OLEH :
WIRA YULIZA
210210112
1C
ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
kesehatan, kekuatan serta ilmu pengetahuan sehingga penulisan makalah ini yang
baik dan tepat waktu. Selawat dan salam kita sanjungkan kepangkuan Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam jahiliyah yang penuh
dengan kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan
saat ini.
kemampuan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
yang ada pun masih sama dari zaman dahulu. Saat ini pemerintah baik pusat
Pengeluaran ini tidak diikuti dengan kinerja birorasi yang optimal. Di Negara dan
pemerintahan manapun, para anggota birokrasi disebut sebagai abdi Negara dan
pembagian tugas, sudah barang tentu terdapat bagian masyarakat yang menjadi
pelayanan yang diberikan oleh birokrasi kepada para masyarakat harus bersifat adil,
cepat, ramah dan tanpa diskriminasi. Karena itu, ungkapan yang mengatakan bahwa
para pegawai negeri adalah untuk melayani dan bukan untuk dilayani, hendaknya
karir). Selain itu keterlibatan birokrasi dalam politik dianggap sebagai hal yang
harus diwaspadai karena birokrasi bukanlah institusi atau lembaga yang bisa
1
mewakilkan kepentingan kelompok atau golongan tertentu. Secara makro atau
pemisahan atau segresi yang jelas antara kepentingan politik dan administrasi. Citra
buruk tersebut semakin diperparah dengan isu yang sering muncul ke permukaan,
birokrasi bisa mendorong masyarakat untuk mencari ''jalan pintas'' dengan suap
atau berkolusi dengan para pejabat dalam rekrutmen pegawai atau untuk
memperoleh pelayanan yang cepat. Situasi seperti ini pada gilirannya serngkali
1. 2 Rumusan Masalah
masalah yaitu :
1. 3 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulis dari penulisan makalah ini yaitu :
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Patologi Birokrasi
akibat perilaku para birokrat dan kondisi yang membuka kesempatan untuk itu, baik
sendiri memiliki arti yang berbeda-beda, tergantung dari segi mana seseorang
yang bekerja secara efisien dan efektif. Birokrasi tercipta karena kebutuhan akan
negara maupun rakyat. Tokoh yang mendukung birokrasi dalam makna positif yaitu
dengan patologi (penyakit), organisasi yang gemuk, boros, tidak efisien, tidak
bagi kaum yang lemah (miskin) dan hanya membela kepentingan orang kaya.
3
birokrasi di sini dipahami sebagai kajian dalam llmu administrasi Publik untuk
publik sudah sejak lama menggunakan istilah patologi birokrasi untuk menjelaskan
berbagai bentuk penyakit birokrasi, seperti Gerald E. Caiden (1991) dan Bary
Boezman (2000) dari Amerika Serikat serta Sondang P. Siagian (1994) dari
Weberian tertentu yang pada awalnya dirancang untuk membuat birokrasi dapat
dari struktur birokrasi selain memiliki manfaat dan kontribusi terhadap efisiensi dan
intensitas dari variabel itu sudah menjadi berlebihan. Hubungan antara berbagai
prosedur dan kinerja birokrasi sering kali tidak bersifat linear. Contohnya adalah
hierarki. Pada tingkat tertentu, keberadaan hierarki dalam suatu organisasi sangat
di luar kapasitas individualnya. Hierarki juga bisa membuat arus perintah dan
4
informasi menjadi lebih jelas sehingga mempermudah koordinasi. Namun, ketika
hierarki menjadi semakin panjang maka berbagai persoalan dalam organisasi akan
muncul. Hierarki yang panjang menyebabkan arus perintah dan informasi menjadi
1978). Akibatnya, sering kali muncul perilaku para pejabat birokrasi yang
imenjilati atasan, memberikan informasl seperti laporan kerja yang asal-asalan dan
Lingkungan
Struktur
Birokrasi
Weberian
Penyakit birokrasi adalah hasil interaksi antara struktur birokrasi yang salah
dengan budaya masyarakat yang paternalistis, sistem politik yang tidak demokratis
5
birokrasi bukan hanya disebabkan oleh struktur birokrasi yang salahdan tidak tepat,
seperti hierarki yang berlebihanan, prosedur yang rigid, fragmentasi birokrasi yang
terlalu banyak, dan masalah struktural lainnya. Selain masalah struktural, penyakit
birokrasi disebabkan juga oleh interaksi berbagai variabel yang saling terkait antara
satu sama lainnya, baik yang terdapat dalam struktur birokrasi, budaya birokrasi,
variabel lingkungan itu adalah budaya masyarakat, sistem politik yang kurang
fungsi kontrol.
1. Penyalahgunaan wewenang
3. Pengaburan masalah
4. Menerima sogokan
6. Status quo
7. Empire building
8. Complacency
9. Nepotisme
6
10. Paranoia (menilai diri sendiri secara berlebihan)
12. Patronase
14. Xenophobia
15. Ritualisme
18. Stagnasi
19. Sabotase
20. Diskriminasi
Terapinya” karya Prof. Dr. Sondang P. Siagian, M.P.A patologi atau penyakit-
1. Patologi yang timbul karena persepsi dan gaya manajerial para pejabat
7
2. Patologi yang timbul karena kurangnya atau rendahnya pengetahuan
kebingungan.
berlaku. Diantara patologi jenis ini antara lain, menerima suap, korupsi,
disfungsional atau negatif. Diantara patologi jenis ini antara lain, bertindak
bawahan, motivasi tidak tepat, beban kerja berlebihan, dan kondisi kerja
kurang kondusif.
8
5. Sentralisasi dan besarnya kekuasaan birokrasi.
publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh
dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat
publik, birokrasi harus memiliki standar yang baik, sehingga mampu memberikan
efisien, inovasi dan komitmen mutu. Apabila birokrasi terjangkit penyakit, maka
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Patologi birokrasi merupakan penyakit dalam birokrasi negara yang
Negara: 1998).
masyarakat.
pelayanan pubik ini ditujukan pada pelayanan publik dengan model satu
dokumen.
10
3.2 Saran
masih terdapat kekurangan sehingga untuk mengetahui lebih luas tentang patologi
11
DAFTAR PUSTAKA
12