Anda di halaman 1dari 46

Analisis Laporan Keuangan by.

TEAM TEACHING TEAM TEACHING


Analisis LaporanKeuangan
Dr.(can) Ir. N. Sunardi, SE.,MM.
NIDN, 0403047502 (01030)
Faculty of Economic, Pamulang University
Email: dosen01030@unpam.com

5 MODUL PERKULIAHAN

BAB Analisis
Laporan Keuangan

Analisa Laporan Keuangan

Abstract Kompetensi
Pengertian dan pentingnya Analisa Setelah mempelajari pokok bahasan
Laporan Keuangan ini, diharapkan mahasiswa mampu
memamahi dan menjelaskan
konsep-konsep dan teori-teori dasar
manajemen keuangan
dan mampu mengaplikasikannya
pada fenomena korporasi yang ada
di dunia nyata.

1
1

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

PERTEMUAN KE-5
ANALISA LAPORAN KEUANGAN

A. TUJUAN PERKULIAHAN
Bab ini secara menyeluruh, diharapkan mahasiswa/mahasiswi mampu memahami hal-hal
sebagai berikut:
1.1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi macam-macam analisis rasio
1.2. Mahasiswa mampu mendiskusikan kelebihan dan kekurangan analisis rasio
1.3. Mahasiswa mampu mengaplikasikan rasio likuiditas, leverage, rentabilitas,
aktifitas dan rasio Pasar
1.4. Mahasiswa mampu membedakan konsep analisis trend dan analisis industri

B. URAIAN MATERI

1. KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN


Laporan keuangan adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk membuat
suatu keputusan antara lain mengenai rencana-rencanan perusahaan, penanaman
modal/investasi, pencarian sumber-sumber dana oprasi perusahaan lainnya (Amin
Wijaya Tunggal, 1995). Melalui analisis laporan keuangan ini maka para pemakai
informasi akuntansi dapat mengambil keputusan. Pengelola/manajer dalam suatu
perusahaan dapat menilai apakah kinerjanya dalam suatu periode yang lalu
mendatangkan keuntungan atau tidak, Komponen laporan keuangan yang umumnya
dikeluarkan oleh perusahaan biasanya terdiri atas :
a. Laporan Posisi Keuangan / Neraca (Balance Sheet).
Laporan Posisi Keuangan/Neraca adalah suatu bagian dari laporan keuangan
yang menunjukkan keadaan dari suatu unit usaha pada tanggal tertentu yang
terdiri atas dua bagian yaitu aktiva dan pasiva. Aktiva dapat dikategorikan sebagai
investasi yang dilakukan dalam perusahaan sedangkan pasiva merupakan
sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tersebut dan jumlah kedua
bagian ini harus sama.” Menurut Smith dan Skousen (2007, hal 152) : Neraca
adalah merupakan laporan pada suatu saat tertentu mengenai sumber daya
perusahaan (aktiva), hutangnya (kewajiban) dan klaim kepemilikan terhadap
sumber daya (ekuitas pemilik).”

2
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
Neraca sendiri dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu bentuk T (T Form) dan
bentuk L (L Form). Di dalam bentuk T form semua harta perusahaan ditempatkan
pada sisi bagian kiri neraca dengan judul aktiva (assets), sedangkan hutang dan
modal ditempatkan pada sisi kanan neraca dengan judul pasiva (Liabilities and
Stockholders’ Equity). Dalam bentuk L form, semua harta perusahaan ditempatkan
pada bagian atas neraca, sedangkan hutang dan modal ditempatkan pada bagian
bawah neraca. Menurut Smith dan Skousen (2007, hal 164) keterbatasan neraca
antara lain adalah:
1) Sumber daya dan kewajiban entitas biasanya disajikan menurut harga
perolehan (historical cost) pada saat terjadinya sehingga menjadi tidak relevan
untuk melakukan evaluasi kekayaan perusahaan.
2) Ketidakstabilan nilai mata uang menyebabkan neraca tidak mencerminkan
daya beli konstan. Akibatnya, neraca mencerninkan aktiva, kewajiban, dan
ekuitas dalam satuan daya beli yang tidak sama.
3) Sulitnya untuk melakukan perbandingan antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lainnya karena masing-masing perusahaan tidak
mengklasifikasikan dan melaporkan semua pos yang hampir sama secara
seragam.
4) Dalam hal pengukuran, ada beberapa sumber daya dan kewajiban entitas tidak
dilaporkan ke dalam neraca (Off Balance Sheet Item)
Laporan posisi keuangan terdiri dari 3 (tiga) unsur, yaitu aset, liabilitas, dan
ekuitas. Informasi yang dapat disajikan di laporan posisi keuangan antara lain
posisi sumber kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh
kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode akuntansi.

Berikut ini contoh adalah Neraca PT. Agung Podomoro land Tbk., untuk tahun
2013 dan 2014 sebagai pada tanggal 31 Desember. Siapkan neraca komparatif
dan mendiskusikan kinerja operasional perusahaan

3
3

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

PT AGUNG PODOMORO LAND Tbk DAN ENTITAS ANAK PT AGUNG PODOMORO LAND Tbk AND ITS SUBSIDIARIES
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
31 DESEMBER 2014 DAN 2013 DECEMBER 31, 2014 AND 2013
Catatan/ 31 Desember / December 31,
Notes 2014 2013
Rp'000 Rp'000
ASET ASSETS

ASET LANCAR CURRENT ASSETS


Kas dan setara kas 5 4,336,362,908 3,177,138,834 Cash and cash equivalents
Piutang usaha kepada pihak ketiga - Trade accounts receivable from
setelah dikurangi cadangan third parties - net of allowance
kerugian penurunan nilai sebesar for impairment losses of
Rp 367.207 ribu tahun 2014 dan Rp 367,207 thousands in 2014 and
Rp 475.637 ribu tahun 2013 6 1,239,584,470 1,406,226,765 Rp 475,637 thousands in 2013
Piutang lain-lain Other accounts receivable
Pihak berelasi 7,41 27,695,038 31,730,984 Related parties
Pihak ketiga 256,601,669 184,973,281 Third parties
Persediaan Inventories
Hotel dan bioskop 8 9,916,959 11,201,315 Hotel and theater
Aset real estat 10 4,095,255,157 2,967,297,090 Real estate assets
Pajak dibayar dimuka 389,407,528 288,478,217 Prepaid taxes
Biaya dibayar dimuka 78,996,312 72,715,564 Prepaid expenses
Uang muka 466,199,921 607,284,756 Advances
Aset tidak lancar yang tersedia untuk dijual Non-current asset held for sale net
bersih 15 18,531,304 -
Jumlah Aset Lancar 10,918,551,266 8,747,046,806 Total Current Assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS


Persediaan Inventories
Hotel dan bioskop 8 61,938,150 56,118,655 Hotel and theater
Aset real estat 9 3,313,262,987 2,009,889,095 Real estate assets
Aset keuangan lainnya 11 138,275,016 85,431,820 Other financial assets
Biaya dibayar dimuka 19,500,000 20,250,000 Prepaid expenses
Investasi saham pada entitas asosiasi 12 205,501,871 183,573,495 Investment in associates
Uang muka investasi saham 13 - 166,200,347 Advances for investment in shares
Properti investasi - setelah dikurangi Investment properties - net of
akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation of
Rp 705.803.670 ribu tahun 2014 dan Rp 705,803,670 thousands in 2014 and
Rp 521.166.154 ribu tahun 2013 14 5,660,662,996 5,533,185,618 Rp 521,166,154 thousands in 2013
Aset tetap - setelah dikurangi Property and equipment - net of
akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation of
Rp 287.444.052 ribu tahun 2014 dan Rp 287,444,052 thousands in 2014 and
Rp 151.472.964 ribu tahun 2013 15 3,169,106,064 2,756,004,948 Rp 151,472,964 thousands in 2013
Biaya yang ditangguhkan - setelah Deferred charges - net of
dikurangi akumulasi amortisasi accumulated amortization of
sebesar Rp 64.730.235 ribu tahun 2014 Rp 64,730,235 thousands in 2014 and
dan Rp 52.660.607 ribu tahun 2013 16 24,058,710 22,651,662 Rp 52,660,607 thousands in 2013
Aset pajak tangguhan 37 76,882,488 29,277,608 Deferred tax assets
Goodwill 39 30,334,910 30,334,910 Goodwill
Lain-lain 68,083,753 39,944,026 Others

Jumlah Aset Tidak Lancar 12,767,606,945 10,932,862,184 Total Non-Current Assets

JUMLAH ASET 23,686,158,211 19,679,908,990 TOTAL ASSETS

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan See accompanying notes to consolidated financial statements
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. which are an integral part of the consolidated financial statements.

4
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
PT AGUNG PODOMORO LAND Tbk DAN ENTITAS ANAK PT AGUNG PODOMORO LAND Tbk AND ITS SUBSIDIARIES
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
31 DESEMBER 2014 DAN 2013 DECEMBER 31, 2014 AND 2013
Catatan/ 31 Desember / December 31,
Notes 2014 2013
Rp'000 Rp'000
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES


Utang bank 17 12,788,352 9,747,552 Bank loans
Utang usaha kepada pihak ketiga 18 1,241,790,549 1,141,400,648 Trade accounts payable to third parties
Utang lain-lain Other accounts payable
Pihak berelasi 7,41 11,850,342 15,279,870 Related parties
Pihak ketiga 648,092,172 910,322,169 Third parties
Utang pajak 19 190,246,609 238,393,956 Taxes payable
Biaya yang masih harus dibayar 176,664,901 115,546,431 Accrued expenses
Utang jangka panjang - yang jatuh
tempo dalam satu tahun Current maturity of long-term liabilities
Utang usaha kepada pihak ketiga 18 - 824,391 Trade accounts payable to third parties
Utang bank 20 420,875,094 477,928,494 Bank loans
Lembaga keuangan lainnya 21 7,782,852 9,309,213 Other financial institution
Utang obligasi 22 - 325,000,000 Bonds payable
Utang pembelian aset tetap 663,333 1,301,678 Liabilities for purchased of fixed asset
Uang muka penjualan dan pendapatan Advances from customers and
diterima dimuka - bagian yang unearned revenues - realized within
direalisasi dalam satu tahun 23 3,248,215,002 1,963,584,415 one year
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 5,958,969,206 5,208,638,817 Total Current Assets

LIABILITAS JANGKA PANJANG LONG TERM LIABILITIES


Utang jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Long term liabilities - net of current maturity
Utang bank 20 1,595,713,130 1,377,501,702 Bank loans
Lembaga keuangan lainnya 21 - 7,782,852 Other financial institution
Utang obligasi 22 4,447,566,418 3,249,505,065 Bonds payable
Utang pembelian aset tetap 952,380 351,281 Liabilities for purchased of fixed asset
Utang lain-lain kepada pihak ketiga - 11,803,327 Other accounts payable to third parties
Uang muka penjualan dan pendapatan Advances from customers and
diterima dimuka - setelah dikurangi unearned revenues - net of realized
yang direalisasi dalam satu tahun 23 3,042,852,477 2,455,831,202 within one year
Uang jaminan penyewa 83,089,399 91,733,619 Tenants' security deposits
Liabilitas imbalan pasca kerja 24 93,865,990 63,907,515 Post-employment benefit obligations
Liabilitas pajak tangguhan 37 264,846 170,219 Deferred tax liabilities

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 9,264,304,640 7,258,586,782 Total Long Term Liabilities
EKUITAS EQUITY
Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Capital stock - Rp 100 par value per share
Modal dasar - 57.400.000.000 saham Authorized - 57,400,000,000 shares
Modal ditempatkan dan disetor penuh - Subscribed and fully paid-up -
20.500.900.000 saham 25 2,050,090,000 2,050,090,000 Rp 52,660,607 thousands in 2013
Tambahan modal disetor - bersih 26 1,389,679,134 1,389,679,134 Additional paid-in capital - neto
Opsi saham 27 35,411,406 35,411,406 Stock options
Selisih transaksi ekuitas dengan Difference in value of equity transaction
pihak non-pengendali 1b 17,029,424 3,861 with non-controlling interest
Saldo laba Retained earnings
Ditentukan penggunaannya 28 55,000,000 40,000,000 Appropriated
Tidak ditentukan penggunaannya 2,957,456,235 2,240,526,025 Unappropriated
Jumlah 6,504,666,199 5,755,710,426 Total
Dikurangi dengan biaya perolehan saham Less cost of treasury stocks -
diperoleh kembali - 185.271.000 saham 29 - 61,737,013 - 185,271,000 shares
Ekuitas yang dapat diatribusikan Equity attributable to the owners
kepada pemilik entitas induk 6,442,929,186 5,755,710,426 of the Company
KEPENTINGAN NON-PENGENDALI 30 2,019,955,179 1,456,972,965 NON-CONTROLLING INTEREST
Jumlah Ekuitas 8,462,884,365 7,212,683,391 Total Equity
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 23,686,158,211 19,679,908,990 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan See accompanying notes to consolidated financial statements
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. which are an integral part of the consolidated financial statements.

5
5

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

b. Laporan Laba Rugi (Income Statement).


Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan seluruh pos pendapatan dan
beban yang diakui dalam satu periode. Laporan laba rugi dapat disajikan dalam 2
(dua) bentuk:
1) Bentuk satu, laporan laba rugi komprehensif
2) Bentuk dua laporan:
 Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi
terpisah); dan
 Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen
pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif)
Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban
(termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi.
Laporan laba rugi adalah suatu laporan utama akuntan dalam mengukur
kinerja ekonomi suatu usaha, yaitu pendapatan dikurangi dengan biaya-biaya
selama periode akuntansi tertentu.Menurut Baridwan (2000, hal 39-40)
laporan laba rugi dalam penyajiannya dibagi menjadi dua bentuk, yaitu:
3) Single step model
Adalah bentuk laporan laba rugi yang dilakukan pengelompokan-
pengelompokan atas pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok
usaha dan di luar usaha tetapi hanya dipisahkan antara pendapatan-
pendapatan dan laba dengan biaya-biaya kerugian.
4) Multistep model
Adalah bentuk laporan laba rugi dimana dilakukan beberapa pengelompokan
terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urutan
tertentu.

6
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
PT AGUNG PODOMORO LAND Tbk DAN ENTITAS ANAK PT AGUNG PODOMORO LAND Tbk AND ITS SUBSIDIARIES
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME
31 DESEMBER 2014 DAN 2013 DECEMBER 31, 2014 AND 2013
Catatan/ 31 Desember / December 31,
Notes 2014 2013
Rp'000 Rp'000

PENJUALAN DAN PENDAPATAN USAHA 31 5,296,565,860 4,901,191,373 SALES AND REVENUES

BEBAN POKOK PENJUALAN DAN COST OF SALES AND


BEBAN LANGSUNG 32 2,641,735,173 2,546,320,651 DIRECT COSTS

LABA KOTOR 2,654,830,687 2,354,870,722 GROSS PROFIT

Beban penjualan 33 - 412,499,516 - 398,115,504 Selling expense


Beban umum dan administrasi 34 - 812,749,518 - 681,146,092 General and administrative expense
Bagian laba bersih entitas asosiasi 12 90,553,376 94,738,997 Equity in net income of associates
Penghasilan bunga 35 220,569,714 148,000,832 Interest income
Beban bunga dan keuangan 36 - 613,844,904 - 476,950,569 Interest expense and financial charges
Keuntungan lainnya - bersih 102,837,454 135,777,133 Other gain - net

LABA SEBELUM PAJAK 1,229,697,293 1,177,175,519 INCOME BEFORE TAX

BEBAN PAJAK - BERSIH 37 245,821,925 246,935,022 TAX EXPENSE - NET

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 983,875,368 930,240,497 NET INCOME FOR THE YEAR

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN - - TOTAL COMPREHENSIVE INCOME

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 983,875,368 930,240,497 LONG TERM LIABILITIES


TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN DAN NET INCOME FOR THE YEAR AND
LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT ATTRIBUTABLE TO:
DIATRIBUSIKAN KEPADA: Owners of the Company
Pemilik Entitas Induk 854,935,610 851,434,537 Non-controlling interest
Kepentingan Non-pengendali 30 128,939,758 78,805,960 Liabilities for purchased of fixed asset

Jumlah 983,875,368 930,240,497 Total

LABA PER SAHAM 38 - - EARNINGS PER SHARE


(Dalam Rupiah penuh) (In full Rupiah amount)
Dasar 41.72 41.53 Basic
Dilusian - 41.46 Diluted

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan See accompanying notes to consolidated financial statements
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. which are an integral part of the consolidated financial statements.

c. Laporan perubahan ekuitas


Laporan perubahan ekuitas yaitu laporan keuangan yang menunjukan perubahan
ekuitas selama satu periode. Laporan perubahan ekuitas terdiri dari saldo awal
modal pada neraca saldo setelah disesuaikan di tambah laba bersih selama satu
periode dikurangi dengan pembayaran dividen. Komponen akun dalam laporan
perubahan ekuitas adalah:

7
7

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

a. Modal awal
b. Laba (rugi) tahun berjalan
c. Pembayaran dividen
d. Pencadangan saldo laba untuk cadangan tujuan
e. Modal akhir

Contoh Laporan perubahan ekuitas :

8
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING

d. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement).


Laporan arus kas adalah suatu ringkasan mengenai penerimaan dan pembayaran
kas dari suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Laporan ini dibuat
dengan melakukan perbandingan antara neraca di awal periode dengan neraca di
akhir periode serta menggunakan pos-pos kunci di dalam laporan laba rugi.
Dalam penyajiannya, menurut Hackel dan Livnat (1996, hal 146-164), Laporan
arus kas dibagi dalam tiga kelompok yaitu:
1) Aktivitas operasional (Operating).
Adalah kelompok yang meliputi seluruh transaksi dan kegiatan lainnya yang
tidak termasuk di dalam kegiatan investasi maupun pembiayaan perusahaan.
Secara lebih jelas, arus kas yang berasal dari kegiatan operasional meliputi
arus kas dari kegiatan produksi, distribusi barang dan penyediaan jasa. Arus
kas dari kegiatan operasi adalah arus kas hasil dari transaksi dan kegiatan
lainnya yang ikut menentukan laba bersih.
2) Aktivitas Investasi (Investing).
Adalah kelompok yang meliputi pembelian dan penagihan piutang,
pengembalian persediaan barang dagang, pembayaran pinjaman, pengadaan
serta penjualan ekuitas dan harta kekayaan perusahaan (tanah), bangunan,
dan peralatan serta aktiva-aktiva produktif lainnya, yaitu aktiva yang
digunakan oleh perusahaan untuk melakukan produksi barang dan jasa.
3) Aktivitas pendanaan atau pembiayaan (Financing).
Adalah kelompok yang meliputi perolehan sumber daya dari para pemilik dan
pemberian hasil atas investasi yang telah dilakukan, peminjaman, serta
pembayaran kembali hutang oleh pemiliknya atau sebaliknya penyelesaian
kewajiban perusahaan kepada pemilik, dan perolehan serta pembayaran
sumber daya lainnya yang berasal dari pembiayaan jangka panjang.

9
9

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

Contoh Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement).

e. Catatan atas laporan keuangan (berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting


dan informasi penjelasan lain); dan
f. Laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat
penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika entitas mereklasifikasi
pos-pos dalam laporan keuangannya.

10
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING

2. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

a. Tujuan Analisis Laporan Keuangan


Secara umum, pengguna laporan keuangan bertujuan melakukan analisis
terhadap kesehatan perusahaan

b. Jenis Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan juga diperlukan untuk memahami posisi keuangan


selama periode tertentu. Menurut Myres, "Analisis laporan keuangan sebagian
besar merupakan studi hubungan antara berbagai faktor keuangan dalam bisnis
seperti yang diungkapkan oleh satu set laporan dan studi tentang tren faktor ini
seperti yang ditunjukkan dalam serangkaian pernyataan ". Analisis laporan
keuangan dapat secara luas diklasifikasikan menjadi dua jenis penting dasar
bahan yang digunakan dan metode operasi.

Berdasarkan Material Bekas

Berdasarkan bahan yang digunakan, analisis laporan keuangan dapat


diklasifikasikan menjadi dua jenis utama seperti analisis eksternal dan analisis
internal.

11
11

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

1) Analisis Eksternal
Luar dari badan usaha melakukan analisis biasanya eksternal tetapi
mereka secara tidak langsung terlibat dalam badan usaha seperti investor,
kreditur, organisasi pemerintah dan lembaga kredit lainnya. Analisis
eksternal adalah sangat berguna untuk memahami posisi keuangan dan
operasionalmbadan usaha. Analisis eksternal terutama tergantung pada
diterbitkan laporan keuangan perhatian. Analisis ini menyediakan hanya
terbatas informasi tentang badan usaha.

2) Analisis internal
Perusahaan itu sendiri tidak mengungkapkan beberapa informasi yang
berharga bagi badan usaha dalam jenis analisis. Analisis ini digunakan
untuk memahami pertunjukan operasional masing-masing dan setiap
departemen dan unit badan usaha. Analisis internal membantu untuk
mengambil keputusan mengenai mencapai tujuan dari badan usaha.

Berdasarkan Metode Operasi

Berdasarkan metode operasi, analisis laporan keuangan dapat diklasifikasikan


menjadi dua jenis utama seperti analisis horizontal dan analisis vertikal.

1) Analisis Horizontal
Berdasarkan analisis horizontal, laporan keuangan dibandingkan dengan
beberapa tahun dan berdasarkan itu, perusahaan dapat mengambil
keputusan. Biasanya, saat ini angka tahun dibandingkan dengan tahun
dasar (tahun dasar yang menganggap sebagai 100) dan bagaimana
informasi keuangan yang berubah dari tahun ke tahun. Analisis ini juga
disebut sebagai analisis dinamis.

2) Analisis Vertikal
Berdasarkan analisis vertikal, laporan keuangan mengukur jumlah
hubungan dari berbagai item dalam laporan keuangan pada periode
tertentu. Hal ini juga disebut sebagai analisis statis, karena, analisis ini

12
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
membantu untuk menentukan hubungan dengan berbagai item muncul
dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, penjualan diasumsikan sebagai
100 dan barang-barang lainnya yang diubah menjadi angka penjualan.

3. TEKNIK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


Analisis laporan keuangan yaitu untuk menentukan kinerja keuangan dan
operasional perusahaan. Sejumlah metode atau teknik yang digunakan untuk
menganalisis laporan keuangan perusahaan. Berikut ini gambaran umum metode
atau teknik yang banyak digunakan oleh perusahaan sbb:

Techniques

Ratio Comparative Trend Common Du Pont Funds Cash


Analysis Statement Analysis Size Analysis Flow Flow
Analysis Statement Statement

Gambar. 2.3 Teknik Analisis Laporan Keuangan

a. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan (Comparative Statement Analysis)


1) Perbandingan Pendapatan Analisis Laporan Keuangan (Comparative Income
Statement Analysis)
2) Perbandingan Posisi Analisis Laporan Keuangan (Comparative Position
Statement Analysis)
b. Analisis Laporan Keuangan Sistem Trend (Trend Analysis)
c. Analisa Common size (Common Size Analysis)
d. Analisa Du Pont (Du Pont Analysis)
e. Analisa Aliran Dana (Fund Flow Statement)
f. Analisa Arus Kas (Cash Flow Statement)
g. Analisa Rasio (Ratio Analysis)

13
13

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

4. ANALISA LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF (COMPARATIVE STATEMENT


ANALYSIS)
Comparative Statement Analysis adalah analisis laporan keuangan pada periode
yang berbeda waktu. Pernyataan ini membantu untuk memahami posisi keuangan
komparatif dan kinerja operasional pada periode waktu yang berbeda. Laporan
keuangan komparatif lagi diklasifikasikan menjadi dua bagian utama seperti
analisis komparatif neraca dan laba komparatif dan analisis laporan rugi.
Analisis laporan keuangan komparatif dilakukan dengan melakukan review secara
berturut-turut pada laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif atau
laporan arus kas dari period ke periode. Analisis ini sering disebut juga dengan
analisis horizontal.
Teknik untuk melakukan analisis komparatif laporan keuangan adalah:
1. Analisis perubahan dari tahun ke tahun (year to year percentage changes)
2. Komparasi laporan keuangan secara individual akun dalam periode singkat
dua atau tiga tahun komparasi
3. Index number trend analysis (horizontal analysis)
4. Menggunakan perubahan dari tahun ke tahun namun menggunakan periode
yang lebih panjang dari dua atau tiga tahun

Analisa Perbandingan Neraca Keuangan (Comparative Balance Sheet Analysis)


Analisis perbandingan neraca keuangan berkonsentrasi hanya pada neraca pada
periode waktu yang berbeda. Berdasarkan analisis ini neraca berjalan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Analisis Neraca Komparatif mungkin bias
secara horizontal atau vertikal.

Latihan 1
Berikut ini adalah Neraca PT. Agung Podomoro land Tbk., untuk tahun 2013 dan
2014 sebagai pada tanggal 31 Desember. Siapkan neraca komparatif dan
mendiskusikan kinerja operasional perusahaan

14
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
PT AGUNG PODOMORO LAND Tbk DAN ENTITAS ANAK PT AGUNG PODOMORO LAND Tbk AND ITS SUBSIDIARIES
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
31 DESEMBER 2014 DAN 2013 DECEMBER 31, 2014 AND 2013
Catatan/ 31 Desember / December 31,
Notes 2014 2013
Rp'000 Rp'000
ASET ASSETS

ASET LANCAR CURRENT ASSETS


Kas dan setara kas 5 4,336,362,908 3,177,138,834 Cash and cash equivalents
Piutang usaha kepada pihak ketiga - Trade accounts receivable from
setelah dikurangi cadangan third parties - net of allowance
kerugian penurunan nilai sebesar for impairment losses of
Rp 367.207 ribu tahun 2014 dan Rp 367,207 thousands in 2014 and
Rp 475.637 ribu tahun 2013 6 1,239,584,470 1,406,226,765 Rp 475,637 thousands in 2013
Piutang lain-lain Other accounts receivable
Pihak berelasi 7,41 27,695,038 31,730,984 Related parties
Pihak ketiga 256,601,669 184,973,281 Third parties
Persediaan Inventories
Hotel dan bioskop 8 9,916,959 11,201,315 Hotel and theater
Aset real estat 10 4,095,255,157 2,967,297,090 Real estate assets
Pajak dibayar dimuka 389,407,528 288,478,217 Prepaid taxes
Biaya dibayar dimuka 78,996,312 72,715,564 Prepaid expenses
Uang muka 466,199,921 607,284,756 Advances
Aset tidak lancar yang tersedia untuk dijual Non-current asset held for sale net
bersih 15 18,531,304 -
Jumlah Aset Lancar 10,918,551,266 8,747,046,806 Total Current Assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS


Persediaan Inventories
Hotel dan bioskop 8 61,938,150 56,118,655 Hotel and theater
Aset real estat 9 3,313,262,987 2,009,889,095 Real estate assets
Aset keuangan lainnya 11 138,275,016 85,431,820 Other financial assets
Biaya dibayar dimuka 19,500,000 20,250,000 Prepaid expenses
Investasi saham pada entitas asosiasi 12 205,501,871 183,573,495 Investment in associates
Uang muka investasi saham 13 - 166,200,347 Advances for investment in shares
Properti investasi - setelah dikurangi Investment properties - net of
akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation of
Rp 705.803.670 ribu tahun 2014 dan Rp 705,803,670 thousands in 2014 and
Rp 521.166.154 ribu tahun 2013 14 5,660,662,996 5,533,185,618 Rp 521,166,154 thousands in 2013
Aset tetap - setelah dikurangi Property and equipment - net of
akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation of
Rp 287.444.052 ribu tahun 2014 dan Rp 287,444,052 thousands in 2014 and
Rp 151.472.964 ribu tahun 2013 15 3,169,106,064 2,756,004,948 Rp 151,472,964 thousands in 2013
Biaya yang ditangguhkan - setelah Deferred charges - net of
dikurangi akumulasi amortisasi accumulated amortization of
sebesar Rp 64.730.235 ribu tahun 2014 Rp 64,730,235 thousands in 2014 and
dan Rp 52.660.607 ribu tahun 2013 16 24,058,710 22,651,662 Rp 52,660,607 thousands in 2013
Aset pajak tangguhan 37 76,882,488 29,277,608 Deferred tax assets
Goodwill 39 30,334,910 30,334,910 Goodwill
Lain-lain 68,083,753 39,944,026 Others

Jumlah Aset Tidak Lancar 12,767,606,945 10,932,862,184 Total Non-Current Assets

JUMLAH ASET 23,686,158,211 19,679,908,990 TOTAL ASSETS

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan See accompanying notes to consolidated financial statements
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. which are an integral part of the consolidated financial statements.

15
15

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

PT AGUNG PODOMORO LAND Tbk DAN ENTITAS ANAK PT AGUNG PODOMORO LAND Tbk AND ITS SUBSIDIARIES
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
31 DESEMBER 2014 DAN 2013 DECEMBER 31, 2014 AND 2013
Catatan/ 31 Desember / December 31,
Notes 2014 2013
Rp'000 Rp'000
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES


Utang bank 17 12,788,352 9,747,552 Bank loans
Utang usaha kepada pihak ketiga 18 1,241,790,549 1,141,400,648 Trade accounts payable to third parties
Utang lain-lain Other accounts payable
Pihak berelasi 7,41 11,850,342 15,279,870 Related parties
Pihak ketiga 648,092,172 910,322,169 Third parties
Utang pajak 19 190,246,609 238,393,956 Taxes payable
Biaya yang masih harus dibayar 176,664,901 115,546,431 Accrued expenses
Utang jangka panjang - yang jatuh
tempo dalam satu tahun Current maturity of long-term liabilities
Utang usaha kepada pihak ketiga 18 - 824,391 Trade accounts payable to third parties
Utang bank 20 420,875,094 477,928,494 Bank loans
Lembaga keuangan lainnya 21 7,782,852 9,309,213 Other financial institution
Utang obligasi 22 - 325,000,000 Bonds payable
Utang pembelian aset tetap 663,333 1,301,678 Liabilities for purchased of fixed asset
Uang muka penjualan dan pendapatan Advances from customers and
diterima dimuka - bagian yang unearned revenues - realized within
direalisasi dalam satu tahun 23 3,248,215,002 1,963,584,415 one year

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 5,958,969,206 5,208,638,817 Total Current Assets

LIABILITAS JANGKA PANJANG LONG TERM LIABILITIES


Utang jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Long term liabilities - net of current maturity
Utang bank 20 1,595,713,130 1,377,501,702 Bank loans
Lembaga keuangan lainnya 21 - 7,782,852 Other financial institution
Utang obligasi 22 4,447,566,418 3,249,505,065 Bonds payable
Utang pembelian aset tetap 952,380 351,281 Liabilities for purchased of fixed asset
Utang lain-lain kepada pihak ketiga - 11,803,327 Other accounts payable to third parties
Uang muka penjualan dan pendapatan Advances from customers and
diterima dimuka - setelah dikurangi unearned revenues - net of realized
yang direalisasi dalam satu tahun 23 3,042,852,477 2,455,831,202 within one year
Uang jaminan penyewa 83,089,399 91,733,619 Tenants' security deposits
Liabilitas imbalan pasca kerja 24 93,865,990 63,907,515 Post-employment benefit obligations
Liabilitas pajak tangguhan 37 264,846 170,219 Deferred tax liabilities

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 9,264,304,640 7,258,586,782 Total Long Term Liabilities

EKUITAS EQUITY
Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Capital stock - Rp 100 par value per share
Modal dasar - 57.400.000.000 saham Authorized - 57,400,000,000 shares
Modal ditempatkan dan disetor penuh - Subscribed and fully paid-up -
20.500.900.000 saham 25 2,050,090,000 2,050,090,000 Rp 52,660,607 thousands in 2013
Tambahan modal disetor - bersih 26 1,389,679,134 1,389,679,134 Additional paid-in capital - neto
Opsi saham 27 35,411,406 35,411,406 Stock options
Selisih transaksi ekuitas dengan Difference in value of equity transaction
pihak non-pengendali 1b 17,029,424 3,861 with non-controlling interest
Saldo laba Retained earnings
Ditentukan penggunaannya 28 55,000,000 40,000,000 Appropriated
Tidak ditentukan penggunaannya 2,957,456,235 2,240,526,025 Unappropriated
Jumlah 6,504,666,199 5,755,710,426 Total
Dikurangi dengan biaya perolehan saham Less cost of treasury stocks -
diperoleh kembali - 185.271.000 saham 29 - 61,737,013 - 185,271,000 shares
Ekuitas yang dapat diatribusikan Equity attributable to the owners
kepada pemilik entitas induk 6,442,929,186 5,755,710,426 of the Company
KEPENTINGAN NON-PENGENDALI 30 2,019,955,179 1,456,972,965 NON-CONTROLLING INTEREST
Jumlah Ekuitas 8,462,884,365 7,212,683,391 Total Equity
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 23,686,158,211 19,679,908,990 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan See accompanying notes to consolidated financial statements
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian. which are an integral part of the consolidated financial statements.

16
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
Solusi ;
Analisa Perbandingan Neraca Keuangan (Comparative Balance Sheet Analysis)
PT AGUNG PODOMORO LAND Tbk DAN ENTITAS ANAK
Peningkatan/ Peningkatan/
Akhir tahun 31 Desember
Penurunan Penurunan
Keterangan
2014 2013 (Jumlah) (Presentase)
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000

ASET

ASET LANCAR
Kas dan setara kas 4,336,362,908 3,177,138,834 1,159,224,074 36.49%
Piutang usaha kepada pihak ketiga -
setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai sebesar
Rp 367.207 ribu tahun 2014 dan
Rp 475.637 ribu tahun 2013 1,239,584,470 1,406,226,765 - 166,642,295 -11.85%
Piutang lain-lain
Pihak berelasi 27,695,038 31,730,984 - 4,035,946 -12.72%
Pihak ketiga 256,601,669 184,973,281 71,628,388 38.72%
Persediaan
Hotel dan bioskop 9,916,959 11,201,315 - 1,284,356 -11.47%
Aset real estat 4,095,255,157 2,967,297,090 1,127,958,067 38.01%
Pajak dibayar dimuka 389,407,528 288,478,217 100,929,311 34.99%
Biaya dibayar dimuka 78,996,312 72,715,564 6,280,748 8.64%
Uang muka 466,199,921 607,284,756 - 141,084,835 -23.23%
Aset tidak lancar yang tersedia untuk dijual
bersih 18,531,304 - 18,531,304
Jumlah Aset Lancar 10,918,551,266 8,747,046,806 2,171,504,460 24.83%

ASET TIDAK LANCAR


Persediaan
Hotel dan bioskop 61,938,150 56,118,655 5,819,495 10.37%
Aset real estat 3,313,262,987 2,009,889,095 1,303,373,892 64.85%
Aset keuangan lainnya 138,275,016 85,431,820 52,843,196 61.85%
Biaya dibayar dimuka 19,500,000 20,250,000 - 750,000 -3.70%
Investasi saham pada entitas asosiasi 205,501,871 183,573,495 21,928,376 11.95%
Uang muka investasi saham - 166,200,347 - 166,200,347 -100.00%
Properti investasi - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp 705.803.670 ribu tahun 2014 dan
Rp 521.166.154 ribu tahun 2013 5,660,662,996 5,533,185,618 127,477,378 2.30%
Aset tetap - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp 287.444.052 ribu tahun 2014 dan
Rp 151.472.964 ribu tahun 2013 3,169,106,064 2,756,004,948 413,101,116 14.99%
Biaya yang ditangguhkan - setelah
dikurangi akumulasi amortisasi
sebesar Rp 64.730.235 ribu tahun 2014
dan Rp 52.660.607 ribu tahun 2013 24,058,710 22,651,662 1,407,048 6.21%
Aset pajak tangguhan 76,882,488 29,277,608 47,604,880 162.60%
Goodwill 30,334,910 30,334,910 - 0.00%
Lain-lain 68,083,753 39,944,026 28,139,727 70.45%

Jumlah Aset Tidak Lancar 12,767,606,945 10,932,862,184 1,834,744,761 16.78%

JUMLAH ASET 23,686,158,211 19,679,908,990 4,006,249,221 20.36%

17
17

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

Analisa Perbandingan Neraca Keuangan (Comparative Balance Sheet Analysis)


PT AGUNG PODOMORO LAND Tbk DAN ENTITAS ANAK
Peningkatan/ Peningkatan/
Akhir tahun 31 Desember
Penurunan Penurunan
Keterangan
2014 2013 (Jumlah) (Presentase)
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK


Utang bank 12,788,352 9,747,552 3,040,800 31.20%
Utang usaha kepada pihak ketiga 1,241,790,549 1,141,400,648 100,389,901 8.80%
Utang lain-lain
Pihak berelasi 11,850,342 15,279,870 - 3,429,528 -22.44%
Pihak ketiga 648,092,172 910,322,169 - 262,229,997 -28.81%
Utang pajak 190,246,609 238,393,956 - 48,147,347 -20.20%
Biaya yang masih harus dibayar 176,664,901 115,546,431 61,118,470 52.90%
Utang jangka panjang - yang jatuh
tempo dalam satu tahun
Utang usaha kepada pihak ketiga - 824,391 - 824,391 -100.00%
Utang bank 420,875,094 477,928,494 - 57,053,400 -11.94%
Lembaga keuangan lainnya 7,782,852 9,309,213 - 1,526,361 -16.40%
Utang obligasi - 325,000,000 - 325,000,000 -100.00%
Utang pembelian aset tetap 663,333 1,301,678 - 638,345 -49.04%
Uang muka penjualan dan pendapatan
diterima dimuka - bagian yang
direalisasi dalam satu tahun 3,248,215,002 1,963,584,415 1,284,630,587 65.42%

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 5,958,969,206 5,208,638,817 750,330,389 14.41%

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Utang jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Utang bank 1,595,713,130 1,377,501,702 218,211,428 15.84%
Lembaga keuangan lainnya - 7,782,852 - 7,782,852 -100.00%
Utang obligasi 4,447,566,418 3,249,505,065 1,198,061,353 36.87%
Utang pembelian aset tetap 952,380 351,281 601,099 171.12%
Utang lain-lain kepada pihak ketiga - 11,803,327 - 11,803,327 -100.00%
Uang muka penjualan dan pendapatan
diterima dimuka - setelah dikurangi
yang direalisasi dalam satu tahun 3,042,852,477 2,455,831,202 587,021,275 23.90%
Uang jaminan penyewa 83,089,399 91,733,619 - 8,644,220 -9.42%
Liabilitas imbalan pasca kerja 93,865,990 63,907,515 29,958,475 46.88%
Liabilitas pajak tangguhan 264,846 170,219 94,627 55.59%
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 9,264,304,640 7,258,586,782 2,005,717,858 27.63%

EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham
Modal dasar - 57.400.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh -
20.500.900.000 saham 2,050,090,000 2,050,090,000 - 0.00%
Tambahan modal disetor - bersih 1,389,679,134 1,389,679,134 - 0.00%
Opsi saham 35,411,406 35,411,406 - 0.00%
Selisih transaksi ekuitas dengan
pihak non-pengendali 17,029,424 3,861 17,025,563 440962.52%
Saldo laba
Ditentukan penggunaannya 55,000,000 40,000,000 15,000,000 37.50%
Tidak ditentukan penggunaannya 2,957,456,235 2,240,526,025 716,930,210 32.00%
Jumlah 6,504,666,199 5,755,710,426 748,955,773 13.01%
Dikurangi dengan biaya perolehan saham -
diperoleh kembali - 185.271.000 saham - 61,737,013 - - 61,737,013
Ekuitas yang dapat diatribusikan -
kepada pemilik entitas induk 6,442,929,186 5,755,710,426 687,218,760 11.94%
KEPENTINGAN NON-PENGENDALI 2,019,955,179 1,456,972,965 562,982,214 38.64%
Jumlah Ekuitas 8,462,884,365 7,212,683,391 1,250,200,974 17.33%
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 23,686,158,211 19,679,908,990 4,006,249,221 20.36%

18
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
5. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SISTEM TREND
Analisis trend merupakan suatu metode analisis statistika yang ditujukan untuk
melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk
melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi
(data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup
panjang, sehingga hasil analisis tersebut dapat mengetahui sampai berapa besar
fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap
perubahan tersebut

Laporan keuangan dapat dianalisis dengan kecenderungan serangkaian informasi


komputasi. mungkin arah atas ataupun ke bawah yang melibatkan hubungan
persentase masing-masing dan setiap item pernyataan dengan nilai umum 100%.
Analisis Trend (kecendrungan) membantu memahami hubungan tren dengan
berbagai item, yang muncul dalam keuangan pernyataan. Persentase ini juga dapat
diambil sebagai angka indeks yang menunjukkan perubahan relative dalam
informasi keuangan yang dihasilkan dengan berbagai periode waktu. Dalam
analisis ini, hanya item utama dianggap untuk menghitung persentase tren.

Latihan 2

Hitung Analisis Trend dari informasi berikut PT. Maju Jaya, mengambil 2009
sebagai tahun dasar dan menafsirkan mereka (dalam ribuan).
Tahun Deposito Kemajuan Keuntungan
2009 20,559,498 9,714,728 350,311
2010 26,645,251 12,550,440 406,287
2011 31,980,696 15,883,495 504,020
2012 37,299,877 17,726,607 553,525
2013 40,845,783 19,599,764 637,634
2014 44,042,730 21,139,869 806,755

Solusi :
Analisis Trend (dari tahun 1999 = 100)
Dalam ribuan

19
19

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

Deposito Kemajuan Keuntungan


Tahun % % %
Jumlah Jumlah Jumlah
Trend Trend Trend
2009 20,559,498 100.0 9,714,728 100.0 350,311 100.0
2010 26,645,251 129.6 12,550,440 129.2 406,287 115.9
2011 31,980,696 155.5 15,883,495 163.5 504,020 143.9
2012 37,299,877 181.4 17,726,607 182.5 553,525 150.0
2013 40,845,783 198.7 19,599,764 201.8 637,634 182.0
2014 44,042,730 214.2 21,139,869 217.6 806,755 230.3

6. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SISTEM COMMON-SIZE


Analisis common-size ialah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap
rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan
(untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Laporan keuangan dalam persentase per-komponen (Common-size statement)
menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total
kelompoknya, cara penyusunan laporan keuangan ini disebut teknik analisis
common-size dan termasuk metode analisis vertikal.

Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size


statement) dapat memberikan informasi sebagai berikut:
1) Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran
tentang posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
2) Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran
mengenai posisi relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.

Apabila Neraca dalam persentase per-komponen disusun secara komparatif


(misalnya dua tahun berturut-turut), dapat memberikan informasi mengenai
perubahan komposisi, baik komposisi investasi maupun struktur modal.
Laporan laba-rugi yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size
percentage) dapat menggambarkan distribusi/alokasi setiap Rp 1,00 penjualan

20
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
kepada masing-masing elemen biaya dan laba. Apabila disusun secara komparatif,
dapat menggambarkan perubahan distribusi tersebut.

Analisis laporan keuangan common-size berguna dalam memahami pembentuk


internal laporan keuangan. Sebagai contoh, analisis common-size menekankan pada
dua factor :
1) sumber pendanaan termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar,
kewajiban tak lancar dan ekuitas.
2) komposisi aktiva termasuk jumlah untuk masing-masing aktiva lancar dan
aktiva tak lancar.

Sebuah laporan laba rugi siap untuk analisis common-size karena setiap pos terkait
dengan angka kunci seperti penjualan. Dalam berbagai tingkatan, penjualan
mempengaruhi hampir seluruh beban dan berguna untuk mengetahui berapa persen
dari penjualan yang diwakili oleh tiap pos-pos beban. Pengecualian berlaku untuk
pajak penghasilan, yang terkait dengan laba sebelum pajak bukan penjualan.
Keterbatasan utama laporan keuangan common-size untuk analisis antar
perusahaan adalah kegagalannya untuk mencerminkan ukuran relatif perusahaan
yang di analisis.
Dalam Neraca Keuangan lembar total angka aset diasumsikan 100 dan semua angka
dinyatakan dalam persentase dari total aset. Ini adalah salah satu metode yang
paling sederhana dari analisis laporan keuangan, yang mencerminkan hubungan
masing-masing dan setiap item dengan nilai dasar 100%.

Latihan 3
Berikut ini contoh Common-size Neraca PT. Agung Podomoro land Tbk., untuk tahun
2013 dan 2014

21
21

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

Common Size Neraca Keuangan (Comparative Balance Sheet Analysis)


PT AGUNG PODOMORO LAND Tbk DAN ENTITAS ANAK
31 Des 2014 Common 31 Des 2013 Common
Keterangan Jumlah Size Jumlah Size
Rp'000 (%) Rp'000 (%)

ASET

ASET LANCAR
Kas dan setara kas 4,336,362,908 18.31% 3,177,138,834 16.14%
Piutang usaha kepada pihak ketiga -
setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai sebesar
Rp 367.207 ribu tahun 2014 dan
Rp 475.637 ribu tahun 2013 1,239,584,470 5.23% 1,406,226,765 7.15%
Piutang lain-lain 0.00%
Pihak berelasi 27,695,038 0.12% 31,730,984 0.16%
Pihak ketiga 256,601,669 1.08% 184,973,281 0.94%
Persediaan 0.00%
Hotel dan bioskop 9,916,959 0.04% 11,201,315 0.06%
Aset real estat 4,095,255,157 17.29% 2,967,297,090 15.08%
Pajak dibayar dimuka 389,407,528 1.64% 288,478,217 1.47%
Biaya dibayar dimuka 78,996,312 0.33% 72,715,564 0.37%
Uang muka 466,199,921 1.97% 607,284,756 3.09%
Aset tidak lancar yang tersedia untuk dijual
bersih 18,531,304 0.08% - 0.00%
Jumlah Aset Lancar 10,918,551,266 46.10% 8,747,046,806 44.45%

ASET TIDAK LANCAR (TETAP)


Persediaan
Hotel dan bioskop 61,938,150 0.26% 56,118,655 0.29%
Aset real estat 3,313,262,987 13.99% 2,009,889,095 10.21%
Aset keuangan lainnya 138,275,016 0.58% 85,431,820 0.43%
Biaya dibayar dimuka 19,500,000 0.08% 20,250,000 0.10%
Investasi saham pada entitas asosiasi 205,501,871 0.87% 183,573,495 0.93%
Uang muka investasi saham - 0.00% 166,200,347 0.84%
Properti investasi - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp 705.803.670 ribu tahun 2014 dan
Rp 521.166.154 ribu tahun 2013 5,660,662,996 23.90% 5,533,185,618 28.12%
Aset tetap - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp 287.444.052 ribu tahun 2014 dan
Rp 151.472.964 ribu tahun 2013 3,169,106,064 13.38% 2,756,004,948 14.00%
Biaya yang ditangguhkan - setelah
dikurangi akumulasi amortisasi
sebesar Rp 64.730.235 ribu tahun 2014
dan Rp 52.660.607 ribu tahun 2013 24,058,710 0.10% 22,651,662 0.12%
Aset pajak tangguhan 76,882,488 0.32% 29,277,608 0.15%
Goodwill 30,334,910 0.13% 30,334,910 0.15%
Lain-lain 68,083,753 0.29% 39,944,026 0.20%

Jumlah Aset Tidak Lancar/Tetap 12,767,606,945 53.90% 10,932,862,184 55.55%

JUMLAH ASET 23,686,158,211 100% 19,679,908,990 100%

22
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
Common Size Neraca Keuangan (Comparative Balance Sheet Analysis)
PT AGUNG PODOMORO LAND Tbk DAN ENTITAS ANAK
31 Des 2014 Common 31 Des 2013 Common
Keterangan Jumlah Size Jumlah Size
Rp'000 (%) Rp'000 (%)
LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK


Utang bank 12,788,352 0.05% 9,747,552 0.05%
Utang usaha kepada pihak ketiga 1,241,790,549 5.24% 1,141,400,648 5.80%
Utang lain-lain
Pihak berelasi 11,850,342 0.05% 15,279,870 0.08%
Pihak ketiga 648,092,172 2.74% 910,322,169 4.63%
Utang pajak 190,246,609 0.80% 238,393,956 1.21%
Biaya yang masih harus dibayar 176,664,901 0.75% 115,546,431 0.59%
Utang jangka panjang - yang jatuh
tempo dalam satu tahun
Utang usaha kepada pihak ketiga - 824,391 0.004%
Utang bank 420,875,094 1.78% 477,928,494 2.43%
Lembaga keuangan lainnya 7,782,852 0.03% 9,309,213 0.05%
Utang obligasi - 0.00% 325,000,000 1.65%
Utang pembelian aset tetap 663,333 0.003% 1,301,678 0.01%
Uang muka penjualan dan pendapatan
diterima dimuka - bagian yang
direalisasi dalam satu tahun 3,248,215,002 13.71% 1,963,584,415 9.98%

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 5,958,969,206 25.16% 5,208,638,817 26.47%

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Utang jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Utang bank 1,595,713,130 6.74% 1,377,501,702 7.00%
Lembaga keuangan lainnya - 0.00% 7,782,852 0.04%
Utang obligasi 4,447,566,418 18.78% 3,249,505,065 16.51%
Utang pembelian aset tetap 952,380 0.00% 351,281 0.00%
Utang lain-lain kepada pihak ketiga - 0.00% 11,803,327 0.06%
Uang muka penjualan dan pendapatan
diterima dimuka - setelah dikurangi
yang direalisasi dalam satu tahun 3,042,852,477 12.85% 2,455,831,202 12.48%
Uang jaminan penyewa 83,089,399 0.35% 91,733,619 0.47%
Liabilitas imbalan pasca kerja 93,865,990 0.40% 63,907,515 0.32%
Liabilitas pajak tangguhan 264,846 0.00% 170,219 0.00%

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 9,264,304,640 39.11% 7,258,586,782 36.88%

EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham
Modal dasar - 57.400.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh -
20.500.900.000 saham 2,050,090,000 8.66% 2,050,090,000 10.42%
Tambahan modal disetor - bersih 1,389,679,134 5.87% 1,389,679,134 7.06%
Opsi saham 35,411,406 0.15% 35,411,406 0.18%
Selisih transaksi ekuitas dengan 0.00%
pihak non-pengendali 17,029,424 0.07% 3,861 0.00%
Saldo laba 0.00%
Ditentukan penggunaannya 55,000,000 0.23% 40,000,000 0.20%
Tidak ditentukan penggunaannya 2,957,456,235 12.49% 2,240,526,025 11.38%
Jumlah 6,504,666,199 27.46% 5,755,710,426 29.25%
Dikurangi dengan biaya perolehan saham
diperoleh kembali - 185.271.000 saham - 61,737,013 -0.26% - 0.00%
Ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk 6,442,929,186 27.20% 5,755,710,426 29.25%
KEPENTINGAN NON-PENGENDALI 2,019,955,179 8.53% 1,456,972,965 7.40%
Jumlah Ekuitas 8,462,884,365 35.73% 7,212,683,391 36.65%
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 23,686,158,211 100% 19,679,908,990 100%

23
23

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

7. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SISTEM DU PONT


Menurut Agnes Sawir (2001;26) analisis Du Pont merupakan pendekatan terpadu
terhadap analisis rasio keuangan. Bagan Du Pont mula-mula dikembangkan oleh
manajemen Du Pont Corporation untuk pengendalian divisi. Analisis Du Pont
menggabungkan rasio - rasio aktivitas dan profit margin,dan menunjukkan
bagaimana rasio - rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas
aktiva - aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika rasio perputaran dikalikan dengan
marjin laba penjualan, hasilnya adalah tingkat pengembalian aktiva (ROA) atau
sering disebut juga tingkat pengembalian investasi (ROI). Dengan kata lain Du Pont
System adalah ROI yang dihasilkan melalui perkalian antara keuntungan dari
komponen-komponen sales serta efisiensi penggunaan total asset didalam
menghasilkan keuntungan tersebut (Syamsuddin, 2009:64).

a) Return On Investment (ROI) Du Pont System.


ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di
dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang
tersedia di dalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63)
ROI merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Rasio ini digunakan untuk
mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan (Hanafi, 2003:84).
ROI dapat dihitung dengan menggunakan Du Pont System sebagai berikut:

ROI  Laba Bersih x Penjualan x 100%


Penjualan Total Aktiva

ROI = Net Profit Margin (NPM) x Total Assets Turn Over (TATO) x 100%
(Syamsuddin, 2009:73).

b) Return On Equity (ROE) Du Pont System.


ROE dapat dihitung dengan menggunakan Du Pont System sebagai berikut:
Net Profit Margin (NPM) x Total Asset Turnover (TATO)
ROE  x 100%
(1 - Debt Ratio)

Return On Invesment
ROE  x 100%
(1 - Debt Ratio)

(Syamsuddin, 2009:74)

24
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
Latihan 4
Berikut ini contoh Analisa sistem Du Pont PT. Agung Podomoro land Tbk.,
untuk tahun 2013 dan 2014
a. Net Profit Margin (NPM)
Laba Bersih Sesudah Pajak
NPM  x 1 kali
Penjualan

Tabel 1 Total Net Profit Margin (NPM) PT. Agung Podomoro land Tbk
Periode 2013 – 2014
Laba Bersih
Penjualan NPM
Tahun Sesudah Pajak
(Rp) (%)
(Rp)
2013 930,240,497 4,901,191,373 18.98%
2014 983,875,368 5,296,565,860 18.58%

b. Total Assets Turnover

TATO  Penjualan x 1 kali


Total Aktiva
Tabel 2 Total Assets Turnover (TATO) PT. Agung Podomoro land Tbk
Periode 2013 – 2014
Penjualan Total Aktiva TATO
Tahun
(Rp) (Rp) (kali)
2013 4,901,191,373 19,679,908,990 0.25
2014 5,296,565,860 23,686,158,211 0.22

c. Debt Ratio

TATO  Total Hutang x 100 %


Total Aktiva
Tabel 3 Debt Ratio (DR) PT. Agung Podomoro land Tbk Periode 2013 –
2014
Debt
Total Hutang Total Aktiva
Tahun Ratio
(Rp) (Rp)
(%)
2013 12,467,225,599 19,679,908,990 63.35%

25
25

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

2014 15,223,273,846 23,686,158,211 64.27%

d. Return On Investment (ROI) Du Pont System.


Tabel 4 Return On Investment (ROI) Du Pont System.PT. Agung Podomoro
land Tbk Periode 2013 – 2014
ROI
NPM TATO
Tahun Du Pont
(%) (kali)
(%)
2013 18.98% 0.25 4.73%
2014 18.58% 0.22 4.15%

e. Return On Equity (ROE) Du Pont System.

Tabel 5 Return On Equity (ROE)Du Pont System.PT. Agung Podomoro land


Tbk Periode 2013 – 2014
ROI ROE
Debt Ratio
Tahun Du Pont 1 - DR Du Pont
(%)
(%) (%)
2013 4.73% 0.63 0.37 12.90%
2014 4.15% 0.64 0.36 11.63%

8. ANALISIS RASIO (RASIO ANALISYS)


Analisis rasio adalah teknik yang paling populer dan banyak digunakan untuk
melakukan analisis laporan keuangan. Rasio dapat bermanfaat sebagai analisis
perbandingan dengan 1) rasio tahun lalu, 2) standar yang telah ditentukan, dan 3)
rasio kompetitor.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis rasio:
a. Faktor yang mempengaruhi rasio
Analis harus memahami faktor yang dapat mempengaruhi rasio perusahaan,
misalnya kejadian ekonomi, faktor industri, kebijakan manajemen, dan
kebijakan akuntansi.

26
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
b. Interpretasi dari rasio
Rasio harus diinterpretasikan dengan cermat, karena faktor yang
mempengaruhi numerator (pembilang) akan berkorelasi dan berdampak
terhadap denominatornya (penyebut)

Untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan, diperlukan ukuran-ukuran


tertentu. Ukuran yang sering digunakan adalah rasio. Rasio diperoleh dengan
membandingkan satu pos atau elemen laporan keuangan dengan elemen yang lain
dalam laporan keuangan tersebut. Analisis atas laporan keuangan suatu entitas
tergantung pada sudut pandang serta tujuan pihak yang melakukan analisis.
Analisis dapat berbeda untuk satu pihak dengan pihak yang lain.

Perspektif
analisis
laporan keuangan

Stockholder / Stockholder / Kreditor Regulator


Investor Investor

Menurut Hanafi dan Halim pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan
kedalam lima macam kategori, yaitu:
 Rasio Likuiditas
 Rasio Aktivitas
 Rasio Solvabilitas
 Rasio Profitabilitas
 Rasio Pasar
Kelima rasio tersebut ingin melihat prospek dan resiko perusahaan pada masa
yang mendatang. Kelima faktor tersebut akan mempengaruhi harapan investor
terhadap perusahaan pada masa-masa mendatang. Dari kelima rasio diatas akan
dijelaskan definisi serta perhitungannya yaitu sebagai berikut :

a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio).


Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya yang akan jatuh tempo Rasio likuiditas yang umum
digunakan yaitu:
27
27

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

1) Rasio Lancar (Current Ratio).


Rasio ini dihitung dengan membagi Aktiva lancar dengan Utang Lancar. Rasio
lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk
mengetahuikesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, karena rasio
ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek
dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode
yang sama dengan jatuh tempo utang.

Rasio Lancar  Aktiva Lancar x 100 %


Utang lancar

lancar yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah


dalam likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan yang rasio lancarnya terlalu
tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur
yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan.

2) Rasio Kas (Cash Ratio).


Rasio ini dihitung dengan kas ditambah efek kemudian membagi hasilnya
dengan Utang Lancar.

Kas - Efek
Rasio Kas  x 100 %
Utang Lancar

Rasio kas yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang harus segara
dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat
segera diuangkan

3) Rasio Cepat (Quick/Acid Test Ratio).


Rasio ini dihitung dengan mengurangkan Persediaan dari Aktiva Lancar dan
kemudian membagi hasilnya dengan Utang Lancar.

Aktiva Lancar - Persediaan


Rasio Cepat  x 100 %
Utang Lancar

28
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah,
sering mengalami fluktuasi harga, dan unsur aktiva lancar ini sering
menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi. Jadi rasio cepat lebih baik dalam
mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Rasio cepat yang umumnya dianggap baik adalah 1 (satu).

4) Rasio Modal Kerja (Working Capital to Total Asset Ratio).


Rasio ini dihitung dengan aktiva lancer dikurangi hutang lancar kemudian
membagi hasilnya dengan jumlah aktiva.

WCTA Ratio  Aktiva Lancar - Hutang Lancar x 100 %


Jumlah Aktiva

kas yaitu Likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (netto)

b. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan,
penagihan piutang dan lainnya). Atau rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari - hari . Adapun sebagian dari
rasio – rasio aktivitas adalah sebagai berikut :

1) Total Asset Turnover Ratio


Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam
suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang dinvestasikan untuk
menghasilkan revenue. Kemudian juga mengukur berapa jumlah penjualan
yang diperoleh dari tiap Rupiah aktiva dan biasanya rasio ini dinyatakan
dengan desimal. Rumus untuk mencari Total Assets Turnover digunakan
adalah sebagai berikut :

Penjualan Netto
Total Asset Turnover Ratio  x 100 %
Jumlah Aktiva

29
29

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

2) Perputaran piutang (Receivable Turnover)


Kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan piutang, artinya semakin
cepat perputaran piutang semakin bagus dalam pengumpulan piutangnya.
Ukurannya :
a. Receivable Turnover
Digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu
periode. Atau berapa kali dana yang tertanam dalam piutang ini berputar
dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal
kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah (bandingkan
dengan rasio sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan
semakin baik. Sebaliknya jika semakin rendah maka ada over
investmentdalam piutang. Cara mencari rasio ini adalah dengan
membandingkan antara penjualan kredit dengan rata piutang.
Rumusan untuk mencari turnover receivable adalah sebagai berikut :

Receivable Turnover Ratio  Penjualan Netto x 100 %


Piutang rata - rata

b. Average Collection Period


Digunakan untuk mengukur periode rata-rata yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang. Bagi bank yang akan memberikan kredit perlu
juga menghitung hari rata – rata penagihan piutang (days of receivable).
Rumus yang digunakan adalah :

Days of receivable  Piutang rata - rata x 360 x 100 %


Penjualan

3) Perputaran Persediaan (Inventory Turnover )


Kemampuan perusahaan dalam memutarkan persediaan barang yang
dimiliki, artinya semakin cepat perputaran perputaran persediaan semakin
cepat barang yang dimiliki terjual. Ukurannya :
a) Inventory Turnover
Digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam
inventory ini berputar dalam satu periode. Rasio ini dikenal dengan nama
rasio perputaran persediaan (inventory turnover). Rasio ini juga
menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu
tahun. Semakin kecil rasio ini maka semakin jelek, demikian pula

30
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
sebaliknya. Cara mencarinya adalah dengan membandingkan antara
harga pokok barang yang dijual dengan rata – rata persediaan. Namun
apabila tidak ada harga pokok maka dapat digunakan sebagai
perhitungan adalah penjualan (sales) dengan rata – rata persediaan dan
biasanya dalam hitungan tahun. Rumus untuk mencari inventory
turnover digunakan adalah sebagai berikut:

Harga Pokok Penjualan


Inventory Turnover Ratio  x 100 %
Persediaan rata - rata

b) Average day’s Inventory


Digunakan untuk mengukur periode menahan persediaan rata-rata atau
perioded rata-rata persediaan barang berada di gudang. Rumus yang
digunakan adalah :

Average Day’s Inventory  Persediaan rata - rata x 360 x 100 %


Harga Pokok Penjualan

4) Perputaran Aset (Asset Turnover)


Digunakan untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan.
Kemudian juga mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap
Rupiah aktiva dan biasanya rasio ini dinyatakan dengan desimal. Rumus
untuk mencari assets turnover digunakan adalah sebagai berikut :

Assets Turnover  Penjualan x 100 %


Total Aktiva

c. Rasio Solvabilitas/Leverage (Solvability Ratio)


Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah
perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Rasio
ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan demikian
memfokuskan pada sisi kanan neraca. Ada beberapa macam rasio yang dapat
dihitung: rasio total hutang terhadap total aset, rasio Time Interest Earned, rasio
Fixed Charges Coverage.

31
31

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

Rasio Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban


berupa pembayaran bunga dan pokok pinjaman jangka panjang. Rasio ini
berhubungan dengan Hutang/debt. Artinya seberapa besar hutang yang
digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan.
Rasio ini penting sekali karena perusahaan perlu mengatur seberapa besar
hutang yang digunakan nantinya, karena apabila perusahaan tidak mengatur ini
maka bisa saja hutang yang terlalu tinggi dan bunga terlalu tinggi, sedangkan
hasil laba operasional perusahaan rendah. Oleh karena itu hutang harus
disinkronisasikan dengan laba perusahaan.
Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan
tersebut pada saat itu dilikuidasikan (Bambang Riyanto, 1995, hal 32).
Suatu perusahaan yang solvabel belum tentu likuid dan sebaliknya perusahaan
yang insolvable belum tentu ilikuid. Dalam hubungan antara likuiditas dan
solvabilitas ada empat kemungkinan yang dapat dialami oleh perusahaan
yaitu :
 Perusahaan yang likuid tetapi insolvabel
 Perusahaan yang likuid dan solvabel
 Perusahaan yang solvabel tetapi ilikuid
 Perusahaan yang insolvabel dan ilikuid

Tingkat solvabilitas diukur dengan beberapa rasio, yaitu :


1) Total Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini membandingkan modal sendiri (Net worth) di satu pihak
dengan total hutang (Total Debt) di lain pihak. Rumus :
Total Hutang
to Equity Ratio (DER)  x 100 %
Modal Sendiri

kecil prosentase ratio ini berarti makin cepat perusahaan menjadi


insolvabel. Tingkat solvabilitas dapat dipertinggi hanya dengan jalan
penambahan modal sendiri dengan alternatif sebagai berikut :
a. Menambah aktiva tanpa menambah utang atau menambah aktiva
relatif lebih besar daripada bertambahannya hutang.

32
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
b. Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva atauengurangi hutang
relatif besar daripada berkurangnya aktiva.

2) Debt to Asset Ratio (DAR)


Debt to Asset Ratio (DAR) adalah ratio yang dihasilkan dengan
membandingkan jumlah aktiva (total assets) di satu pihak dengan
jumlah utang (total debt dilain pihak). Rumus :

Debt to Asset Ratio (DAR)  Total Hutang x 100 %


Total Aktiva

3) Long Term Debt to total equtiy ratio


Ratio ini menujukkan besarnya hutang jangka panjang yang dimiliki
perusahaan dibanding dengan modal sendiri yang dimiliki. Rumus :
Hutang Jangka Panjang
Long Term Debt to Total Equtiy Ratio (LTDE)  x 100 %
Modal Sendiri
4) Time Interest Earned Ratio
Ratio ini menujukkan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga
hutang dengan laba yang diperoleh. Semakin besar ratio ini semakin besar
kemampuan perusahaan memenuhi pembayaran bunga
EBIT
Time Interest Earned Ratio (TIER)  x 100 %
Bunga

d. Rasio Profitabilitas (Profitability Rasio)


Profitability Rasio adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba,
artinya seberapa besar rasio dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dari aktifitas perusahaan maka semakin baik perusahaan tersebut.
Rasio profitabilitas yaitu rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Rasio profitabilitas merupakan aspek fundamental
perusahaan, karena selain memberikan daya tarik yang besar bagi investor yang
akan menanamkan dananya pada perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap
efektivitas dan effisiensi penggunaan semua sumber daya yang ada di dalam
proses operasional perusahaan. Hanafi dan Halim (1996) mendefinisikan rasio
profitabilitas sebagai rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk

33
33

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan


modal saham tertentu.

Rasio profitabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator :


1) Ratio profitabilitas yang berhubungan dengan penjualan
 Gross profit margin
 Profit Margin
 Net Profit Marin
2) Ratio profitabilitas yang berhubungan dengan investasi
 Return on Assets
 Return on Equity
 Return on Investment

1) Profit Margin
Profit Margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai.

Ratio profitabilitas yang berhubungan dengan penjualan :


a. Gross profit margin
b. Profit Margin
c. Net Profit Marin

Rumus yang bisa digunakan adalah sebagai berikut :

Laba Kotor
Gross Profit Margin Ratio (GPM)  x 100 %
Penjualan

EBIT
Profit Margin Ratio (PMR)  x 100 %
Penjualan

EAT
Net Profit Margin Ratio (NPM)  x 100 %
Penjualan

34
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
2) ROA (Return on Asset)
Return on Asset juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan
ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan
adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT.

EBIT
Return on Asset Ratio  x 100 %
Total Aktiva

3) ROE (Return on Equity)


Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan
modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang
pemegang saham. Rasio ROE bisa dihitung sebagai berikut :

Laba Bersih
Return on Equity Ratio  x 100 %
Modal Saham

Meskipun, rasio ini mengukur laba dari sudut pandang pemegang saham,
rasio ini tidak memperhitungkan dividend maupun capital gain untuk
pemegang saham. Karena itu rasio ini bukan pengukur return pemegang
saham yang sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan Leverage keuangan
perusahaan. Selain itu ROE bisa dihitung dengan cara:
Laba Bersih
Return on Equity Ratio  x 100 %
Rata2 Saham Biasa

Bagian atas persamaan tersebut (numenator) mencerminkan bagian laba


yang bisa dialokasikan ke pemegang saham untuk periode tertentu, setelah
semua hak-hak kreditur dan saham preferen telah dilunasi, biaya bunga telah
dikurangkan dari laba bersih. Sementara dividen untuk saham preferen
belum dikurangkan. Karena itu dividen untuk saham preferen mesti
dikurangkan darilaba bersih perusahaan untuk memperoleh hak bersih
pemegang saham biasa. Pembagi (denominator) persamaan diatas mengukur
rata-rata jumlah saham yang digunakan selama periode tersebut. Saham biasa
sama dengan total saham dikurangi nilai dari nominal saham preferen

35
35

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

4) ROI (Return on Investment)


Return on Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi
yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba
bersih setelah pajak atau EAT. Formula yang digunakan untuk menghitung
ROI adalah sebagai berikut :
Return on Investment Ratio  EAT
x 100 %
Total Aktiva

Dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah
satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif).
Analisa ROI ini merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh
pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi
perusahaan. Return on Investment itu sendiri adalah salah satu bentuk dari
ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang
digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Dengan demikian ratio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari
operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau
aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net
operating assets). Sebutan lain untuk ratio ini adalah net operating profit rate
of return atau operating earning power.
Kegunaan dari analisa ROI dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsipil ialah sifatnya yang
menyeluruh. Apabila perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi
yang baik maka manajemen dengan menggunakan teknik analisa ROI
dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efsiensi
produksi danefisiensi bagian penjualan. Apabila suatu perusahaan pada
suatu periode telah mencapai “operating aset turnover“ sesuai dengan
standar atau target yang telah ditetapkan, tetapi ternyata ROI-nya masih
dibawah standar target, maka perhatian managemen dapat dicurahkan
pada usaha peningkatan efisiensi disektor produksi dan penjualan.
Sebaliknya apabila profit margin telah mencapai target atau standar yang

36
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
telah ditetapkan, sedangkan operating aset turn over masih dibawah
target maka perhatian managemen dapat dicurahkan nuntuk perbaikan
kebijaksanaan investasi baik dalam modal kerja maupun dalam aktiva
tetap. Rendahnya operating aset turnover ini bisa disebabkan karena
kesalahan dalam kebijakan pembelian bahan mentah yang dibeli terlalu
besar menumpuk di gudang.
b. Apabila perusahaan dapat mempunyai data industri sehingga dapat
diperoleh ratio industri, maka dengan analisa ROI ini dapat dibandingkan
efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain
yang sejenis,sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada
dibawah, sama, atau diatas rata-ratanya. Dengan demikian akan dapat
diketahui dimana kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada
perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
c. Analisa ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi aktivitas-aktivitas
yang dilakukan oleh divisi/bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua
biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan. Arti penting
mengukur rate of return pada tingkat bagian adalah untuk dapat
membandingkan efisiensi suatubagian dengan bagian yang lain didalam
perusahaan yang bersangkutan.

Kelemahan analisa ROI yaitu :


a. Perbedaan metode dalam penilaian berbagai aktiva antara perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lain, perbandingan tersebut akan dapat memberi
gambaran yang salah. Ada berbagai metode penilaian inventory (FIFO, LIFO,The
Lower cost or market valuation) yang digunakan akan berpengaruh terhadap
besarnya nilai inventory, dan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap
jumlah aktiva. Demikian pula adanya berbagai metode depresiasiakan
berpengaruh terhadap jumlah aktivanya.
b. Kelemahan lain dari teknik analisa ini adalah terletak pada adanya fluktuasi nilai
dari uang (daya belinya). Suatu mesin atau perlengkapan tertentu yang dibeli
dalam keadaan inflasi nilainya berbeda dengan kalau dibeli pada waktu tidak
ada inflasi, dan hal ini akan berpengaruh dalam menghitung investment turn
over dan profit margin.

37
37

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

5) Earning Per Share (EPS)


Kadang-kadang pemilik juga menginginkan data mengenai keuntungan yang
diperoleh untuk setiap lembar sahamnya. Keuntungan perlembar saham biasanya
merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor yang merupakan
angka dasar yang diperlukan dalam menentukan harga saham.Earning pershare atau
laba perlembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik.Laba yang digunakan sebagai
ukuran adalah laba bagi pemilik atau EAT.

Earning Per Share Ratio  EAT


x 100 %
Jumlah Lembar Saham

Senada dengan Haniffa, Gray (1988) dalam Ratmono, (2003), akuntabilitas


dipandang lebih sesuai dengan tujuan akuntansi berdasarkan syari’ah. Gray
menganggap bahwa adanya akuntabilitas akan membuat perusahaan lebih
memperhatikan kepentingan sosial. Adanya akuntabilitas menuntut perusahaan
lebih memperhatikan stakeholders dan lingkungan dari pada stockholders semata.
Sementara Triyuwono (2002), berpendapat tujuan akuntansi syari’ah bersifat materi
yaitu pemberian informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi dan bersifat
spirit yaitu akuntabilitas. Berbeda dengan Harahap (2001),dimana tujuan akuntansi
syari’ah adalah muamalah yaitu Amar Ma’ruf Nahi Munkar, keadilan dan kebenaran,
maslahat sosial, kerjasamaaa, menghapus riba,dan mendorong zakat. Sehingga
dengan demikian tujuan akuntansi syari’ah lebih menekankan pentingnya
memberikan informasi bagi penghitungan zakat,pelaksanaan keadilan dan
melaporkan kegiatan yang bertentangan dengansyari’ah. Tujuan-tujuan tersebut
perlu dilakukan dalam rangka memenuh tanggungjawab bank kepada direct
stakeholders maupun indirect stakeholders.
Sementara itu berkaitan dengan konsep kepemilikan (equity), pakar akuntansi
syari’ah antara lain; Harahap (1997), Adnan (1999), Triyuwono (2000),dan Baydoun
dan Willeet (2000), berpendapat mengingat tujuan akuntansi syari’ah mencakup
aspek sosial dan pertanggungjawaban, maka teori enterprise lebih sesuai dengan
akuntansi syari’ah. Mereka berpendapat akuntansi syari’ah dipandang tidak saja
sebagai bentuk akuntabilitas kepada stakeholders dan Tuhan. Pandangan ini yang
mendasari Baydoun dan Willet (2000) mengusulkan Laporan Nilai Tambah (Value

38
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
Added Statement) sebagai komponen Laporan Keuangan Islami yang memberikan
perhatian kepada pihak-pihak yang memberikan kontribusi kepada perusahaan.
Akuntasi syari’ah seharusnya memberikan perhatian tidak hanya sebatas pada
pemilik modal tetapi juga kepadapihak-pihak lain.

e. Rasio Pasar

Rasio pasar yaitu rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut
pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor atau calon investor,
meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini. Ada
beberapa rasio pasar yang bisa dihitung yaitu :

1) Price Earning Rasio (PER)


Price Earning Rasio (PER) Merupakan rasio untuk rasio untuk melihat harga saham
relatif terhadap earningnya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :

Harga Saham Per Lembar


Price Earning Rasio (PER)  x 100 %
EPS (Earning Per Share)

2) Dividend Yield (DY)


Dividend Yield (DY) Merupakan rasio untuk melihat bagian dari harga pasar saham
yang akan diperoleh investor. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :

Dividen Per Lembar


Dividend Yield (DY)  x 100 %
EPS (Earning Per Share)

3) Price to Book Value (PBV)


Price to Book Value (PBV) Merupakan rasio untuk menilai suatu ekuitas
berdasarkan nilai bukunya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :

Harga Saham Per Lembar


Price to Book Value (PBV)  x 100 %
BV (Nilai Buku) per lembar

39
39

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

4) Book Value (BV)


Book Value (BV) Merupakan rasio dihasilkan dari ekuitas dibagi rata-rata jumlah
saham yang beredar. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :

Total Equitas
Book Value (BV)  x 100 %
Rata - rata Saham yg Beredar

Alat Ukur Kinerja Yang Lain


Meskipun data-data akuntansi memberikan banyak informasi yang berguna, namun
akunyansi juga memiliki keterbatasan. Dalam menghadapi keterbatasan ini analisis
melakukan penyesuaian dengan memberikan ukuran kinerja alternatif. Beberapa ukuran
profitabilitas akhir akhir ini yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja manajerial
antara lain MVA (Market Value Added) serta EVA (Economic Value Added).
1. Nilai Tambah Pasar (Market Value Added/MVA)
Tujuan utama sebagian besar perisahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang
saham. Tujuan ini jelas menguntungkan pemegang saham, tetapi juga memastikan
bahwa sumber daya yang terbatas telah dialokasikan secara efisien, yang
menguntungkan perekonomian.
Kekayaan pemegang saham akan menjadi maksimal dengan memaksimalkan
perbedaan antara nilai pasar ekuitas perusahaan dan jumlah modal ekuitas yang
diinvestasikan investor. Perbedaan ini disebut Nilai Tambah Pasar (Market Value
Added/MVA)
MVA dapat diformulasikan sebagai berikut :
MVA = Nilai Pasar Ekuitas – Modal ekuitas yang diinvestasikan oleh investor
= (Saham yang beredar) (Harga saham) – Total ekuitas saham biasa

Contoh :
Perusahaan “Maju jaya” pada tahun 2010 memiliki nilai ekuitas sebesar
Rp.540.000.000,-, sedangkan total nilai pasar saham perusahaan adalah sebesar
Manajemen Keuangan Suatu Konsep Dasar Rp.650.000.000,- maka MVA adalah sebesar
Rp.90.00.000,- (650 juta-540 juta). Dengan memaksimalkan perbedaan ini, maka
berarti manajemen memaksimalkan kekayaan pemegang saham.

40
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
2. Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added/EVA)
Jika MVA mengukur pengaruh tindakan manajerial sejak pendirian perusahaan, maka
nilai tambah ekonomi (economic valueadded/EVA) memfokuskan pada efektifitas
manajerial dalam satu tahun tertentu. EVA menunjukkan semua laba setelah semua
biaya modal termasuk modal ekuitas dikurangkan. Jadi EVA adalah suatu laba
ekonomis yang sesungguhnya dalam tahun berjalan, dan hal ini sangat berbeda dengan
laba akuntansi. EVA dapat diformulasikan sebagai berikut :
EVA = Laba operasi setelah pajak - biaya modal setelah pajak
= EBIT (1-tarif pajak) – (Total Modal) (Biaya modal setelah pajak)
Total modal mencakup hutang jangka panjang, saham preferen dan ekuitas saham
biasa.

Kesimpulan :
1. Untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kineja keuangan, analisis keuangan harus
melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan keuangan perusahaan. Alat yang biasa
digunakan adalah analisis rasio keuangan. Rasio keuangan adalah yang
menghubungkan dua angka akuntansi dalam laporan keuangan dengan membagi
satu angka dengan angka lainnya.
2. Rasio Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya
yang sudah jatuh tempo.
3. Rasio Aktivitas mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola usahanya.
4. Rasio Rentabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan.
5. Rasio Pasar mengukur kinerja pasar atau harga pasar saham perusahaan.
6. Analisis rasio bisa dilakukan dengan melakukan perbandingan internal (analisis
trend) dan analisis eksternal (analisis industri).
7. Market Value Added/MVA adalah perbedaan antara nilai pasar ekuitas perusahaan
dan jumlah modal ekuitas yang diinvestasikan investor. Economic Value Added/ EVA
adalah suatu laba ekonomis yang sesungguhnya dalam tahun berjalan

41
41

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

Contoh Soal Dan Penyelesaian


1. Pada tahun 2014 perusahan : Alfaro Jaya” telah bekerja dengan modal sebesar
Rp.20.000.000,- yang terdiri dari modal sendiri sebesar 75 % sedangkan sisanya modal
asing dengan tingkat bunga 10%. Pada tahun 2014 direncanakan pertambahan modal
sebesar Rp 7.500.000,- sehingga tingkat penjualan dapat dinaikkan menjadi Rp
30.000.000,- harga pokok penjualan sebesar Rp 20.000.000,- biaya operasi sebesar Rp
5.000.000,-. Pajak perseroan yang harus dibayar sebesar 50% dari data-data diatas
hitunglah :
1) Earning Power tahun 2014
2) Profit margin tahun 2014
3) Total assets turn over tahun 2014
4) Rate of return on net worth bila tambahan modal dipenuhi dengan modal sendiri
dan Rate of return on net worth bila tambahan modal dipenuhi dengan modal
asing.

PENYELESAIAN
a. Mencari Earning power
Pertama harus dicari EBIT
Sales Rp 30.000.000,-
HPP Rp 20.000.000,-
Gross Profit Rp 10.000.000,-
Operating expense Rp 5.000.000,-
EBIT Rp 5.000.000,-
Tatal assets = 20.000.000 + 7.500.000 = Rp 27.500.000,-
5.000.000
Earning power  x 100 %  18,18%
27.500.000

5.000.000
b. Profit Margin  x 100 %  16,67 %
30.000.000

30.000.000
c. Total Assets Turnover  x 100 %  1,09 %
27.500.000

42
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING

d. Rate of return on net worth


Tambahan Modal Asing Tambahan Modal Sendiri
EBIT 5.000.000 5.000.000
Bunga 1.250.000 500.000
EBT 3.750.000 4.500.000
Pajak 1.875.000 2.250.000
EAT 1.875.000 2.250.000
Modal sendiri 15.000.000 22.500.000

1.875.000 2.250.000
ROE   12,5 %  10 %
15.000.000 22.500.000

Kesimpulan lebih baik tambahan dana dipenuhi dengan modal asing karena ROE nya
lebih tinggi yakni 12,5 %

2. Berikut ini adalah financial statement dari “Bintomo Corporation” pada tahun 2014.
Balance Sheet 31 – 12 – 2014
Cash Rp 90.000.000
Account receivable Rp 200.000.000
Inventories Rp 150.000.000
Property and Equipment Rp 600.000.000
Depreciation Rp 170.000.000
Rp 430.000.000
Rp 870.000.000
Account payable Rp 94.000.000
Notes Payable Rp 24.000.000
Accruals liabilities Rp 17.000.000
Income tax liabilities Rp 21.000.000
First Moretgage 6 % Bond Rp 150.000.000
Second Moretgage 6 % Bond Rp 50.000.000
Common stock Rp 250.000.000
Capital surpus Rp 25.000.000
Reserve for planet expansion Rp 65.000.000
43
43

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

Retained earning Rp 174.000.000


Rp 870.000.000
Income statement 31 – 12 – 2014
Sales Rp 1.072.000.000
Cost of goods sold Rp 771.000.000
Gross profit Rp 301.000.000
Operating expense Rp 233.000.000
Net operating income Rp 68.000.000
Interest Rp 11.000.000
EBT Rp 57.000.000
Income taxes Rp 21.000.000
Net Income (EAT) Rp 36.000.000
Dari data-data finasial di atas hitunglah rasio-rasio di bawah ini :
a. Current Rasio
b. Acid test rasio
c. Average collection periode
d. Inventory turn over
e. Debt to net worth rasio
f. Time interest earned rasio
g. Profit margin
h. Operating assets turn over
i. Earning power
j. Rate of return on net worth
k. Operating ratio

PEMBAHASAN

a. Current Ratio  440.000.00 0 x 100 %  282 %


156.000.00 0

b. Acid test ratio  290.000.00 0 x 100 %  186 %


156.000.00 0

c. Average collection periode  200.000.00 0 x 360  67,16 hari


1.072.000. 000

d. Inventory turn over  711.000.00 0  5,14 x


150.000.00 0

44
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
e. Debt to net worth ratio  356.000.00 0 x 100 %  69,26 %
524.000.00 0

f. Time interest earned ratio  36.000.000  3,27 x


11.000.000
68.000.000
g. Profit margin  x 100 %  6,34 %
1.072.000. 000
h. Operating assets turn over  1.072.000. 000  1,23 x
870.000.00 0

i. Earning power  68.000.000 x 100 %  7,82 %


870.000.00 0

j. Rate of return on net worth  36.000.000 x 100 %  7 %


514.000.00 0

--oooo—

45
45

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

C. LATIHAN SOAL/TUGAS

1. Menurut anda apa yang dimaksud dengan Analisa laporan keuangan?


2. Sebutkan dan jelaskan komponen laporan keuangan?
3. Sebutkan tujuan analisa laporan keuangan?
4. Sebutkan jenis analisis laporan keuangan?
5. Sebutjan dan jelaskan teknik laporan keuangan?
6. Sebutkan dan jelaskan yang dimaksud analisis laporan keuangan sistem du pont?

D. DAFTAR PUSTAKA

1. Subramanyam K.R dan Wild, J.John; 2014, Analisis Laporan Keuangan Edisi 10, Buku
2. Salemba Empat, Jakarta.
2. Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua.
Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
3. Paramasivan C. & Subramanian T. Financial Management, New Age International
Publishers, New Delhi
4. Prof. Dr. Isti Fadah, MSi, Manajemen Keuangan Suatu Konsep Dasar, Jember
5. Brigham & Houston (2011), Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, edisi 11,
Salemba empat, Jakarta.
6. Husnan, Suad, 1990. Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan, Edisi Pertama,
Cetakan ketiga, BPFE Yogyakarta.

46

Anda mungkin juga menyukai