B. Patologi Birokrasi
Ruang lingkup patologi birokrasi menurut Smith (1988) dalam Ismail (2009) dapat
dipetakan dalam dua konsep besar, yaitu:
1. Disfunctions of bureaucracy, yakni berkaitan dengan struktur, aturan, dan
prosedur atau berkaitan dengan karakteristik birokrasi atau birokrasi secara
kelembagaan yang jelek, sehingga tidak mampu mewujudkan kinerja yang
FISIP UMT baik, atau erat kaitannya dengan kualitas birokrasi Patologi
secara institusi.
Birokrasi Indonesia
2. Mal-administration, yakni berkaitan dengan ketidakmampuan atau perilaku
yang dapat disogok, meliputi: perilaku korup, tidak sensitif, arogan,
misinformasi, tidak peduli dan bias, atau erat kaitannya dengan kualitas
sumber daya manusianya atau birokrat yang ada di dalam birokrasi.
Patologi tentang persepsi dan gaya manajerial, bisa dijelaskan sebagai berikut :
1) Penyalahgunaan wewenang dan jabatan
Patologi birokrasi dalam hal kurang nya pengetahuan dan ektrampilan, bisa
dijelaskan sebagai berikut:
1) Pelayanan kurang memadai karena kurang pengetahuan dan
ketrampilan
2) Butuh peningkatan kualitas terutama dari rekruitmen
FISIP UMT Sedangkan untuk patologi dalam hal perilaku disfungsional yang negatif,
Patologi Birokrasi bisa
Indonesia
dijelaskan sebagai berikut:
1) Birokrasi seharusnya adalah public servant dan berperilaku fungsional,
dan bukannya sombong, berbelit-belit, acuh tak acuh, tidak adil, dll
2) Seharusnya setiap aparat birokrasi memenuhi 3 syarat yaitu knowledge
(mempunyai pengetahuan yang memadai), skill (memiliki ketrampilan
yang cukup), dan attitude (mempunyai sikap yang pantas/patut)
Dan patologi birokrasi dalam hal akibat situasi internal dalam instansi, bisa
dijelaskan sebagai berikut:
1) Kurang kondusif untuk bisa bekerja/berkarya secara optimal karena
adanya konflik kepentingan dividu dan publik
2) Pemimpin seharusnya berpengetahuan, berketrampilan, berperilaku
konsisten dan konsekuen, adil serta futuris (berpandangan jauh ke
depan).
Selain strategi di atas, birokrat dalam menerapkan TQM dapat menggunakan strategi
berikut; mengidentifikasi kekurangan dan masalah yang ada di dalam proses
birokrasi; mengadopsi filosofi mutu birokrasi secara terus menerus, melakukan usaha-
usaha perbaikan mutu.
Good Governance
Kesimpulan
Tidak ada birokrasi yang bebas dari penyakit, dan tidak ada birokrasi yang
mengidap semua penyakit. Artinya, semua birokrasi negara, baik negara satu, negara
dua atau negara lainnya akan terkena penyakit. Tidak memandang negara besar,
negara sedang ataupun negara kecil.
FISIP UMT Patologi Birokrasi Indonesia
Setiap orang pada dasarnya pasti membutuhkan pelayanan. Pelayanan tersebut
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap individu dan masyarakat. Pemerintah
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat mengalami pembaruan seiring
dengan perkembangan zaman serta tingkat kepuasan masyarakat dalam menerima
layanan setiap harinya. Kian waktu masyarakat yang semakin cerdas kian menuntut
pelayanan publik yang berkualitas.
Melihat realitas kebanyakan layanan publik yang ada selama ini, sepertinya masih
jauh dari harapan masyarakat. Masih sering dijumpai layanan publik yang terlalu
berbelit-belit, dipersulit, tidak bisa cepat dan cekatan, bahkan ada yang harus melalui
joki atau calo. Keadaan seperti itu disebabkan karena masyarakat cenderung
diposisikan sebagai pihak yang melayani dan bukan yang dilayani. Selain itu, dengan
responsivitas, representativitas dan responsibilitas aparatur pemerintah saat ini hanya
mampu menampakkan dirinya sebagai mesin birokrasi yang tidak mampu
mengadaptasikan sikap dan perilakunya pada kondisi dan tuntutan masyarakat yang
terus berubah. Oleh karena itu diperlukan adanya manajemen pelayanan publik
Daftar pustaka
FISIP UMT Patologi Birokrasi Indonesia
Huriyah,lilik dan endaswarik.2016, “Penerapan Total Quality Management (Tqm)
Dalam Peningkatan Mutu Layanan Publik Uin Sunan Ampel Surabaya” Jurnal
Of Islamic Education Studies,1(2),304-308.
Martini, Rina.2012, “Buku Ajar Birokrasi dan Politik” Lembaga Pengembangan Dan
Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Diponegoro. Semarang Sjamsuddin,
Sjamsiar. 2007. “Good Governance” Jurnal Ilmiah Adminitrasi publik Vol
V,III. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Malang
Masniyah, Iin.2018,“Aplikasi Teori Birokrasi Dan Patologi Max Weber Pada
Pemerintahan Desa Kerangkulon Wonosalam Demak” Skripsi Program
Sarjana Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam. Semarang
Patimah Junus, Siti.2002, “Masalah Tapologi Birokrasi dan Terapinya”.Depok
Thoha, Miftah.2016,“Birokrasi dan Politik di Indonesia”. Rajawali Pers, Jakarta.