Anda di halaman 1dari 23

PROJECT BASED LEARNING

SIN.IS.FOOD : TORTILLA CHIPS WITH AUTHENTIC THEME

Dosen Pengampu :

Jenji Gunaedi Argo, SE, MM

Kelompok 3

Nama Anggota :

Yogi Satrio Bagus 2110111164

Danny Ahmad Firdaus 2110111166

Chiquitta Valerie 2110111189

Wibi Rajasa Dananta 2110111190

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu
memberi berkat bagi kita semua. Sebab atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat
menuyelesaikan makalah ini yang berjudul “Sin.is.me : Tortila Chips With Authentic Theme”
tepat pada waktunya. Kami juga hendak berterima kasih kepada dosen mata kuliah
manajemen operasional kami, Pak Jenji Gunaedi Argo, SE, MM yang telah mengajar dan
membimbing kami dalam penulisan makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada kakak
tingkat tercinta kami, Shidqi Malik Ibrahim yang telah bersedia untuk kami wawancara
sebagai mitra UMKM kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Manajemen Operasional kami dengan baik.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kami
meminta kritik dan saran yang membangun agar kedepannya kami bisa menjadi lebih baik
lagi. Kami harap makalah ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi
kita semua yang membacanya.

Jakarta, 18 November 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................3
2.1. Tinjauan Pustaka.................................................................................................................3
2.2. Profil Pelaku Usaha.............................................................................................................6
2.3. Analisis SWOT.....................................................................................................................9
2.4. Inovasi Usaha.....................................................................................................................16
2.5. Analisis Lima Kekuatan Porter........................................................................................17
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................19
3.1. Kesimpulan........................................................................................................................19
3.2. Saran...................................................................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bisnis merupakan suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan, baik secara
perorangan maupun kelompok untuk memperoleh keuntungan. Menurut Griffin &
Ebert (2013), bisnis merupakan aktivitas serta intuisi dalam memproduksi suatu
barang maupun jasa di tengah kehidupan sehari-hari. Dalam arti sempit, bisnis
merupakan suatu usaha dari organisasi untuk memproduksi suatu barang atau jasa
dengan tujuan memperoleh keuntungan. Di Indonesia, bisnis di dominasi oleh pelaku
usaha mikro yang biasa disebut UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Dilansir dari
artikel kementerian keuangan yang ditulis oleh Dedy Sasongko, pada tahun 2018
jumlah pelaku UMKM sebanyak 64,2 juta atau 99,99% dari jumlah pelaku usaha di
Indonesia. Dengan daya serap tenaga kerja yang sebesar 89%, UMKM kini memiliki
pengaruh yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia. Ketika diteliti lebih lanjut,
berdasarkan informasi yang diambil dari portal resmi pemerintah Kota Semarang,
sukorejo.semarangkota.go.id, jenis umkm terbanyak di Indonesia adalah usaha
kuliner. Memang tidak heran usaha kuliner menjadi usaha yang paling popular di
Indonesia. Selain mudah, usaha kuliner menjadi salah satu pilihan bagi mereka yang
tidak memiliki modal banyak.

UMKM dalam bidang food and beverages memang bertumbuh semakin banyak,.
Namun tidak sedikit juga UMKM yang dinyatakan gagal hingga pelaku bisnis harus menutup
secara permanen usahanya. Menurut artikel yang ditulis oleh Dewi Maryam di situs social
trustfund UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terdapat 30 juta UMKM bankrut hingga 7 juta
pekerja informal UMKM kehilangan pekerjaannya pada masa pandemic Covid-19. Maka dari
itu, manajemen operasional dalam aktivitas perusahaan sangatlah penting. Menurut Heizer &
Rander (2009), manajemen operasional merupakan suatu kegiatan yang mewujudkan sebuah
nilai kedalam suatu barang atau jasa dengan mengubah input menjadi suatu output. 
Manajemen operasional dibutuhkan guna mengontrol aktivitas produksi, yang tentunya dalam
bisnis dibutuhkan pengawasan terhadap unsur-unsur penunjang kegiatan, seperti keuangan
perusahaan, pemasaran, serta produksi yang termasuk di dalam kegiatan operasional
perusahaan.  

Makalah ini bermuat penelitian kami terhadap UMKM bidang makanan yang
bernama Sin.is.food, yang didirikan oleh Shidqi Malik Ibrahim. Sin.is.food merupakan anak
perusahaan Sin.is.group yang bergerak di bidang produksi makanan ringan. Sin.is.food

1
memiliki beberapa produk unggulan yang terbuat dari bahan baku pilihan untuk mendukung
zero waste pada industri produksi makanan. Meski usaha ini masih di produksi di rumah,
usaha ini memiliki visi dan misi serta konsep yang baik sehingga bisnis ini dapat berkembang
dan menjangkau pangsa pasar secara luas, tentunya dengan menerapkan manajemen
operasional yang baik.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang ada, Kmai membuat rumusan masalah yang menjadi
landasan dalam penelitian kami, antara lain :
1. Apa yang melatarbelakangi berdirinya usaha sin.is.food?
2. Apa visi dan misi dari usaha sin.is.food?
3. Apa saja produk yang ditawarkan oleh sin.is.food?
4. Bagaimana analisis SWOT dalam bisnis sin.is.food? 
5. Bagaimana analisis strategi operasional pada sin.is.food?
6. Inovasi apa yang dapat dijalankan pada bisnis sin.is.food?

1.3. Tujuan Penelitian


Setelah menemukan rumusan masalah atas landasan penelitian, maka tujuan dari
penelitian yang akan kami lakukan ini adalah
1. Untuk mengetahui hal-hal yang melatarbelakangi berdirinya usaha sin.is.food
2. Untuk mengetahui visi dan misi berdirinya sin.is.food
3. Untuk mengetahui produk yang ditawarkan oleh sin.is.food
4. Untuk mengetahui strategi dalam operasional bisnis sin.is.food
5. Untuk mengetahui inovasi yang dapat dijalankan pada bisnis sin.is.food.

1.1 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Penulis berharap penelitian ini dapat membantu serta memberikan
tambahan pengetahuan kepada para pembacanya khusus para pelaku Usaha
Kecil, Mikro, dan Menengah dalam melakukan operasional usahanya. 
2. Manfaat Praktis
Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi wadah kepada kami dalam
melakukan penulisan sebuah karya serta dapat bermanfaat untuk peneliti
selanjutnya. Selain itu, kami harap penelitian ini dapat membantu  para
UMKM dalam menjalankan bisnis  mereka.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Manajemen Operasional

Menurut Eddy Herjanto (2003:2), manajemen operasional adlah suatu


proses yang berkesinambungan dan efektif dalam menggunakan fungsi-fungsi
manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien
untuk mencapai tujuan. Manajemen operasional memiliki tujuan untuk
mencapai efisiensi perusahaan yang lebih tinggi, Manajemen operasional
mencakup proses perencanaan, pengorganisasian, serta pengawasan kegiatan
operasinal bisnis dan komponen terpenting dalam pengelolaan operasional
adalah keuangan.

2.1.2. Strategi Lokasi

Strategi lokasi adalah salah satu keputusan penting yang dibuat


perusahaan sebab penentuan lokasi sangat berdampak bagi operasional
perusahaan, yakni keuangan, keuntungan, dan risiko perusahaan. Berikut ini
faktor-faktor yang memengaruhi lokasi :

1. Produktivitas Tenaga Kerja


Tenaga kerja merupakan sumber daya atau input yang paling
penting bagi perusahaan sehingga tingkat produktivitas karyawan
sangat berpengaruh bagi keberhasilan dan kesuksesan perusahaan.

2. Nilai Tukar dan Risiko Mata Uang

Nilai tukar mata uang adalah faktor kedua yang tidak kalah
pentingnya bagi perusahaan. Jika nilai tukar mata uang asing
menguat, terutama US Dollar dan Rupiah melemah, harga barang
impor , termasuk bahan pokok yang diimpor dari luar negeri akan
meningkat misalnya kedelai, jagung,dll. Jika harga bahan baku
makanan meningkat, maka konsumen harus mengeluarkan uang yang
lebih banyak daripada biasanya dan hal ini tentunya sangat
berpengaruh bagi permintaan dan penawaran usaha.

3. Biaya

3
Biaya adalah sejumlah harga yang harus dibayar untuk
memperoleh sesuatu. Dalam strategi lokasi, biaya terbagi menjadi
dua yaitu :
a) Biaya nyata (tangible cost) : biaya yang dapat dihitung atau
biasa disebut sebagai biaya yang sesungguhnya dikeluarkan
oleh pengusaha. Biaya nyata meliputi gaji karyawan, biaya
bahan baku, penyusutan, dsb.
b) Biaya tidak nyata (intangible cost) : biaya yang tidak nyata
dan sulit untuk ditentikan oleh pengusaha. Biaya ini
mencakup kualitas pendidikan, perilaku dan sikap karyawan,
kualitas bahan baku, dsb.
4. Sikap

Sikap di sini mengarah pada sikap pemerintah pusat dan daerah


terhadap usaha kepemilikan swasta. Tidak hanya itu, sikap di sini juga
mencakup stabilitas tenaga kerja dan budaya masyarakat tempat
berdirinya usaha.

5. Kedekatan dengan Pasar

Pengusaha hendaknya memilih lokasi operasionalnya yang


dekat dengan pasar dan calon konsumen. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisasi biaya transportasi. Tidak hanya itu, kedekatan
dengan calon konsumen dan pasar tentunya memudahkan pengusaha
memperoleh keuntungan dan tentunya mengurangi risiko kerusakan.

6. Kedekatan dengan Supplier


Penempatan lokasi usaha yang dekat dengan supplier dilakukan
dengan tujuan bahan baku tidak mudah rusak, biaya
transportasi yang lebih murah, dan jumlah produk yang banyak.
2.1.3. Desain Produk

Desain produk adalah proses yang dilakukan oleh produsen dalam


menciptakan produknya agar bentuk produk sesuai dengan fungsinya. Tidak
kalah penting, desain produk yang indah juga menjadi faktor penentu
konsumen dalam membeli produk sebab desain produk yang indah
meyakinkan konsumen terhadap produk yang dijual.

4
2.1.4. Strategi Operasional Usaha

Strategi adalah suatu bentuk perencanaan perusahaan dalam


mengintegrasikan tujuan serta kebijakan dalam operasional perusahaan.
Strategi operasional usaha meliputi:

a) Desain produk/ penyajian


b) Proses distribusi barang
c) Kapasitas
d) Sumber Daya Manusia
e) Manajemen Kualitas
f) Strategi lokasi
g) Strategi Layout
h) Manajemen rantai pasok
i) Persediaan
j) Penjadwalan
k) Pemeliharaan

2.1.5. Analisis SWOT


Analisis yang diperlukan dalam merencanakan strategi perusahaan.
Analisis ini melihat faktor internal dan eksternal perusahaan. Analisis SWOT
meliputi strength (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunity (peluang),
dan Threat (ancaman). Dengan melakukan Analisa ini, perusahaan menjadi
tahu posisi strategisnya. Tidak hanya itu, perusahaan dapat memprediksi
masalah-masalah yang mungkin muncul dalam suatu usaha dan tentunya
memudahkan pemilik usaha untuk mengambil keputusan.

2.1.6. Analisis Lima Kekuatan Porter

Analisis lima kekuatan porter adalah suatu metode yang digunakan


untuk mengidentifikasi dan menganalisis kekuatan kompetitif perusahaan
dalam suatu industri. Model analisis yang dicetuskan oleh Michael E. Porter di
bukunya yang berjudul Competitive Strategy : Techniques For Analyzing
Industries and Competitors. Model analisis bisnis yang dikemukakan oleh

5
Porter ini mengidentifikasi keunggulan kompetitif perusahaan menggunakan
lima pendekatan, yakni :

1. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok (Bargaining Power Of


Suppliers)
2. Daya Tawar Pembeli (Bargaining Power of Customers)
3. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)
4. Ancaman Pengganti (Threat of Substitute Products)
5. Persaingan dalam Industri (Competitive Rivalry Within an Industry)

2.2. Profil Pelaku Usaha


Sin.is.food adalah usaha mikro yang bergerak dalam industri makanan ringan
berbahan dasar tortilla atau jagung. Sin.is.food didirikan oleh seorang mahasiswa
yang bernama Shiddiqi Malik Ibrahim di kota Bekasi, Jawa Barat pada tanggal 25
Agustus 2020. Usaha ini berawal dari ambisi tujuh orang pemuda yang ingin
membuka bisnis clothing, namun kesulitan dalam permodalannya. Akhirnya mereka
memutuskan untuk beralih ke industri makan ringan. Awalnya Sin.is.food menjajakan
produk risol goreng, namun karena pemilik melihat banyaknya limbah yang
dihasilkan dari makanan kebab, yang ujungnya terpotong namun tidak digunakan,
pemilik berusaha mencari solusi yang bisa menjadi peluang usaha. Dengan pemikiran
inovatifnya, , lahirlah sin.is.food, keripik tortila dengan tema-temanya yang autentik.
Dalam menjalankan usaha, tentunya diperlukannya visi dan misi yang menjadi tujuan
serta arah perusahaan itu berjalan. Berikut ini visi dan misi Sin.is.food :

Visi : menjadi perusahaan food retail yang dapat memenuhi kebutuhan pangan
dengan produk yang berkualitas, berkarakter, dan kolaboratif untuk kemudian bisa
membawa nama Indonesia dalam industri snack internasional.

Misi

1. Memprioritaskan kualitas diatas segalanya dengan produk yang bermutu, aman,


dan berkelanjutan
2. Menghadirkan customer experience yang menarik, dekat, dan berdampak
3. Menciptakan lingkungan bisnis yang terbuka dengan mengedepankan partisipasi
dan kolaborasi dengan seluruh UMKM di Indonesia.

6
Sin.is.food memiliki konsep yang sangat menarik bagi para calon konsumennya.
Dengan mengusung tema sarkasme, Sin.is.food memperkenalkan produk-produk
mereka dengan nama yang melekat dalam kehidupan masyarakat, antara lain:

1. Vegan (BBQ)

Varian rasa yang satu ini dipersembahkan khusus untuk para vegan yang setiap
harinya makan sayur-sayuran. Dengan keripik Hypss yang renyah dengan bumbu sapi
panggang yang gurih ini, akan membuat makanan sayur sehari-hari para vegan
menjadi lebih nikmat. Keripik ini tidak mengandung daging, jadi aman dikonsumsi
oleh para vegan.

2. Caleg (Cokelat)

Sering dikecewakan dengan janji-janji manis yang kerap dilontarkan oleh para
caleg ketika masa kampanye? Tidak perlu bersedih lagi. Karena keripik Hypss
hadir bersama dengan manisnya rasa cokelat yang semanis janji-janji yang
kosong itu. Jangan risau. Keripik Hypss tidak hanya manis di awal doang, kok.
Rasa manisnya terjamin sampai potongan terakhir.

3. Kompeni (Keju)

7
Apa kamu penasaran dengan bagaimana rasanya ketika bangsa ini didatangi
oleh bangsa Eropa dulu? Tidak perlu penasaran lagi. Keripik Hypss turut hadir
dengan varian rasa yang dibawa oleh para orang barat itu. Gurihnya rasa keju
pada keripik yang renyah ini akan turut membawamu merasakan rasa yang
seperti dibawa langsung oleh orang-orang Eropa.

4. Buruh (Jagung Bakar)

Jika, kamu masih belum memahami arti dari kerja keras para buruh.
Mungkin dengan mencicipi Hypss rasa Buruh, kamu bisa merasakan
bagaimana rasanya mengeluarkan keringat dari pagi hingga malam hanya demi
menghidupi diri sendiri dan keluarga. Kalau kamu tidak suka, berarti dunia ini
terlalu keras untukmu. lya, kan?

5. SJW (Pedas Gurih)

8
Tidak lengkap rasanya rebahan seharian sambil membaca pedasnya tulisan-
tulisan para SJW (Social Justice Warrior) di media sosial tanpa mencicipi
langsung keripik Hypss yang sama pedasnya dengan status dan komentar
mereka yang tidak ada habisnya. Rasakan sensasi pedasnya keripik Hypss
sampai lidahmu terasa panas karena perdebatan tidak berguna para SJW di
internet.

6. Oposisi (Balado Pedas)

Rasanya hambar jika tidak menemukan para oposisi dengan argumen-argumen


pedasnya yang turut membuat seisi internet panas. Sama halnya jika kamu
makan nasi tanpa keripik Hypss yang kaya akan rasa ini. Dengan rasa pedas
yang tidak terlalu pedas, rasakan sampai habis nikmatnya keripik Hypss
dengan rasa balado ini. Niscaya, hidupmu tidak akan terasa hambar lagi.

2.3. Analisis SWOT


Berikut ini analisis SWOT (strength, weaknesses, opportunity, dan threat) dari
sin.is.me:
1. Strength (kekuatan)
 Memiliki konsep dan penamaan yang unik yang belum pernah
ditemukan sebelumnya

9
 Memiliki produk yang variative sehingga dapat diterima oleh banyak
orang
 Memiliki kemasan yang bagus dan aman di segala kondisi cuaca
 Sudah terintegrasi oleh e-commerce sehingga mudah ditemukan
 Sudah memiliki media sosial yang aktif dengan konten yang beragam

2. Weaknesses (kekurangan)
 Harga yang terbilang cukup mahal
 Belum memiliki tempat usaha yang produktif
 Sumber daya manusia yang masih seidkit dalam menjalankan usaha

3. Opportunity (Peluang)
 Bisnis makanan yang tidak akan pernah mati, sehingga membuka
peluang bisnis
 Belum banyak usaha yang memanfaatkan bahan baku utama mereka,
yaitu limbah tortilla

4. Threat (Ancaman)
 Munculnya pesaing baru , ataupun yang sudah ada sebelumnya
 Adanya kemungkinan terjadinya kerusakan produk, seperti melempem
atau hancur karena melalui jasa pengiriman dan ekspedisi
 Peningkatan harga bahan baku

2.1. Strategi Operasional Usaha


1. Desain produk/penyajian

Hypss disajikan menggunakan kemasan berbahan dasar alumunium foil di


dalamnya untuk mencegah terjadinya kerusakan produk seperti melempem karena
angin. Keripik Hypss di kemas dengan desainnya yang unik dan higenis sehingga
menarik konsumen untuk membelinya.

2. Proses distribusi .

10
I. Proses pengambilan bahan baku

Bahan baku utama dari produk sin.is.food adalah kulit tortila,yang


nantinya akan diolah hingga menjadi krispy dan dicampurkan dengan
bumbu untuk menambah cita rasa dan nikmat untuk dikonsumsi.Bahan
baku utama dari produk tersebut didapatkan dari pabrik kulit kebab,Bahan
tersebut merupakan bahan sisa hasil shaping tortilla yang masih layak
untuk dikonsumsi dan bahan tersebut memang diperjual belikan oleh pihak
pabrik.Selain bahan layak dikonsumsi harga yang ditawarkan juga lebih
murah dibandingkan membeli produk yang baru dan sesuai dengan
kebutuhan produksi untuk diolah menjadi makanan ringan.

Bahan selanjutnya yang digunakan untuk menambah cita rasa varian


produk adalah bumbu instan dengan berbagai varian rasa.Bahan tersebut
diperoleh melalui 3 pemasok dengan cita rasa bumbu yang berbeda-beda
karena setiap pemasok memiliki varian rasa yang berbeda-beda sehingga
dibutuhkan beberapa pemasok untuk bisa memenuhi varian rasa
produk.Bahan terakhir adalah minyak pembelian bahan ini diperoleh
langsung dari supermarket.

II. Perancangan produksi

Bahan-bahan:

1. Tortilla.
2. Bumbu instan.
3. Minyak.

Peralatan:

11
1. Kompor.
2. Penggorengan.
3. Mesin pasta.
4. Wadah mangkok besar.
5. saringan.
6. Sarung tangan plastik.
7. vacum sealer.
8. kemasan alumunium foil pouch.

III. Proses Produksi


1. siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. pipihkan kulit kebab dengan mesin sesuai dengan ketebalan yang
diinginkan.
3. Tuangkan minyak pada penggorengan.
4. ketika minyak sudah panas langsung masukkan kulit tortilla.
5. Goreng tortilla hingga krispy.
6. angkat tortilla yang sudah krispy dan tiriskan minyak.
7. masukan tortilla ke dalam wadah yang besar.
8. tuangkan bumbu yang diinginkan.
9. masukan tortilla yang sudah diberi bumbu ke dalam kemasan.
10. produk siap untuk dijual.

3. Kapasitas
UMKM sin.is.food melakukan proses produksi sebanyak 2 kali seminggu
dimana dalam proses produksi tersebut menggunakan sebanyak 80 - 100 Kg
kulit kebab untuk menghasilkan sebanyak 150 pcs keripik kebab.Produksi
produk disesuaikan dengan banyaknya permintaan sehingga tidak ada barang
yang kadaluarsa ketika produk dikonsumsi oleh pelanggan.

4. Sumber daya manusia

12
- Divisi pemasaran
Mempunyai kekuasaan untuk membuat strategi pasar dimana akan menarik
minat konsumen, juga menganalisis penjualan serta permintaan pasar dan
mengadakan event kerjasama terkait marketing produk.

- Public relation
Pada divisi ini bertugas untuk membangun brand awareness, memberi respons
pelanggan terhadap ketertarikan perusahaan untuk menjaga hubungan dengan
pelanggan dan juga termasuk salah satu pihak yang mengurus kerjasama antar
perusahaan atau event-event tertentu.

- Desain grafis
Mengerjakan desain yang akan gunakan pada kemasan produk dan juga foto
produk yang akan dipasarkan,selain itu desain grafis bertanggung jawab
terhadap desain- desain pada konten di media sosial.

- Konten
Bertanggung jawab atas konten yang akan di upload di media sosial,konten
dapat berupa video ataupun photo pada akun media sosial sin.is.food.Divisi ini
berkoordinasi dengan divisi desain grafis.

- Bagian keuangan
Bertugas untuk mengatur segala arus keluar masuk kas serta membuat laporan
keuangan dan menetapkan anggaran perusahaan jangka panjang maupun
jangka pendek.

- Produksi

Produksi dilakukan oleh semua anggota dan sistem yang diterapkan adalah
upah produksi dimana upah yang diberikan sesuai dengan jumlah barang yang

13
diproduksi.Jika ada salah satu anggota yang tidak bisa menjalankan proses
produksi maka akan diberlakukan penurunan upah.

5. Manajemen Kualitas
Dalam menjaga ketahanan pangan UMKM sin.is.food menggunakan kemasan
yang berkualitas dan teruji (food grade),sehingga ketahanan produk bisa terjaga
dan tetap higienis.Selain itu juga dalam proses produksi kebersihan tetap dijaga
dengan menggunakan sarung tangan. Demi menjaga kualitas produk pembelian
bahan dilakukan h-1 produksi,jadi bahan-bahan yang digunakan tetap fresh dan
menjaga kualitas rasa.Tidak lupa juga melakukan quality control setelah
produksi untuk menilai apakah produk tersebut layak dijual atau tidak.

6. Strategi lokasi
Sejauh ini UMKM sin.is,food belum memiliki gerai offline oleh sebab itu
penjualan masih dilakukan secara online.Namun lokasi produksi dilakukan di
rumah salah satu anggota tepatnya berada di Kota Bekasi dan memang daerah
tersebut menjadi domisili anggota sehingga mudah untuk melakukan produksi
dan penjualan,,itulah sebabnya lokasi berada di Kota Bekasi. Kendatipun
UMKM ini melakukan penjualan dengan cara mengikuti event-event yang ada di
beberapa universitas baik untuk berjualan maupun menjadi sponsor untuk acara
tertentu.

7. Strategi layout
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa produksi dilakukan di rumah
(home industry) sehingga ruang produksi dan ruang penyimpanan berada pada
lokasi yang sama.Untuk layout gudang dan tempat produksi adalah sebagai
berikut :

14
8. Manajemen rantai pasok
1. Supplier
Membeli bahan setengah jadi di supplier dengan kualitas terbaik. Lalu
dari supplier, bahan baku setengah jadi itu akan diproduksi. Supplier dari
sin.is.food antara lain :
1. Supplier tortilla chips
2. Supplier bumbu
3. Supplier Kemasan

2. Reseller
Setelah diproduksi, produk dijual reseller yang ingin menjual kembali
produk sin.is.food.
3. Konsumen
Setelah dijual ke reseller, produk langsung dijual ke konsumen.

9. Persediaan
Penjual tidak pernah menyimpan stok tortilla, melainkan selalu dibeli dadakan
sebelum produksi untuk mengurangi risiko kerusakan. Namun penjual
menyimpan stok bumbu, karena bumbu tortilla sendiri tidak mudah rusak.
Tiap bulannya penjual menyimpan stok bumbu 8-10 kilo.

10. Penjadwalan
Dalam perihal penjadwalan, content creator selalu membuat jadwal atau
schedule konten karena tiap sosial media memiliki waktu-waktu khusus yang
ideal jika konten ingin dilihat lebih banyak orang. Selebihnya, tidak ada waktu
khusus dan cenderung fleksibel. Namun para pemiliik lebih tekun dan
meluangkan waktunya di angka kembar yang lebih ramai konsumen seperi
10.10, 11.11, dsb.

11. Pemeliharaan
Tidak ada pemeliharaan khusus , karena tidak ada mesin tertentu yang dimiliki
owner kecuali mesin sealer. Owner selalu merawat mesin tersebut agar tidak
cepat rusak.

15
2.4. Inovasi Usaha
Sinisfood sebagai usaha makanan ringan yang telah memiliki 6 (enam) varian
rasa dengan kemasan yang sangat menarik dan dapat bertahan pada kondisi cuaca
apapun. Namun, seiring perkembangan zaman dan teknologi tentunya diperlukan
sebuah adaptasi usaha sehingga tetap eksis pada persaingan dan pasar. Oleh karena
itu, adapun inovasi yang dapat dilakukan oleh sinisfood sebagai berikut.

1. Menambah varian rasa baru

Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat Indonesia yang gemar memakan


makanan ringan didominasi oleh wanita. Pada zaman ini, banyak sekali rasa
yang diminati oleh wanita maupun pria sekalipun yaitu seblak, rendang, serta
korean spicy. Oleh karena itu, sinisfood dapat membuat varian rasa baru yang
lebih diminati di zaman sekarang ini sehingga dapat meningkatkan market
share usaha.

2. Menambah varian kemasan baru

Kemasan pada produk sinisfood hanya terdapat varian 300gr dan 115gr.
Padahal pada sosial media tiktok sudah banyak para pelaku usaha yang
menjual makanan ringan dengan berat 1 kg. Oleh karena itu, sinisfood dapat
menyesuaikan perkembangan dengan mengurangi pengeluaran pada kemasan
premium mereka dan dialokasikan pada bahan baku mereka.

3. Membuka tempat usaha produktif dengan produk baru

Sinisfood dapat mengadopsi tempat usaha baru yang dapat menampung


konsumen dine-in sehingga dapat merasakan langsung makanan yang
disajikan. Sinisfood dapat menjual produk baru seperti, ayam crispy dengan
bumbu khas yang mereka miliki pada produk makanan ringan mereka
sehingga konsumen dapat merasakan hal baru pada usaha mereka

16
2.5. Analisis Lima Kekuatan Porter

Threat Of New Entrants (Moderate to High)


Industri makanan ringan terlebih UMKM sangat mudah dimasuki oleh pendatang
baru, hal ini dikarenakan rendahnya kebutuhan modal dalam membuka suatu usaha
makanan ringan. Namun dengan konsep yang dimiliki oleh Sin.is.food membuat
produk mereka lebih menarik sehingga terjadi diferensiasi produk dalam makanan
ringan UMKM tersebut.

Bargaining Power Of Buyers (Moderate to High)


Makanan ringan tentunya memiliki harga yang tergolong murah, dan dengan ketatnya
persaingan di industri makanan ringan membuat konsumen menunjukan consumer
behavior yang dimiliki oleh mereka, yaitu dengan memilih produk dengan kualitas
yang tinggi dalam hal ini rasa dan juga dengan harga yang seminimal mungkin. Maka
dari itu Sin.is.food membutuhkan promo-promo yang menarik, agar pembeli tetap
setia pada produk UMKM mereka.

Threat Of Substitute Products (Moderate)


Makanan ringan memiliki banyak sekali pilihan serta rasa. Hal ini membuat produk
Sin.is.food dapat tergantikan dengan sangat mudah. Namun dengan penamaan produk
yang menyindir pemerintah dengan lelucon sarkasme, membuat produk Sin.is.food
melekat di hati para konsumennya. Disisi lain, inovasi produk sangatlah dibutuhkan
untuk UMKM ini guna menyesuaikan selera konsumen yang selalu berubah-ubah
setiap waktu.

Bargaining Power Of Suppliers (High)

17
Sin.is.food sangat bergantung pada supplier/pemasok mereka, hal ini dikarenakan
bahan baku utama dari produk mereka (tortilla) berasal dari sisa kulit kebab. Jika
supplier tidak bisa memenuhi permintaan dari Sin.is.food, maka akan terjadi
penurunan produksi yang akan berdampak pada kuantitas serta kualitas dari produk
UMKM tersebut. Maka dari itu Sin.is.food membutuhkan supplier cadangan
setidaknya sebanyak 2 (dua) supplier, guna memitigasi hal-hal tersebut.

Rivalry Among Existing Competitors (High)


Bisnis food and beverage, terlebih makanan ringan memiliki persaingan yang luar
biasa ketat. Hal ini dapat dilihat dari para kompetitor raksasa yang sudah memiliki
market share yang sangat luas, seperti PT Indofood CBP Tbk, PT Mayora Indah Tbk,
dan lain-lain. Dengan adanya perusahaan raksasa di bidang makanan ringan membuat
UMKM seperti Sin.is.food mengalami kesulitan dalam memperluas market sharenya.
Maka dari itu, Sin.is.food membutuhkan segmentasi pasar yang sangat terukur guna
mendapatkan market share yang kuat sehingga dapat melakukan ekspansi bisnis kelak
yang tentunya disertai dengan inovasi-inovasi produk yang dapat diterima oleh para
konsumen.

18
BAB III
PENUTUP
3.
3.1. Kesimpulan
Sin.is.food adalah usaha mikro yang bergerak dalam industri makanan ringan
berbahan dasar tortilla atau jagung. Sin.is.food didirikan oleh seorang mahasiswa
yang bernama Shiddiqi Malik Ibrahim di kota Bekasi, Jawa Barat pada tanggal 25
Agustus 2020. Dalam segi produk, Sin.is.food menjual keripik Tortila dengan varian
yang cukup banyak, sehingga konsumen tidak jenuh dengan produk yang dijual.
Sin.is.food juga memiliki konsep yang unik sehingga lebih muudah diingat bagi
konsumen yang membelinya. Dalam segi operasionalnya, Usaha mikro ini cukup
fleksibel sebab penjualan dilakukan secara online dan produk sin.is.me diproduksi di
rumah owner itu sendiri. Dari segi pengemasannya, sin.is.me sudah cukup baik.
Kemasan dibuat semenarik dan seindah mungkin untuk menarik pelanggan. Dari segi
proses pembuatannya, sin.is.me sudah cukup baik. Dari segi kapasitas, owner
menyesuaikan dengan jumlah permintaan untuk mengurangi risiko kerusakan. Untuk
sumber daya manusia, owner sudah sangat efektif untuk tidak merekrut karyawan dari
manapun guna meminimalisasi biaya gaji. Alih-alih merekrut karyawan, owner
memilih bekerja bersama teman-temannya. Akan tetapi dari segi penjadwalan,
sin.is.food masih kurang sebab tidak ada penjadwalan khusus, kecuali content creator.
Kami sarankan sin.is.food harus membuat jadwal khusus untuk mengoptimalkan
usahanya. Dengan adanya jadwal pembelian bahan baku, produksi, hingga penjualan,
pastinya usaha dapat berjalan lebih efektif dan efisien guna menghadapi persaingan
yang sangat ketat mengingat industri ini sangat mudah dimasuki oleh pendatang baru.
3.2. Saran
Makalah ini berisi penelitian kami terhadap usaha mikro sin.is.food. Kami
harap makalah ini dapat berguna bagi sin.is.food agar kedepannya usaha dapat
berjalan lebih baik lagi. Kami menyarankan makalah ini hanya sebagai pengenalan
penerapan manajemen operasional dalam suatu usaha. Untuk lebih mengerti
manajemen operasional, kami harap pembaca memilih referensi utama yang lebih
besar dibandingkan dengan makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan …………… Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Empat. Jakarta : Lembaga Penerbit
………………….

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1993.


Simulasi Kredit, Mengenal Analisis Lima Kekuatan Porter (Porter Five Force) yang diakses pada
https://www.simulasikredit.com/mengenal-analisis-lima-kekuatan-porter-porter-five-force/
Maryam Dewi (2021), Sedih Banget! 30 Juta UMKM Bangkrut diakses pada
https://www.stfuinjakarta.org/research/news/22/sedih-banget-30-juta-umkm-bangkrut
Maxmanroe.com, Manajemen Operasional: Pengertian, Fungsi, dan Ruang Lingkup diakses pada
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-manajemen-
operasional.html#6_james_evans_dan_david_collier_2007_5
Kementerian Keuangan Republik Indonesia (2020), UMKM Bangkit, Ekonomi Indonesia Terungkit
diakses pada https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13317/UMKM-Bangkit-
Ekonomi-Indonesia-Terungkit.html
Portal Resmi Pemerintah Kota Semarang, Pengertian UMKM Menurut Undang-Undang, Kriteria, dan
Ciri-Ciri UMKM diakses pada https://sukorejo.semarangkota.go.id/umkm

20

Anda mungkin juga menyukai