Anda di halaman 1dari 10

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Pemanfaatan Buah Pisang sebagai Ide Kreatif dalam
Membangun Kewirausahaan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengajar Mata
Kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Serta penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari, makalah yang ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan dinantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Kendari, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

PRAKATA..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II ISI...............................................................................................................3
2.1. Landasan Teori..........................................................................................3

2.2. Pembahasan...............................................................................................5

BAB III PENUTUP................................................................................................8


3.1. Kesimpulan................................................................................................8

3.2. Saran..........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring perkembangan zaman, kebutuhan hidup manusia semakin
meningkat. Hal ini sejalan dengan kemajuan teknologi yang menuntut
bahwa segala sesuatunya harus praktis dan instan sehingga dapat menopang
kebutuhan manusia (Astawam, 2007) dalam (Simbolon dkk, 2016). Salah
satu hasil dari perkembangan teknologi adalah dalam bidang pangan,
dimana telah banyak produk pangan olahan yang memanjakan konsumen
dengan penyajian yang cepat, praktis dan rasa yang lezat seperti nugget
(Astawam, 2007) dalam (Simbolon dkk, 2016). Nugget merupakan jenis
fast food yang popular di Indonesia dan umumnya digemari oleh semua
kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa (Astawam,
2007) dalam (Simbolon dkk, 2016). Nugget dapat didefinisikan sebagai
salah satu produk daging direstruksisasi dan diberi bumbu, dicampur bahan
pengikat, kemudian dicetak, dikukus, dipotong, dilumuri perekat tepung
(battering) dan diselimuti tepung roti (breading) (Astawam, 2007) dalam
(Simbolon dkk, 2016). Nugget kemudian digoreng hingga setengah matang
dan dibekukan untuk mempertahankan mutunya (Astawam, 2007) dalam
(Simbolon dkk, 2016).
Menurut Badan Pusat Statistik (2015), produksi pisang di Indonesia
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yaitu 6,19 juta ton (2012), 6,28
juta ton (2013) dan 6,86 juta ton (2014). Jawa Barat merupakan daerah
produsen pisang terbanyak ke-3 di Indonesia dengan total produksi sebesar
1,2 juta ton atau sekitar 18% dari total produksi pisang di Indonesia. Pisang
memiliki kandungan pati yang tinggi (70% dari berat kering), sehingga
pengolahan lanjutan menjadi tepung pisang dapat dijadikan alternatif
sumber daya pangan maupun untuk keperluan industri lainnya (Waliszweski
et al., 2003) dalam (Cahyana dkk, 2019). Kandungan gizi dalam pisang
cukup baik yaitu sebagai sumber karbohidrat, vitamin dan mineral (Cahyana

1
dkk, 2019). Karbohidrat yang banyak terkandung dalam pisang adalah pati
pada daging buahnya dan akan berubah menjadi monosakarida dan
disakarida pada saat matang (Cahyana dkk, 2019). Pisang pada tingkat
kematangan 1 mengandung pati 70-80% serta kadar amilosa 9-17,2%
(Cahyana dkk, 2019).

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya adalah “Bagaimana mengembangkn ide
kreatif dengan memanfaatkan buah pisang serta melihat peluang yang ada
dalam kewirausahaan?“

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuannya adalah mengembangkan ide kreatif dengan
memanfaatkan buah pisang serta melihat peluang yang ada dalam
kewirausahaan.

2
BAB II
ISI

2.1. Landasan Teori


Perekonomian yang ada di Indonesia tidak di pungkiri mengalami
peningkatan karena peran usaha kecil menengah (UKM). UKM merupakan
salah satu jenis usaha milik perorangan yang mana badan usahanya tidak
berbadan hukum. Badan usaha ini selain berdiri sendiri dan bukan
merupakan suatu anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau diafiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
usaha kecil, menengah atau besar. (Abdullah, 2008). Saat ini jumlah UKM
yang ada di Indonesia mengalami peningkatan secara signifikan dari tahun
ke tahun. Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2018, ditemukan bahwa
usaha kecil menengah yang ada di Indonesia setiap tahun mengalami
peningkatan (BPS, 2018) dalam (Antari & Wulandari, 2019).
Pertambahan ekonomi saat ini bisa dikatakan mengalami suatu
perkembangan yang sangat baik sehingga mendapatkan julukan sebagai
macan asia. Jika ditinjau dari skala perkotaan, UKM sangat berpengaruh
dan bisa ditempatkan sebagai suatu pembaharuan aktivitas ekonomi yang
mendasar dimana diperlukan suatu pilar yang kuat dan kerangka pemikiran
yang komprehensif. Berbagai potensi yang dimiliki oleh UKM harus
dioptimalisasi sehingga proses perkembangan kehidupan suatu daerah tidak
hanya berkaitan dengan modernisasi yang menyilaukan (Darwanto, 2008).
Berbicara tentang usaha kecil menengah dalam kehidupan perekonomian,
industri rumah tangga merupakan salah satu aktivitas perekonomian kecil
yang bisa berpengaruh pada peningkatan perekonomian secara individu
maupun secara umum (Antari & Wulandari, 2019).
Analisis kelayakan usaha merupakan kegiatan untuk menilai sejauh mana
manfaat (benefit) yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan
usaha/proyek, disebut dengan studi kelayak bisnis. Dengan demikian studi
kelayakan yang juga sering disebut dengan feasibility study merupakan

3
bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima
atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan.
Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan
usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik
dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit. Layaknya
suatu gagasan usaha/proyek dalam arti social benefit, hal ini tergantung dari
segi penilaian yang dilakukan. Proyek-proyek yang dinilai dari segi social
benefit pada umumnya adalah proyek-proyek yang benefitnya
dihitung/dinilai segi manfaat yang diberikan proyek terhadap perkembangan
perekonomi masyarakat secara keseluruhan. Kegiatan usaha/proyek yang
dinilai dari segi financial benefit adalah usaha-usaha yang dinilai dari segi
penanaman investasi/modal yang diberikan untuk pelaksanaan usaha/proyek
tersebut (Mujiningsih, 2013) dalam (Ridlowi & Cahyani, 2020).
Menurut Hawkins dan Turla (1993) wirausahawan memerlukan
kepribadian tertentu dengan berbagai kemampuan yang tetap agar berhasil.
Hanya kreatif saja tidak cukup. Wirausaha perlu mempunyai sifat kreatif
dan memiliki ingatan yang baik, atau mempunyai keahlian motivasi untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan orang lain. Pengujian
tingkat kecerdasan akan membantu menentukan apakah anda memiliki
naluri dan kepribadian intreprener (Iswardayati et al., 2013).
Seorang wirausahawan memiliki perasaan yang jeli kemana mereka
harus pergi, memiliki tujuan yang jelas dan memiliki motivasi tinggi untuk
mencapai tujuan. Karena mereka memiliki tujuan dalam pikirannya, maka
wirausahawan dapat mengatur waktunya dengan baik sehingga dapat
membawa kesasaran yang ditetapkan, dapat menyusun prioritas–prioritas
sehingga dapat langsung menuju ke sasaran yang berharga. Unsur-unsur
yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan mengatur bagi
wirausahawan adalah 1) kemampuan penentuan tujuan, 2) kemampuan
perencanaan dan penjadwalan, dan 3) kemampuan mengatur diri sendiri.
Hasil penilaian kemampuan mengatur dapat digolongkan kedalam 1)
katagori perencana dan organisator yang hebat karena ahli mengatur rencana

4
terperinci guna mencapai tujuannya, 2) golongan yang perlu melakukan
kerja yang mengikuti jalur dan bersikap tegas, 3) golongan yang memiliki
potensi kerja tetapi perlu bantuan orang untuk menegakkan sistem
oragnisasi, 4) cenderung punya banyak impian tapi perlu perbaikan dalam
mengatur tujuan, 5) golongan orang yang sangat tidak peduli (Iswardayati et
al., 2013).
Apa yang harus dikerjakan dalam pemasaran adalah mempertemukan
produk atau jasa yang sesuai dengan keinginan pelanggan pada asat dan
tempat yang tepat dan dengan harga yang sesuai. Pemasaran yang berhasil
perlu penangan yang jenius, banyak persiapan dan nasib baik. Penilaian atas
kemampuan seseorang dalam pemasaran digunakan unsur produk dan
penentuan harga, konsumen, iklan dan promosi. Penilaian atas kemampuan
pemasaran dapat digolongkan kedalam 1) golongan orang yang memiliki
cara pandang yang tajam dalam dinamika pemasaran, memahami prinsip-
prinsip usaha dan tidak menimbulkan banyak masalah dalam menumbuhkan
pelayanan dan produk usaha, 2) golongan orang yang mampu memadukan
pesan yang berkaitan dengan gagasan orang tersebut secara efektif, 3)
golongan orang yang perlu sedikit bimbingan dan pengarahan dalam
menumbuhkan naluri pemasaran, 4) golongan yang punya pengetahuan
dasar tetapi perlu banyak bantuan untuk memahami pemasaran, 5) pelajari
prinsip dasar pemasaran dulu, 6) tidak memiliki naluri sama sekali
(Iswardayati et al., 2013).
Nugget adalah suatu bentuk produk daging giling yang dibumbui,
kemudian diselimuti oleh perekat tepung, pelumuran tepung roti (breading),
dan digoreng setengah matang lalu dibekukan untuk mempertahankan mutu
selama penyimpanan (Hasibuan, 2012) dalam (Siagian et al., 2019). Nugget
merupakan makanan siap saji (fast food) yang sangat digemari oleh semua
kalangan baik anak-anak hingga orang dewasa, (Marwanti, 2001) dalam
(Siagian et al., 2019). Nugget pada umumnya dibuat dari daging ayam.
Akan tetapi seiring perkembangan zaman, perlu dilakukan sebuah inovasi
untuk memberi cita rasa agar masyarakat penasaran. Inovasi yang dirancang

5
pada pembuatan nugget dengan bahan utama pisang. Di dalam adonan
nugget dimasukkan coklat dan keju sebagai isian (filling). Pisang termasuk
tanaman serbaguna, mulai dari akar batang sampai daun dapat
dimanfaatkan. Buah pisang dapat diolah baik dalam keadaan mentah
maupun matang. Salah satu olahan pisang mentah adalah tepung pisang,
sedangkan hasil olahan pisang matang yaitu kolak pisang dan keripik pisang
(Martadillah, 2008) dalam (Siagian et al., 2019). Selain dari olahan tersebut,
buah pisang dapat dimanfaatkan produk olahan nugget pisang (Almatsier,
2001) dalam (Siagian et al., 2019).

2.2. Pembahasan
Usaha yang dimaksud ini adalah usaha kecil yang berguna untuk
meningkatkan minat konsumen pada makanan pisang yang diinovasi dalam
bentuk yang unik dan memiliki citra rasa yang beranekaragam. Walaupun
usaha ini termasuk usaha kecil akan tetapi dapat menjadi sebuah usaha besar
karena harganya yang terjangkau untuk kalangan menengah ke bawah dan
juga sasaran pemasarannya mulai dari kalangan anak-anak sampai kalangan
orang dewasa dapat menikmati produk pisang nugget ini.
Saat santai ataupun berkumpul bersama merupakan momen yang cocok
untuk sekedar melepas kepenatan setelah kesibukan aktivitas sehari-hari.
Kegiatan semacam ini akan terasa lebih ramai dan berkesan apabila
dibarengi dengan makan camilan bersama, apalagi camilan yang sehat.
Salah satu camilan yang sesuai yaitu pisang nugget.
Biasanya konsumen melihat produk camilan dengan harga murah. Dalam
hal ini, penjual diusahakan menjual produk camilan yang selain bermutu
juga memiliki harga yang sangat terjangkau dipasaran.
Sekarang ini, kecenderungan konsumen untuk mengonsumsi camilan
yang memiliki kandungan nutrisi yang baik dan memiliki rasa yang agak
unik atau berbeda mendorong kreativitas dan inovasi dari tiap penjual untuk
melakukan suatu usaha. Salah satunya yaitu usaha kami yang

6
mengombinasikan pisang dibaluti dengan tepung panir sehingga muncullah
produk pisang nugget ini.
Pisang nugget ini memiliki bentuk yang panjang dan berisi pisang yang
dilumuri dengan tepung panir. Rasanya tentu saja manis dan gurih. Kami
memilih pisang nugget bukan hanya karena rasanya yang lezat, tetapi juga
karena proses produksinya yang cukup mudah dan bisa dijual dengan harga
yang terjangkau berdasar ukuran pelajar dan juga mahasiswa. Pisang nugget
ini dapat dikatakan sebagai camilan berat karena dapat mengganjal perut
khususnya bagi para pelajar dan mahasiswa yang memilih sarapan sehat tapi
tetap ramah dikantong.
Bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan pisang nugget ini
adalah 20 buah pisang kapok, ¼ tepung terigu, 1 sdt vanili, 3 sdt gula pasir,
1 sdt garam, tepung panir, air secukupnya, minyak goreng, coklat batang,
keju, oreo, pisau, wajan dan kompor gas.
Adapun cara membuat pisang nugget adalah yang pertama membelah
pisang menjadi 2 bagian, kemudian campurkan tepung terigu, vanili, gula
pasir, garam kasih air secukupnya kemudian aduk jangan terlalu encer.
Langkah selanjutnya, masukkan pisang (tergantung dari penjual memilih
pisang jenis apa) yang sudah dibelah ke dalam adonan. Selanjutnya
masukan pisang yang sudah tercampur tepung tadi kedalam tepung panir,
guling-gulingkan pisang tersebut hingga terbalut semua permukaan pisang.
Panaskan minyak lalu goreng pisang nugget tersebut hingga warnanya
merah kecoklatan. Siapkan wadah, kemudian letakkan pisang yang sudah
matang pada wadah tersebut dan taburi permukaan pisang dengan toping
(coklat, keju, oreo).

7
DAFTAR PUSTAKA

Antari, Ni Nyoman Wulan. & Wulandari, Riza. (2019). Penguatan Identitas


Melalui Branding Kemasan dan Diversifikasi Produk Usaha Comel. Jurnal
Studi Kasus Inovasi Ekonomi, 3(1): 5-12. Bali: STMIK STIKOM Bali.
Cahyana, Yana, dkk. (2019). Introduksi Produk Olahan Berbasis Pisang Pada Unit
Usaha Pengolahan Pangan di Desa Cileunyi Kulon Kabupaten Bandung.
Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat. 8(3), 194-199. Bandung:
Universitas Padjadjaran.
Iswardayati, Nani Tri., et al. (2013). Evaluasi Kewirausahaan Petani dalam
Rangka Pengembangan Olahan Pisang di Desa Bandung Kecamatan Playen
Kabupaten Gunungkidul. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 17(1).
Ridlowi, Mahsun. & Cahyani, Dwi Ari. (2020). Analisis Ekonomi Usaha Mandiri
Nugget Kulit Pisang. Jurnal Ilmiah Media Agrosains, 6(1): 27-34.
Banjarnegara: Politeknik Banjarnegara.
Siagian, Silvia Carmanita., et al. (2019). Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga pada
Inovasi Pengolahan Nugget Pisang untuk Meningkatkan Ekonomi di Desa
Sipispis. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Simbolon, Monica Valentina Therescova, dkk. (2016). Kajian Pembuatan Nugget
dari Jantung Pisang dan Tepung Kedelai dengan Penambahan Ikan Gabus
(Opiocephalus Striatus). JOM Faperta. Riau: Universitas Riau.

Anda mungkin juga menyukai