“ FUNGSI PENGORGANISASIAN ”
Dosen Pembimbing :
Ns.Endra Amalia, M.Kep
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat karunia
serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun
mungkin ada kekurangan didalamnya. Kami berterima kasih kepada Ibu dosen, ibu Ns. Endra
Amalia, M.Kep yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini yang berjudul “Fungsi
Pengorganisasian” sehingga makalah ini selesai dengan baik.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna oleh teman – teman dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Fungsi Pengorganisasian dalam
Manajemen Keperawatan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa mendatang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya, sekiranya
makalah yang telah kami buat ini dapat berguna bagi diri kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenaan. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
KELOMPOK I
2
DAFTAR ISI
Halaman Sampul......................................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan masalah...............................................................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pengorganisasian........................................................................................6
B. Tujuan Pengorganisasian....................................................................................................7
C. Prinsip – prinsip Pengorganisasian.....................................................................................8
D. Jenis Struktur Organisasi dalam Keperawatan...................................................................10
Daftar Pustaka........................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen merupakan proses penatalaksanaan kegiatan oraganisasi melalui upaya
orang lain mencapai tujuan bersama. Sedangakan manajemen keperawatan merupakan
pengalokasian aktifitas keperawatan yang dilaksanakan oleh para perawat dalam upaya
memberikan pelayanan kperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan tidak dapat bekerja sendiri, tetapi harus bekerja
sama dengan tim kesehatan lain untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi
klien. Kerjasama tersebut harus ditata sehingga menghasilkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, penataan yang dimaksud adalah pengorganisasian segala sumber yang
dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.
Pengorganisasian adalah langkah kedua dalam manajemen yang sangat penting
dilakukan oleh setiap unit kerja / unit organisasi (Subur, 1997). Pengorganisasian dalam
keperawatan dimaksudkan untuk mengelompokkan aktifitas-aktifitas dengan sasaran untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penugasan masing-masing kelompok diberikan
kepada pimpinan yang diberi wewenang untuk mengawasi sekaligus melakukan koordinasi
dengan unit lain baik secara horizontal maupun vertikal.
Malayu Hasibuan (2007: 118-119) menyatakan “Pengorganisasian adalah suatu
proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang
diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini,
menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif
didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut”.
Pengorganisasian meliputi proses memutuskan tingkat organisasi yang diperlukan
untuk objektif divisi keperawatan, departemen, pelayanan atau unit. Setiap unit harus
melalui tipe pekerjaan, yang langsung dilakukan terhadap klien, macam perawat sesuai
denan pekerjaan, serta jumlah pengelola atau supervisi yang diperlukan (Swanburg, 2000).
Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan tidak dapat bekerja sendiri,
tetapi harus bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang dihadapi klien. Kerjasama tersebut harus ditata sehingga menghasilkan
4
pelayanan kesehatan yang berkualitas, penataan yang dimaksud adalah pengorganisasian
segala sumber yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.
Dalam pengorganisasian menghendaki adanya pembagian kerja atu spesialisasi,
sesuai dengan teori klasik adam smith yaitu “ the right man in the right place “ artinya
seseorang yang memiliki keahlian tertentu harus dipekerjakan atau ditempatkan pada
keahliannya. Misalnya orang yang ahli dalam bidang administrasi harus ditempatkan di
bagian administrasi pula, begitu juga dengan orang yang ahli dalam bidang keuangan harus
ditempatkan pada bagian keuangan pula. Artinya dalam pembagian kerja itu harus benar-
benar dilakukan dengan cermat. Nah dalam bab pembahasan akan dibahas mengenai fungsi
pengorganisasian secara lebih rinci lagi.
Pengorganisasian dalam manajemen keperawatan mempunyai banyak aktifitas
penting, antara lain bagaimana asuhan keperawatan dikelola secara efektif dan efisien
untuk sejumlah pasien di rumah sakit dengan jumlah staf keperawatan dan fasilitas yang
ada. Untuk diperlukan pembagian tugas, kerja sama, dan koordinasi sehingga semua pasien
mendapatkan pelayanan yang 2 optimal. Oleh karena itu menejer keperawatan perlu
menetapkan kerangka kerja, yaitu dengan cara: mengelompokan dan membagi kegitan yang
harus dilakukan, menentukan jalinan hubungan kerja antara tenaga dan menciptakan
hubungan antara kepala-staf melalui penugasan,delegasi dan wewenang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemahaman Konsep Pengorganisasian dalam Manajemen Keperawatan?
2. Apa saja Tujuan dari Pengorganisasian?
3. Apa saja Prinsip Pengorganisasian?
4. Bagaiamana Jenis Struktur Organisasi dalam Keperawatan ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu Konsep Pengorganisasian dalam Manajemen
Keperawatan.
2. Mahasiswa dapat mengetahuiTujuan dari Pengorganisasian
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja Prinsip – prinsip Pengorganisasian dalam
Manajemen Keperawatan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui Jenis Struktur Organisasi dalam Keperawatan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
sumber daya, dan mengintegrasikan keduanya menjadi satu kesatuan yang utuh untuk
digunakan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Pengorganisasian melibatkan pembentukan struktur peran internasional melalui
penentuan dan penghitungan aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan
dan setiap bagiannya; pengelompokan kegiatan ini, penugasan kelompok kegiatan tersebut
kepada manajer, pendelegasian wewenang untuk melaksanakannya dan ketentuan untuk
koordinasi wewenang dan hubungan informasional, horizontal dan vertikal, dalam struktur
organisasi. Tiga aspek penting dalam pengorganisasian meliputi :
1) Pola struktur yang berarti proses hubungan interaksi yang dikembangkan secara efektif
2) Penataan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam organisasi
3) Struktur kerja organisasi termasuk kelompok kegiatan yang sama, pola hubungan antar
kegiatan yang berbeda, penempatan tenaga yang tepat dan pembinaan cara komunikasi
yang efektif antar perawat.
B. Tujuan Pengorganisasian
1. Pencapaian tujuan organisasi.
2. Pengorganisasian sumber daya secara efektif dan efisien.
3. Melakukan pembagian tugas dan pertanggungjawaban yang efektif antara perorangan
dan kelompok.
4. Menentukan jalur komunikasi dan koordinasi yang efektif melaui penyusunan struktur
organisasi yang baik.
5. Melakukan pengambilan keputusan secara tepat.
6. Melakukan pengawasan kegiatan-kegiatan organisasi secara efektif melalui supervisi.
7. Melakukan antisipasi terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi dengan
melalui penyesuaian-penyesuaian yang penting. (Swansburg & Swansburg,1999).
(Kemenkes RI).
7
C. Prinsip Pengorganisasian
1. Pembagian Kerja
Prinsip dasar untuk mencapai efisiensi yaitu pekerjaan dibagi – bagi sehingga setiap
orang memilik tugas tertentu. Untuk ini kepala bidang keperawatan perlu mengetahui
tentang :
a. Pendidikan dan pengalaman setiap staf
b. Peran dan fungsi perawat yang diterapkan di RS tersebut
c. Mengetahui ruang lingkup tugas kepala bidang keperawatan dan kedudukan dalam
organisasi
d. Mengetahui batas wewenang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
e. Mengetahui hal- hal-hal yang dapat didelegasikan kepada staf dan kepada tenaga
non keperawatan
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengelompokkan dan pembagian kerja adalah :
Disamping itu setiap staf mengetahui kepada siapa dia harus melapor, minta bantuan
atau bertanya, dan siapa atasan langsung serta dari siapa dia menerima tugas.
2. Pendelegasian Tugas
Pendelegasian tugas adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada
staf untuk bertindak dalam batas-batas tertentu. Dengan pendelegasian, seorang
pimpinan dapat mencapai tujuan dan sasaran kelompok melalui usaha orang lain, hal
mana merupakan inti manajemen. Selain itu dengan pendelegasian, seorang pimpinan
mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal lain yang lebih penting seperti
perencanaan dan evaluasi. Pendelegasian juga merupakan alat pengembangan dan
latihan manajemen yang bermanfaat. Staf yang memiliki minat terhadap tantangan yang
lebih besar akan menjadi lebih komit dan puas bila diberikan kesempatan untuk
8
memegang tugas atau tantangan yang penting. Sebaliknya kurangnya pendelegasian
akan menghambat inisiatif staf.
3. Koordinasi
Koordinasi adalah keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar
tenaga yang ada dibangsal. Keselarasan ini dapat terjalin antar perawat dengan anggota
tim kesehatan lain maupun dengan tenaga dari bagian lain.
Manfaat Koordinasi :
a. Menghindari perasaan lepas antar tugas yang ada dibangsal / bagian dan perasaan
lebih penting dari yang lain
b. Menumbuhkan rasa saling membantu
c. Menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar staf
4. Manajemen Waktu
Dalam mengorganisir sumber daya, sering kepala bidang keperawatan
mengalami kesulitan dalam mengatur dan mengendalikan waktu. Banyak waktu
pengelola dihabiskan untuk orang lain. Oleh karena itu perlu pengontrolan waktu
sehingga dapat digunakan lebih efektif. Untuk mengendalikan waktu agar lebih efektif
perlu :
a. Analisa waktu yang dipakai; membuat agenda harian untuk menentukan kategori
kegiatan yang ada
b. Memeriksa kembali masing-masing porsi dari tiap aktifitas
c. Menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, dan perkembangannnya serta
tujuan yang akan dicapai
d. Mendelegasikan
9
D. Jenis struktur organisasi dalam keperawatan
Secara umum struktur organisasi dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1. Organisasi Lini
Bentuk organisasi lini merupakan yang tertua di dunia, organisasi lini
mencirikan bahwa pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang nyata
antara satuan organisasi pimpinan dan satuan organisasi pelaksana. Peran pimpinan
sangat dominan,segala kendali ada di tangan pimpinan, dan dalam melaksanakan
kegiatan yang diutamakan adalah wewenang dan perintah.
Organisasi lini lebih cocok digunakan untuk organisasi dengan jumlah karyawan
sedikit, sarana dan prasarana terbatas, serta tujuan dan kegiatan organisasi yang
sederhana. Bentuk organisasi lini mempunyai keuntungan pengambilan keputusan dapat
dilaksanakan dengan cepat, kesatuan arah dan perintah lebih terjamin, serta koordinasi
dan pengawasan lebih mudah. Kelemahannya adalah keputusan sering kurang
sempurna, dibutuhkan pemimpin yang benar benar dapat memegang kendali dan
berwibawa, dan unsur manusiawi sering terabaikan.
2. Organisasi staf
Organisasi staf merupakan pengembangan dari organisasi lini. Organisasi staf
dicirikan bahwa dalam organisasi dikembangkan satuan organisasi sataf yang berperan
sebagai pembantu pimpinan. Orang yang duduk dalam organisasi staf adalah individu
ahli sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pimpinan membutuhkan orang yang mampu
membantu memecahkan masalah organisasi. Pengambilan keputusan berada di tangan
pimpinan. Keuntungannya adalah pengambilan keputusan akan lebih baik, kerugiannya
pengambilan keputusan membutuhkan waktu yang lebih lama.
10
pengembangan bakat dan kemampuan dapat dilakukan sehingga mendorong tanggung
jawab kerja yang baik. Kelemahannya adalah pengambilan keputusan memakan waktu
lebih lama, dapat menimbulkan kebingungan pelaksana jika staf tidak mengetahui batas
batas wewenangnya.
a. Line structure
Desain organisasi birokrasi biasa disebut struktur garis atau organisasi garis.
Mereka yang memiliki otoritas staf dapat disebut sebagai organisasi staf. Kedua
jenis struktur organisasi ini sering ditemukan di fasilitas perawatan
kesehatan yang besar dan biasanya menyerupai desain asli Weber untuk
organisasi yang efektif. Karena keakraban kebanyakan orang dengan struktur
ini, ada sedikit tekanan yang terkait dengan mengarahkan orang ke organisasi ini.
Masalah lain dengan struktur garis dan staf adalah kepatuhan mereka pada
komunikasi rantai komando, yang membatasi komunikasi ke atas. Pemimpin
yang baik mendorong komunikasi ke atas untuk mengimbangi kerugian ini. Namun,
ketika posisi garis didefinisikan dengan jelas, keluar dari rantai komando untuk
komunikasi ke atas biasanya tidak tepat.
b. Ad Hoc design
Desain ad hoc adalah modifikasi dari struktur birokrasi dan kadang-kadang
digunakansecara sementara untuk memfasilitasi penyelesaian proyek dalam
organisasi liniformal. Struktur ad hoc adalah sarana untuk mengatasi
ketidakfleksibelan strukturgaris dan berfungsi sebagai cara bagi para
profesional untuk menangani semakinbanyak informasi yang tersedia.
Struktur ad hoc menggunakan tim proyek ataupendekatan tugas dan
biasanya dibubarkan setelah proyek selesai. Kerugian strukturini adalah penurunan
kekuatan dalam rantai komando formal dan penurunan loyalitaskaryawan kepada
organisasi induk.
c. Matrix structure
Struktur organisasi matriks dirancang untuk fokus pada produk dan fungsi.
Fungsidigambarkan sebagai semua tugas yang diperlukan untuk menghasilkan
produk, danproduk adalah hasil akhir dari fungsi tersebut. Misalnya, hasil pasien
yang baik adalahproduk, dan pendidikan staf dan staf yang memadai mungkin
11
merupakan fungsi yangdiperlukan untuk menghasilkan hasil.Struktur
organisasi matriks memiliki rantaikomando formal vertikal dan horizontal.
e. Flat design
Desain organisasi datar adalah upaya untuk menghilangkan lapisan hierarkis
denganmeratakan rantai komando dan mendesentralisasikan organisasi. Dengan
demikian,seorang manajer atau supervisor tunggal akan mengawasi sejumlah besar
bawahandan memiliki rentang kendali yang luas (Juneja, 1996-2016). Di saat-saat
yang baik,ketika organisasi secara finansial kaya, mudah untuk
menambahkan lapisan keorganisasi untuk menyelesaikan pekerjaan, tetapi ketika
organisasi mulai merasakankesulitan keuangan, mereka sering melihat hierarki
mereka untuk melihat di manamereka dapat melakukannya. posisi potong.
Dalam organisasi yang diratakan, otoritas garis tetap ada, tetapi
karena strukturorganisasi diratakan, lebih banyak otoritas dan pengambilan
keputusan dapat terjadi dimana pekerjaan sedang dilakukan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan kegiatan
terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan baik vertikal maupun
horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas yang harus dilakukan, siapa yang
harus melakukan, seperti apa tugas-tugas dikelompokkan, siapa yang melaporkan ke siapa,
dan di mana serta kapan keputusan harus diambil oleh seorang perawat.(Kemenkes RI).
1. Pola struktur yang berarti proses hubungan interaksi yang dikembangkan secara efektif
2. Penataan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam organisasi
3. Struktur kerja organisasi termasuk kelompok kegiatan yang sama, pola hubungan antar
kegiatan yang berbeda, penempatan tenaga yang tepat dan pembinaan cara komunikasi
yang efektif antar perawat.
13
a. Line structure
b. Ad Hoc design
c. Matrix structure
d. Service line organization
e. Flat design
B. Saran
Sesuai penjelasan dari makalah di atas, kita sebagai Mahasiswa Sarjana
Keperawatan harus mengetahui dan memahami dari sekarang apa saja fungsi
pengorganisasian di dalam Pelayanan Kesehatan,baik itu di Rumah sakit,Puskesmas dan
lain-lain.
14
DAFTAR PUSTAKA
15