KEMENTRIAN PERTANIAN
DALAM BIDANG SYL,YANG
PALING AKTUAL
Next
KELOMPOK 9
ALGI SYALAISHA
PULMNSAH NAZMI
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hari ini Jumat (13/10/2023) menampilkan tersangka atas
kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian. Adalah Syahrul Yasin Limpo (SYL) Eks Menteri
Pertanian, Kasdi Subagyono, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan
Muhammad Hatta, Direktur Alat dan Mesin Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Konstruksi perkara yang dibacakan oleh Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Alexander
Marwata di Gedung KPK Kuningan, Jakarta. SYL menjabat Menteri Pertanian RI untuk periode 2019 s/d
2024 di Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Selanjutnya dalam periode kepemimpinan SYL selaku Menteri Pertanian, KS diangkat dan dilantik
selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian dan MH juga diangkat dan dilantik selaku Direktur Alat
dan Mesin pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian.
SYL kemudian membuat kebijakan personal yang diantaranya melakukan pungutan hingga
menerima setoran dari AS internal Kementan untuk memenuhi kebutuhan pribadi termasuk keluarga
intinya.
Kurun waktu kebijakan SYL untuk memungut hingga menerima setoran tersebut berlangsung dari
tahun 2020 s/d 2023. SYL menginstruksikan dengan menugaskan KS dan MH melakukan penarikan
sejumlah uang dari unit eselon I dan eselon II dalam bentuk penyerahan tunai, transfer rekening bank
hingga pemberian dalam bentuk barang maupun jasa.
Terdapat bentuk paksaan dari SYL terhadap para AS di Kementerian Pertanian diantaranya dengan
dimutasi ke unit kerja lain hingga difungsionalkan status jabatannya. KS dan MH selalu aktif
menyampaikan perintah SYL dimaksud dalam setiap forum pertemuan baik formal maupun informal di
lingkungan Kementerian Pertanian.
Terkait sumber uang yang digunakan diantaranya berasal dari realisasi anggaran Kementerian
Pertanian yang sudah di mark up termasuk permintaan uang pada para vendor yang mendapatkan proyek
di Kementerian Pertanian.
Atas arahan SYL, KS dan MH memerintahkan bawahannya untuk mengumpulkan
sejumlah uang di lingkup eselon I, para Direktur Jenderal, Kepala Badan hingga Sekretaris
dimasing-masing eselon I dengan besaran nilai yang telah ditentukan SYL dengan kisaran
besaran mulai USD4000 s/d USD10.000.
Penerimaan uang melalui KS dan MH sebagai representasi sekaligus orang
kepercayaan dari SYL dilakukan rutin tiap bulannya dengan menggunakan pecahan mata
uang asing.
Penggunaan uang oleh SYL yang juga diketahui KS dan MH antara lain untuk
pembayaran cicilan kart kredit, cicilan pembelian mobil Alphard milik SYL, perbaikan
rumah pribadi, tiket pesawat bâgi keluarga, hingga pengobatan dan perawatan wajah bagi
keluarga yang nilainya miliaran rupiah.
Penerimaan uang melalui KS dan MH sebagai representasi sekaligus orang
kepercayaan dari SYL dilakukan ruin tiap bulannya dengan menggunakan pecahan mata uang
asing. Penggunaan uang oleh SYL yang juga diketahui KS dan MH antara lain untuk pembayaran
cicilan kart kredit, cicilan pembelian mobil Alphard milik SYL, perbaikan rumah pribadi, tiket
pesawat bâgi keluarga, hingga pengobatan dan perawatan wajah bagi keluarga yang nilainya
miliaran rupiah.
Uang yang dinikmati SYL bersama-sama dengan KS dan MH sebagai bukti
permulaan sejumlah sekitar Rp13,9 Miliar dan penelusuran lebih mendalam mash terus dilakukan
Tim Penyidik. Terdapat penggunaan uang lain ole SYL bersama-sama dengan KS dan MH serta
sejumlah pejabat di Kementerian Pertanian untuk ibadah Umroh di Tanah Suci dengan nilai
miliaran rupiah.
Selain itu sejauh ini ditemukan juga aliran penggunaan uang sebagaimana perintah
SYL yang ditujukan untuk kepentingan partai Nasdem dengan nilai miliaran rupiah dan KPK
akan terus mendalami.
Penerimaan-penerimaan dalam bentuk gratifikasi yang diterima SYL bersama-sama KS
dan MH mash terus dilakukan penelusuran dan pendalaman ole Tim Penyidik.
Dari analisis dan kebutuhan proses penyidikan, Tim Penyidik menahan Tersangka SYL
dan Tersangka MH untuk masing-masing 20 hari pertama terhitung 13 Oktober 2023 s/d 1 November
2023 di Rutan KPK.
Para Tersangka disangkakan melanggar Pasal 12 huruf e dan 128 Undang Undana
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentano Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP, Sedangkan Tersangka SYL turut pula
disangkakan melanggar pasal 3 dan atau 4 Undang Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang.
Any question?
Terima Kasih