PENDAHULUAN
Sebagai warga negara yang menetap di suatu wilayah negara, kita tidak bisa lepas dari
yang namanya pemerintah dan pemerintahan. Mulai dari kita lahir hingga kita mati. Mulai
dari kita mengurus akta kelahiran hinggakita mengurus surat kematian. Apabila kita
membahas pemerintah dan pemerintahan kita juga tak bisa jauh jauh dari pembahasan
birokrasi. Tuntutan reformasi setidaknya telah merubah wajah birokrasi Indonesia meskipun
belum terlalu signifikan. Agenda reformasi dalam tubuh birokrasidi Indonesia ditujukan
bukan lagi sekedar untuk membangun institusi birokrasi yang professional secara menejerial,
namun pada bagaimana birokrasi tersebut mampu merepresentasikan konfigurasi sosial yang
ada untuk menjamin keterwakilan masing- masing komunitas sosial yang telah mengakar
kuat di dalam tubuh birokrasi. Pendeteksian penyakit birokrasi atau yang sering disebut
patologi dalam dunia medis sebaiknya juga dilakukan kepada birokrasi di Indonesia. Hal ini
dimaksudkan agar penyakit – penyakit yang ada dalam tubuh birokrasi di Indonesia tidak
menular ke yang lainnya sebagi upaya preventif bahkan lebih dari itu bisa disembuhkan
secara total meskipun membutuhkan waktu yang lama.Upaya meminimalisir penyakit yang
terjadi di birokrasi diharapkan daptmembawa perubahan terhadap pelayanan publik yang
prima.Persoalan patologi atau penyakit birokrasi bersumber dari rekruitmen dan penempatan
birokrat yang tidak berdasarkan merit sistem(berdasarkan jenjang karir). Selain itu
keterlibatan birokrasi dalam politik dianggap sebagai hal yang harus diwaspadai karena
birokrasi bukanlah institusi atau lembaga yang bisa mewakilkan kepentingan kelompok atau
golongan tertentu. Secara makro atau nasional persoalan birokrasi diIndonesia lebih di
dominasi karena kurangnya pemisahan yang jelas antara kepentingan politik dan
administrasi. Masih sering dijumpai birokrat terlibat secara aktif dalam kegiatan politik dan
juga adanya politisi yang selalu mendominasi proses – proses birokrasi sehinggga kebijakan
yang diambil dalam birokrasi merupakan kebijakan politik dari orang – orang yang memiliki
kepentingan tertentu.
1.2 RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
A. Pengertian Patologi
Konsep Patologi berasal dari Ilmu Kedokteran, yang mengkaji mengenai penyakit
yang melekat pada organ manusia sehingga menyebabkan tidak berfungsinya organ
tersebut. Secara etimologi memiliki arti ilmu tentang penyakit yang berkaitan dengan
ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan
bagian tubuh. Bidang patologi terdiri atas patologi anatomi dan patologi klinik. Ahli
patologi anatomi membuat kajian dengan mengkaji organ sedangkan ahli patologi klinik
mengkaji perubahan pada fungsi yang nyata padafisiologi tubuh. Patologi adalah kajian
dan diagnosis penyakit melalui pemeriksaan organ, jaringan, cairan tubuh, dan seluruh
tubuh (autopsi). Patologi juga meliputi studi ilmiah terkait proses penyakit, disebut
patologi umum.
B. Pengertian Birokrasi
2. Cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban, serta menurut tata aturan
(adat dan sebagainya) yang banyak liku-likunyadan sebagainya.
2. Bintoro Tjokroamidjojo
4. Ismani
3. Struktur dan fungsi organisasi besar yang sering melakukankesalahan dan tidak
mampu berubah.
Pendapat yang lain mengatakan patologi birokrasi atau penyakit birokrasi adalah
“hasil interaksi antara struktur birokrasi yang salah dan variabel- variabel lingkungan
yang salah” (Dwiyanto, 2011: 63). Patologi birokrasi muncul dikarenakan hubungan
antar variabel pada struktur birokrasi yang terlalu berlebihan, seperti rantai hierarki
panjang, spesialisasi, formalisasi dan kinerja birokrasi yang tidak linear.
2.2 LATAR BELAKANG MUNCULNYA PATOLOGI BIROKRASI
Suatu variabel struktur birokrasi dapat menghasilakn patologi birokrasi jika intensitas
dari variabel itu sudah berlebihan. Sebagai contoh adalah hierarki, pada tingkat tertentu
keberadaan hierarki dalam suatu organisasi sangat bermanfaat karena hierarki membantu
pimpinan melakukan supervisi dan kontrol di luar kapasitas individualnya. Hierarki juga bisa
membuat arus perintah dan informasi menjadi lebih jelas sehingga mempermudah
koordinasi. Namun ketika hierarki menjadi semakin panjang maka berbagai persoalan dalam
organisasi akan muncul. Dapat menyebabkan arus perintah dan informasi semakin panjang
dan cenderung mengalami distorsi. Proses pengambilan keputusan menjadi lamban dan
terkotak-kotak.
Penyakit birokrasi bukan hanya disebabkan oleh struktur birokrasi yang salah dan tidak
tepat, seperti hierarki yang berlebihan, prosedur yang rigid , fragmentasi birokrasi yang
terlalu banyak , dan masalah struktural lainnya. Selain masalah struktural, penyakit birokrasi
disebabkan juga oleh interaksi berbagai variabel yang saling terkait antara satu sama
lainnya,baik yang terdapat di dalam struktur birokrasi, budaya birokrasi, maupun variabel-
variabel lain yang terdapat di dalam lingkungan, seperti budaya masyarakat, sistem politik
yang kurang demokratis, dan kelompokmasyarakat madani yang tidak mampu menjalankan
fungsi kontrol.
Birokrasi merupakan wujud terbaik organisasi karena menyediakan konsistensi,
kesinambungan, kemungkinan meramalkan, stabilitas, sifat kewaspadaan, kinerja efisien dari
tugas-tugas, hak keadilan, rationalsm,dan profesionalisme. Ikhtisar singkat dari keuntungan-
keuntungan birokrasi pemerintah adalah: efisien, ideal dan cocok untuk memperkecil
pengaruh dari politik dan pribadi di dalam keputusan-keputusan organisatoris serta wujud
terbaik organisasi karena membiarkan memilih pejabat-pejabat untuk mengidentifikasi dan
mengendalikan yang bertanggung jawab untuk siapa atas apa yang dilakukan karena orientasi
lebih pada melayani pemerintah, tidak lagi menjadi alat rakyat tetapi telah menjadi instrumen
politis dengan sifat sangat otoritatif dan represif.
b. Kebuasan yang sangat kejam dimana binatang yang paling buas bagi manusia
dapat dipunahkan tetapi binatang tidak pernah memunahkan manusia.
c. Sifat rasionalitas dan kebuasan manusia ini dalam kehidupan birokrasi dapat
dimanfaatkan dengan baik apabila pengelolaannya dan pengaturannya sesuai
dengan kaidah-kaidah dan norma yang tepat.
Salah satu faktor penyebab timbulnya patologi birokrasi yang paling dominan adalah
disebabkan rendahnya akhlak/moralitas aparatur.Rendahnya akhlak/moralitas aparatur
menunjukan rendahnya atau tidak dipergunakannya norma-norma etika sebagai acuan dalam
bepikir,bertindak dan berperilaku dalam pelaksanaan tugas pekerjaan dibidangnya.
Moralitas merupakan suatu dorongan dari/untuk melakukan suatu sistem atau etika,sehingga
semakin tinggi kadar moralitas seseorang semakin kuat pola dorongan melaksanakan nilai-
nilai etika dalam kehidupan sehari-harinya. Demikian pula sebaliknya kadar moralitas
yangrendah, maka dorongan penerapan nilai-nilai etika semakin rendah pula.
a. Birokrasi Paternalistis
c. Pembengkakan Birokrasi
d. Pembengkakan Anggaran
e. Fragmentasi Birokrasi
Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA (1994) dalam bukunya ”Patologi Birokrasi : Analisis,
Identifikasi dan Terapinya” menyebut serangkaiancontoh patologi birokrasi yang lazim
dijumpai dapat dikategorikan dalam 5 (lima) macam yaitu :
1. Patologi yang timbul karena persepsi dan gaya menejerial para pejabat
dilingkungan birokrasi (birokrat). Diantara patologi jenis ini antaralain,
penyalahgunaan wewenang dan jabatan, menerima suap,arogansi dan intimidasi,
kredibilitas rendah, dan nepotisme.
3. Patologi yang timbul karena karena tindakan para anggota birokrasi melanggar
norma hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Diantara patologi
jenis ini antara lain, menerima suap,korupsi, ketidakjujuran, kleptokrasi, dan mark
up anggaran
4. Patologi yang dimanifestasikan dalam perilaku para birokrasi yang bersifat
disfungsional atau negatif. Diantara patologi jenis ini antaralain, bertindak
sewenang-wenang, konspirasi, diskriminatif, dan tidakdisiplin.
Untuk mengatasi patologi birokrasi, seyogyanya seluruh lapisan masyarakat saling bahu-
membahu bekerjasama untuk melaksanakan proses pemerintahan bersama dengan sebaik-
baiknya. Solusi dari patologibirokrasi tidak akan menjadi obat yang mujarab jika seluruh
lapisanmasyarakat tidak saling mendukung. Hal ini dikarenakan setiap elemenbaik dari
pemerintah, dunia bisnis, masyarakat kecil, dan pihak swasta memiliki keterkaitan yang
sangat erat dalam berjalannya pemerintahan yang baik. Adapun solusi yang ditawarkan untuk
mengatasi patologibirokrasi antara lain adalah :
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Secara umum, patologi birokrasi adalah penyakit dalam birokrasi Negara yang muncul
akibat perilaku para birokrat dan kondisi yang membuka kesempatan untuk itu, baik yang
menyangkut politis, ekonomis,social cultural dan teknologikal. Salah satu faktor penyebab
timbulnya patologi birokrasi yang paling dominan adalah disebabkan rendahnya
akhlak/moralitas aparatur. Rendahnya akhlak/moralitas aparatur menunjukan rendahnya atau
tidak dipergunakannya norma-norma etika sebagai acuan dalam berpikir, betindak dan
berperilaku dalam pelaksanaan tugas pekerjaan di bidangnya.
1. Birokrasi paternalistis;
4. Fragmentasi birokrasi.
Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA (1994) , patologi birokrasi yang lazim
dijumpai dapat dikategorikan dalam 5 (lima) macam yaitu :
3. Patologi yang timbul karena karena tindakan para anggota birokrasi melanggar
norma hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3.2 SARAN
1. Patologi birokrasi harus diatasi dengan aturan, sistem dan komitmen pengelolaan yang
berorientasi melayani, bukan dilayani, mendorong,bukan menghambat, mempermudah,
bukan mempersulit, sederhana,bukan berbelit-belit, terbuka untuk setiap orang, bukan
hanya untuk segelintir orang. Pemerintah harus merubah paradigma lamanya dari yang
dilayani menjadi pelayanan dan pengabdi masyarakat.
5. Sumber daya yang ada merupakan daya dukung yang signifikan demi lancarnya
pelayanan yang berkualitas. SDM atau karyawan yang terampil, memiliki wawasan serta
sisi kemanusiaan yang kuat misalnya empati adalah faktor utama dari sumber daya yang
harus dimiliki terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA