Anda di halaman 1dari 4

Tahun Fiskal

Periode akuntansi tahunan yang dipilih oleh suatu usaha disebut tahun fiskal
(fiscal year). Tahun fiskal dimulai dari hari pertama bulan yang dipilih sampai
dengan hari terakhir pada 12 bulan berikutnya. Periode yang umum digunakan
adalah tahun kalender (1 Januari sampai dengan 31 Desember). Namun,
perusahaan juga dapat menggunakan periode selain tahun kalender. Contohnya,
suatu perusahaan bisa saja menetapkan tahun fiskal yang berakhir saat aktivitas
usahanya mencapai titik terendah dalam siklus operasi tahunannya. Tahun fiskal
semacam itu disebut tahun usaha alami (natural business year). Pada titik rendah
siklus operasinya, suatu usaha memiliki waktu lebih banyak untuk menganalisis
hasil operasinya dan menyiapkan laporan keuangan.

Oleh karena perusahaan-perusahaan dengan tahun fiskal sering kali memiliki


aktivitas operasi yang sifatnya sangat musiman, para investor dan pengguna
laporan keuangan lainnya harus berhati-hati dalam menginterpretasikan laporan
keuangan setengah tahunan untuk perusahaan tersebut. Artinya, Anda harus
menyadari sepanjang tahun fiskal.

1-04-2014 31-12-2014 31-12-2015 31-12-2016

Laporan Laporan Laporan


Laba Rugi Laba Rugi Laba Rugi

Laporan Laporan Laporan


Posisi Posisi Posisi
Analisis dan Interpretasi
Keuangan Keuangan : Modal
Keuangan Kerja dan Rasio
Keuangan Lancar
Kemampuan perusahaan untuk mengubah aset menjadi kas disebut dengan
likuiditas (liquidity), sedangkan Kemampuan perusahaan untuk membayar
liabilitasnya disebut solvabilitas (solvency). Dua ukuran keuangan yang digunakan
untuk mengevaluasi likuiditas dan solvabilitas jangka pendek suatu perusahaan
adalah modal kerja dan rasio lancar.
Modal kerja (working capital) suatu perusahaan adalah selisih antara aset
lancar dengan liabilitas jangka pendek saat ini seperti yang ditunjukkan di bawah
ini.
Modal Kerja = Aset Lancar – Liabilitas Jangka Pendek
Aset lancar adalah aset yang lebih likuid daripada aset tetap. Oleh karena itu,
peningkatan pada aset lancar perusahaan akan meningkatkan likuiditasnya.
Kenaikan dalam modal kerja meningkatkan likuiditas karena aset lancar tersedia
untuk penggunaan selain pembayaran liabilitas jangka pendek.
Nilai positif modal kerja menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dapat
membayar liabilitas jangka pendeknya dan memiliki Kemampuan solvabilitas.
Oleh karena itu, peningkatan pada modal kerja meningkatkan solvabilitas jangka
pendek suatu perusahaan.
Sebagai ilustrasi, modal kerja SolusiNet pada akhir 2015 adalah Rp6.355.000
seperti perhitungan di bawah ini. Jumlah modal kerja ini mengindikasikan bahwa
SolusiNet dapat membayar liabilitas jangka panjangnya.
Modal Kerja = Aset Lancar – Liabilitas Jangka Pendek
= Rp7.745.000 – Rp1.390.000
= Rp6.355.000
Nilai dari modal kerja mengindikasikan bahwa SolusiNet mampu membayar
liabilitas jangka pendeknya.
Rasio lancar (current ratio) adalah ukuran lain dalam mengekspresikan
hubungan antara aset lancar dan liabilitas jangka pendek. Aset lancar dihitung
dengan membagi aset lancar dengan liabilitas seperti yang ditunjukkan di bawah
ini.
Aset Lancar
Rasio Lancar =
Liabilitas Jangka Pendek

Sebagai ilustrasi, rasio lancar dari SolusiNet pada tahun yang berakhir 2015
adalah 5,6, seperti ditunjukkan berikut.

Aset Lancar
Rasio Lancar =
Liabilitas Jangka Pendek

Rp7.745.000
=
Rp1.390.000

= 5,6 (pembulatan).
Rasio lancar lebih berguna daripada modal kerja dalam melakukan
perbandingan antarperusahaan atau dengan rata-rata industri. Sebagai ilustrasi, data
berikut ini (dalam jutaan) diambil dari laporan keuangan terbaru dari PT Indofood
Sukses Makmur Tbk., PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., dan PT Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk.

PT Indofood Sukses PT. Nippon Indosari PT. Tiga Pilar Sejahtera


Makmur Tbk. Corpindo Tbk. Food Tbk.
Tahun 2 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 1
Aset Lancar 42.816.745 41.014.127 812.991 420.316 4.463.635 3.977.086
Liabilitas Jangka 25.107.538 22.658.835 395.920 307.609 2.750.456 1.493.308
Pendek 17.709.207 18.355.292 417.071 112.707 1.713.189 2.483.778
Modal Kerja 1,71 1,81 2,05 1,37 1,62 2,66
Rasio Lancar* (42.816.745/ (41.014.127/ (812.991 / (420.316 / (4.463.635 / (3.977.086 /
25.107.538) 22.658.835) 395.20) 307.609) 2.750.456) 1.493.308)

*dibulatkan dua angka decimal

Indofood memiliki aset lancar lebih dari 53,7 kali (Rp42.816.745 dibandingkan
dengan Rp812.991) dari Nippon Indosari Corpindo dan lebih dari 9,6 kali
(Rp42.816.745 dibandingkan dengan Rp4.463.645) aset lancar dari Tiga Pilar
Sejahtera Food. Perbedaan ukuran tersebut menyebabkan kesulitan dalam
melakukan perbandingan antarperusahaan menjadi sulit. Karena itu, rasio-rasio
seperti rasio lancar dihitung.
Meskipun Indofood lebih besar, Nippon Indosari Corpindo memiliki rasio
lancar yang lebih tinggi di tahun kedua (1,71 dibandingkan dengan 2,05) dan Tiga
Pilar Sejahtera Food memiliki rasio lancar yang lebih tinggi di tahun pertama (1,81
dibandingkan dengan 2,66) daripada Indofood. Nippon Indosari Corpindo terlihat
dalam posisi likuiditas jangka pendek yang kuat di tahun pertama, dan Tiga Pilar
Sejahtera lebih kuat di tahun kedua daripada Indofood. Selain itu, rasio lancar
Indofood turun menjadi 1,71 dan 1,81, sementara aset lancar Nippon Indosari
Corpindo naik menjadi 2,05 dari 1,37, dan aset lancar Tiga Pilar Sejahtera Food
turun menjadi 1,62 dari sebelumnya 2,66.

Kertas Kerja Akhir Periode


Akuntansi sering menggunakan kertas kerja untuk mengumpulkan dan
merangkum dari yang diperlukan untuk menyiapkan beragam analisis dan laporan.
Kertas kerja tersebut adalah alat yang bergunam tetapi bukan bagian dari
pencatatan akuntansi formal. Hal ini berlawanan dengan kode akun, jurnal, dan
buku besar yang merupakan bagian penting dalam sistem akuntansi. Kertas kerja
biasanya disiapkan dengan menggunakan program kertas kerja di komputer seperti
Microsoft Excel.*
Kertas kerja akhir periode di Tampilan 1 adalah kertas kerja yang dapat
digunakan akuntan untuk merangkum ayat jurnal penyesuaian dan efeknya
Terhadap akun-akun. Sebagai contoh, laporan keuangan SolusiNet dapat disiapkan
langsung dari neraca saldo yang disesuaikan di Tampilan 1.
Akan tetapi, banyak akuntan lebih memilih untuk menggunakan kertas kerja
akhir periode sebagai alat bantu untuk menganalisis data penyesuaian dan
menyiapkan laporan keuangan seperti yang ditunjukkan di Tampilan 1, Tampilan
20 sampai 24 menjelaskan cara menyiapkan kertas kerja akhir periode tersebut.
SolusiNet digunakan sebagai ilustrasi.
Langkah 1. Memasukkan Judul
Untuk memulai kertas kerja, masukkan data berikut.
1. Nama perusahaan di bagian atas : SolusiNet
2. Jenis kertas kerja : Kertas kerja akhir periode
3. Periode waktu : Untuk dua bulan yang berakhir pada 31 Desember 2015
Tampilan 20 menunjukkan data yang dimasukkan untuk SolusiNet.

Langkah 2. Masukkan Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan


Selanjutnya, langsung masukkan neraca saldo yang belum disesuaikan ke kertas
kerja. Kertas kerja di Tampilan 20 menunjukkan neraca saldo yang belum
disesuaikan untuk SolusiNet pada tanggal 31 Desember 2015.

Kertas Kerja dengan Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan

Anda mungkin juga menyukai