Disusun Oleh :
Deva Nindya Larasati (6411418093)
ROMBEL / IKM 2018
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan saya nikmat
iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Profesi Pembimbing Kesehatan Kerja”.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuknya Allah SWT untuk kita
semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariat agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Sekaligus pula saya menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk
dosen mata kuliah umum bahasa Indonesia yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada
saya guna menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu.
Saya juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta
bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait Profesi Pembimbing
Kesehatan Kerja.
Selain itu saya juga sadar bahwa pada makalah saya ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya benar-benar menanti kritik dan
saran untuk kemudian dapat saya revisi dan saya tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali lagi
saya menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Di akhir saya berharap paper sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Saya pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah saya terdapat
perkataan yang tidak berkenan di hati.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi tahun 2020 mendatang, kesehatan kerja merupakan salah satu
prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar
negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggotanya, termasuk bangsa Indonesia.
Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja
Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2015 yaitu gambaran masyarakat
Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat,
memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajatkesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat atau lingkungan kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau terbebas dari kejadian kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
kerja suatu perusahaan atau tempatkerja.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang
telah mengamanatkan antara lain bahwa setiap tempat kerja harusmelaksanakan upaya
kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud profesi pembimbing kesehatan kerja
2. Mengetahui Jenis – jenis penyakit akibat kerja
3. Landasan hukum profesi oembimbing kesehatan kerja
BAB II
PEMBAHASAN
D.Definisi
Jabatan fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup
tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan upaya kesehatan kerja yang
diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.
Pembimbing Kesehatan Kerja adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan upaya
kesehatan kerja.
Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk pekerjaan yang meliputi persiapan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi di bidang kesehatan kerja;
Kesehatan Kerja adalah keadaan sehat baik fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap pekerja dapat bekerja produktif secara sosial ekonomi tanpa
membahayakan diri sendiri, teman sekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya;
Tempat Kerja adalah ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap di mana
tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
sumber atau sumber-sumber bahaya;
1. Kecelakaan kerja
Sedangkan menurut Direktur Teknik MIGAS selaku Kepala Inspeksi Tambang MIGAS
mendefinisikan Kecelakaan Kerja Tambang adalah setiap kecelakaan yang menimpa pekerja
tambang, pada waktu melakukan pekerjaannya di tempat kerja pada pada WKP nya yang
mengakibatkan pekerja kehilangan kesadaran, memerlukan perawatan medis, mengalami luka2,
kehilangan anggota badan, atau kematian. Pekerjaan tambang adalah semua kegiatan yang
dilakukan sehubungan dengan tugas atau kepentingan perusahaan termasuk kegiatan insidentil,
kegiatan sukarela dan kegiatan lain yang dilakukan atas perintah/izin perusahaan.
Menurut OSHA adalah kecelakaan yang tejadi pada saat pergi atau pulang dari kerja, yang biasa
disebut commuting, bukan termasuk kecelakaan kerja.
Dikutip dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan kerja dapat digolongkan
menjadi empat klasifikasi. Keempat klasifikasi tersebut yaitu klasifikasi kecelakaan kerja
menurut jenisnya, klasifikasi kecelakaan kerja menurut penyebabnya, klasifikasi kecelakaan
kerja menurut sifat luka atau kelainan yang dialami, dan klasifikasi kecelakaan kerja menurut
letak kelainan atau letak luka ditubuh korban.
Jenis-jenis kecelakaan kerja dalam klasifikasi ini yst berupa terjatuh, terpeleset, tertimpa
benda, tertumbuk, tertabrak, terjepit, gerak yang melebihi batas wajar, efek dari suhu sekitar
yang tidak wajar, tersengat arus listrik tegangan tinggi, terkena radiasi bahan B3, terjadinya
kontak dengan bahan B3, dan lain-lain.
Klasifikasi kecelakaan kerja menurut penyebabnya yst berupa sebab dari benda hidup, benda
mati, bahan baku, mesin, bahan-bahan B3, lingkungan, dan/atau alat angkut. Sebagai contoh
penyebab berupa mesin adalah mesin pembangkit tenaga listrik. Penyebab berupa alat angkut
adalah transportasi pengangkut bahan yang tidak sesuai dengan standar yang semestinya.
Penyebab yang berasal dari benda hidup yst berupa dari manusia itu sendiri, hewan disekitar
kita, atau tanaman/tumbuhan yang ada.
3. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut sifat luka atau kelainan yang dialami.
Klasifikasi kecelakaan kerja ini diambil dari akibat yang timbul setelah kecelakaan kerja
terjadi dan berupa luka atau kelainan. Luka atau kelainan yang sering terjadi setelah adanya
kecelakaan kerja yaitu patah tulang, amputasi, luka-luka, lecet, memar, keseleo, kram,
keracunan, dan/atau mutasi (efek radiasi).
4. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut letak luka atau letak kelainan di tubuh korban
Klasifikasi kecelakaan kerja ini diambil dari letak luka atau kelainan yang ada di tubuh pasca
kecelakaan kerja terjadi. Letak luka atau kelainan ini yst di bagian kepala, bagian leher, bagian
dada, bagian lengan, bagian kaki, berbagai tempat, letak lain yang tidak yst disebutkan, dan/atau
bahkan diseluruh tubuh dari korban.
Secara garis besar, kecelakaan akibat kerja dibagi menjadi dua golongan yang sangat
mendasar. Kedua golongan tersebut yaitu kecelakaan ystem dan kecelakaan dalam perjalanan.
Kecelakaan ystem (Industrial Accident) adalah kecelakaan yang terjadi di tempat kerja yang
dikarenakan adanya sumber atau potensi bahaya. Kecelakaan dalam perjalanan (Community
Accident) adalah kecelakaan yang terjadi diluar tempat kerja atau ketika perjalanan menuju ke
tempat kerja, dimana kecelakaan tersebut masih berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses
maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang
artifisial atau man made disease.
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma Bronkhogenik.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara ystem-faktor penyebab
lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya, misalnya
asma.
H.Faktor penyebab
Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung pada bahan yang digunakan dalam
proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja, sehingga tidak mungkin disebutkan satu
per satu. Pada umumnya ystem penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan:
1. Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat tinggi,
vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.
2. Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun yang
terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut.
4. Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara kerja
Penyakit akibat kerja di berbagai profesi dan tempat yang yst dan biasa terjadi: Penyakit paru
dan saluran pernafasan
Debu sering dijadikan sebagai ystem kebersihan udara. Hal ini karena debu yang melayang
di udara dapat mengakibatkan penyakit pernafasan. Orang yang bekerja di tempat berdebu
seperti proyek bangunan dan pertambangan batu bara, dan lain-lain rentan terkena penyakit
pernafasan. Hal ini karena setiap harinya menghirup debu.
Kelainan pendengaran
Penyakit ini dapat disebabkan oleh lingkungan kerja yang bising. Baik kebisingan karena mesin,
maupun karena hal lain yang dapat menimbulkan kebisingan..
Penyakit akibat keracunan
Keracunan dapat terjadi pada orang yang bekerja sebagai analis bahan kimia, atau yang setiap
harinya berhubungan dengan bahan-bahan kimia. Terlebih lagi orang yang bekerja langsung
menangani limbah ystem . Keracunan yst disebabkan oleh zat-zat logam berat seperti
ystem , raksa, timbal, dan lainnya.
Penyakit mata
Penyakit mata dapat disebabkan oleh radiasi ystem . Selain itu penyakit ini dapat terjadi ketika
mata digunakan untuk sesuatu yang detail terus menerus. Penyakit mata juga yst timbul ketika
mata terkena benda asing. Jenis penyakit mata yang sering terjadi adalah mata rabun akibat
terlalu sering terkena radiasi ystem .
Penyakit asma
Asma dapat disebabkan oleh debu yang terhirup. Baik debu dari tanah maupun hal lain yang
menyerupai debu seperti tepung. Partikel debu mengakibatkan nafas menjadi sesak dan berakhir
dengan asma.
Penyakit otot dan syaraf
Penyakit ini dapat diderita oleh orang yang bekerja secara fisik. Hal ini yst terjadi apabila fisik
terus dipacu untuk melakukan suatu kerja yang keras dan melebihi kapasitas.
Kelainan ystem
Penyakit ini dapat diderita oleh orang yang bekerja dengan zat-zat radioaktif yang yst
menimbulkan radiasi. Kelainan ystem dapat menular ke keturunan. Oleh karena itu sangat
penting untuk menjaga diri dari paparan radiasi.
Penyakit kulit
Penyakit kulit ini yst terjadi akibat paparan sinar matahari bagi orang yang bekerja terlalu lama
di luar ruangan. Selain itu dapat pula disebabkan oleh paparan suhu yang sangat rendah atau
sangat tinggi serta paparan bahan kimia.
Infeksi
Infeksi dapat terjadi karena ystem peralatan yang digunakan. Kecelakaan yst saja terjadi dan
dapat menimbulkan infeksi. Oleh karena itu, di setiap tempat kerja penting adanya pengecekan
alat secara berkala. Selain itu infeksi juga yst terjadi akibat bakteri dan virus yang mungkin
tertular dari orang lain. Orang yang bekerja di rumah sakit rentan terkena penyakit apabila tidak
menjaga kesehatan dengan baik.
Alergi
Alergi yst terjadi karena kondisi suhu yang sering berubah. Suhu terlalu dingin, ataupun suhu
terlalu panas. Kemudian alergi juga yst terjadi pada kondisi dimana udara yang dihirup kotor.
Beberapa penyakit akibat kerja di berbagai profesi dan tempat yang telah disebutkan diatas yst
saja menimpa anda. Agar anda terhindar dari penyakit yang tidak diinginkan. Selalu ikuti
pedoman kesehatan dan keselamatan kerja di tempat diamana anda bekerja. Apabila belum ada
informasi mengenai kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan anda, segeralah bicara
kepada atasan agar diadakan penyuluhan mengenai hal tersebut. Hal ini penting demi
memaksimalkan kerja anda serta meminimalisir hal-hal yang merugikan baik merugikan diri
sendiri maupun merugikan lingkungan kerja.
I.LANDASAN HUKUM
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang membahas mengenai keselamatan dan kesehatan
buruh atau pekerja terdiri atas 2 pasal, yaitu Pasal 86 dan Pasal 87. Pada Pasal 86, Undang-
Undang tersebut terdiri atas 3 ayat.
UU No 13 Tahun 2003 Pasal 86 Ayat 1 menjelaskan bahwa setiap buruh mempunyai hak untuk
mendapatkan perlindungan, terutama di bidang keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan
kesusilaan, dan mendapatkan perlakuan yang sesuai.
Pada ayat kedua disebutkan bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan sangatlah diperlukan untuk
melindungi kesehatan buruh dan meningkatkan produktivitas. Adapun Ayat ketiga dari Pasal 86
ini menjelaskan bahwa peraturan yang terdapat dalam Ayat 1dan 2 harus dilaksanakan sesuai
dengan undang undang yang berlaku.
Masih dalam undang-undang yang sama, Pasal 87 juga memuat hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan kerja yang dibagi menjadi dua ayat. Ayat pertama menjelaskan bahwa setiap
perusahaan wajib membentuk suatu menajemen kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
menajemen perusahaan yang pelaksanaannya kemudian diatur oleh peraturan pemerintah.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal
86 dan 87 mengatur penjaminan kesehatan dan keselamatan buruh dalam menjalankan pekerjaan
mereka. Setiap perusahaan wajib memenuhi aturan-aturan tersebut sesuai dengan undang-undang
yang berlaku.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 lebih menegaskan kepada ILO Convention No. 8.
Peraturan undang-undang ini tidak secara lansung mengatur mengenai kesehatan kerja buruh.
Namun, lebih menitikberatkan kepada pengawasan ketenagakerjaan. Terutama, di ruang lingkup
tempat kerja.
Dengan titetapkannya ILO Convention No. 81 maka pengawasan ketenagakerjaan harus
memberikan penjaminan terhadap penegakan hukum. Yang meliputi kondisi kerja, waktu,
kesehatan dan keselamatan, dan pengupahan.
UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( yste keselamatan kerja)
meletakkan prinsip dasar pelaksanaan keselamatan kerja. Langkah-langkah yang perlu dilakukan
untuk mencegah kecelakaan dan ledakan; mengurangi kemungkinan kebakaran dan cara
penanggulangan kebakaran; dan langkah-langkah lainnya yang diatur sehubungan dengan tempat
kerja. Hukum juga memiliki aturan tentang pintu darurat; pertolongan pertama pada kecelakaan,
perlindungan dari polusi seperti gas, suara dan lain-lain; perlindungan dari penyakit karena
pekerjaan; dan aturan mengenai perlengkapan keselamatan bagi pekerja/buruh.
Semua kecelakaan kerja harus dilaporkan pada petugas yang ditunjuk oleh departemen tenaga
kerja. Hukum keselamatan kerja mengatur tentang daftar pekerjaan yang mengharuskan
pemeriksaan kesehatan pekerja/buruh sebelum bekerja. Pemeriksaan kesehatan rutin juga harus
dilaksanakan.
Perusahaan dengan 100 pekerja/buruh atau lebih, yang memiliki resiko tinggi, harus memiliki
manajemen ystem keselamatan dan kesehatan kerja yang memenuhi persyaratan. Perwakilan
pekerja/buruh harus setuju pada manajemen ystem keselamatan dan kesehatan kerja; yang juga
harus dijelaskan kepada semua pekerja/buruh, supplier, dan pelanggan. Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi harus mengawasi pelaksanaan dari ystem tersebut, serta melakukan
pemeriksaan dan evaluasi secara rutin.
Peraturan Pemerintah ini secara garis besar membahas mengenai kewenangan pemerintah dan
kewenangan provinsi sebagai daerah otonom. Namun, pada bagian ke-9 PP No. 25 Tahun 2000,
pemerintah memberikan 3 poin penting yang berisikan mengenai aturan-aturan ketenagakerjaan
yang wajib diikuti oleh provinsi atau daerah otonom.
Peraturan pemerintah ini berisikan mengenai penetapan hubungan industrial, perlindungan dan
jaminan sosial tenaga kerja, standar kesehatan kerja, keselamatan dan lingkungan kerja, serta
penentuan kebutuhan fisik minimum.
Selain PP No. 25T ahun 2000, masih terdapat satu peraturan tambahan mengenai
ketenagakerjaan. Seperti Keputusan Kemendagri No. 130-67 Tahun 2002. Keputusan
Kemendagri tersebut lebih menitikberatkan kepada pembinaan dan pengembangan
ketenagakerjaan yang terdapat pada ayat 1 bagian sosial dan kesejahteraan rakyat pada lampiran
satu Keputusan Menteri Dalam Negeri.
PASAL 1
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan
kerja.
Jaminan Kecelakaan Kerja, yang selanjutnya disingkat JKK adalah manfaat berupa uang tunai
dan/atau pelayanan kesehatan yang diberikan pada saat peserta mengalami kecelakaan kerja atau
penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
i. Pembinaan program
pelayanan:
a. Promotif
b. Preventif
c. Kuratif
d. Rehabilitatif dan
e. Pelayanan Rujukan
SARAN
Agar tercipta tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang