Anda di halaman 1dari 3

NAMA : WULAN PURNAMASARI

NIM : J1A118147
KELAS : EPIDEMIOLOGI 018
MATA KULIAH : EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

9 KRITERIA BRADFORD HILL


Sir Austin Bradford Hill mengemukakan 9 hal yang perlu ditegakkan dalam
membedakansuatu faktor yang dicurigai sebagai kausa.Kesembilan faktor inilah yang umumnya
dipakaisebagai kriteria kausa.Kriteria tersebut adalah :
1. Strenght of Associaton (Kekuatan Asosiasi)
Semakin kuat hubungan paparan dan penyakit semakin kuat pula keyakinan bahwa
hubungan tersebut bersifat sebab akibat (kasual). Ukuran menilai hubungan paparan dengan
penyakit adalah Resiko Relatif (RR) atau Rasio Odds (0R). Misalnya resiko penderita kanker
paru meningkat pada perokok disbanding yang tidak merokok. Sebuah penelitian
membuktikan bahwa perokok mempunyai risiko 35% menderita kanker paru-paru disbanding
orang yang tidak merokok.
2. Consistency (Konsistensi)
Temuan studi yang direplikasikan pada berbagai populasi yang berbeda dan oleh
berbagai peneliti yang berbeda memberikan bukti lebih kuat daripada studi tunggal. Makin
konsisteb dengan riset-riset yang lain yang dilakukan pada populasi dan lingkungan yang
berbeda, makin kuat pula kayakinan kasual. Contoh, penelitian dengan metode berbeda
(Prospective dan Retrospective) membuktikan hal yang sama, hasilnya juga sama meskipun
berbeda populasinya (perempuan dan laki-laki).
3. Specificity (Spesifitas)
Faktor kasual menghasilkan hanya sebuah penyakit dan bahwa penyakit itu dihasilkan
dari hanya sebuah kausa tunggal. Makin spesifik efek paparan, makin kuat hubungan kasual.
Misal, pada kanker paru, merokok diprediksi sebagai penyebab kanker paru.
4. Temporal Relationship (Hubungan Temporal/Kronologi waktu)
Untuk menegtahui sebuah faktor merupakan kausa penyakit, maka harus dipastikan
bahwa paparan terhadap faktor itu berlangsung sebelum terjadinya penyakit. Misal, pada
kasus kanker paru-paru sebagian besar didahului oleh merokok.
5. Biological Gradient/Dose Response Relationship (Efek Dosis Respons)
Perubahan intensitas paparan yang selalu diikuti oleh perubahan frekuensi penyakit
menguatkan kesimpulan hubungan kasual. Contohnya, data menunjukkan bahwa jumlah
rokok yang dihisap penderita berbanding lurus dengan risiko terjadinya kanker paru.
Semakin banyak rokok yang dihisap semakin besar risiko kanker paru.
6. Theoritical Plausibility (Kredibilitas Biologi Suatu Hipotesis)
Keyakinan hubungan kasual makin kuat apabila dapat dijelaskan dengan rasional dan
berdasarkan teori/konseptual. Contoh, teori biologi menyatakan bahwa merokok dapat
membuat jaringan tubuh rusak yang jika terus menerus dapat menyebabkan terjadinya
kanker.
7. Coherence (Koherensi)
Berbagai bukti yang tersedia tentang riwayat alamiah, biologi, dan epidemiologi
penyakit harus koheren satu sama lain sehingga membentuk pemahaman yag serupa. Contoh,
Kesimpulan merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru berdasarkan teori biologi dan
proses perjalanan penyakit.
8. Experimental Evidence (Bukti Eksperimen)
Eksperimen terandomisasi dengan Double Blinding (Pembutaan pada subyek penelitian
dan pemberi perlakuan agar tidak mengetahui status perlakuan) memberikan bukti kuat
hubungan kausa. Misalnya, pada percobaan lab, tar yang dioleskan pada telinga kelinci dari
waktu akan menyebabkan timbulnya kanker. Tar pada tembakau merupakan bahan
karsinogen (penyebab kanker).
9. Analogy (Analogi)
Tidak semua situasi dapat menggunakan kriteria analogi sebagai pendukung hubungan
kasual. Kriteia analogi kurang tepat karena tidak spesifik mengingat mampu mencetuskan
banyak gagasan analogis, sehingga menyebabkan analogi menjadi tidak spesifik lagi.
Misalnya, pemberian tar pada percobaan lab dengan menggunakan tikus menunjukkan
adanya hubungan kasual (sebab akibat) namun demikian hal ini dapat diuji cbakan pada
manusia secara langsung.
Sumber :
Ekos, Wisnu. 2010. “Kriteria Kausalitas Austin Bradford Hill (Hills Criteria Of Causation)”,
http://wisnuekos.blogspot.com/2010/10/kriteria-kausalitas-austin-bradford_18.html ,
diakses pada 26 Oktober 2020 pukul 21.00

Anda mungkin juga menyukai