Anda di halaman 1dari 4

PERAN AKTIF MAHASISWA DALAM PENGEMBANGAN USAHA

EKONOMI KREATIF DI ERA GLOBALISASI

Pada masa-masa saat ini, Indonesia sedang memasuk era globalisasi dunia.
Ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor usaha yang berkembang di era global
saat ini. Perkembangan tersebut memberikan peluang bagi mahasiswa untuk ikut
serta tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai pelaku usaha. Sebagai
kaum intelektual, mahasiswa memiliki peran penting dalam mengembangkan
ekonomi kreatif. Hal ini merupakan potensi yang dinilai strategis dalam membentuk
kemandirian dan meningkatkan perekonomian bangsa. Namun, kesadaran
mahasiswa terhadap potensi tersebut bisa dikatakan belum sepenuhnya berjalan
maksimal. Oleh karena itu, dukungan tenaga pendidik di institusi pendidikan tinggi
serta optimisme masyarakat dalam merespon kreativitas mahasiswa menjadi salah
satu upaya dalam mengoptimalkan peran mahasiswa dalam mengembangkan
ekonomi kreatif di era globalisasi saat ini.
Globalisasi telah memberikan pengaruh baik yang juga memberi dampak
penting di seluruh aspek kehidupan manusia. Zaman telah berubah dengan sangat
pesat disertai pula dengan mengalirnya informasi yang semakin cepat. Perubahan
dapat ditandai dengan adanya pembangunan pada bidang-bidang yang strategis
seperti ekonomi, sosial, politik, budaya, dan ketahanan hukum. Bidang ekonomi
memegang peranan sentral yang akan memberikan dampak strategis bagi aspek
lainnya. Pertumbuhan pada ekonomi telah mendorong kemajuan suatu negara. Oleh
karena itu, suatu negara perlu menetapkan prioritas dan strategi dalam
meningkatkan perekonomiannya. Salah satunya melalui pemanfaatan teknologi
informasi dalam mengembangkan ekonomi kreatif. Dalam catatan Lemhans RI
(2014:4) mahasiswa sebagai bagian dari kaum intelektual menjadi bagian penting
yang terlibat dalam pengembangan ekonomi kreatif.
Ekonomi kreatif terus berkembang secara tidak langsung telah memberikan
peluang bagi siapapun, tidak terkecuali mahasiswa sebagai kaum intelektual.
Edward Shill (1960) yang dikutip oleh Widyanto (2010:4) telah mengkategorikan
mahasiswa sebagai individu yang memiliki tanggungjawab yang khas. Lebih lanjut
Edward Shill menjelaskan bahwa tanggungjawab tersebut meliputi upaya
mahasiswa dalam mempengaruhi perubahan sosial di lingkungan sekitarnya. Salah
satunya ialah senantiasa meningkatkan kemampuan dalam mengeksplorasi dan
mengaplikasikan ide dan gagasan menjadi peluang usaha. Sehingga peluang ini pun
akan menumbuhkan semangat enterpreunership yang mampu dimanfaatkan dalam
membangun aset di masa depan. Jiwa enterpreunership atau kewirausahaan sangat
perlu dikembangkan dalam diri mahasiswa, karena hal tersebut menunjukkan jati
diri dan kreatifitas mahasiswa untuk membangun perekonomian. Mahasiswa mulai
merambah beberapa usaha seperti kreasi desain grafis, jasa percetakan
banner/souvenir/sejenisnya, fashion, musik/film/video, kuliner, dan usaha-usaha
lain melalui pemanfaatan teknologi secara online maupun konvensional. Hal
tersebut bisa menjadi sebuah peluang usaha yang menguntungkan.
Namun ditengah peluang yang ada saat ini, salah satu tantangan terbesar
yang menghambat kreatifitas mahasiswa adalah pola pikir yang masih stuck pada
zona nyaman. Jadi mahasiswa belum punya pemikiran yang out of the box dalam
mengembangkan ide yang muncul. Pemikiran yang diluar kebiasaan tersebut
menjadi hal yang penting dalam membangun mentalitas ditengah pembangunan
yang pesat ini. Hal tersebut berkaitan dengan konsep mentalitas pembangunan
menurut Koetjaraningrat (1987:73) yang menyatakan bahwa mentalitas menjadi
bentuk nilai budaya berorientasi masa depan dengan memuat hasrat untuk
bereksplorasi dan berinovasi, serta menjadi pandangan hidup yang menilai tinggi
achievement dari karya serta percaya dengan kemampuan diri sendiri dan berani
bertanggungjawab sendiri.
Selain itu, tantangan yang muncul dari luar yakni westernisasi yang
cenderung membawa kebudayaan-kebudayaan luar seperti produk luar negeri,
budaya barat maupun yang lainnya. Tantangan itu perlu ditanggapi dengan serius
oleh mahasiswa agar nantinya mampu menguatkan kembali produk-produk lokal
dan memasarkan produk lokal ke kancah internasional.
Mendesaknya pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia telah memberi
sinyal bahwa peran mahasiswa sangat penting untuk dikembangkan secara lebih
maksimal. Hal ini disebabkan karena mahasiswa sebagai agen perubahan melalui
intelektualitas dan mentalitas belum sepenuhnya terealisasikan dan selaras dengan
perubahan global yang terjadi. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut yakni
melalui internalisasi sikap kreativitas sebagai pola berpikir dalam setiap aktivitas.
Dengan sikap itulah mahasiswa diharapkan mampu melahirkan sesuatu yang baru,
inovatif, dan belum pernah ada sebelumnya, baik itu berupa gagasan berpikir
maupun kerja nyata. Menurut Amabile (1983) yang dikutip oleh Supriadi (1994:12)
penentuan kriteria kreativitas menyangkut tiga dimensi yakni proses, person dan
produk kreatif. Dengan memuat ketiga kriteria tersebut, dasar pembangunan
kualitas mahasiswa dapat terus dibangun. Karena mahasiswa yang berkualitas bisa
menjadi tonggak dalam mendorong peningkatan peran mahasiswa dalam
pengembangan ekonomi kreatif. Dengan ini diharapkan mahasiswa mampu
menumbuhkembangkan sikap kreatif, kritis, kompetitif, serta peka dengan
perubahan sosial. Upaya ini tentu saja tidak akan berjalan lancar jika tidak adanya
keseriusan dari dalam diri mahasiswa itu sendiri. Disisi lain, optimalisasi peran
mahasiswa dalam upaya tersebut tidak terlepas dari adanya campur tangan tenaga
pendidik sebagai fasilitator dan masyarakat yang menjunjung peningkatan kualitas
mahasiswa itu sendiri. Keduanya merupakan komponen yang sangat penting.
Masyarakat diharapkan mampu ikut berpatisipasi dalam setiap kreatifitas
yang dibangun oleh mahasiswa. Hal itu merupakan sikap optimisme dalam erhadap
aktivitas kreatif yang dilakukan oleh mahasiswa, tidak menganggap sebelah mata
serta berupaya secara bersama-sama untuk mewujudkannya. Melakukan sosialisasi
dan bermusyawarah secara rutin mungkin bisa membuka pandangan masyarakat
akan pentingnya kreatifitas dalam setiap ide untuk pembangunan ekonomi yang
lebih baik kedepannya. Apalagi dengan era teknologi seperti sekarang ini, tentunya
akan lebih memudahkan sinergi serta kolaborasi antara mahasiswa dengan
masyarakat.
Peran mahasiswa sangat penting dalam pengembangan ekonomi kreatif di
Indonesia. Mahasiswa selaku aktor intelektual meruapakan salah satu sumber
komponen penting disamping dunia bisnis dan pemerintahan dalam
mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia. Ada tiga hal yang bisa dilakukan
dalam upaya pengoptimalan peran mahasiswa yaitu meliputi penguatan kompetensi
mahasiswa sebagai kaum intelektual, peran tenaga pendidik sebagai fasilitator, dan
optimisme dari masyarakat terhadap perkembangan ekonomi kreatif.
Pengoptimalan kompetensi mahasiswa dilaksanakan melalui kreativitas dalam pola
berpikir untuk mengembangkan dan menciptakan ide-ide kreatif ysng dapat
dijadikan peluang usaha. Selain itu, tenaga pendidik sebagai fasilitator memiliki
peran penting dalam mengoptimalkan mahasiswa/anak didiknya sebagai pelopor
dalam mengembangkan ekonomi kreatif. Tenaga pendidik perlu menjadi role
pemimpin maupun sebagai partner yang dapat mendampingi mahasiswa dalam
berbagai hal seperti melakukan kajian ilmiah, merangsang ide-ide kreatif yang ada
dalam diri mahasiswa serta selalu memberikan apresiasi terhadap kinerja dan
kreativitas yang dihasilkan oleh mahasiswa. Sedangkan peran masyarakat dapat
mendukung setidaknya seluruh aktivitas kreatif dengan menjunjung tinggi sikap
optimisme serta berpatisipasi penuh dalam memberikan tanggapan dan juga
masukan. Dengan itu, secara keseluruhan akan mendukung peran mahasiswa
sebagai pelopor yang dapat mengembangkan ekonomi kreatif. Mahasiswa sebagai
aktor utama punya peran strategis untuk senantiasa dikembangkan. Sikap yang
menghambat seperti pesimis serta rendahnya semangat juang perlu dihilangkan
agar mahasiswa mampu menjalankan tugasnya sebagai agen pelopor pembangunan
ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai