Anda di halaman 1dari 6

REVIEW BUKU

BIROKRASI DALAM PERSPEKTIF POLITIK DAN ADMINISTRASI


(Edisi Ketiga)
(Dr. Budi Setiyono M. Pol.Admin)

Di SUSUN
OLEH: SISWANTO
NIM: 2210246748
MATA KULIAH: DESENTRALISASI DAN REFORMASI BIROKRASI
DOSEN PENGAMPU: PROF. Dr. SUJIANTO M.Si

MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK


PROGRAM PASCASARJANA FISIP
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
Buku Birokrasi dalam perspektif administrasi dan politik karangan Dr. Budi

Setiyoso M.Pol.Admin ini adalah cetakan edisi ketiga yang terdiri dari 16 bab

pembahasan yang dimana di masing-masing bab akan di uraikan inti pokok pemikiran

dalam buku ini yang tersaji dengan mereview inti sara buku ini.

Dalam beberapa kutipan dalam buku ini mengenai birokrasi maka dalam hal

ini Etzioni (1964) mengatakan bahwa “Our Society is an organizational society. We

ara born in organization, on most us spend much of our working lives working for

organization. Most us will die in an organization, and when the times come for

burial, the largest organization of all the state must grant official permission” .

Birokrasi adalah fenomena kehidupan yang setidaknya sejak abad 19 telah

menjadi aktor sedemikian penting dalam sejarah umat manusia. Apabila orang

ditanya tentang organisasi apakah yang paling mereka butuhkan dalam hidup, maka

jawaban semua orang adalah hamper pasti yaitu birokrasi.

Fakta tersebut menunjukkan bahwa dalam kehidupan era modern saat ini,

birokrasi menempati posisi yang sangat penting dan sekaligus menjadi institusi yang

paling dibutuhkan (the most important and dominant institution) dalam masyrakat.

Hampir dapat dikatakan tidak mungkin proses kehidupan masyarakat modern

berlangsung tanpda adanya intervensi peran birokrasi. Semua organisasi apakah itu

partai politik, jasa industry, paguyuban seniman, organisasi agama, bisnis, Pendidikan

dan LSM semuanya dalam ranah garis kekuasaan dan pengaruh institusi birokrasi.
Secara literal istilah birokrasi itu sendiri mulai diperkenalkan oleh filosof

Perancis yaitu Baron de Grimm dan Vincent de Gournay dari asal kata “bureau” yang

berarti meja tulis, dimana para pejabat (saat itu) bekerja dibelakangnya. Seperti yang

diketahui dari sejarah bahwa pemerintahan perancis (dan negara Eropa lainnya) dan

pada saat itu dikenal memiliki kinerja yang sangat buruk serta mengeksploitasi

rakyatnya secara berlebihan.

De gournay dikutip dalam Albrow, (1970) saat itu mengemukakan bahwa “sangat

dikeluhkan para pejabat, para juru tulis, para sekretaris dan para intenden yang

diangkat bukannya memberikan keuntungan pada kepentingan umum, melainkan

kepentingan umum terabaikan oleh pejabat, untuk menyindir kinerja buruk pejabat

kala itu” dan kemudian dipakailah istilah jata bureaucratie (Bahasa Peracnis) ,

burocratie (Bahasa Jerman), burocrazia (Bahasa Italia) dan bureaucracy (Bahasa

Inggris).

Beberapa defisini Birokrasi adalah sebagai berikut:

1. Organisasi yang terdiri dari aparat bergaji yang melaksanakan detail tugas

pemerintah, memberikan nasehat dan melaksanakan keputusan kebijakan.

(Hague, Harrrop, dan Breslin, 1998)

2. Di dalam konsep sosial, istilah birokrasi digunakan untuk menggambarkan

pengaturan/pemerintahan yang dilakukan oleh pejabat yang tidak dipilih,

mesin administrasi kerja pemerintah dan betuk organisasi rasional (Heywood,

2002)
3. Institusi yang berada pada sektor negara yang memiliki karakteristik adanya

kewajiban, memiliki hubungan dengan hukum dan berhubungan dengan

pertanggungjawaban kepada public dalam menjalankan tugasnya (Beetham

1987)

Di dalam buku ini pada Bab 3 menjelaskan bagaimana birokrasi itu lahir dan

bagaimana perkembangan birokrasi dari masa ke masa yang tersaji dengan pendapat

para ahli yang menyatakan beberapa teori mengenai birokrasi.

Birokrasi adalah sebuah institusi yang lahir sebagai produk dari sebuah proses

sosial yang panjang dan kompleks. Berbeda dengan organisasi semacam perusahaan

swasta yang proses kelahirannya dapat berlangsung sederhana asalkan ada modal dan

dan kemauan perseorangan, organisasi birokrasi lahir sebagai serangkaian prosedur

yang berliku dan menyangkut kontekstualitas sosial yang hamper-hampir universal

pada suatu masyarakat.

Ada 6 fungsi pemerintahan sebagaimana menderivasi munculnya organ birokrasi,

yaitu

1. Fungi menjamin pemerintahan dan keamanan

2. Fungsi memeliharan ketertiban

3. Fungsi menjamin keadilan

4. Fungsi pekerjaan umum

5. Fungsi peningkatan kesejahteraan

6. Fungsi pemeliharaan sumber daya


Dalam bab ini Weber memandang bahwa fenomena birokrasi dapat dilihat

dalam konteks teori social action. Menurut weber semua aktivitas manusia pada

dasarnya digerakkan oleh maksud-maksud tertentu. Weber mengidentifikasi beberapa

tipe aktivitas yang dibedakan oleh maksud yang ada di belakangnya, yakni: Afektif.

Tradisional,, nilai rasional, dan instrumental-rasional.

Weber membedakan adanya tiga tipe otoritas yakni:

1. Otoritas Tradisional

2. Otoritas Kharismatis

3. Otoritas Legal

Kritik terhadap teori weber dibagi dalam beberapa penjelasan yaitu:

1. Tentang struktur yang berjenjang (organizational structure)

Struktur yang berjenjang disamping tidak infecient juga secara organisatoris

karena banyaknya mata rantai yang harus banyak dilalui dalam pengambilan

keputusan, juga berpotensi untuk menimbulkan disorientasi pada masyarkat.

2. Tentang Spesialisasi Unit

Sesuai dengan konsepsi weber tentang struktur birokrasi yang berstruktur

birokrasi akan memiliki kerja unit yang bermacam-macam. Masing-masing

unit dalam yang ada dalam birokrasi memiliki tujuan dan tugas-tugas sendiri

yang spesifik
Analisis untuk megukur public value, untuk megukur apakah suatu institusi birokrasi

atau seorang birokrat telah memenuhi kriterian public value maka diperlukan adanya

alat kriteria yang dapat memberikan penilaian terhadap kinerja birokrasi.

Oleh karena itu di buku ini berbagai macam teori public management memandang

bahwa mekanisme politik tidaklah cukup untuk menilai tingkat prestasi birokrasi

dalam memenui tuntuan public value, teori-teoru tersebut menciptakan analisis

seperti: policy analysis, program evaluation, performance measurement, cost-

effectivitas analysis dan cost benefits.

Buku ini secara panjang lebar telah membahas eksistensi birokrasi dan berbagai

macam dimensi yang ada di dalamnya. Apapun adanya birokrasi kita, mereka adalah

alat negara yang sangat penting dan kita butuhkan. Oleh karena itu, kita semua

memiliki kewajiban moral dan konstitusional agar birokrasi di negara kita dapat

memiliki kinerja yang dapat dibanggakan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai