salah satu ciri bikameralisme yang
dikenal di dunia ialah apabila kedua-dua kamar yang dimaksud
sama-sama menjalankan fungsi legislatif sebagaimana seharusnya.
Padahal, jika diperhatikan DPD sama sekali tidak mempunyai
kekuasaan apapun dibidang ini. DPD hanya memberikan masukan
pertimbangan, usul, ataupun saran, sedangkan yang berhak
memutuskan adalah DPR, bukan DPD. Karena itu, keberadaan
DPD di samping DPR tidak dapat disebut sebagai bikameralisme
dalam arti yang lazim. Selama ini dipahami bahwa jika kedudukan
kedua kamar itu di bidang legislatif sama kuat, maka sifat
bikameralismenya disebut ‘strong becameralism’, tetapi jika kedua
tidak sama kuat, maka disebut ‘soft becameralism’. Akan tetapi,
dalam pengaturan UUD 1945 pasca perubahan Keempat, bukan
saja bahwa struktur yang dianut tidak dapat disebut sebagai ‘strong
becameralism’ yang kedudukan keduanya tidak sama kuatnya,
tetapi bahkan juga tidak dapat disebut sebagai ‘soft becameralism’
sekalipun. DPD, menurut ketentuan pasal 22D (a) dapat
mengajukan rancangan UU tertentu kepada DPR (ayat 1), (b) ikut
membahas rancangan UU tertentu (ayat 2), (c) memberikan
pertimbangan kepada DPR atas rancangan UU APBN dan
rancangan UU tertentu (ayat 2), (d) dapat melakukan pengawasan
atas pelaksanaan UU tertentu (ayat 3). Dengan kata lain, DPD
hanya memberikan masukan, sedangkan yang memutuskan adalah
DPR, sehingga DPD ini lebih tepat disebut sebagai Dewan
Pertimbangan DPR, karena kedudukannya hanya memberikan
pertimbangan kepada DPR.[2]

Eksekutif

Pemerintahan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang


Dasar 1945 sering dikatakan menganut sistem presidensil. Akan tetapi,
sifatnya tidak murni, karena bercampur baur dengan elemen-elemen
sistem parlementer. Percampuran itu antara lain tercermin dalam
konsep pertanggung-jawaban Presiden kepada MPR yang termasuk ke
dalam pengertian lembaga parlemen, dengan kemungkinan pemberian
kewenangan kepadanya untuk memberhentikan Presiden dari
jabatanya, meskipun bukan karena alasan hukum. Kenyataan inilah
yang menimbulkan kekisruhan, terutama dikaitkan dengan pengalaman
ketatanegaraan ketika Presiden Abdurrahman Wahid diberhentikan
dari jabatannya. Jawaban atas kekisruhan itu adalah munculnya
keinginan yang kuat agar anutan sistem pemerintahan Republik
Indonesia yang bersifat Presidensil dipertegas dalam kerangka
perubahan Undang-Undang Dasar 1945.
Selain alasan yang bersifat kasuitis itu, dalam perkembangan
praktik ketatanegaraan Indonesia selama ini memang selalu dirasakan
adanya kelemahan-kelemahan dalam praktik penyelenggaraan sistem
pemerintahan Indonsia berdasarkan UUD 1945. sistem pemerintahan
yang dianut, dimata para ahli cenderung disebut ‘quasi presidentil’ atau
sistem campuran dalam konotasi negatif, karena dianggap banyak
mengandung distorsi apabila dikaitkan dengan sistem demokrasi yang
mempersyaratkan adanya mekanisme hubungan checks and
balances yang lebih efektif di antara lembaga-lembaga negara yang
ada. Kerana itu, dengan empat perubahan pertama UUD 1945,
khususnya dengan diadopsinya sistem pemilihan Presiden langsung,
dan dilakukannya perubahan struktural maupun fungsional terhadap
kelembagaan Majelis Permusyawaratan Rakyat, maka anutan sistem
pemerintahan Indonesia semakin tegas sebagai sistem pemerintahan
Presidensil.

Yudikatif

Sebelum adanya Perubahan UUD, kekuasaan kehakiman atau


fungsi yudikatif (judicial) hanya terdiri atas badan-badan pengadilan
yang berpuncak pada mahkamah agung. Lembaga Mahkamah Agung
tersebut, sesuai dengan prinsip ‘independent of judiciary’ diakui
bersifat mendiri dalam arti tidak boleh diintervensi atau dipengeruhi
oleh cabang-cabang kekuasaan lainnya, terutama pemerintah. Prinsip
kemerdekaan hakim ini selain diatur dalam Undang-Undang pokok
kekuasaan kehakiman, juga tercantum dalam penjelasan pasal 24 UUD
1945 yang menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman tidak boleh
dipengaruhi oleh cabang-cabang kekuasaan lain. Namun, setelah
perubahan ketiga UUD 1945 disahkan, kekuasaan kehakiman negara
kita mendapat tambahan satu jenis mahkamah lain yang berada di luar
Mahkamah Agung. Lembaga baru tersebut mempunyai kedudukan
yang setingkat atau sederajat dengan Mahkamah Agung. Sebutannya
adalah Mahkamah Konstitusi (constitutional court) yang dewasa ini
makin banyak negara yang membentuknya di luar kerangka
Mahkamah Agung (supreme court). Indonesia merupakan negara ke-78
yang mengadopsi gagasan pembentukan Mahkamah Konstitusi yang
berdiri sendiri ini, setelah Austria pada tahun 1920, Italia pada tahun
1947 dan Jerman pada tahun 1948.

Dalam perubahan ke tiga Undang-Undang Dasar, Mahkamah


Konstitusi ditentukan memiliki lima kewenangan, yaitu: (a) melakukan
pengujian atas konstitusionalitas Undang-Undang; (b) mengambil
putusan atau sengketa kewenangan antar lembaga negara yang
ditentukan menurut Undang-Undang Dasar; (c) mengambil putusan
atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum ataupun
mengalami perubahan sehingga secara hukum tidak memenuhi syarat
sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden menjadi terbukti dan karena
itu dapat dijadikan alasan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk
memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dari jabatannya; (d)
memutuskan perkara perselisihan mengenai hasil-hasil pemilihan
umum, dan (e) memutuskan perkara berkenaan dengan pembubaran
partai politik[2]

Mahkamah Konstitusi beranggotakan 9 orang yang memiliki


integritas, dan memenuhi persyaratan kenegarawanan, serta latar
belakang pengetahuan yang mendalam mengenai masalah-masalah
ketatanegaraan. Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih
dari dan oleh anggotanya sendiri yang berasal dari 3 orang yang dipilih
oleh Dewan Perwakilan Rakyat, 3 orang yang ditentukan oleh
Mahkamah Agung, dan 3 orang ditentukan oleh Presiden. Seseorang
yang berminat untuk menjadi hakim konstitusi, dipersyaratkan harus
memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan
yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap
sebagai pejabat negara. Dengan komposisi dan kualitas anggotanya
yang demikian. Diharapkan bahwa Mahkamah Konstitusi itu kelak
akan benar-benar bersifat netral dan independen serta terhindar dari
kemungkinan memihak kepada salah satu dari ketiga lembaga negara
tersebut.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga berkaitan dengan
fungsi pengawasan khususnya berkenaan dengan pengelolaan
keuangan Negara. Karena itu, kedudukan kelembagaan Badan
Pemeriksa Keuangan ini sesungguhnya berada dalam ranah kekuasaan
legislatif, atau sekurang kurangnya berhimpitan dengan fungsi
pengawasan yang dijalankan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Oleh
karena itu, laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan itu harus dilaporkan atau disampaikan kepada
DPR untuk ditindak lanjuti sebagaimana mestinya.

3.1.2 Sistem Pemerintahan Selandia Baru

Selandia Baru merupakan negara berbentuk pemerintahan Monarki


Konstitusional dengan sistem parlemen. Setelah kedaulatan Inggris di wilayah
ini dijalankan pada tahun 1840, Undang-Undang tahun 1852 kemudian
menciptakan sistem pemerintahan pertama, termasuk sistem legislatif
bikameral (dua kamar) dan dewan provinsi. Legislasi tambahan seperti
eliminasi majelis tinggi kemudian memodifikasi kebanyakan provinsi. Seperti
halnya Kerajaan Inggris, Selandia Baru tidak memiliki Undang-Undang Dasar
khusus. Legislasi konstitusional merupakan akumulasi dari undang-undang
dan hukum-hukum tambahan. Selama seratus tahun pertama, kebijakan politik
Selandia Baru selalu mengikuti arah kebijakan Inggris. Dalam pernyataan
perang dengan Jerman di tahun 1939, Perdana Menteri Michael Savage
menyatakan“Where she goes, we go; where she stands, we stand”.

Eksekutif
Selandia Baru mengakui Kerajaan Inggris sebagai
kedaulatannya, atau sebagai kepala negara formal. Perwakilan kerajaan
di Selandia Baru diwakili oleh seorang gurbernur jenderal. Secara
resmi ditunjuk oleh kerajaan atas rekomendasi perdana menteri setiap
lima tahun. Setelah pemilihan nasional, gurbernur jenderal menunjuk
pemimpin dari partai terbesar dalam legislatif sebagai perdana menteri
dan mengatur bentuk pemerintahan perdana menteri tersebut (kabinet).
Gurbernur jenderal secara formal menunjuk menteri-menteri dengan
rekomendasi perdana menteri. Gurbernur jenderal juga harus
memberikan persetujuan atas pengumuman parlemen untuk menjadi
hukum.
Perdana menteri mengepalai kabinet, yang merupakan tempat
pembuatan kebijakan tertinggi dalam pemerintahan. Kabinet
bertanggung jawab atas keseharian administrasi pemerintahan, dan
para menteri bertanggung jawab untuk bidang kebijakan yang lebih
spesifik. Para menteri juga bersidang dalam Dewan Eksekutif, sebuah
badan yang bertugas memberikan nasehat kepada gurbernur jenderal.
Konvensi konstitusional mengharuskan gurbernur jenderal untuk
mengikuti rekomendasi dewan ini.

Legislatif
Badan legislatif, atau parlemen, terdiri atas sistem satu kamar,
yaitu Majelis Perwakilan. Parlemen diberikan kekuasaan untuk
membuat undang-undang. Majelis Perwakilan terdiri atas 120 anggota,
yang sejak tahun 1996 dipilih dengan menggunakan sistem yang
dikenal dengan mixed member proportional (MMP). Dalam sistem ini,
setengah dari anggota dipilih dari distrik pemilihan (termasuk enam
kursi untuk perwakilan Maori) dan sisanya dipilih dari daftar partai
yang didasarkan pada pembagian pemilihan partai dalam pemilihan
nasional. Pemilihan legislatif harus diadakan setidaknya setiap tiga
tahun.
Registrasi calon pemilih bersifat wajib di Selandia Baru, tapi
partisipasinya dalam pemilihan merupakan sukarela. Pemilih yang
diperbolehkan adalah yang berusia minimal 18 tahun, warga negara
atau penduduk tetap yang telah tinggal selama satu tahun, dan
penduduk dari distrik pemilihan yang telah tinggal setidaknya satu
bulan. Warga keturunan Maori dapat memilih di distrik pemilihan
biasa atau disalah satu dari distrik pemilihan Maori. Setiap pemilih,
dalam sistem MMP, memiliki dua suara: satu untuk pemilihan
perwakilan distrik, dan yang lainnya untuk partai politik.
Yudikatif
Gurbernur jenderal Selandia Baru menunjuk seluruh hakim di
Selandia Baru, tradisi ini dirancang untuk menggantikan kepentingan
politik. Sitem judisial mencakup Mahkamah Distrik, Mahkamah
Tinggi, Mahkamah Banding, dan Mahkamah Agung, yang
menggantikan Dewan Umum yang berbasis di London sebagai badan
judisial tertinggi di tahun 2004. Mahkamah ini berbentuk sebuah
hirarki dalam proses banding. Mahkamah Tinggi menampung ajuan
banding dari mahkamah yang lebih rendah dan pengadilan, sementara
Mahkamah Banding menampung ajuan banding dari Mahkamah
Tinggi dan dari pengadilan juri Mahkamah Distrik. Keputusan
Mahkamah Banding bersifat final, kecuali kasus-kasus yang diajukan
ke Mahkamah Agung.

Partai Politik
Dua partai politik terbesar di Selandia Baru adalah Partai
Nasional dan Partai Buruh. Kedua partai ini secara tradisi
mendominasi perpolitikan negeri, masing-masing bersaing untuk
mengendalikan legislatif. Dalam rangka mengurangi pengaruh sistem
dua partai ini, masyarakat Selandia Baru mengadakan referendum
untuk penerapan sistem MMP, yang berhasil di pemilihan tahun 1996.
Sistem ini membantu partai-partai kecil memenangkan lebih banyak
kursi legislatif, yang kemudian mengurangi kecenderungan kekuasaan
partai tunggal. Partai-partai yang lebih kecil lebih sering masuk
kedalam ajang koalisi dengan Partai Buruh dan Partai Nasional, yang
kemudian berlanjut menjadi partai yang paling berpengaruh. Partai-
partai penting lainnya adalah New Zealand First, ACT New Zealand,
United Future, dan Green Party.

Pemerintahan Lokal
Selandia Baru dibagi kedalam 12 kawasan dan 74 teritorial.
Dewan Regional mengurus kawasan-kawasan, dan otoritas teritorial
mengurus teritorial. Otoritas teritorial mencakup dewan distrik dan
kota, yang bertanggung jawab pada hampir semua kepengurusan lokal.
Setiap anggota dari badan pemerintahan lokal dipilih secara langsung.

Pertahanan
Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Selandia
Baru terkoordinir dibawah Menteri Pertahanan. Jumlah personil
regular Angkatan Darat pada tahun 1999 adalah 4450 tentara. Total
personel regular angkatan laut adalah 1.980, dan Angkatan Udara
memiliku 2.800 personel regular. Angkatan Darat diutamakan untuk
kepentingan operasi penjaga perdamaian internasional. Layanan militer
bersifat sukarela, wajib militer tidak dipakai lagi sejak tahun 1950-an.
Salah satu kebijakan luar negeri Selandia Baru adalah turut serta
menjaga perdamaian dunia, oleh karena itu Selandia Baru selalu
menurunkan militernya untuk tujuan tersebut. Dalam beberapa perang
seperti Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Korea, dan kasus
Darurat Malaysia (konfrontasi Indonesia-Malaysia), Perang Vietnam,
Perang Teluk, dan Perang Afganistan, militer Selandia Baru bergabung
dengan pasukan sekutu terutama Inggris. Selandia Baru juga turut
menurunkan angkatan daratnya dalam Perang Irak selama satu tahun
guna membantu pembangunan infrastruktur Irak. Pada tahun 2007,
militer Selandia Baru masih aktif disana.

Organisasi Internasional
Selandia Baru merupakan anggota pendiri Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) dan anggota penuh Negara-Negara Persemakmuran,
yang merupakan asosiasi sukarela negara-negara yang berhubungan
dengan Kerajaan Inggris, selain itu negara ini juga aktif dalam
beberapa organisasi geopolitik seperti APEC, East Asia Summit, dan
OECD.
3.2 Pertumbuhan Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas


manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap
barang dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos
yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan nomos yang berarti "peraturan, aturan,
hukum". Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau
"manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau
ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi, dan data dalam bekerja.

Di dalam ilmu ekonomi terdapat tiga sektor utama yaitu :

1. Sektor primer
sektor primer adalah sektor-sektor yang memanfaatkan
langsung sumber dari daya alam, termasuk di dalamnya pertanian,
perhutanan, perikanan, dan pertambangan. Beberapa industri
manufaktur yang proses produksinya erat dengan sumber daya alam
juga seringkali dikategorikan sebagai industri di sektor ini, antara lain
industri di bidang pengepakan, penyulingan, atau pengumpulan sumber
daya alam. Sektor ini biasanya merupakan sektor utama, dan
berkontribusi paling besar di perekonomian negara-negara
berkembang. Namun, terdapat penurunan jumlah pekerja yang
beroperasi di sektor ini, baik di negara maju maupun negara
berkembang. Di Amerika Serikat, tenaga kerja di sektor ini hanya
mencakup sekitar 3% dari total tenaga kerja.

2. Sektor sekunder
sektor primer, bahan mentah diolah oleh sektor sekunder, yaitu
sektor-sektor yang memproduksi, dan menciptakan produk akhir yang
siap dikonsumsi, antara lain sektor produksi, dan konstruksi. Sektor ini
biasanya dibagi menjadi dua kategori, yaitu industri ringan dan industri
berat. Industri di sektor ini biasanya menggunakan energi yang sangat
besar untuk beroperasi serta menghasilkan limbah yang juga besar,
menyebabkan timbulnya masalah lingkungan atau polusi. Negara-
negara dengan sektor sekunder besar disebut sebagai negara industri,
antara lain RRT, Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dan Russia

3. Sektor tersier
sektor tersier adalah sektor jasa yang menciptakan produk tak
berbentuk berupa layanan kepada konsumennya.] Pelaku sektor tersier
menawarkan pengetahuan dan waktunya untuk meningkatkan
produktivitas, kinjera, dan potensi di sektor-sektor lain. Produknya
antara lain diberikan dalam bentuk perhatian, saran, akses,
pengalaman, dan diskusi.

Selain tiga sektor di atas, berkembang pula dua sektor baru


yang disebut sebagai sektor quaterner, dan quiner. Sektor quaterner
merupakan cabang dari sektor tersier yang fokus pada pelaksanaan
aktivitas-aktivitas intelektual. Termasuk di dalamnya sektor
pemerintahan, budaya, kepustakaan, riset ilmiah, edukasi, dan
informasi. Sementara itu, sektor quiner memiliki fokus yang lebih
dalam lagi, yaitu pada sektor-sektor di sektor quaterner yang menjadi
pengambil keputusan utama dalam sebuah masyarakat.

Ekonomi di dalam setiap negara pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu


faktor penting untung menentukan maju atau tidaknya sebuah negara yang ada di
dunia. Pertumbuhan ekonomi adalah, adalah proses perubahan kondisi perekonomian
suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama
periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan
ekonomi ini perkembangan negara dapat di amati, negara tersebut merupakan negara
berkembang atau negara maju dapat di nilai dari laju ekonomi negara itu sendiri.

3.2.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Sistem perekonomian yang diterapkan oleh negara Indonesia adalah
Sistem perekonomian Pancasila. Ini artinya sistem perekonomian yang
dijalankan di Indonesia harus berpedoman pada Pancasila. Sehingga secara
normatif Pancasila dan UUD 1945 adalah landasaan idiil sistem perekonomian
di Indonesia. Awalnya Indonesia menganut sistem ekonomi liberal, yang mana
seluruh kegiatan ekonomi diserahkan kepada masyarakat. Akan tetapi karena
ada pengaruh komunisme yang disebarkan oleh Partai Komunis Indonesia,
maka sistem ekonomi di Indonesia berubah dari sistem ekonomi liberal
menjadi sistem ekonomi sosialis.

Pada masa Orde Baru, sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa
Indonesia diubah kembali menjadi sistem demokrasi ekonomi. Namun sistem
ekonomi ini hanya bertahan hingga masa Reformasi. Setelah masa Reformasi,
pemerintah melaksanakan sistem ekonomi yang berlandaskan ekonomi
kerakyatan. Sistem inilah yang masih berlaku di Indonesia. Berikut sistem
ekonomi yang dianut oleh Indonesia dari masa Orede Baru hingga sekarang :

Sistem Ekonomi Demokrasi


Sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai
suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan
dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan
kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di
bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah. Pada sistem
demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan
ekonomi lemah maupun pengusaha aktif dalam usaha mencapai
kemakmuran bangsa. Selain itu, negara berperan dalam
merencanakan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan
perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama dan saling
membantu antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Ciri-ciri positif pada sistem ekonomi demokrasi :

1. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan


menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
negara.
2. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
3. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas asas kekeluargaan.
4. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih
pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan
pekerjaan dan penghidupan yang layak.
5. Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak
boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
6. Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara
dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang
tidak merugikan kepentingan umum.
7. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh
negara.

Ciri-ciri negatif pada sistem ekonomi demokrasi :

1. Sistem free fight liberalism, yaitu sistem persaingan


bebas yang saling menghancurkan dan dapat
menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa
lain sehingga dapat menimbulkan kelemahan struktural
ekonomi nasional.
2. Sistem etatisme, di mana negara beserta aparatur
ekonomi negara bersifat dominan serta mendesak dan
mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi di
luar sektor negara.
3. Persaingan tidak sehat dan pemusatan kekuatan
ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli
yang merugikan masyarakat.
42.Blickstonu Pruss ltd., London, 997, hil. .6 7, miki sembur lugatamisa 

Sistem Ekonomi Kerakyatan


Pemerintah bertekad melaksanakan sistem ekonomi
kerakyatan dengan mengeluarkan ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
IV/MPR/1999, tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang
menyatakan bahwa sistem perekonomian Indonesia adalah sistem
ekonomi kerakyatan. Sistem ekonomi ini berlaku sejak tahun 1998.
Pada sistem ekonomi kerakyatan, masyarakatlah yang memegang
aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah yang
menciptakan iklim yang bagus bagi pertumbuhan dan
perkembangan dunia usaha. Ciri-ciri sistem ekonomi ini adalah :
1. Bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan
prinsip persaingan yang sehat.
2. Memerhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai keadilan,
kepentingan sosial, dan kualitas hidup.
3. Mampu mewujudkan pembangunan berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan.
4. Menjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan
bekerja.
5. Adanya perlindungan hak-hak konsumen dan perlakuan
yang adil bagi seluruh rakyat.

Sistem Ekonomi Indonesia dalam UUD 1945


Berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 pasal 33 setelah amandemen

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama


berdasar atas asas kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara
dan yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal
ini diatur dalam undang-undang.

Berikut perkembangan ekonomi indonesia :

- Pertumbuhan ekonomi bertambah untuk pertama kalinya dalam


lima tahun terakhir, naik menjadi 5.0 persen pada tahun 2016 dari
4,9 persen pada 2015, meski ketidakpastian kebijakan global
masih tinggi. Rupiah yang stabil, inflasi yang rendah, turunnya
angka pengangguran dan naiknya upah riil mengangkat
kepercayaan konsumen dan konsumsi swasta. Sebaliknya, belanja
pemerintah dan pertumbuhan investasi melambat menjadi
penghambat pertumbuhan ekonomi untuk 2016 secara
keseluruhan.
- Fondasi ekonomi Indonesia tetap kokoh, didukung tingkat
pertumbuhan ekonomi yang kuat, defisit neraca berjalan dan
tingkat pengangguran beberapa tahun terakhir yang rendah
dalam, defisit fiskal yang terjaga baik, serta inflasi yang rendah.
Kemiskinan dan ketimpangan juga menurun pada tahun 2016.
- Kredibilitas fiskal yang menguat dengan adanya pemangkasan
belanja pemerintah, serta sasaran yang lebih bisa dicapai dalam
APBN 2017, memperkuat kepercayaan investor. Defisit fiskal
pada tahun 2016 sebesar 2,5 persen dari PDB, lebih rendah dari
perkiraan sebesar 2,6 persen di tahun 2015.
- Defisit neraca berjalan saat ini berada di tingkat terendah dalam 5
tahun terakhir, yaitu 0.8% dari PDB pada kuartal keempat 2016,
karena ekspor manufaktur menguat. Untuk tahun 2016 secara
keseluruhan, defisit neraca berjalan berkurang dari 1,8% dari
2.0% pada tahun 2015.
- Pertumbuhan PDB riil diproyeksikan naik menjadi 5,2 persen di
tahun 2017, dan mencapai 5,3 persen pada 2018. Konsumsi
rumahtangga diproyeksikan semakin baik dengan adanya Rupiah
yang stabil, upah riil lebih tinggi dan terus menurunnya angka
pengangguran. Pertumbuhan investasi swasta diproyeksikan naik
seiring pulihnya harga-harga komoditas, serta dampak
kemudahan moneter pada tahun 2016 dan mulai berdampaknya
reformasi ekonomi belakangan ini. Harga komoditas yang lebih
tinggi juga akan mengurangi hambatan fiskal dan mengangkat
belanja pemerintah, sementara pertumbuhan global yang lebih
kuat akan mendorong ekspor.
- Inflasi diperkirakan naik sementara dari 3,5 persen pada tahun
2016 menjadi 4,3 persen pada tahun 2017 akibat naiknya tarif
listrik dan pajak kendaraan.
- Beberapa risiko bagi proyeksi pertumbuhan termasuk perubahan
tak terduga dari kebijakan monter Amerika Serikat,
ketidakpastian politik Eropa, inflasi domestik yang lebih tinggi
dari perkiraan, serta pendapatan fiskal yang rendah.
- Laporan ini juga berisi kajian mengenai perdagangan jasa.  Dan
mengusulkan untuk menguransi hambatan pada sektor jasa untuk
meningkatkan produktivitas dan daya saing . Menurut data
Organization for Economic Cooperation and Development,
Indonesia termasuk negara dengan hambatan terbanyak untuk
perdagangan jasa. Hambatan perdagangan untuk jasa mengurangi
mutu sebuah layanan juga menghambat produktivitas sektor-
sektor ekonomi lain. Menghilangkan hambatan tersebut akan
membawa manfaat ekonomi yang luas.
- Laporan edisi Maret 2017 juga membahas perubahan program
Kredit Usaha Rakyat dalam hal pemberian pinjaman bersubsidi
untuk usaha mikro, kecil dan menengah telah berdampak 
menaikkan biaya program sebesar 10 kali lipat. Dengan sasaran
yang lebih baik, laporan ini menunjukkan bahwa biaya bisa lebih
rendah, dan sisa dananya bisa dialokasikan ke sektor prioritas lain
yang belum mendapat cukup dana. Perlu adanya peninjauan
kembali terhadap penggunaan pinjaman bersubsidi untuk usaha
mikro, kecil dan menengah.

3.2.2 Pertumbuhan Ekonomi Selandia Baru

Selandia Baru memiliki sistem ekonomi liberalis maupun kapitalis karena


memiliki ciri – ciri :

1. Semua sumber produksi adalah milik masyarakat individu.


2. Masyarakat di beri kebebasan dalam memiliki sumber – sumber produksi.
3. Pemerintah tidak ikut canpur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
4. Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber
daya dan masyarakat buruh.
5. Barang – barang yang dihasilkan bermutu tinggi.

Selandia baru tidak termasuk sistem perekonomian Etatisme maupun Sosialis


karena :

1. Pemerintahan di Selandia Baru tidak menguasai langsung dalam kegiatan


ekonominya.
2. Semua alat produksi tidak dikuasai oleh negara.

Berikut perkembangan ekonomi di Selandia Baru :

- Ekonomi Selandia Baru melebihi ekspektasi menjadi tumbuh 0,8%


poin pada kuartal September karena Piala Dunia Rugby mendorong
produk domestik bruto.
- Kekuatan baru di sektor manufaktur juga mengangkat pertumbuhan,
yang berarti ekonomi tumbuh 1,3% dalam 12 bulan hingga 30
September 2017
- Statistik Selandia Baru (SNZ) mengatakan.
Hasil kuartalan menunjukkan perekonomian memantul kembali dari
pertumbuhan hanya 0,1 poin dalam tiga bulan sampai Juni dan
melampaui prakiraan pasar naik 0,6 poin.
- Penggerak besar di manufaktur adalah dari makanan, minuman, dan
tembakau, yang telah meningkat terbesar sejak 2002 Manufaktur naik
2,3 poin selama kuartal tersebut, dengan makanan, minuman, dan
tembakau melonjak 6,3 poin didukung kenaikan produksi daging dan
susu dalam ekonomi yang mengandalkan pertanian.
- Pertumbuhan Selandia Baru di pengaruhi dengan diadakannya sistem
pasar bebas, dengan adanya sistem ini perekonomian disana dapat
meningkat karena didukung oleh faktor kekayaan alam yang dimiliki
oleh Selandia Baru.

3.3 Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari usaha-usaha


dan lembaga-lembaga sosial yang ditujukan untuk membantu individu maupun
kelompok dalam mencapai standart hidup dan kesehatan yang memuaskan
serta untuk mencapai relasi perseorangan dan sosial yang dapat
memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan-kemampuannya secara
penuh untuk mempertinggi kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-
kebutuhan keluarga dan masyarakat

3.3.1 Kesejahteraan Pendidikan Indonesia

Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan oleh keluarga,


masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan
latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat
untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan
dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan
datang. Dari pengertian di atas mengungkapkan bahwa pendidikan adalah hal
yang sangat penting untuk masyarakat dalam memajukan negara. Dan juga
sangat penting dalam proses pembangunan negara untuk menjadi negara yang
lebih maju. 

Pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran


akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah
gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajuan teknologi dan
perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak
lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia
terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain.
Semakin berkembangnya ilmu teknologi yang tinggi, semakin jatuhnya
pendidikan bagi anak–anak yang hidup di daerah terpencil.

Pendidikan di Indonesia didasarkan pada asas pancasila. Yang mana


setiap program serta kebijakan dibuat untuk tujuan utama yang tertera pada
pembukaan undang-undang dasar negara kesatuan Republik Indonesia yakni
“Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”. Berbagai upaya telah dilakukan
Indonesia dalam mencapai tujuan tersebut. Salah satunya dengan
ditetapkannya kebijakan wajib belajar 12 tahun yang diatur pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar.
Kebijakan ini diciptakan guna memperbaiki kualitas sumber daya manusia
yang ada di Indonesia guna pencapaian salah satu tujuan negara. Selain
kebijakan wajib belajar, perubahan kurikulum pun juga diterapkan di
Indonesia.

Segala upaya dalam penerapan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa


hingga kini masih dijalankan. Bahkan, Indonesia telah mengeluarkan berbagai
inovasi mengenai bantuan-bantuan pendidikan guna menunjang pencapaian
tujuan tersebut. Terdapat Bantuan Siswa Miskin (BSM), Bantuan Operasional
Siswa (BOS), hingga Program Indonesia Pintar pun juga direalisasikan.

3.3.2 Kesejahteraan Pendidikan Selandia Baru


Sejarah pendidikan dasar di Selandia Baru dimulai pada sekitar awal
tahun 1877 dimana didirikan sekolah dasar nasional pertama di negara
tersebut. Sekolah-sekolah dasar yang ada di Selandia Baru pada saat itu
didirikan oleh tiap pemerintah provinsi atau yang lebih dikenal sekolah
pemerintah. Selain sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah ada juga
beberapa sekolah yang didirikan oleh gereja-gereja dan beberapa sekolah yang
dibangun oleh dikelola oleh swasta.
Kurikulum di New Zealand sifatnya adalah kurikulum umum yang
memfokuskan pada pembelajaran secara individual dan dalam kelompok kecil.
Karena sifatnya hanya mencakup hal-hal yang umum saja, maka sekolah
diberi kesempatan untuk melakukan modifikasi kurikulum sesuai dengan
kebutuhan sekolah masing- masing. tidak ada ujian nasional yang
diselenggarakan di sekolah- sekolah di New Zealand hingga siswa berusia 15
tahun, ketika siswa belajar di secondary school. Penilaian lebih banyak
dilakukan secara formatif. Selain itu, outdoor education juga menjadi salah
satu titik fokus pada kurikulum yang berlaku di New Zealand. Kebanyakan
sekolah di New Zealand adalah sekolah negeri, sehingga dukungan dari
pemerintah dan masyarakat merupakan faktor pendukung utama
penyelenggaraan pendidikan disekolah.
Sistem pendidikan di Selandia Baru jelas terbagi atas tiga jenjang
diantaranya adalah Primary Education dimulai dari Kindergarten (TK/Taman
Kanak-Kanak) ampe Year 8 (kelas 8). Usia yang ada di jenjang ini mulai dari
anak usia 5 – 12 tahun. Jadi ini bisa disebut jenjang TK ampe SD. Secondary
Education dimulai dari Year 9 – Year10 (SMP) trus lanjut ke Year 11 – Year
13 (SMA), dan Jenjang Year 11 – Year 13 juga biasa disebut NCEA Level 1 –
NCEA Level 3. NCEA (National Certificate of Education Achievement)
adalah kurikulum dari pemerintah Selandia Baru. Kurikulum ini telah diakui
di Negara lain seperti di Inggris, Australia, Amerika, dll. Jadi ini adalah
jenjang SMP nyape SMA di Selandia Baru. Ya, mereka emang sampe kelas 13
beda dengan Indonesia yang hanya sampe Kelas 12. Tertiary Education, ini
jenjang setelah lulus Kelas 13. Di mulai dari Certificate Education, Diploma,
Bachelors Degree, Graduate Certificate/Graduate Diploma, Honours
Bachelors Degree, Post Graduate Certificate/Post Graduate Diploma, Master,
Doctorate
3.3.3 Jaminan Sosial Indonesia

Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang


diselenggarakan oleh negara guna menjamin warganegaranya untuk
memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak, sebagaimana dalam deklarasi
PBB tentang HAM tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952.
Utamanya adalah sebuah bidang dari kesejahteraan sosial yang
memperhatikan perlindungan sosial, atau perlindungan terhadap kondisi yang
diketahui sosial, termasuk kemiskinan, usia lanjut, kecacatan, pengangguran,
keluarga dan anak-anak, dan lain-lain. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004
Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dimana Pasal 1 angka 1
mendefinisikan bahwa Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan
sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar
hidupnya yang layak. dan Pasal 1 ayat 2 mendefisinikan Sistem Jaminan
Sosial Nasional adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan
sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. Selanjutnya,
Subianto menjelaskan bahwa SJSN adalah sistem pemberian jaminan
kesejahteraan berlaku kepada semua warganegara dan sifatnya adalah dasar
(Basic). Definisi ini hendak menegaskan bahwa fasilitas jaminan
kesejahteraan harus dapat dinikmati oleh semua warga Negara tanpa
terkecuali.

Jaminan sosial (social security) merupakan bagian dari konsep


perlindungan sosial (social protection), dimana perlindungan sosial sifatnya
lebih luas. Perbedaan keduanya adalah bahwa jaminan sosial memberikan
perlindungan sosial bagi individu dengan dana yang diperoleh dari iuran
berkala, sedangkan perlindungan sosial biasanya melibatkan banyak pihak
dalam memberikan perlindungan baik kepada individu, keluarga atau
komunitas dari berbagai risiko kehidupan yang tidak dapat diprediksi
sebelumnya seperti krisis ekonomi, atau bencana alam.
Terdapat berbagai macam jaminan sosial yang terlaksana di negara
Indonesia, diantaranya adalah :
a. Jaminan Sosial Kecelakaan Penumpang
Asuransi ini memberikan perlindungan pada masyarakat, terutama
pengguna kendaraan umum baik melalui darat, laut, dan udara. Di Indonesia,
lembaga yang menangani asuransi kecelakaan penumpang adalah Jasa
Raharja. Hal tersebut sudah diatur dalam UU No 33 Tahun 1964 tentang dana
pertanggungan wajib kecelakaan dan UU No 34 Tahun 1964 tentang dana
kecelakaan lalu lintas. Dari undang-undang tersebut, setiap orang yang
mengalami kecelakaan baik di darat, laut, dan udara berhak menerima jaminan
dari badan penyelenggara yaitu Jasa Raharja. (jasaraharja.co.id, 28 April
2015).

b. Jaminan Sosial Kesehatan

Asuransi sosial ini memberikan perlindungan pada masyarakat atas


timbulnya gangguan kesehatan. Biaya yang ditanggung adalah untuk berobat
jalan maupun rawat inap. Asuransi ini sekarang berada di bawah Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan diberi nama BPJS Kesehatan. Dulu
asuransi kesehatan dikelola beberapa lembaga dengan beberapa nama seperti
Askes, Jamkesnas, dan Jamkesda. Penyelenggaranya dilakukan oleh PT
Askes, Departemen Kesehatan, dan Dinas Kesehatan. Sekarang jaminan sosial
kesehatan dijalankan oleh BPJS Kesehatan. Selain itu kini juga ada berbagai
inovasi baru dalam penerapan jaminan sosial kesejahtteraan diantaranya
adalah Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang mana kartu ini memberikan berbagai
manfaat dalam bidang kesehatan masyarakat.

c. Jaminan Sosial Ketenagakerjaan


Jaminan sosial ketenagakerjaan juga berada di bawah BJPS. Sebelum
dilebur ke dalam BPJS, jaminan sosial ini berada di bawah PT Jamsostek dan
sekarang berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan sosial
ketenagakerjaan memberikan beberapa manfaat antara lain, perlindungan
kepada anggota masyarakat, khususnya para pekerja atas gangguan keuangan
akibat kecelakaan di tempat kerja atau dalam melakukan kegiatan sehari-hari
(Sonni Dwi Harsono, Prinsip-prinsip dan Praktek Asuransi. Jakarta Insurance
Institute, 1996).

d. Jaminan Sosial Hari Tua


Jaminan sosial ini memberikan perlindungan jaminan hari tua pada
para pekerja yang telah mencapai usia tertentu atau sudah bekerja pada masa
tertentu. Sebagai contoh adalah pekerja yang sudah bekerja 10 tahun di satu
perusahaan, ketika dia mengundurkan diri dari sebuah perusahaan, dirinya bisa
mendapatkan manfaat dari uang jaminan hari tua yang dimilikinya. Jaminan
sosial hari tua ini sekarang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan. Khusus bagi
pegawai negeri sipil (PNS) masih dikelola oleh PT Taspen dan untuk anggota
TNI dikelola oleh PT Asabri.
e. Jaminan Sosial Kematian
Jaminan sosial ini merupakan jaminan yang diselenggarakan dengan
tujuan untuk memberikan santunan kematian yang dibayarkan kepada ahli
waris peserta yang meninggal dunia. Saat ini, jaminan sosial kematian ini
ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Menurut UU No 40 Tahun 2004 Pasal 17, disebutkan bahwa untuk


mendapat jaminan tersebut, setiap peserta wajib membayar iuran yang
besarnya ditetapkan berdasar persentase dari upah atau suatu jumlah nominal
tertentu. Selain itu, pemberi kerja juga harus menambahkan iuran yang
menjadi kewajibannya untuk disetorkan pada Badan Pengelola Jaminan Sosial
secara berkala.

3.3.4 Jaminan Sosial Selandia Baru

Sebagai negara yang hadir untuk kesejahteraan rakyatnya, pemerintah


Selandia Baru mengalokasikan dana sebesar hampir 30 % dari anggaran
belanja negara (atau setara dengan 13 % PDB) untuk jaminan sosial. Luar
biasa upaya perlindungan bagi penduduk negeri ini, termasuk penduduk asli
Maori yang nasibnya sangat jauh berbeda dengan bangsa Aborigin di
Australia. Sebagaimana negara Anglo Saxon lainnya (Inggris, Kanada,dan
Australia), Selandia Baru memberlakukan sistem jamsos secara menyeluruh
bagi penduduknya dengan pendanaan melalui pajak yang diatur dan
dilaksanakan secara baik. Jadi sangat berbeda dengan sistem di Amerika
maupun sebagian negara Eropah yang menerapkan sistim iuran.
Program jamsos yang diberikan meliputi jaminan kesehatan (JK)
komprehensif seperti Jamkesmas di Indonesia. JK juga memberikan manfaat
uang tunai bagi orang yang sementara tidak bisa bekerja karena sakit, cacat,
atau kecelakaan. Kemudian jaminan pengangguran (unemployment benefit)
bagi penduduk yang berusia diatas 18 tahun dan belum memiliki pekerjaan
(kecuali bagi mahasiswa) yang secara otomatis berhenti bila sudah mendapat
pekerjaan.

Juga jaminan kecacatan (invalid’s benefit) bagi penyandang cacat


permanen akibat kecelakaan atau sakit yang kronis, dan jaminan pensiun bagi
penduduk berusia diatas 65 tahun. Selain ke-4 jamsos tersebut, masih ada
beberapa jaminan lainnya natar lain santunan untuk para pejuang dan veteran,
bantuan untuk lansia yang tinggal sendir, bantuan anak (child benefit) serta
bantuan biaya hidup bagi mahasiswa. Sebagai badan pelaksana adalah
Ministry of Social Development, Ministry of Health, Ministry of Labour, dan
Badan Kompensasi Kecelakaan (Accident Compensation Coorporation).

3.4 Perbandingan Negara Indonesia dan Selandia Baru

3.4.1 Perbandingan Sistem Pemerintahan


Berikut ini akan dilihat bagaimana pelaksanaan sistem pemerintahan di negara
Indonesia dan perbandingannya dengan negara-negara lain baik yang menerapkan sistem
pemerintahan presidensial maupun parlementer.

No Kategori Indonesia Selandia Baru


1 Bentuk Kesatuan dengan otonomi 25 wilayah
Negara luas mempunyai 33 provinsi 13 dewan kota, 53 dewan distrik
2 Bentuk Republik Monarki Konstitusional
Pemerintahan
3 Sistem Presidensial untuk masa Parlementer
Pemerintahan jabatan 5 tahun
4 Eksekutif Presiden sebagai kepala Ratu sebagai Kepala
3.4.2
negara sekaligus kepla Negara,Gurbernur jenderal
pemerintahan dipilih oleh
rakyat secara langsung
( pemilu )
5 Legislatif Bikameral, yaitu DPR dan Majelis Perwakilan
DPD. Anggota DPR dan DPD
menjadi anggota MPR
6 Yudikatif MA dan badan peradilan di Mahkamah Distrik, Mahkamah
bawahnya dan MK Tinggi, Mahkamah Banding,
dan Mahkamah Agung,

Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi

Dengan sistem perekonomian yang berbeda antara Indonesia dengan


Selandia Baru , dimana Indonesia menggunkan sistem ekonomi pancasila
sedangkan Selandia Baru menggunkan Sistem ekonomi libelaris tetapi tetap
ada unsur kapitalis. Dimana dengan sistem yang berbeda ini dapat
disimpulkan bahwa di Selendiai baru dapat meningkatkan perekonomiannya
dengan menggunakan cara liberalisme. Cara ini dianggap positif saat di
terapkan di sana karena :

1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur


kegiatan ekonomi.
2. Setiap individu bebas memiliki sumber – sumber ekonomi.
3. Muncul persaingan untuk maju.
4. Barang – barang yang dihasilkan bermutu tinggi.

Dengan diterapkannya sistem ekonomi liberalisme di Selandia


Baru perekonomian meningkat, selain itu sektor – sektor perekonomian
juga di kembangkan melalui pertania, perindustriam, pariwisata. Untuk di
Indonesia sendiri mungkin dalam penerapan sistem ekonomi liberalisme
kurang di setujui karena Indonesia merupakan negara dengan demokrasi
tinggi dan dengan dasar negara pancasila yang menenang kebebasan. Tapi
apabila indonesia dapat sedikit memberanikan diri untuk mencoba
membiarkan rakyatnya berkreasi dengan kemam puan individu
kemungkinan para warga masyarakat dapat menciptakan kreasi yang
beragam

3.4.3 Perbandingan Kesejahteraan Sosial


Adapun perbandingan kesejahteraan sosial antara Indonesia dan
Selandia Baru antara lain :
No. Perbandinga Indonesia Selandia Baru
n
1. Pendidikan - Wajib belajar 12 tahun - Wajib belajar 20 tahun
- Terdapat berbagai jaminan - Kurikulum fleksibel
pendidikan (BOS, BSM, - Anggaran wajib belajar
Program Siswa Pintar) 20 tahun gratis
2. Jaminan Terdapat berbagai jaminan sosial Terdapat 4 jaminan sosial
Sosial diantaranya : diantaranya :
- Jaminan Kesehatan (BPJS, KIS) - Jaminan Pengangguran
- Jaminan Cacat - Jaminan Kecacatan
- Jaminan Kecelakaan - Jaminan Kesehatan
- Jaminan Hari Tua - Jaminan Pensiun
- Jaminan Ketenagakerjaan
- Jaminan Kematian Segala anggaran dana
Anggaran dana tidak ditanggung ditanggung oleh pemerintah
sepenuhnya oleh pemerintah
1.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan sistem pemerintahan Indonesia dan Selandia Baru penulis


dapat menyimpulkan bahwa keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Dari Indonesia menjalankan sistem pemerintahan presidensial, sedangkan di Selandia
Barumenjalankan sistem pemerintahan parlementer. Di Indonesia kepala negaranya
adalahPresiden sedangkan di Selandia Baru kepala negara seorang Ratu/Raja. Bentuk
pemerintahan di Indonesia adalah republik sedangkan di Selandia Baru adalah
monarki konstitusonal. Tentu masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan
dalam penerapan program serta kebijakan-kebijakan yang ada. Dimana indonesia
lebih cenderung untuk menciptakan inovasi kebijakan dalam bidang kesejahteraan
sosial namun terhambat dengan kondisi ekonomi sedangkan Selandia Baru memiliki
program yang cukup pasti dengan anggaran dana yang dirasa sangat cukup.

4.2 Saran

Penulis berharap kita dapat mempelajari sistem pemerintahan negara lain juga,
karena dengan mempelajari sistem pemerintahan negara lain kita dapat mengetahui
perbedaan sistem pemerintahan negara Indonesia dengan negara lain serta dapat
membandingkannya. Dengan begitu kita dapat memberikan kontribusi nyata dalam
hal pemikiran yang inovatif kedepannya.
Daftar Pustaka

- Priyono,Gus.”Tujuan Perbandingan Administrasi Negara.”


http://denganbismillahakubisa.blogspot.co.id/2014/02/tujuan-perbandingan-administrasi-
negara.html (diakses tanggal 8 November 2017)
- Dickson.”Profil Negara Indonesia” http://ilmupengetahuanumum.com/profil-negara-
indonesia/ (diakses tanggal 8 November 2017)
- Ermawati,Eli.”Perbedaan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Selandia Baru.”
https://elitugasku.blogspot.co.id/2017/03/bab-i-pendahuluan-1.html (diakses tanggal 8
November 2017)
- Frendita,Verry.”Pemerintahan Selandia Baru.”
https://elitugasku.blogspot.co.id/2017/03/bab-i-pendahuluan-1.html (diakses tanggal 8
November 2017)
- Rahtu,Shinanto.”Kesejahteraan Sosial.”
http://dr-sihnanto.blogspot.co.id/2013/04/definisi-kesejahteraan-sosial-dan.html (diakses
tanggal 8 November 2017)
- Aris,Ismail.”Makalah Jaminan Sosial”
https://www.academia.edu/10203759/TUGAS_MAKALAH_JAMINAN_SOSIAL?
auto=download (diakses tanggal 8 November 2017)
- Widia,Desi.”Pendidikan di Selandia Baru.”
http://wartasejarah.blogspot.co.id/2016/06/pendidikan-di-selandia-baru.html (diakses
tanggal 8 November 2017)

Anda mungkin juga menyukai