OLEH :
KELOMPOK 2
Yuni J1A118097
Asyah Sri Dewi J1A118102
Indriyanti Wahyuni J1A118103
Anisa Ninuk Melania J1A118106
Muhammad Bazal Muharram J1A118118
Aulia Ghibrani Haidir J1A118128
Wulan Purnamasari J1A118147
Nuraevindah J1A118163
Dhiya Ramadhani J1A118189
Marwahida Muna J1A118193
Asmiati Arif J1A118197
Devi Yuanitia Ramadhani J1A118212
Dwi Afriliyana J1A118213
Dian Pratiwi J1A118218
EPIDEMIOLOGI 018
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya
sehingga makalah yang berjudul "Cost Benefit Analysis (CBA)” dapat tersusun
dengan baik. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena, itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
bagian dari metode evaluasi, Analisis Biaya-Manfaat (CBA) adalah proses
menggunakan teori, data, dan model untuk menguji produk, pengorbanan, dan
kegiatan untuk menilai tujuan yang relevan dan solusi alternatif. CBA
merupakan sebuah metode pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui
nilai manfaat dari sebuah kegiatan dilihat dari sudut pandang secara
keseluruhan (Abdillah, A. D., Susilowati, S., & Anggaraini, D, 2019).
Berbagai penelitian terkait pengelolaan sampah dengan menggunakan
CBA telah banyak dilakukan di luar negeri, diantaranya untuk identifikasi
pola pembiayaan implementasi dan operasi pengolahan sampah negaranegara
Asia, analisis skenario pengelolaan sampah di Romania, integrasi manajemen
sampah dan energi, analisis skenario pengolahan sampah makanan di
Singapura, dan penilaian ekonomi pengelolaan limbah padat dengan model
biaya rinci dan komprehensif (Chaerul, M., & Rahayu, S. A, 2019).
Di Indonesia, metode CBA telah digunakan untuk penelitian pada
berbagai macam bidang, antara lain: pengembangan lahan persawahan,
penyediaan air minum, sumberdaya air embung, ekosistem terumbu karang,
dan pengembangan ekowisata sebagai objek wisata kawasan pesisr pantai.
Penggunaan metode CBA masih relatif terbatas untuk bidang Kesehatan
(Chaerul, M., & Rahayu, S. A. 2019). Oleh karena itu penulis tertarik untuk
membahas lebih jauh mengenai cost benefit analysis dalam makalah ini.
2
1.3. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian dari cost benefit analysis.
2. Untuk mengetahui tujuan dari cost benefit analysis.
3. Untuk mengetahui manfaat dari cost benefit analysis.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari cost benefit analysis.
5. Untuk mengetahui prinsip dasar dari cost benefit analysis.
6. Untuk mengetahui langkah-langkah pengukuran dari cost benefit
analysis.
7. Untuk mengetahui contoh langkah penggunaan dari cost benefit
analysis.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
dikelompokkan menjadi biaya manfaat secara langsung dan biaya manfaat
tidak langsung (Mangkoesobroto, 2010:154) dalam (Mutmainah, 2016).
Benefit-Cost Analysis merupakan suatu alat dalam proses pengambilan
keputusan guna mengevaluasi kelayakan suatu proyek atau kebijakan yang
akan dilaksanakan dengan menimbang kontribusi positif dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. (Perkins, 1994 dalam Rejekiningrum, 2015).
Evaluasi infrastruktur transportasi sering menggunakan Benefit–Cost Analysis
(BCA) atau disebut analisis biaya-manfaat, karena BCA/analisis biaya-
manfaat lebih cenderung mengkaji manfaat (benefit) dari spesifik sasaran
yang akan dievaluasi. Di beberapa negara pendekatan BCA/analisis biaya-
manfaat biasanya dilengkapi dengan Net Present Value (NPV) dan Internal
Rate of Return (IRR), (Banister & Berechman dalam Kurniawati (2010).
Analisis biaya-manfaat adalah istilah yang merujuk baik untuk membantu
untuk menilai atau menilai, kasus untuk proyek, program atau usulan
kebijakan, dan pendekatan pembuatan keputusan ekonomi apapun.
Berdasarkan kedua definisi proses melibatkan, baik secara eksplisit maupun
implisit, beratnya diharapkan biaya total terhadap manfaat total diharapkan
satu atau lebih tindakan dalam rangka untuk memilih pilihan terbaik atau
yang paling menguntungkan. Proses formal sering disebut sebagai baik CBA
(Cost-Benefit Analysis) atau BCA (Benefit-Cost Analysis) (Yasri, Widodo, &
Yulia, 2020).
Secara umum, Cost Benefit Analysis (CBA) menurut Siegel dan Shimp
adalah: “Cara untuk menentukan apakah hasil yang menguntungkan dari
sebuah alternatif, akan cukup untuk dijadikan alasan dalam menentukan biaya
pengambilan alternatif. Analisa ini telah dipakai secara luas dalam
hubungannya dengan proyek pengeluaran modal”. Khususnya untuk dunia
teknologi informasi, CBA adalah suatu teknik yang paling umum untuk
menghitung biaya (cost) dan keuntungan/manfaat (benefit) dalam suatu
proyek teknologi informasi. Untuk dapat melaksanakan CBA, kita harus
menentukan hal-hal tersebut sebagai suatu cost dan benefit (Mukran &
Syafari, 2017).
5
Analisis biaya dan manfaat atau yang dikenal sebagai Cost Benefit
Analysis (CBA) menurut Siegel dan Shimp (1994) dalam Apriliya dkk.
(2010) adalah cara untuk menentukan hasil yang menguntungkan dari sebuah
alternatif akan cukup untuk dijadikan alasan dalam menentukan biaya
pengambilan alternatif (Apriliya dkk., 2010; Söderqvist dkk., 2015) dalam
(Putra, Prijanto, Sukendar, & Arisena, 2020).
Adapun menurut Arvanitoyannis (2008, dalam Prasetyo & Arifin, 2017),
CBA adalah metodologi yang bertujuan untuk memilih proyek dan kebijakan
yang efisien dalam hal penggunaan sumber daya. CBA merupakan teknik
yang paling umum digunakan untuk menghitung biaya (cost) dan manfaat
(benefit) (Putra et al., 2020).
Analisis Biaya-Manfaat (CBA) adalah proses menggunakan teori, data,
dan model untuk menguji produk, pengorbanan, dan kegiatan untuk menilai
tujuan yang relevan dan solusi alternatif (Womer, Bougnol, Dula, & Retzlaff-
Roberts, 2006 dalam Misuraca, 2014) dalam (Rahmiyati, Abdillah,
Susilowati, & Anggaraini, 2019).
Cost Benefit Analysis atau analisis biaya manfaat adalah pendekatan untuk
rekomendasi kebijakan yang memungkinkan analisis membandingkan dan
menganjurkan suatu kebijakan dengan cara menghitung total biaya dalam
bentuk uang dan total keuntungan dalam bentuk uang (Dunn, 2003) dalam
(Rengganis, 2016).
Analisis biaya manfaat atau cost benefit analysis adalah suatu alat analisis
yang sistematis untuk membandingkan serangkaian biaya dan manfaat yang
relevan dengan sebuah aktivitas atau proyek yang sedang dikerjakan (Anggra,
2013) dalam (Lazuardi et al., 2020).
6
total keuntungan yang diharapkan, untuk mengetahui apakah keuntungan
melampaui biaya serta berapa banyak.
3. Untuk mengetahui besaran keuntungan atau kerugian serta kelayakan
suatu proyek. Analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang
akan diperoleh dari pelaksanaan program. Perhitungan manfaat dan biaya
merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
4. Untuk mengetahui seberapa baik atau seberapa buruk tindakan yang akan
direncanakan akan berubah. Analisis ini sering digunakan oleh
pemerintah dan organisasi lainnya, seperti perusahaan swasta, untuk
mengevaluasi kelayakan dari kebijakan yang diberikan.
Adapun tujuan dari analisis ini adalah untuk membandingkan kedua nilai
antara manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan. Dimana rasio
manfaat dan biaya diperoleh dengan membandingkan nilai sekarang dari
manfaat dengan nilai sekarang dari biaya (Kawulusan, 2019) dalam (Lazuardi
et al., 2020).
7
penting untuk dipahami. Analisis manfaat dan biaya ini hanya
menitikberatkan pada efisiensi penggunaan faktor produksi tanpa
mempertimbangkan masalah lain seperti distribusi, stabilisasi ekonomi dan
sebagainya (Ferry, 2019) .
Adapun manfaat dari CBA menurut Prasetya (2018) yaitu sebagai
berikut:
a. CBA berusaha mengukur semua biaya dan manfaat untuk masyarakat
yang kemungkinan dihasilkan dari program publik, termasuk berbagai
hal yang tidak terlihat yang tidak mudah untuk diukur biaya dan
manfaatnya dalam bentuk uang.
b. CBA bermanfaat secara tradisional melambangkan rasionalitas ekonomi,
karena kriteria sebagian besar ditemukan dengan penggunaan efisiensi
secara global.
c. CBA bermanfaat secara tradisional menggunakan pasar swasta sebagai
titik tolak di dalam memberikan rekomendasi program publik.
d. CBA kontemporer, sering disebut analisis biaya manfaat sosial, dapat
juga digunakan untuk mengukur pendistribusian kembali manfaat
(Prasetya, 2018).
8
d. Dapat mengkuantifikasikan biaya dan manfaat yang bersifat kualitatif
maupun intangible.
e. Merupakan alat yang berharga dalam pengambilan keputusan. Hal ini
berguna karena memberikan titik awal dari mana untuk memulai
evaluasi proyek.
Penelitian tipe ini lebih bermanfaat dalam analisis pelayanan kesehatan
secara ekonomis dibandingkan kegunaannya dalam pengobatan kepada
pasien (Indrayathi, 2016).
2. Kekurangan CBA
Menurut Indrayathi (2016), kelemahan Cost benefit analysis adalah:
a. Penghitungan ekonomi untuk Public Good dengan menggunakan CBA
sulit untuk dilakukan.
b. Tidak dapat mengukur aspek multi-dimensional seperti
keberlangsungan, etika, partisipasi publik dalam pembuatan keputusan
dan nilai-nilai sosial yg lain.
c. CBA juga lebih berfungsi memberikan informasi kepada pengambil
keputusan, tapi tidak dengan sendirinya membuat keputusan.
d. Potensi ketidakakuratan dalam mengidentifikasi dan mengukur biaya
dan manfaat sebuah analisis biaya manfaat mensyaratkan bahwa semua
biaya dan manfaat diidentifikasi dan diukur tepat. Sayangnya, kesalahan
manusia sering menyebabkan kesalahan umum biaya analisis manfaat
seperti sengaja menghilangkan biaya tertentu dan manfaat karena
ketidakmampuan untuk meramalkan hubungan kausal langsung. Selain
itu, ambiguitas, dan ketidakpastian yang terlibat dalam mengukur dan
menetapkan nilai moneter untuk item berwujud mengarah ke analisis
biaya manfaat akurat. Kedua kecenderungan mengarah pada analisis
akurat, yang dapat menyebabkan peningkatan risiko dan efisien
pengambilan keputusan.
e. Peningkatan Subjektivitas untuk biaya tidak berwujud dan manfaat.
Kelemahan lain dari analisis biaya manfaat adalah jumlah subjektivitas
9
yang terlibat ketika mengidentifikasi, mengukur, dan memperkirakan
biaya dan manfaat yang berbeda. Sejak beberapa biaya dan manfaat
non-moneter di alam, seperti peningkatan pelanggan dan kepuasan
karyawan, mereka sering memerlukan satu untuk subyektif menetapkan
nilai moneter untuk tujuan menimbang total biaya dibandingkan dengan
manfaat keuangan secara keseluruhan dari suatu usaha tertentu. Ini
estimasi dan peramalan sering didasarkan pada pengalaman masa lalu
dan harapan, yang sering dapat menjadi bias. Langkah-langkah
subjektif lanjut menghasilkan analisis biaya manfaat tidak akurat dan
menyesatkan.
f. Perhitungan akurat Present Value menghasilkan analisis menyesatkan.
Karena metode ini evaluasi memperkirakan biaya dan manfaat untuk
proyek selama periode waktu, maka perlu untuk menghitung nilai
sekarang. Ini menyetarakan semua biaya sekarang dan masa depan dan
manfaat dengan mengevaluasi semua item dalam hal masa kini nilai-
nilai, yang menghilangkan kebutuhan untuk memperhitungkan inflasi
atau keuntungan finansial spekulatif. Sayangnya, hal ini menimbulkan
kerugian yang signifikan karena, bahkan jika salah satu akurat dapat
menghitung nilai sekarang, tidak ada jaminan bahwa tingkat diskonto
yang digunakan dalam perhitungan tersebut realistis. Sebuah analisis
biaya manfaat Template telah dikembangkan untuk membantu
mengurangi kemungkinan salah menghitung nilai sekarang dari biaya
dan manfaat, dan tersedia untuk di-download di galeri proyek
manajemen media.
g. Sebuah analisis manfaat biaya mungkin serahkan ke anggaran proyek.
Kelemahan lain terlihat ketika memanfaatkan analisis biaya manfaat
adalah kemungkinan bahwa mekanisme evaluatif berubah ke anggaran
yang diusulkan. Ketika seorang manajer proyek menempatkan bersama-
sama analisis manfaat biaya dan menyajikan kepada tim kepemimpinan,
tim kepemimpinan mungkin melihat biaya yang diharapkan sebagai
sebenarnya daripada estimasi, yang dapat menyebabkan menggelapkan
10
biaya dan menetapkan tujuan realistis ketika menyetujui dan
melaksanakan anggaran proyek. Hal ini dapat menempatkan seorang
manajer proyek dalam situasi yang tidak menguntungkan ketika ia
mencoba untuk mengendalikan biaya untuk mempertahankan margin
keuntungan yang diharapkan.
Menurut Christiady (2010) (dalam Ashari, 2021) kelemahan utama dari
metode ini adalah sering terjadinya perdebatan dalam menentukan teknik
yang sesuai dalam mencari value elemen yang nilainya tidak jelas tersebut.
Kesulitan utama pada penelitian tipe ini adalah mengkonversikan outcome
klinis dalam ukuran moneter (Indrayathi, 2016).
11
faktor lain. Saat ini, cost benefit analysis merupakan alat utama dalam
membuat evaluasi program atau proyek untuk kepentingan konsumen, seperti
penambahan fasilitas penunjang pelayanan dan pengembangan program
(Indrayathi, 2016).
Keterbatasan anggaran merupakan hal yang umum ditemui. Di sisi lain,
Health Provider dihadapkan pada berbagai alternatif program yang akan
dilaksanakan. Hal tersebut menyebabkan Health Provider harus jeli dalam
menentukan program yang diprioritaskan. Pemilihan suatu proyek tidak
mudah. Dalam memutuskan kelayakan suatu proyek yang berhubungan
dengan sektor publik, Health Provider dihadapkan pada banyak pertimbangan
dan permasalahan. Dalam hal ini, prioritas yang dipilih harus
mempertimbangkan kepentingan pasien atau konsumen. Terkait dengan
proses pengambilan keputusan mengenai kelayakan suatu proyek atau
program, Health Provider memerlukan suatu alat analisis yang mampu
digunakan dalam meminimalka kesalahan dalam pemilihan keputusan. Salah
satu analisis yang dapat digunakan sebagai alat untuk memilih program yang
layak diprioritaskan adalah dengan menggunakan Cost Benefit Analysis atau
disebut juga analisis manfaat dan biaya (Indrayathi, 2016).
Berikut adalah prinsip dasar dalam melakukan Cost Benefit Analysis
menurut Indrayathi (2016), antara lain:
1. Mencapai keuntungan yang maksimal ( termasuk kesejahteraan sosial )
dan biayayang minimal.
2. Meningkatkan keuntungan dari serangkaian tindakan dan mengurangi
biaya yang terkait dengan serangkaian tindakan tersebut dalam suatu
periode tertentu ( membutuhkan ukuran khusus, biasanya adalah uang ).
3. Pareto improvement: Sebuah proyek dikatakan pareto improvement jika
proyek tersebut meningkatkan kualitas hidup dari beberapa orang, tapi
tidak membuat orang lain rugi. Jelasnya masyarakat harus dapat mencapai
Pareto improvement, sebab mereka menolong orang lain, tapi juga tidak
menyakiti yang lainnya. Namun demikian, dalammasyarakat yang
kompleks, setiap proyek atau kebijakan pasti akan membuat orang lain
12
merugi. Sebuah proyek atau kebijakan dikatakan menciptakan
Paretoimprovement yang potensial jika yang untung lebih banyak daripada
yang rugi.
13
berwujud yang diperoleh dari implementasi aplikasi project management
antara lain peningkatan motivasi karyawan atau anggota tim yang
berdampak pada produktivitas karyawan, peningkatan moral kerja
karyawan yang berdampak pada pengurangan kecurangan atau
ketidakjujuran karyawan. Keuntungan tidak berwujud mempunyai
sumbangsih yang cukup besar bagi perusahaan, sehingga manfaat tidak
berwujud harus tetap diperhatikan walaupun sulitdiukur dalam bentuk
satuan nilai uang. Berikut adalah penjelasan dari manfaat tidak berwujud
yang diperoleh (Heni Sulistiani, 2016).
Adanya aplikasi project management memberikan kemudahan bagi
para karyawan sehingga mereka merasa termotivasi dalam menyelesaikan
tugas dan tanggung jawabnya. Dengan adanya peningkatan motivasi
karyawan, produktivitas karyawan menjadi bertambah sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan lebih cepat. Peningkatan produktivitas karyawan ini
dapat diukur dengan menggunakan penaksiran bersama pihak perusahaan
dengan menetapkan persentase kemungkinan peningkatannya. Berikut
adalah hasil penaksirannya (Heni Sulistiani, 2016):
1) Kemungkinan 50% karyawan produktivitasnya bertambah 30%
2) Kemungkinan 30% karyawan produktivitasnya bertambah 60%
3. Perhitungan Analisis Biaya dan Manfaat
Analisis biaya dan manfaat yang telah dilakukan pada bagian
sebelumnya akandigunakan sebagai masukan dalam perhitungan
keuangan. Perhitungan keuangan ini digunakan untuk menilai apakah
investasi aplikasi project management layak jika dilihat secara ekonomi.
Metode perhitungan yang digunakan adalah Net Present Value (NPV).
Metode ini merupakan metode yang memperhatikan nilai waktu dari uang
dan menggunakan suku bunga diskonto yang akan mempengaruhi cash
inflow atau arus dari uang. Dalam metode ini, satu rupiah nilai uang
sekarang lebih berharga dari satu rupiah nilai uang kemudian hari, karena
uang tersebut dapat diinvestasikan atau ditabung dalam jangka waktu
tertentu dan akan mendapatkan keuntungan dari bunga. Net present value
14
dapat dihitung dari selisih nilai proyek pada awal tahun dikurangi dengan
tingkat bunga diskont (Heni Sulistiani, 2016).
4. Analisis Kelayakan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hasil identifikasi
unsur biaya (cost) antara lain biaya pengadaan, biaya start up, biaya
proyek dan biaya penerapan. Untuk unsur manfaat dibagi menjadi dua
yaitu manfaat berwujud (tangible) dan manfaat tidak berwujud
(intangible). Untuk manfaat berwujud dilakukn analisi menggunakan
metode cost displacement, cost avoidance, decision analysis dan impact
analysis. Sedangkan untuk manfaat tidak berwujud yang terdiri dari
peningkatan motivasi karyawan dan peningkatan moral kerja karyawan,
dilakukan analisis perhitungan dengan menggunakan penaksiran yang
menetapkan persentase kemungkinan peningkatannya. Pada penentuan
nilai setiap unsur biaya dan manfaat dengan besaran nominal, diketahui
bahwa total biaya yang dikeluarkan perusahaan pada tahun ke-0 adalah
sebesar Rp. 49.929.000,- dan manfaat yang diperoleh perusahaan sebesar
Rp. 337.742.000,-. Hal tersebut menunjukkan bahwa, total biaya lebih
besar daripada total manfaat dengan selisih sbesar Rp. 287.813.000,-.
Setelah dilakukan perhitungan keuangan untuk menilai apakah investasi
aplikasi project management layak jika dilihat secara ekonomi
menggunakan metode net present value, menghasilkan sebesar Rp.
411.670.212,-,. Hal tersebut berarti bahwa investasi untuk aplikasi project
management layak diterapkan. Sesuai dengan ketentuan dari perhitungan
NPV, jika nilai NPV > 0 maka investasi akan menguntungkan sedangkan
jika nilai NPV < 0 maka investasi tidak menguntungkan (Heni Sulistiani,
2016).
Menurut Menurut Imran (2017), langkah-langkah yang dilakukan dalam
CBA adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi para pengambil kebijakan
Langkah ini bertujuan untuk menetapkan siapa yang akan
dilibatkan dalam proses cba terutama untuk memberikan penilaian
15
terhadap dampak suatu program atau alternative kebijaksanaan secara
menyeluruh.
2. Identifikasi altertive-alternatif
Langkah ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas alternatif apa
yang tersedia di hadapan mengambil keputusan sehingga dapat
dibandingkan baik biaya maupun manfaat dari masing-masing alternatif
tersebut.
3. Terjadi atau mungkin terjadi.
Biaya suatu program mencakup biaya itu sendiri dampak yang
tidak diharapkan (dis benefit), maupun benefit yang hilang oleh karena
sumber daya tidak dialokasikan kepada alternatif lain (opportunity cost).
4. Identifikasi manfaat
Untuk menghitung biaya langsung atau manfaat langsung suatu
program, biasanya tidak begitu sulit tidak demikian halnya dengan akibat-
akibat tidak langsung oleh karena itu, untuk program dampak tidak
langsung nya sangat luas, misalnya dalam hal lingkungan menghitung
manfaat total(total benefit )menjadi sangat sulit .
5. Transformasi dampak kedalam nilai moneter
Semua biaya manfaat selanjutnya harus di transformasi kan ke
dalam bentuk uang. Di sini masalah-masalah sering timbul, misalnya
bagaimana menilai lama hidup seseorang, atau kebisingan lalu lintas,
diukur dalam nilai uang.
6. Discounting
Oleh karena efek atau dampak suatu program biasanya berlangsung
lama makan nilai-nilai biaya dan manfaat tadi harus disesuaikan. Oleh
karena nilainya memang berubah menurut perjalanan waktu. Hal ini
dilakukan dengan tinggalkan diacounting, yakni dengan menggunakan
discounting rate yang sesuai.
7. Penafsiran hasil cost benefit analysis
8. Hasil perhitungan biaya dan manfaat selanjutnya ditafsirkan dengan
melakukan perhitungan lebih lanjut.
16
2.7. Contoh Langkah Penggunaan Cost Benefit Analysis
Analisis biaya dan manfaat (Cost Benefit Analysis) ini adalah alat bantu
dalam pengambilan keputusan dalam pengaturan publik, swasta dan untuk
berbagai masalah yang berbeda, termasuk juga untuk pengambilan keputusan
investasi TI. Dalam melakukan analisis biaya manfaat ini dapat diketahui
biaya dan manfaat yang akan dikeluarkan atau diterima atas sistem atau
proyek yang diusulkan. Analisa ini juga dapat mengukur nilai bisnis TI di
sebuah investasi TI yang dilakukan institusi. Caranya yaitu dengan
menghitung manfaat dan biaya yang dikeluarkan. Hasil akhir analisis
menunjukkan nilai manfaat dan biaya yang telah dikeluarkan untuk sebuah
proyek. Jika manfaat lebih besar daripada nila biaya maka sistem atau proyek
yang telah diimplementasikan dilayakan layak. Sedangkan jika nilai biaya
yang lebih besar dari nilai manfaat maka proyek yang diimplementasikan
tidak layak dan bias mencari alternatif lain (Igbal, 2017).
Dalam CBA terdapat tools net present value, payback period, return of
investment, profitability index. Penggunaan tools – tools tersebut dalam CBA
sangatlah penting karena kombinasi tools ini dapat menghasilkan perhitungan
yang cukup akurat. Karena jika hanya menggunakan 1 atau 2 tools saja maka
nilai tangible dan intangible yang muncul kurang akurat dalam perhitungan
investasi ini (Igbal, 2017).
17
Menurut (Igbal, 2017), berikut adalah uraian tahapan pengerjaan dari
metode CBA:
1. Identifikasi dan menentukan masalah
Pada tahap ini menganalisis masalah dan mendefinisikan cara
untuk memungkinkan solusi alternatif yang tepat cepat dihasilkan.
2. Identifikasi biaya dan manfaat
Setelah masalah dan alternatif yang sesuia telah terdefinisi,
selanjutnya lakukan tahapan pengidentifikasian seluruh manfaat dan biaya
yang relevan.
3. Menghitung biaya dan manfaat
Biaya adalah setiap pengeluaran yang harus dikeluarkan dengan
tujuan untuk pengadaan, penginstalan dan pemeliharaan TI. Untuk
investasi TI pengambilan keputusan, biaya sendiri secara tradisional
dipandang sebagai yang baik atau nyata dan berhubungan langsung dengan
sistem. Sedangkan manfaat merupakan konsekuensi yang bersifat positif
setelah melakukan investasi TI.
4. Membandingkan hasil perhitungan
Pada tahap ini dilakukan komparasi terhadap masing-masing hasil
perhitungan yang sudah dilakukan pada tahapan sebelumnya.
5. Pemberian rekomendasi
Memberikan rekomendasi berdasarkan perhitungan CBA.
18
memberikan manfaat penghematan waktu pengguna jalan dan mengurangi
kecelakaan di jalan tersebut.
2. Bidang Kesehatan
Cost Benefit Analysis juga sering diterapkan dalam pengambilan
keputusan di bidang kesehatan. Dalam hal ini penulis mengemukakan
contoh cost benefit analysis dalam program Keluarga Berencana (KB).
Program Keluarga Berencana adalah program mengendalikan
pertumbuhan penduduk yang mempunyai elemen biaya (cost) dan manfaat
(benefit) sebagai berikut:
a. Elemen biaya.
1. Biaya program KB untuk mencegah atau menjarangkan kelahiran.
2. Biaya atau kerugian yang timbul karena menurunnya jumlah tenaga
kerja.
b. Elemen manfaat:
1. Efek utama : berkurangnya belanja konsumsi karena kelahiran yang
dapat dicegah, sehingga belanja yang tidak dikonsumsi tersebut
tersedia untuk penduduk luas.
3. Meningkatnya public saving dari penurunan pendidikan karena
menurunnya jumlah anak yang lahir
4. Meningkatnya produktivitas karena keluarga yang lebih kecil bisa
meningkatkan status gizinya
5. Meningkatnya private saving sebagai akibat menurunnya fertilitas.
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Cost Benefit Analysis merupakan suatu alat dalam proses pengambilan
keputusan guna mengevaluasi kelayakan suatu proyek atau kebijakan yang
akan dilaksanakan dengan menimbang kontribusi positif dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Tujuan dari metode Cost Benefit Analysis yaitu: Menentukan apakah suatu
proyek merupakan suatu investasi yang baik, memberikan dasar untuk
membandingkan suatu proyek, untuk mengetahui besaran keuntungan atau
kerugian serta kelayakan suatu proyek, dan untuk mengetahui seberapa
baik atau seberapa buruk tindakan yang akan direncanakan akan berubah.
3. Manfaat Cost Benefit Analysis adalah dapat membantu dalam proses
pengambilan keputusan baik pemerintah maupun sumber dana. Dengan
adanya CBA sumber dana dapat yakin untuk menginvestasikan dana
dalam berbagai proyek. Selain itu, CBA dapat dilakukan untuk mengontrol
perkembangan proyek yang bersangkutan pada tahun-tahun ke depannya.
CBA juga bermanfaat untuk mengevaluasi suatu proyek yang telah selesai
dikerjakan.
4. Kekurangan dan Kelebihan Cost Benefit Analysis adalah :
1). Kelebihan : Dapat mengukur efisiensi ekonomi, tidak hanya membantu
mengambil kebijakan untuk memilih alternatif terbaik dari pilihan yang
ada, dapat mengontrol perkembangan dari proyek yang bersangkutan pada
tahun-tahun ke depan, dapat mengkuantifikasikan biaya dan manfaat yang
bersifat kualitatif maupun intangible, dan merupakan alat yang berharga
dalam pengambilan keputusan.
2). Kekurangan : Penghitungan ekonomi untuk Public Good dengan
menggunakan CBA sulit untuk dilakukan, tidak dapat mengukur aspek
multi-dimensional seperti keberlangsungan, etika, partisipasi publik dalam
pembuatan keputusan dan nilai-nilai sosial yg lain.
20
5. Prinsip dasar dalam melakukan Cost Benefit Analysis, antara lain:
Mencapai keuntungan yang maksimal (termasuk kesejahteraan sosial) dan
biayayang minimal, meningkatkan keuntungan dari serangkaian tindakan
dan mengurangi biaya yang terkait dengan serangkaian tindakan tersebut
dalam suatu periode tertentu (membutuhkan ukuran khusus, biasanya
adalah uang), dan pareto improvement: Sebuah proyek dikatakan pareto
improvement jika proyek tersebut meningkatkan kualitas hidup dari
beberapa orang, tapi tidak membuat orang lain rugi.
6. Langkah-langkah pengkuran CBA, yaitu : Identifikasi Biaya, identifikasi
manfaat, perhitungan analisis biaya dan manfaat, serta analisis kelayakan
7. Contoh dan aplikasi penggunaan Cost Benefit Analysis :
1) Bidang Pembangunan
Perencanaan maupun evaluasi proyek pembangunan dapat
menggunakan metode Cost Benefit Analysis (CBA) untuk meminimalisi
risiko kerugian bagi perencanaan, dan evaluasi untuk perbaikan. Seperti
proyek perluasan jalan raya oleh pemerintah kabupaten A.
2) Bidang Kesehatan
Cost Benefit Analysis juga sering diterapkan dalam pengambilan
keputusan di bidang kesehatan. Dalam hal ini penulis mengemukakan
contoh cost benefit analysis dalam program Keluarga Berencana (KB).
3.2. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, A. D., Susilowati, S., & Anggaraini, D. (2019). Cost Benefit Analysis
(CBA) Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Susu Pada
Karyawan di PT. Trisula Textile Industries Tbk Cimahi Tahun 2018. Jurnal
Ekonomi Kesehatan Indonesia, 3(1).
Ashari, R. A. (2021). Studi Kelayakan Pengembangan Aplikasi Satu Pintu
Menggunakan Cost-Benefit Analysis Pada Start Up Satu Pintu. Universitas
Dinamika.
Chaerul, M., & Rahayu, S. A. (2019). Cost Benefit Analysis dalam
Pengembangan Fasilitas Pengolahan Sampah: Studi Kasus Kota
Pekanbaru. Journal of Natural Resources and Environmental
Management, 9(3), 710-722.
Ferry, P. 2019. Modul Ekonomi Publik Bagian Vi: Analisis Biaya Dan Manfaat,
1–37. Available from Bagian-VI-Analisis-Biaya-dan-Mnafaat.pdf
Heni Sulistiani, P. D. (2016). Evaluasi Kelayakan Investasi Teknologi Informasi
Menggunakan Metode Cost Benefit Analysis. Konferensi Nasional Sistem
Informasi 2016.
Indrayathi, P. A. (2016). Bahan Ajar Economic Evaluation In Health Care. In
Economic Evaluation in Health Care (pp. 1–33).
Lazuardi, S. D., Hadi, F., Mustakim, A., Yunianto, I. T., Wuryaningrum, P., &
Nisa, W. N. H. (2020). Desain Konseptual Peti Kemas Multifungsi Sebagai
Alat Angkut Ternak Dan Non-Ternak Pada Program Tol Laut. Tekmapro :
Journal of Industrial Engineering and Management, 15(2), 106–117.
https://doi.org/10.33005/tekmapro.v15i2.174
La Ode Ali Imran Ahmad, A. F. (2017). Ekonomi Kesehatan. Kendari: CV. Violet
Indah Sejahtera.
Made, J. (2016, December). 25. Jurnal Studi Kelayakan Pembangunan Port
Facilities Pengolahan Limbah Di Koarmatim: Pendekatan Cba-Swot. In Sttal
Postgraduate-International Conference (Vol. 1, pp. 1-13). Sttal Postgraduate-
International Conference.
Mukran, & Syafari, R. (2017). Analisis Investasi Teknologi Informasi di
Perguruan Tinggi dengan Metode Cost-Benefit Analysis (CBA). Prosiding
SAINTIKS FTIK UNIKOM, 39–44.
Mutmainah, N. F. (2016). Cost Benefit Analysis Taman Kuliner Condongcatur,
Depok, Sleman, Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik (JIAP), 2(4),
162–168.
Prasetya, H. 2018. Ekonomi Kesehatan Metode Cost Benefit Analysis. Pustaka
Baru Press. Yogyakarta.
Putra, I. G. B. A. W., Prijanto, A., Sukendar, N. M. C., & Arisena, G. M. K.
(2020). Kajian analisis biaya dan manfaat (cost-benefit analysis) kawasan
agrowisata di Indonesia. Agromix, 11(2), 189–201.
https://doi.org/10.35891/agx.v11i2.1919
Rachmat, Habib Hasara. 2016. Penguatan Upaya Kesehatan Masyarakat Dan
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Di Indonesia, Yoyakarta,
Gadjah Mada Universiti Press.
Rahmiyati, A. L., Abdillah, A. D., Susilowati, S., & Anggaraini, D. (2019). Cost
Benefit Analysis (CBA) Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Susu Pada Karyawan di PT. Trisula Textile Industries Tbk Cimahi Tahun
2018. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia, 3(1), 125–134.
https://doi.org/10.7454/eki.v3i1.2740
Rengganis, E. (2016). Studi Kelayakan Pembangunan Instalasi Jaringan Pipa Air
Dengan Metode Cost & Benefit Analysis Guna Meminimalkan Waktu
Material Handling. Angkasa: Jurnal Ilmiah Bidang Teknologi, 8(1), 79–92.
https://doi.org/10.28989/angkasa.v8i1.134
Sitorus E & Nurwahyuni, A. 2017 Analisis Pembiayaan Kesehatan Bersumber
Pemerintah di Kota Serang Tahun 2014-2016. Jurnal Kebijakan Kesehatan
Indonesia. 6 (3).
Yasri, D., Widodo, H., & Yulia, S. (2020). Kelayakan Finansial Pembangunan
Batching Plant PT. Waskita Beton Precast,Tbk Provinsi Sulawesi Utara Desi.
BENTANG Jurnal Teoritis Dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Sebanyak,
8(1), 1–10.