Anda di halaman 1dari 12

REVIEW MAKALAH

“Analisis Laporan Keuangan dan Analisi Rasio”

Disusun Oleh :
Dila Wulandari Batubara 1844000055
M. Wildan Amtsari 1844000076

PROGRAM STUDY S1 MANAJEMEN BISNIS

FAKULTAS EKONONOMI

UNIVERSITAS POTENSI UTAMA


BAB I
PEMBAHASAN MAKALAH
2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan
prosodur akuntansi dan penilaian yang benar, akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang
sesungguhnya. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya berapa jumlah harta
(kekayaan), kewajiban (utang) serta modal (ekuitas) dalam neraca yang dimiliki. Demikian, juga
akan diketahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama
priode tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana hasil usaha ( laba atau rugi ) yang
diproleh selama priode tertentu dari laporan laba rugi yang disajikan.

Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat di pahami dan di mengerti
oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan
manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi
keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis
laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah perusahaan dapa mencapai target yang
telah direncanakan sebelumnya atau tidak.

Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan
kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen akan dapat
memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut. Kemudian, kekuatan yang dimiliki perusahaan
harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Kekuatan ini dapat dijadikan modal selanjutnya
kedepan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, akan tergambar kinerja
manajemen selama ini.

Pada akhirnya bagi pihak pemilik dan manajemen, dengan mengetahui posisi keuangan
dapat merencanakan dan mengambil keputusan yang tepat tentang apa yang harus dilakukan ke
depan.

2.2 Tujuan dan manfaat analisis


Kegiatan dalam analisi laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara menentukan dan
mengukur antara pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan.
Analisi laporan keuangan yang dilakukan untuk beberapa periode adalah menganalisa
antara pos pos yang ada dalam satu laporan.atau dapat pula dilakukan antara satu laporan dengan
laporan yang lainnya.
Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan
keuangan.secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu,baik
harta,kewajiban,modal,maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa
periode;
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan.
3. Unuk mengetahui kekuatan-kekuaan yang dimiliki; 1
4. Untuk mengeahu langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan
yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini ;
5. Untuk melaksanakan penilaian pinerja manajemen kedepan
6. Dapat juga digunakan sebagai pebanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil
yang mereka capai.
2.3 Bentuk-bentuk dan teknik analisis
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik analisis yang
tepat.tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan
tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal.selain itu, para pengguna hasil analisis tersebu
dapat dengan mudah untuk menginterprestaasikannya.
Dalam prakteknya, terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang bisa
dipakai,yaitu sebagai berikut.
1. Analisis Vertikal (Statis)
Analisis verikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan
keuangan saja.analisis dilakukan antara pos-pos yang ada,dalam satu priode.
2. Analisis Horizontal (Dinamis)

1
Analisis Perbandingan adalah analisis laporan keuangan yang ber-tujuan untuk mendapatkan informasi perkembangan
keadaan keuangan perusahaan dengan cara membandingkan laporan keuangan antara dua periode atau lebih
Analisis horizonal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan
keuangan unuk beberapa periode.hasil analisis ini akan terlihat perkembangan dari periode
yang satu ke periode yang lain.
Adapun jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut
:
1) Analisis perbandingan antara laporan keuangan
2) Analisis trend
3) Analisis persentase per komponen
4) Analisis sumber dan pengguna dana
5) Analisis sumber dan pengguna kas
6) Analisis rasio
7) Analisis kredit
8) Analisis laba kotor
9) Analisis titik pulang pokok atau titik impas(break even point).
2.4 Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Analisis perbandingan laporan keuangan dapat dilakukan dengan model , yaitu
pertama,analisis horisontal atau analisis dinamis dan kedua, analisis vertikal atau analisis statis.
Dalam analisis horizontal yang di bandingkan adalah laporan keuangan unuk beberapa
priode,sedangkan analisis vertikel adalah jika kita hanya membandigkan satu pos dengan satu
pos lainya satu laporan keuangan dan hanya meliputi satu periode laporan keuangan.
Ada beberapa keuntungan yang di peroleh dari analisis horisontal jika dibandingkan
dengan analisis verikel.dalam analisis horisontal, kita akan tau terjadinya perubahan-perubahan
terhadap komponen laporan keuangan dari priode ke priode lain.seperti misalnya kenaikan atau
penurunan komponen-komponen yang ada di dalam laporan keuangan.sementara itu,dalam
analisis horisontal akan mempermudah kita untuk mengambil keputusan hal-hal apa saja yang
perlu dilakukan,sehubung dengan perubahan yang terjadi.
Perubahan-perubahan terjadi perlu diketahui untuk melihat perkembangan keadaan
keuangan suatu perusahaan.setelah perubahan ini diketahui,apakah terjadi kenaikan atau
penurunan atau tetap, dapat pula diketahui sebab-sebab terjadi perubahan tersebut.
2.5 Analisis Trend
Analisis trend atau tendensi merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya
dinyatakan dalam persentase tertentu.dalam analisis trend perbandingan analisis dapat dilakukan
dengan menggunakan analisis horizontal atau dinamis.data yang digunakan adalah data tahunan
atau priode yang digunakan biasanya hanya dua atau tiga periode saja.hal ini disebabkan karena
jika lebih dari tiga priode, akan mengalami kesulitan untuk menganalisanya lebih cepat.

PT. RAY IBRAHIM, Tbk


Neraca Perbandingan
Per 31 desember 2003 dan 2006

Pos-pos
Thn Thn Thn Thn Trend% Trend% Trend%
dalam 2003 2004 2005 2006 2004 2005 2006
neraca
a. Lancar
Kas 100 140 150 80 140 150 80
Piutang 540 680 500 540 126 93 100
Persediaan 420 560 800 1.000 133 191 240
Ttl. Aktiva 1.060 1380 1.450 1.620 130 137 153
Lncr
Ttl. Aktiva 1.940 2.020 2.200 2.580 104 113 133
ttp
Total aktiva 3.000 3.400 3.650 4.200 113 122 140

u. jangka 500 530 570 600 106 114 120


pendek
u. jangka 250 250 250 250 100 100 100
pnjang

Total Utang 750 780 820 850 104 109 113


Ekuitas
Modal Setor 2.000 2.250 2.250 2.250 113 113 113
Cadangan 250 370 580 1.100 148 232 440
Laba
Total ekuitas 2.250 2.620 2.830 3.350 116 126 149
Total passive 3.000 3.400 3.650 4.200 113 122 140
Sumber : Analisis laporan keuangan dr.kasmir

Dalam analisis trend harus ditentukan tahun dasar sebagai pembanding. Baru kemudian dicarikan
angka indeksnya. Rumus unuk mencari angka indeks adalah sebagai berikut.
Angka Indeks = Tahun Pembandingan x100%
Tahun dasar
Sebagai contoh di atas dari neraca di atas, yaitu tahun dasar adalah kas tahun 2003 sebesar
Rp100,00 dan kas 2004 adalah Rp140,00 maka angka indeks adalah.
Rp 140,00
Angka Indeks = x 100% = 140%
Rp 100,00
Hal ini dapat diartikan sebagai berikut:
a. Uang kas yang ada tahun 2004 sebesar 140% dari kas yang ada pada tahun 2003
b. Uang kas akhir tahun 2004 naik sebesar 40% jika dibandingkan dengan uang kas akhir
tahun 2003
c. Uang kas akhir tahun 2004 berjumlah 40% lebih besar dari uang kas akhir tahun 2003

2.6 Analisis Persenase Per Komponen


Analisis common-size ialah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening
dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-
rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). Laporan keuangan dalam persentase per-komponen
(Common-size statement) menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar
total kelompoknya, cara penyusunan laporan keuangan ini disebut teknik analisis common-
size dan. termasuk metode analisis vertikal Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-
komponen (Common-size statement) dapat memberikan informasi sebagai berikut:

1. Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang


posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
2. Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi
relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.

Apabila Neraca dalam persentase per-komponen disusun secara komparatif (misalnya dua tahun
berturut-turut), dapat memberikan informasi mengenai perubahan komposisi, baik komposisi
investasi maupun struktur modal.

Laporan laba-rugi yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size percentage)


dapat menggambarkan distribusi/alokasi setiap Rp 1,00 penjualan kepada masing-masing elemen
biaya dan laba. Apabila disusun secara komparatif, dapat menggambarkan perubahan distribusi
tersebut.

PT. BAGAS PERKASA JAYA


Neraca Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)
31 Desember Common-Size (%)
NERACA
2009 2010 2009 2010
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas Rp 1.300 Rp 1.200 9,29 7,50
Piutang Dagang Rp 1.200 Rp 1.000 8,57 6,25

Persediaan Rp 2.200 Rp 2.600 15,71 16,25


Total Aktiva Lancar Rp 4.700 Rp 4.800 33,57 30,00
Aktiva Tetap
Tanah Rp 2.300 Rp 3.700 16,43 23,13
Gedung Rp 4.000 Rp 4.000 28,57 25,00
Mesin Rp 4.000 Rp 5.000 28,57 31,25

Akumulasi Depresiasi Rp(1.000) Rp(1.500) (7,14) (9,38)


Total Aktiva Tetap Rp 9.300 Rp11.200 66,43 70,00
Total Aktiva Rp14.000 Rp16.000 100% 100%
PASIVA (UTANG & MODAL)
Utang Lancar Rp 2.500 Rp 2.200 17,86 13,75
Utang Jangka Panjang Rp 4.500 Rp 6.000 32,14 37,50
Modal Rp 7.000 Rp 7.800 50,00 48,75
Total Utang & Modal Rp14.000 Rp16.000 100% 100%

Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos di dalam neraca dikategorikan


menjadi dua, yaitu aktiva dan pasiva. Masing-masing kategori ini (total aktiva dan total pasiva)
dinyatakan sebesar 100%, sedangkan masing-masing pos yang termasuk pada masing-masing
kategori dinyatakan dalam persentase atas dasar total aktiva atau pasiva (kategori).

Kas = (Saldo Kas / Total Aktiva ) x 100 % = (Rp. 1.300 / Rp 14.000 ) x 100% =9,92 %

Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama. Dari neraca yang disusun dalam persentase per-
komponen tersebut, tampak bahwa selama dua tahun, telah terjadi perubahan pada komposisi,
baik aktiva (misalnya kas, persediaan) maupun pasiva (misalnya utang jangka panjang).

PT. BAGAS PERKASA JAYA


Laporan Laba-Rugi Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun Common-Size (%)
LABA-RUGI
2009 2010 2009 2010
Penghasilan Rp 150.000 Rp 200.000 100% 100%
Harga Pokok Penjualan Rp (50.000) Rp (60.000) (33,33) (30,00)
Laba Kotor Rp 100.000 Rp 140.000 66,67 70,00
Biaya Pemasaran Rp (25.000) Rp (34.000) (16,67) (17,00)
Biaya Administrasi Rp (20.000) Rp (28.000) (13,33) (14,00)
Biaya Bunga Rp (10.000) Rp (14.000) (6,67) (7,00)
Laba Sebelum Pajak Rp 45.000 Rp 64.000 30,00 32,00
Pajak (15%) Rp (6.750) Rp (9.600) (4,50) (4,80)
Laba Bersih Rp 38.250 Rp 54.400 25,50 27,20
Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos dalam perhitungan laba-rugi yang
dinyatakan dalam persentase per-komponen atas dasar total penghasilan (total penghasilan
dinyatakan sebesar 100%).

Harga pokok penjualan =(saldo harga pokok/total penghasilan) x 100%


=Rp 60.000 / Rp 200.000 x 100%
=30%

2.7 Pengertian Rasio Keuangan


Menurut Harvarindo (2010:12), rasio adalah satu angka yang dibandingkan dengan angka lain
sebagai suatu hubungan. Jonathan Golin, (2001) berpendapat bahwa rasio adalah suatu angka
digambarkan dalam suatu pola yang dibandingkan dengan pola lainnya serta dinyatakan dalam
persentase. Sedangkan keuangan adalah sesuatu yang berhubungan dengan akuntansi seperti pengelolaan
keuangan dan laporan keuangan. Jadi rasio keuangan adalah indeks yang menghubungkan dua angka
akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya (James c Van Horne dikutip
dari Kasmir, 2008:104). Setelah mengetahui pengertian rasio keuangan, analisa adalah suatu usaha dalam
mengamati secara detail pada suatu hal atau benda dengan cara menguraikan komponen-komponen
pembentuknya atau menyusun komponen tersebut untuk dikaji lebih lanjut. Analisa juga bisa disebut
sebagai proses untuk memecahkan sesuatu ke dalam bagian-bagian yang lebih dalam dan menyatu satu
dengan yang lainnya. Jadi analisis rasio keuangan adalah proses pengamatan indeks yang berhubungan
dengan akuntansi pada laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas dengan
tujuan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Analisis ini digunakan untuk memberikan
gambaran informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam mengambil keputusan bisnis. Analisis rasio keuangan digunakan oleh dua pengguna
utama, yakni investor dan manajemen. Investor menggunakan rasio keuangan untuk melihat apakah
perusahaan itu investasi yang bagus atau tidak. Dengan membandingkan rasio keuangan antar perusahaan
dan antar industri, investor dapat menentukan investasi mana yang paling baik. Sedangkan manajemen
menggunakan rasio keuangan untuk menentukan seberapa baik kinerja perusahaan untuk mengevaluasi
kemana perusahaan dapat memperbaiki diri. Misalnya, jika perusahaan memiliki margin kotor yang
rendah, manajer dapat mengevaluasi bagaimana meningkatkan margin kotor merek

2.8 Bentuk-bentuk Rasio Keuangan

Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunkan rasio-rasio


keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki
tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur
diinterprestasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan.

 Rasio Likuiditas (liquidity ratio)


Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
 Rasio Leverage (Leverage Ration)
Seperti diketahui,dalam menandai usahanya, perusahaan memiliki beberapa
sumber dana.sumber-sumber dana yang dapat diproleh adalah pinjaman atau modal
sendiri.
 Rasio Aktivitas (Activity ratio)
Rasio aktivias merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi
pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, sediaan, penagihan piutang, dan
lainnya.)
 Rasio Profitabilitas (Profitabiliy ratio )
Rasio protabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan atau laba dalam suatu priode tertentu.
 Rasio pertumbuhan
Rasio pertumbuhan (growth ratio ) merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam mempertahnkan posisi ekonominya di tengah
pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.
 Rasio Penilaian
Rasio penilaian (valuation ratio) , yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan
manajemen menciptakan nilai pasarnya di atas baiaya investasi seperi :
1. Rasio harga saham terhadap pendapatan ;
2. Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku.
2.9 Hubungan Antarberbagai rasio
Seperti dijelaskan sebelumnya, rasio laporan keuangan memiliki hubungan tersendiri
antarrasio, hubungan ini bisa merupakan hubungan rasio antara laporan keuangan yang satu
dengan yang lain atau hubungan dalam komponen dalam satu laporan keuangan. Hubungan
tersebu dapat bersifat positif maupun negatif tergantung rasio keuangannya.
Sebagai contoh hubungan antarrasio keuangan, yaitu :
1. Hubungan antara rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri;
2. Hubungan antara rasio utang dengan rentabilitas modal sendiri.
Misalnya hubungan antara rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri bersifat
positif, semakin besar rentabilitas ekonomi , akan berakibatkan besar pula rentabilitas
modal sendiri. Tentu saja dengan asumsi ceteris paribus, yaitu faktor-faktor lain tidak
berubah seperti bunga, pajak, dan rasio utang-modal sendiri.
3.0 Kondisi Keuangan
Untuk memudahkan kita dalanm memahami suatu laporan keuangan secara tepat, kita
dapat melihat ringkasan laporan keuangan tersebut. Caranya adalah dengan memasukan angka-
angka yang ada dalam laporan keuangan ke dalam persentase tertentu.
Menurut James O Gill, kondisi keuangan yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut
:
1. Sebagai contoh kondisi neraca PT MARAS yang sudah dimasukkan dalam
persentase.
Aktiva % Passiva %
Aktiva lancar 82% Kewajiban lancar 20%
Aktiva tetap 13% Kewajiban Jangka Panjang 22%
Aktiva lainya 5% Ekuitas 58%
Total aktiva 100% Total Passiva 100%

2. Untuk kondisi perusahaan yang aman dapat dilihat dari komposisi masing-masing
aktiva, utang, dan modalnya. Untuk kondisi aman, apabila komposisinya adalah
sebagai berikut.
Aktiva 70% Kewajiban Lancar 25%
Aktiva Tetap 30% Kewajiban Jangka panjang 15%
Modal 60%
Jumlah Aktiva 100% Jumlah Passiva 100%

Agar suatu perusahaan dikatakan dalam kondisi yang aman perusahaan tersebut harus
menunjukan :
 Tingkat pengembalian yang rendah
 Dasar modal yang besar;
 Pertumbuhan yang lambat;
 Utang dan aktiva jangka pendek sedikit
3. Kondisi perusahaan yang beresiko, yaitu sebagai berikut.
Aktiva Lancar 30% Kewajiban Lancar 20%
Aktiva Tetap 70% Kewajiban Jangka Panjang 45%
Modal 35%

Sementara itu, persyaratan agar suatu perusahaan dikatakan dalam kondisi tidak aman
adalah :
 Tingkat pencairan akiva yang tinggi (aktiva sulit dicairkan nilainya);
 Aktiva jangka panjang tinggi;
 Dasar modal kecil;
 Pertumbuhan yang tinggi;
 Pendapatan sangat fluktuatif.
Sebagai catatan,rasio tersebut di atas tergantung dari jenis usahanya atau bidang usaha masing-
masing.
DAFTAR PUSTAKA
 Gerald, Ashwinpaul dan Dov, The analysis and Use of Financial Statements,
International Edition, John Wiley & Sons. Inc tahun 2003
 James O Giel Dasar-dasar Analisis Keuangan. Informasi Keuangan Untuk Semua
Manajer. Penerbit PPM 2004

Anda mungkin juga menyukai