Anda di halaman 1dari 3

CBA merupakan sebuah metode pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui nilai manfaat

dari sebuah kegiatan dilihat dari sudut pandang secara keseluruhan. Berbagai penelitian terkait
pengelolaan sampah dengan menggunakan CBA telah banyak dilakukan di luar negeri,
diantaranya untuk identifikasi pola pembiayaan implementasi dan operasi pengolahan sampah
negaranegara Asia (Aleluia dan Ferrão 2017), analisis skenario pengelolaan sampah di Romania
(Ghinea dan Gavrilescu 2016), integrasi manajemen sampah dan energi (Dobraja et al. 2016),
analisis skenario pengolahan sampah makanan di Singapura (Ahamed et al. 2016), dan penilaian
ekonomi pengelolaan limbah padat dengan model biaya rinci dan komprehensif (Sanchez et al.
2014) dalam (Chaerul & Rahayu, 2018).
Di Indonesia, metode CBA telah digunakan untuk penelitian pada berbagai macam bidang,
antara lain: pengembangan lahan persawahan (Raharjo et al. 2018), penyediaan air minum
(Setiyani et al. 2018), sumberdaya air embung (Dethan et al. 2014), ekosistem terumbu karang
(Maulana et al. 2016), dan pengembangan ekowisata sebagai objek wisata kawasan pesisr pantai
(Pieter et al. 2015). Penggunaan metode CBA masih relatif terbatas untuk bidang pengelolaan
sampah di Indonesia (Chaerul & Rahayu, 2018).
Cost Benefit Analyst (CBA) adalah metode yang melakukan pendekatan secara sistematis
untuk mendapatkan rekomendasi kebijakan yang memungkinkan analisis membandingkan dan
menganjurkan suatu kebijakan dengan menghitung total biaya dalam bentuk uang dan total
keuntungan dalam bentuk uang. Cost Benefit Analyst dapat digunakan sebagai alat pengambilan
keputusan pada saat akan melakukan investasi teknologi informasi. Metode ini menggabungkan
berbagai macam perhitungan sehingga para pengambil keputusan dapat lebih baik dalam
memilih alternatif mana yang memberikan pengembalian yang maksimum dengan biaya yang
minimum sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan CBA (Kinanthi
et al., 2017).
Analisis Biaya-Manfaat (CBA) adalah proses menggunakan teori, data, dan model untuk
menguji produk, pengorbanan, dan kegiatan untuk menilai tujuan yang relevan dan solusi
alternatif (Womer, Bougnol, Dula, & Retzlaff-Roberts, 2006 dalam Misuraca, 2014). Program
kesehatan yang dianggap sebagai program investasi oleh perusahaan kimia yang mempunyai
resiko terpapar zat kimia dilakukan dengan cara membuat program peningkatan gizi karyawan
dengan memberikan susu setiap hari untuk menetralisir racun pada tubuh akibat paparan zat
kimia selama bekerja, hal ini disebabkan dalam susu terdapat antidotum yang bisa menangkap
dan mengendapkan racun yang masuk ke dalam tubuh (Rahmiyati et al., 2019).
Menurut Mare J. Schniederjans, Jamie L. Hamaker, Ashlyn M. Schiederjans (2004:140)
dalam (Hafsah, 2016), Cost-Benefit Analysis adalah suatu teknik untuk menganalisis biaya dan
manfaat yang melibatkan estimasi dan mengevaluasi dari manfaat yang terkait dengan alternatif
tindakan yang akan dilakukan. Teknik ini membandingkan nilai manfaat kini dengan investasi
dari biaya investasi yang sama sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan.
Menurut Keen (2003:273) dalam (Hafsah, 2016), mendefinisikan Cost-Benefit Analysis
sebagai analisis yang menjabarkan alasan bisnis, kenapa atau kenapa tidak pilih spesifik suatu
investasi harus dipilih. Menurut Remenyi (2003:152) dalam (Hafsah, 2016), mendefinisikan
CostBenefit Analysis (CBA) adalah untuk mengevaluasikan apakah efektivitas dari manfaat
lebih besar dari pada biaya, atau musah mencukupi bagi masyarakat.
Analisis biaya manfaat adalah suatu alat analisis dengan prosedur yang sistematis untuk
membandingkan serangkaian biaya dan manfaat yang relevan dengan sebah aktivitas atau
proyek. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah secara akurat membandingkan kedua niai,
manakah yang lebih besar. Selanjutnya dari hasil perbandingan ini, mengambil keputusan dapat
mempertimbangkan untuk melanjutkan suatu rencana atau tidak dari sebuah aktivitas, produk
atau proyek, atau dalam konteks evaluasi atas sesuatu yang telah berjalan, adalah menetukan
keberlanjutannya (Hafsah, 2016).
Menurut jurnal Hugo Rehesaar, Amanda Mead. The Business Review (2005:89) dalam
(Hafsah, 2016), tujuan spesifik kebijakan pengembangan untuk Cost-Benefit Analysis, yaitu:
1. Menentukan data dasar.
2. Mengidentifikasi alternatif kebijakan.
3. Mengidentifikasi potensi perubahan dalam hasil dan risiko.
4. Menilai ekonomi biaya dan manfaat.
5. Menghitung keuntungan bersih secara keseluruhan dari berbagai alternatif.

Menurut (Hafsah, 2016), pengaplikasian Cost-Benefit Analysis (CBA) berkaitan erat dengan
tiga hal penting dan saling berhubungan yaitu:
1. Manfaat (Benefit) domain bisnis adalah berwujud penurunan biaya dan atau peningkatan
kinerja atau revenue.
2. Biaya (Cost) dominan tekonologi adalah beberapa biaya tetap dan biaya variable yang
diperlukan untuk membangun sistem.
3. Nilai (Value) adalah manfaat yang diperoleh oleh masyarakat atas keberadaan kampus, yang
terlihat dengan adanya keberadaan usaha saat ini maupun saat yang akan datang.

Daftar Pustaka
Chaerul, M., & Rahayu, S. A. (2018). Cost Benefit Analysis dalam Pengembangan Fasilitas
Pengolahan Sampah: Studi Kasus Kota Pekanbaru. Journal of Natural Resources and
Environmental Management, 9(3), 710–722.
Hafsah, S. (2016). Analisis Manfaat dan Biaya Ekonomi Masyarakat Pelaku Usaha atas
Keberadaan Perguruan Tinggi di Kawasan Tamansari. Skripsi. Bandung: Universitas
Pasundan.
Kinanthi, R. A., Sholiq, & Astuti, H. M. (2017). Analisis Kelayakan Investasi Sistem Informasi
Pendistribusian Produk Menggunakan Metode Cost Benefit Analysis pada PT. Guna
Atmaja Jaya. Jurnal Teknik ITS, 6(2).
Rahmiyati, A. L., Abdillah, A. D., Susilowati, & Anggaraini, D. (2019). Cost Benefit Analysis
(CBA) Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Susu pada Karyawan di PT. Trisula
Textile Industries Tbk Cimahi Tahun 2018. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia, 3(1).

Anda mungkin juga menyukai