Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS K3

PENILAIAN RISIKO COVID-19 DI TEMPAT PELELANGAN


IKAN TAMBAKREJO SEMARANG

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis K3

Dosen Pengampu:
Evi Widowati, S.K.M., M.Kes.

Disusun Oleh :
Deva Nindya Larasati
6411418093
K3 Reguler 2020

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Coronavirus (Covid-19) merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit


infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit corona virus 2019 atau  Corona Virus Disease-19
(COVID-19) adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh jenis virus corona.
Nama lain dari penyakit ini adalah Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2
(SARS-COV2). Kasus COVID-19 pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
Tiongkok, pada Desember 2019. Dalam beberapa bulan saja, penyebaran penyakit ini telah
menyebar ke berbagai negara, baik di Asia, Amerika, Eropa, dan Timur Tengah serta Afrika.
Pada tanggal 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization
(WHO) mendeklarasikan penyebaran COVID-19 dikategorikan sebagai pandemi. Penyakit
ini terutama menyebar di antara orang-orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan
bersin. Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan stainless steel SARS
CoV-2 dapat bertahan hingga tiga hari atau dalam aerosol selama tiga jam (Kemendagri,
2020:3). Sesuai hal tersebut, coronavirus hanya bisa berpindah melalui perantara dengan
media tangan, baju ataupun lainnya yang terkena tetesan batuk dan bersin.

Indonesia menjadi salah satu negara positif virus corona (Covid-19). Kasus pertama
yang terjadi di Indonesia dialami oleh dua warga Depok, Jawa Barat. Hal tersebut
diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta pada hari
senin, 2 maret 2020. Menurut Bapak Joko Widodo, kedua warga tersebut merupakan seorang
ibu usia 64 tahun dan putrinya yang berusia 31 tahun. Keduanya diduga tertular virus corona
karena adanya kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia. Warga Jepang
tersebut terdeteksi Corona setelah meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia. Tim
Kementrian Kesehatan (Kemenkes) melakukan penelusuran terhadap warga lainnya yang
sebelumnya melakukan interaksi dengan warga negara Jepang tersebut selama di Indonesia.
Menurut Kementerian Kesehatan anak tersebut diperkirakan tertular virus corona 2 saat
berdansa dengan warga negara Jepang di sebuah klub di Jakarta pada tanggal 14 Februari
2020. Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes
Achmad Yurianto (Yuri) menyebutkan bahwa jumlah orang yang mengikuti acara tersebut
ada 50 orang. Pada tanggal 16 Februari 2020, anak tersebut mengeluh batuk dan agak panas,
kemudian berobat ke dokter. Setelah peristiwa tersebut, Kemenkes berupaya untuk
melakukan tracking kepada semua orang yang ikut berdansa pada acara tersebut.

Setelah mengumumkan kasus pertama virus corona di Depok tersebut, Presiden Joko
Widodo memastikan pemerintah sudah mempersiapkan fasilitas kesehatan, peralatan medis
untuk merawat pasien virus corona yang memenuhi standar internasional. Pemerintah telah
mengalokasikan anggaran untuk penanganan wabah virus corona di dalam negeri.

Penyebaran virus corona masih terus terjadi di berbagai negara dengan jumlah kasus
dan korban jiwa yang terus meningkat. Kasus -kasus baru masih dilaporkan tiap hari
bahkan muncul varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris. Virus corona pada
awal bulan Desember 2020 telah menyebar diseluruh dunia dengan total kasus
67.000.000 dan angka kemantian 1.540.000. Negara tertinggi di Amerika Serikat dengan
total kasus 14.800.00 dan angka kematian 282.000. Indonesia menempati urutan ke-20
dengan total kasus 576.000 dan angka kematian 17.740. Jawa Tengah menduduki
peringkat ketiga se- Indonesia dengan jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 215.864 kasus,
dan 9.603 kematian.

Pasar tradisional menjadi salah satu klaster yang berpotensi besar menyebarkan
Covid-19 di sejumlah daerah dikarenakan banyaknya perdagang pasar tradisional yang
terjangkit virus Covid-19. Pasar tradisional menjadi salah satu tempat yang rentan menjadi
lokasi penularan dikarenakan kondisi pasar sebagai fasilitas umum tempat terjadinya jual
beli kebutuhan sehari-hari danbanyak orang beraktivitas di lokasi tersebut yang datang
dari berbagai tempat yang menjadikan pasar seringkali penuh dan sesakdimana sosial dan
physical distancing sulit diterapkan. Kebersihan yang kurang terjaga, dan standar sanitasi
dan higienis yang belum ketat, membuat pasar menjadi tempat yang berisiko tinggi untuk
penyebaran penularan Covid-19. Ditambah lagi para pedagang pasar maupunpembeli
masih banyak yang tidak menggunakan masker dan tidakmengikuti protokol kesehatan
yang sudah ditetapkan pemerintah.
BAB II
PENGANTAR
2.1 Identifikasi Hazard
Identifikasi bahaya merupakan suatu proses yang dapat dilakukan untuk mengenali
seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi sebagai penyebab terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja yang mungkin timbul di tempat kerja. Di dalam melakukan proses
identifikasi potensi bahaya di tempat kerja dapat menggunakan petunjuk-petunjuk khusus
yang berkaitan dengan jenis atau tipe potensi bahaya yang mungkin akan ditimbulkan oleh
aktivitas pekerjaan (human act) maupun kondisi lingkungan kerja (work condition) (Tarwaka,
2014).
Identifikasi bahaya merupakan landasan program pencegahan kecelelakaan atau
pengendalian risiko karena tanpa mengenal bahaya maka tidak dapat ditentukan tingkat risiko
bahayanya, sehingga upaya pencegahan dan pengendalian risiko bahaya tidak dapat
dijalankan. Penelitian risiko (risk assessment) mencakup dua tahap proses yaitu menganalisa
risiko (risk analysis) dan mengevaluasi risiko (risk evaluation). Kedua tahap ini sangat
penting karena akan menentukan langkah dan strategi pengendalian risiko. Parameter yang
digunakan untuk melakukan penilaian risiko adalah likelihood dan severity. Likelihood
adalah probabilitas terjadinya kecelakaan kerja. Parameter pengukuran likelihood adalah
seberapa sering terjadinya kegiatan yang dapat memicu kecelakaan kerja dan Severity
menggambarkan seberapa besar dampak dari potensi bahaya yang diidentifikasi. Kombinasi
likelihood dan severity untuk melihat tingkat risiko bahaya melalui tabel risk matrix
(Supriyadi, dkk, 2015).

2.2 Hirarc
Hazard Identification and Risk Assesment (HIRA) merupakan salah satu metode
identifikasi kecelakaan kerja dengan penilaian risiko sebagai salah satu poin penting
untuk mengimplementasikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Dilakukanya HIRA bertujuan untuk mengidentifikasi potensi-potensi bahaya
yang ada di suatu tempat kerja baik perusahaan atau tempat praktek seperti disekolah
untuk dinilai besarnya peluang terjadinya suatu kecelakaan atau kerugian. Identifikasi
bahaya dan penilaian risiko serta pengontrolannya harus dilakukan diseluruh aktifitas
perusahaan, termasuk aktifitas rutin dan tidak rutin, pekerjaan yang dilakukan oleh
siapapun, serta fasilitas atau personal yang masuk dalam tempat kerja.
2.3 Analisis Risiko
Analisis K3 menggunakan metode HIRARC seperti tabel di bawah ini. AS/NZS
4360 : 2004[28] yang dipakai di standar Australia dan New Zealand dan dapat dilihat pada
Tabel berikut :

Tabel Skala Kemungkinan

Tingka
Kriteria Penjelasan
t
Mungkin terjadi hanya pada kondisi khusus/ setelah
1 Rare
setahun sekali.
Mungkin terjadi pada beberapa kondisi tertentu,
2 Unlikely
namun kecil kemungkinan.
3 Possible Mungkin terjadi pada kondisi tertentu.
4 Likely Mungkin terjadi pada hampir semua kondisi.
Almost Dapat terjadi pada semua kondisi.
5
Certainly

Tabel Skala Keparahan

Tingka
Kriteria Penjelasan
t
Insignifican (tidak Tidak ada kerugian, material sangat kecil.
1
bermakna)
Cidera ringan memerlukan perawatan p2k3 langsung
2 Minor (kecil) dapat ditangani di lokasi kejadian, kerugian material
sedang.
Hilang hari kerja, memerlukan perawatan medis, kerugian
3 Moderate (sedang)
material cukup besar
Cidera mengakibatkan cacat atau hilang fungsi tubuh
4 Major (besar)
secara total kerugian material besar.
5 Extreme Menyebabkan bencana material sangat besar.

Tabel Matriks Tingkat Risiko


BAB III
HASIL DAN PEMABAHASAN

3.1 Observer
Deva Nindya Larasati

3.2 Tempat Penelitian


Nama : Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tambak Lorok
Alamat : Jl. Tambak Mulyo, Tj. Mas, Kec. Semarang Utara, Kota
Semarang, Jawa Tengah 50174
Jumlah Pedagang : 150 Orang

3.3 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Hazard Identification Risk Assessment and Risk
Control (HIRARC). Instrumen yang digunakan yaitu wawancara dam observasi kepada
pedagamg di TPI Tambak Lorok. Wawancara dilakukan kepada beberapa sample orang
secara acak. Observasi dlakukan agar dapat melihat keadaan sebenarnya untuk dianalisis.

3.4 Waktu Pelaksanaan

Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga Hari Keempat

Survei tempat Melakukan Analisis data Monitoring dan


dan perizinan observasi dan evaluasi
wawancara di
TPI Tambak
Lorok

3.5 Waktu Pelaksanaan


Hari/Tanggal :10-14 Juni 2021
Lama Pelaksanaan : 5 Hari

3.6 Catatan Kejadian


3.4.1 KAK
Kecelakaan Akibat Kerja atau KAK yang sering terjadi di pasar tambak lorok adalah
terpeleset dan sakit punggung. Untuk data dan jumlah pasti kejadian tersebut tidak dapat
dipastikan karena tidak adanya data.
3.4.2 PAK
Covid-19 telah terjadi pada pedagang TPI Tambak Lorok, namun tidak diketahui pasti
berapa jumlah penyakit akibat kerja terutama yang terjangkit covid-19 di TPI Tambak
Lorok.

3.7 Instrumen Observasi


3.7.1 Instrumen wawancara

No Daftar Pertanyaan Jawaban


1. Organisasi
Pukul berapa Pasar Tambak Lorok 05.30- 18.00 WIB
beroperasi?

Berapa jumlah pedagang di pasar ? 150 Orang

Apakah ada yang bertugas untuk Ada pengurus yang mengontrol


memantau keselamatan kerja di TPI keselamatan kerja yang juga
Tambak Lorok tersebut? anggota dari KNTI (Kesatuan
Nelayan Tradisional Indonesia)

Yang mengawasi yaitu pak saadan


Siapa yang bertanggung jawab terhadap
perawatan dan kebersihan gedung ?

2. Protokol Kesehatan
Bagaimana protocol kesehatan di pasar Kurang baik, karenak kurangnya
untuk mencegah covid? kedisiplinan dalam penerapan
protokol kesehatan oleh pembeli
dan pedagang, termasuk daiantara
ketidak patuhan dalam menjaga
jarak, menggunakan sarung
tangan, mencuci tangan,
menggunakan hand sanitizer dan
mengguakan masker
Tidak
Apakah terdapat pengecekan suhu
sebelum masuk ke dalam gedung pasar?

Terdapat screening namun tidak


Apakah terdapat pemeriksaan rutin rutin.
screening covid-19 di pasar?
3. Alat Pelindung Diri (APD)
Apa saja APD yang dipakai selama Masker
melakukan pekerjaan?
Siapa yang menyediakan APD tersebut? Masing-masing pedagang,
dikontrol oleh pengurus pasar.

5. PAK
Apakah ada kasus covid-19 yang Ada, tetapi tidak ada data untuk
menjangkit pedagang di pasar? Jika ada jumlah pastinya
berapa totalnya?

6 Upaya Promosi Kesehatan

Apakah pernah ada penyuluhan tentang Pernah dilakukan oleh dinas


covid-19 yang dilakukan di pasar? kesehatan kota semarang oleh
puskesmas terdekat melalui
penyuluhan dan pernah ada
mahasiswa yang melakukan
penyuluhan terkait Covid-19 juga.

• Observasi
Peneliti melakukan observasi terhadap beberapa objek dan subjek di TPI
Tambaklorok,berikut panduan observasi yang akan dilakukan:
Pengamata Variable Indikator
n
Lokasi Kondisi fisik Kondisi ruangan
Kondisi fisik toilet
Kondisi Hygiene lingkungan
Apakah terdapat pembatas antara pedagang dan
pembeli
Pedagang Aktifitas Bagaimana proses aktifitas pekerjaannya
dan Pembeli transaksi
Apakah menerapkan prinsip K3 dan Protokol
Covid-19 di tempat umum
Alat Pelindung APD apa saja yang digunakan
diri
Bagaimana kondisi APD yang digunakan layak
atau tidak, sesuai standar atau tidak
3.8 Identifikasi Hazard Menggunakan HIRARC
No Tahapan Potensi Risiko Penilaian Risiko Upaya Keterangan
. Proses Bahaya Probability Severit Tingkat Pengendalia
y Risiko n
Memasuki Lokasi Pasar
1. Pedagang Tidak Barang 3 3 9 Menyediakan
menyiapkan mencuci dagangan dan medium tempat untuk
dagangan tangan atau alat kerja mencuci
menggunakan memungkinkan tangan atau
hand sanitizer terpapar virus handsinitizer
corona. di pintu Hand Sanitizer
masuk pasar
dan
dibeberapa
titik di dalam
dan diluar Wastafel
pasar
Tidak terdapat Tidak dapat 5 3 15 Menempatkan
pengecekan mendeteksi High petugas-
suhu sebelum adanya tanda petugas
memasuki virus corona. dipintu-pintu
pasar. masuk untuk
Pengecek
melakukan
suhu
pengecekan
suhu
2. Pelanggan Tidak Barang-barang 4 3 12 Menyediakan
mencuci yang disentuh High tempat untuk
tangan atau memungkinkan mencuci
menggunakan terpapar virus tangan atau
handsanitizer corona handsinitizer
di pintu Hand Sanitizer
masuk pasar
dan
dibeberapa
titik di dalam
dan diluar Wastafel
pasar
Tidak terdapat Tidak dapat 5 3 15 Menempatkan
pengecekan mendeteksi High petugas-
suhu adanya tanda petugas
virus corona dipintu-pintu
masuk untuk
Pengecek
melakukan
suhu
pengecekan
suhu
Transaksi Jual Beli
Pembeli Tidak Virus corona 5 3 15 Memberikan
mendatangi menerapkan dapat High garis-garis
kios social menyebar jarak antara
penjual. distancing. dengan mudah penjual dan
Garis jarak
akibat tidak pembeli
menjaga jarak
Pembeli Pembeli Barang 4 3 12 Menggunakan
memilih menyentuh dagangan High handsinitizer
bahan barang-barang memungkinkan saat masuk
makanan dagangan terkontaminasi pasar akan
yang virus corona. mengurangi
hendak risiko, jika Hand Sanitizer
dibeli memngkinkan
melarang
pembeli untuk
menyentuh
barang
dangangan
supaya dapat
melakukan
pencegahan
Tidak terdapat Penularan 5 3 15 Memberikan
pembatas Covid-19 High garis-garis
antara,pembel melalui jarak antara
i dan penjual droplets. penjual dan
Garis jarak
atau pembeli pembeli dan
satu dengan pembeli lain
pembeli lain
Penjual Penjual tidak Barang 4 3 12 Mewajibkan
mengemas menggunakan dagangan High penjual untuk
bahan sarung tangan memungkinkan menggunakan
makanan latex, tidak terkontaminasi sarung tangan Sarung tangan latex
mencuci virus corona. latex dan
tangan, menggunakan
ataupun handsinitizer
menggunakan setiap
handsanitizer. melakukan
kegiatan jual
beli Hand Sanitizer

Tidak Barang 4 3 12 Mewajibkan


mengunakan dagangan High seluruh
masker. memungkinkan penjual,
terpapar virus pembeli
corona. maupun
petugas di
tempat Masker kain
tersebut
menggunakan
masker.
Membuat
larangan bagi
setiap orang Masker medis
yang tidak
menggunakan Nb. Dapat
masker menggunakan
memasuki masker jenis
kawasan apapun yang
pasar sesuai dengan
standart (tidak
terlalu tipis)
Pembeli Penjual tidak Penularan 5 3 15 Mewajibkan
memberika menggunakan virus melalui High penjual untuk
n uang sarung tangan uang yang menggunakan
kepada latex, tidak akan menjadi sarung tangan Sarung tangan latex
penjual. mencuci rantai latex dan
tangan, penularan. menggunakan
ataupun handsinitizer
menggunakan setiap
handsanitizer. melakukan
kegiatan jual
beli Hand Sanitizer

Pemeliharaan Kebersihan Pasar


Saluran air Saluran Potensi terjadi 3 3 9 Melakukan
pada setiap pembuangan kecelakaan Medium pengecekan
sisi kios air tidak kerja kebersihan
efektif karena terpeleset. lingkungan
lantai masih pasar oleh
banyak petugas
terdapat air kebersihan
yang setiap waktu
menggenang
dan licin.
Sterilisasi Tidak Virus yang ada 3 3 9 Melakukan
area pasar dilakukan dalam pasar Medium penyemprotan
penyemprotan tersebut tidak desinfektan
desinfektan bisa mati. rutin setiap
secara rutin harinya.
Desinfektan-
setiap harinya
antiseptik.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pasar tradisional menjadi salah satu klaster yang berpotensi besar menyebarkan
Covid-19 di sejumlah daerah dikarenakan banyaknya perdagang pasar tradisional yang
terjangkit virus Covid-19. Pasar tradisional menjadi salah satu tempat yang rentan menjadi
lokasi penularan dikarenakan kondisi pasar sebagai fasilitas umum tempat terjadinya jual
beli kebutuhan sehari-hari danbanyak orang beraktivitas di lokasi tersebut yang datang
dari berbagai tempat yang menjadikan pasar seringkali penuh dan sesakdimana sosial dan
physical distancing sulit diterapkan. Kebersihan yang kurang terjaga, dan standar sanitasi
dan higienis yang belum ketat, membuat pasar menjadi tempat yang berisiko tinggi untuk
penyebaran penularan Covid-19. Ditambah lagi para pedagang pasar maupunpembeli
masih banyak yang tidak menggunakan masker dan tidakmengikuti protokol kesehatan
yang sudah ditetapkan pemerintah. Rata-rata tingkat risiko pada identifikasi hazard Covid-
19 adalah high. Banyak hal yang perlu diperbaiki guna mencegah persebarn virus Covid-19
di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tambak Lorok Semarang.

4.2 Saran
Rata-rata tingkat risiko pada identifikasi hazard Covid-19 adalah high. Banyak hal
yang perlu diperbaiki guna mencegah persebarn virus Covid-19 di Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) Tambak Lorok Semarang yaitu dengan memperketat protokol Kesehatan seperti wajib
menggunakan masker, melakukan pengecekan suhu sebelum memasuki Kawasan TPI
Tambak Lorok, mencuci tagan atau menggunakan handsinitizer, menggunakan sarung tangan
latex untuk ara pedagang, dan menyemprot desinfektan setelah kegiatan di TPI Tambak
Lorok selesai setiap harinya.
DAFTAR PUSTAKA

AS/NZS 4360. (2004), 3rd Edition The Australian And New Zealand Standard on Risk
Management, Broadleaf Capital International Pty Ltd, NSW Australia.

Kurniawati, Eni dkk. 2007. Analisis Potensi Kecelakaan Kerja Pada Departemen Produksi
Springbed Dengan Metode Hazard Identification And Risk Assessment (HIRA) (Studi Kasus:
PT.Malindo Intitama Raya, Malang, Jawa Timur). Jurnal Teknik Industri. Universitas
Brawijaya.

Ramli, S. (2010). Pedoman Praktis Manajemen Resiko Dalam Perspektif K3. Jakarta: PT.
Dian Rakyat.

ILO. (2013). Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Sarana untuk Produktivitas.
Jakarta: ILO Cataloguing in Publication Data.
DOKUMENTASI

Gambar 1. Pasar Tambak Lorok Semarang Gambar 2. Wawancara Bersama pengurus


TPI Tamak Lorok, kurangnya kesadaran
menggunaka masker.

Gambar 3. Kondisi lantai pasar yang licin Gambar 4. Nelayan yang melakukan
pemilihan ikan

Gambar 5. Kurangnya kesadaran


menggunakan masker

Anda mungkin juga menyukai