Anda di halaman 1dari 18

MK.

AKUNTANSI MANAJEMEN
“ RESUME ANALISI LAPORAN KEUANGAN “

Oleh :

1. M. RIZAL ALDI PRATAMA (161422SA)


2. VICKY SEKAR SAGARA (161441SA)
3. YANG HARSI RAHMAT (161440SA)
4. M. AGUNG JIWANTA (161446SA)

JENJANG PENDIDKAN PROGRAM SARJANA (S1)


JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGG ILMU EKONOMI AMM MATARAM
2018
A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin
mengethaui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan
suatu perusahaan. Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis
kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai
prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang. Laporan keuangan yang
disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata
mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun
waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Apalagi
informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk
berbagai pihak, seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak manajemen sendiri
dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Arti penting analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi,
pengembangan karier
2. Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan,
keamanan investasi.
3. Bagi kreditor: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta
bunganya.
4. Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.
5. Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja

B. Pengertian Analisis Laporan Keuangan


Analisis laporan keuangan merupakan penelaahan terhadap hubungan – hubungan
dan kecenderungan terhadap laporan keuangan untuk menilai apakah posisi, keuangan,
hasil opersi, dan perkembangan perusahaan itu memuaskan atau tidak. Menurut S.
Munawir (2000: 31) mengemukakan bahwa analisis laporan keuangan adalah sebagai
berikut :
Data keuangan akan lebih berarti bagi pihak – pihak yang Berkepetingan apabila data
tersebut diperbandingkan untuk dua Periode atau lebih dan dianalisa lebih lanjut sehingga
dapat mendukung keputusan yang akan diambil.
Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2003: 327) mengemukakan bahwa analisis
laporan keuangan adalah sebagai berikut: Dengan menghubungkan elemen – elemen dari
berbagai aktiva satu dengan yang lainnya, elemen – elemen dari berbagai pasiva satu
dengan lainnya serta menghubungkan elemen – elemen dari aktiva dan pasiva dalam
neraca pada suatu saat tertentu akan dapat diperoleh banyak gambaran mengenai posisi
atau keadaan finansial Suatu perusahaan.
Dari pertanyaan diatas, dapat dikemukakan bahwa analisis laporan keuangan
adalah memperbandingkan elemen – elemen yang terdapat dalam laporan keuangan untuk
di analisis dalam dua periode atau lebih, sehingga akan dapat diketahui keadaan finansial
suatu perusahaan.

C. Tujuan Analisis Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak –
pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau
lebih, dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung
keputusan yang akan diambil.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam standar akuntansi keuangan (2002: 4)
menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyngakut posisi keuangan, kinerja ,serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
S Munawir (2000: 6) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk
memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) secara periodik yang
dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Sedangkan menurut bertein yang dialih
bahasakan oleh Sofyan Safri Harahap (2003; 147) menyatakan bahwa tujuan analisis
laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a. Screening
Analisis dilakuakan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi laporan
keuangan perusahaan dalam memilih kemungkinan investasi atau merger.
b. Understanding
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk memahami perusahaan, kondisi keuangan
dan hasil usahanya.
c. Forcasting
Analisis dilkukan dengan tujuan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan
dimasa yang akan datang.
d. Dignosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah yang terjadi
baik dalam manajemen, oprasi, keuangan, atau masalah lainnya.
e. Evaluation
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk memulai prestasi manajemen dalam
mengelola perusahaan.

Dari pendapat diatas,dapat dikemukakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah


untuk menyediakan informasi atau untuk memberikan gambaran mengenai posisi
keuangan dari satu perusahaan yang bermanfaat bagi pimpinan untuk merumuskan
kebijksanaan perusahaan untuk masa yang akan datang.

D. Jenis Laporan Keuangan


Ada banyak laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan, tetapi yang umum
digunakan adalah : (1) Laporan Laba Rugi, (2) Neraca, (3) Laporan Perubahan Laba
Ditahan/Perubahan Modal, dan (4) Laporan Arus Kas. Berikut adalah penjelasan keempat
laporan keuangan tersebut beserta contohnya:

1. Laporan Laba Rugi


Laporan Laba Rugi merupakan laporan/ringkasan kegiatan operasi perusahaan
selama satu periode, umumnya adalah satu tahun dan berakhir 31 Desember xx. Untuk
kepentingan terbatas, misalnya pada perusahaan public, perusahaan dapat
mengeluarkan laporan untuk 3 bulan, 6 bulan atau 9 bulan
Tabel 2-1 adalah laporan Laba Rugi PT Alpha Products untuk tahun 2003 dan
2002. Tahun 2003, penerimaan penjualan (Sales Revenue) adalah $6.000.000.000.
Laba Kotor (Gross Profit) $2.400.000.000 diperoleh dari penjualan dikurangi harga
pokok penjualan (cost of goods sold) dan merupakan jumlah yang digunakan untuk
menutup biaya operasi, biaya financial dan pajak. Laba Operasi (Operating Profit) $
567,500.000 diperoleh setelah laba Kotor dikurangi Biaya Operasi, berarti perusahaan
sudah membayar biaya produksi dan biaya penjualan produk. Laba Operasi sering
disebut Earning/Net Profit Before Interest and Taxes (EBIT) karena digunakan untuk
membayar Biaya financial –yaitu pembayaran bunga pinjaman- dan membayar pajak.
Laba operasi dikurangi pembayaran bunga diperoleh Laba sebelum Pajak –Earning
Before tax/EBT, besarnya $391,600,000. Laba Bersih (Earning/Net Profit After
Tax=EAT) $235.000.000 didapat setelah Laba sebelum pajak dikurangi pajak.
Laba bersih inilah yang menjadi hak/milik pemegang saham. Pembayaran dividen
kepada pemegang saham preferen sebesar $8.000.000, menyisakan laba yang menjadi
hak pemegang saham biasa, sebesar $227.000.000. Jika jumlah saham beredar 50 juta
lembar, maka Laba per Lembar saham (Earning per Share –EPS) adalah $4,54.

Alpha Products income Statement, for the years ending Dec 31,
Tabel 2-1
2003 & 2002 ($millions)
2003 2002
Net Sales $6,000.0 $5,700.0
Less: Cost of Goods Sold $3,600.0 $3,534.0
Gross Profit $2,400.0 $2,166.0
Less :Operating Expenses $1,832.4 $1,640.0
Operating Profit (EBIT) $567.6 $526.0
Less: Interest $176.0 $120.0
Net Profit Before Taxes $391.6 $406.0
Less: Taxes(40%) $156.6 $162.4
Net Profit After Taxes $235.0 $243.6
Less Preferred Stock Dividend $8.0 $8.0
Earning available for
commonstockholders $227.0 $235.6
Earning per Share (50,000,000
shares) $4.54 $4.71

Dividend per Share $2.30 $2.12

2. Neraca
Neraca merupakan ringkasan posisi kekayaan perusahaan pada saat tertentu.
Neraca berisi asset/kekayaan yang dimiliki perusahaan dan sumber dana untuk
membiayai asset tersebut, yang berasal dari pihak di luar perusahaan (disebut
kewajiban/ liabilities) dan dari pemegang saham perusahaan (disebut modal/equity).
Aset terdiri dari current assets dan fixed assets. Pos-pos dalam current asset
diharapkan dapat dicairkan menjadi kas dalam satu tahun. Liabilities terdiri dari
current liabilities dan long term liabilities. Pos-pos dalam current liabilities
diharapkan dapat dibayar/jatuh tempo dalam satu tahun. Fixed assets dan long term
liabilities tetap berada dalam perusahaan untuk lebih dari satu tahun. Modal adalah
sumber dana yang berasal dari pemilik perusahaan/pemegang saham dan memiliki
umur tidak terbatas.
3. Laporan Perubahan Laba Ditahan/Perubahan Modal
Laporan Perubahan Laba Ditahan menunjukkan laba yang diperoleh
perusahaan dan dividen yang dibayarkan selama satu periode sehingga menyebabkan
perubahan laba ditahan.
Tabel 2-3 adalah Laporan Perubahan Laba Ditahan Alpha Products tahun
2003. Laba tahun berjalan sebesar $ 235 (juta) menambah saldo Laba Ditahan awal
tahun. Pembayaran dividen saham preferen $8 (juta) dan saham biasa $115 (juta)
mengurangi saldo Laba Ditahan. Pada akhir tahun, saldo Laba Ditahan menjadi $
1,532 (juta).

Alpha Products Statement of Retained Earning, Dec 31, 2003


Tabel 2-3 : ($millions)

Retained Earning Balance (Jan 1, 03) $1,420


Plus: Net Profit After
Taxes (for 2003) $235
Less Cash Dividend :
Preferred Stock $8
Common Stock $115
Total Dividend Paid ($123)
Retained Earning Balance (Dec 31, 03) $1,532

4. Laporan Arus Kas


Laporan Arus Kas merupakan ringkasan arus kas selama satu periode. Laporan
ini menunjukkan perubahan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi, investasi
dan financial sehingga posisi/saldo kas berubah.
Tabel 2-4 adalah Laporan Arus Kas Alpha Products tahun 2003. Pada tahun
berjalan perusahaan menghasilkan kas dari kegiatan operasi sebesar ($5 juta). Kas
yang berasal dari kegiatan investasi ($ 460 juta) dan kas yang berasal dari kegiatan
financing/ pendanaan sebesar $325 juta. Dari sini terlihat bahwa perusahaan banyak
menggunakan kas sehingga terjadi penurunan kas (nilai kas minus). Kegiatan
financing yang ada tidak mencukupi dan tidak dapat menutup kebutuhan kas sehingga
terjadi penurunan kas (net decrease in cash and marketable securities).
Alpha Products Statement of Cash Flows for 2003
Tabel 2-4 : ($millions)
Operating Activities :
Net Income $235
Additions (Sources of Cash)
Depreciation $200
Increase in Account Payables $60
Increase in Accruals $20
Subtractions (uses of Cash)
Increase in Account Receivables ($120)
Increase in Inventories ($400)
Net Cash Provided by Operating Activities ($5)
Investment Activities :
Cash used to acquired fixed assets ($460)
Financing Activities :
Increase in Notes Payable $100
Increase in Bonds $348
Dividend Payment ($123)
Net Cash Provided by Financing Activities $325
Net Decrease in cash and marketable securities ($140)
a. Contoh menghitung Laporan keuangan dengan rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas,
Profitabilitas dan Rentabilitas
Laporan rugi laba PT. Abadi Djaya Tbk
AKHIR TAHUN
2001 2002
Penjualan 3.405 3.100
Harga pokok barang dijual 2.041 1.900
Laba kotor 1.364 1.200
Biaya pemasaran adm dan 812 780
umum 552 420
Laba sebelum bunga dan 31 39
pajak
Biaya bunga 521 381
Laba sebelum pajak 193 141
Laba setelah pajak 328 240
Deviden 10 10
Laba untuk saham biasa 318 230
Alokasi laba ditahan 291 200
Dividen 27 30

Neraca PT Abadi Djaya Tbk


Utang & modal
Aktiva 2001 2000 2001 2000
pemilik
Aktiva lancar Utang lancar
Kas & Surat berharga 260 120 Utang dagang 109 301
Piutang dagang 596 522 Utang bank 136 166
Persediaan 471 587 Utang akrual 176 148
Lain-lain 61 52 Total utang lancar 421 615
Total 1.388 1.281 Utang jk panjang & 120 61
lain-lain
Aktiva tetap Total utang 541 676
Gedung,tanah & 498 398 Saham priferen
perlengkapan Saham biasa 10 10
Capital again 87 80
Akumulasi Defresiaisi (152) (105) Laba ditahan 1235 944
Lain-lain 139 136 Total modal 1332 1034
total 485 429 pemilik

Total Aktiva 1.873 1.710 1873 1710


Total utang dan
modal pemilik
Analisis Rasio Laporan Keuangan Pada PT Abadi Djaya Tbk

1. RASIO LIKUIDITAS
Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya
yang harus segera dipenuhi dan likuiditas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan
untuk membayar utang-utang jangka pendek yang dimiliki. Dua faktor yang digunakan
dalam rasio untuk mengukur likuditas perusahaan aktiva lancar dan utang lancar, yang
disebut likuid adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dan jika tidak mampu disebut ilikuid.
Suatu keadaan likuid pada perusahaan berarti mengalami kerugian bagi kreditur
dan bagi pihak managemen , Rasio likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada.
a. Current Ratio
Curren ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar , Current
ratio disebut juga working capital ratio :
Contoh : PT Abadi Djaya Tbk
Carrent ratio = Aktiva lancar
utang lancar
2000 = 1281 : 615
= 2.08
2001 = 1388 : 421
= 3.30
setiap Rp 1,- utang lancar dijamin dengan Rp 3.30 aktiva lancar..
Perbedaan rasio lancar antara tahun 2000 dan 2001 terjadi karena peningkatan aktiva
lancar yang pada tahun 2000 sebesar Rp. 1281,- dan pada tahun 2001 sebesar Rp
1388, . serta adanya pengurangan utang lancar yang pada tahun 2000 sebesar Rp.
615 dan pada tahun 2001 sebesar Rp. 421.

2. Cash Ratio (Ratio of immediate solvency)


Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan suratberharga hal yang
menyebabkan laporan keuangan perlu dilihat cash ratio.
Cash Ratio = Kas + surat berharga
Utang lancar
Cash ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka
pendek dengan kas yang ada dan surat berharga yang segera dapat diuangkan.

3. Quitck Ratio (Acid test ratio)


Yang dapat digunakan untuk mendapatkan kepastian yang lebih besar daripada
current ratio dlm mengukur perusahaan adalah quick ratio, dlm quick ratio hanya
menggunakan beberapa elemen aktiva lancar yaitu kas, piutang dan suratberharga :
Quick ratio = Aktiva lancar-Persediaan
Utang lancer

2000 = 1281 – 587


615
= 1.13
2001 = 1.388 – 471
421
= 2.18
Jadi setiap Rp 1,- utang lancar dijamin oleh RP 2.18 aktiva lancar di luar persediaan

4. Net Working Capital To Total Asset Ratio


Aktiva lancar adalah aktiva yang oleh perusahaan diharapkan dapat berubah menjadi
kas dlm jangka pendek, utang lancar adalah semua kewajiban perusahaan yang
jangka pendek harus dipenuhi. perbedaan antara utang lancar disebut Net working
capital to asset ratio dan ini digunakan untuk menentukan kebijakan investasi dan
dana yang diperoleh.
Net working capital to total asset rati = Aktiva lancar-utang lancar
Aktiva tetap
2000 = 1281 – 615
1710
= 0.39
2001 = 1.388 - 421
1.873
= 0,52
2. RASIO LEVERAGE
Rasio leverage yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan
hutang. Rasio-Rasio leverage dihitung dengan dua cara : pertama, risiko utang diukur
dari sudut laporan rugi laba. kedua, data neraca diamati dan digunakan untuk dapat
mengetahui jumlah dana dan proporsi pinjaman yang digunakan perusahaan.
a. Total Debt to Total Capital Asset Ratio (DAR)
Rasio ini membandingkan antara jumlah total utang dengan aktiva total yang
dimiliki prusahaan. Biasanya para kreditur lebih menyukai rasio utang yang
rendah karena semakin rendah rasio utang dari perusahaan yang diberi kerdit
akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur diwaktu likuiditas.
Debt Rasio = Total Utang
Total Aktiva
2000 = 676 / 1710
= 0.39
2001 = 541 / 1.873
= 0.29
Dari hasil perhitungan diatas pada tahun 2000 diperoleh debt ratio sebesar 0.39
yang artinya adalah prosentasi aktiva didanai dari hutang sebesar 39%,
sedangakn untuk tahun 2001 diperoleh debt ratio sebesar 0.29 yang artinya adalah
prosentasi aktiva yang didanai dari hutang sebesar 29%. Terjadinya penurunan
debt ratio menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin meningkat dengan
semakin menurunnya hutang dalam pendanaan akitiva.

b. Total Debt to Equity Ratio (DER)


Rasio ini membandingkan total utang dengan total modal pemilik (ekuitas) digunakan
untuk mengetahui berapa bagian modal pemilik yang digunakan untuk menjamin
utang lebih besar dibandingkan dengan modal pemilik.
Debt to equity ratio = Total Utang
Modal pemilik
2000 = 676 / 1034
= 0.65
2001 = 541 / 1332
= 0.41
Ini menunjukkan setiap Rp 1,- Modal pemilik menjamin utang sebesar Rp 0.41

3. RASIO AKTIVITAS
Rasio aktvitas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh
efektivitas penggunaan dana yang digunakan perusahaan.
a. Receivables Turnover (Perputaran Piutang)
Receivables ini adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan
piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk
menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode
tertentu.
Perputaran piutang = Jumlah Penjualan kredit
Jumlah Piutang
2000 = 3100 : 522
= 5.9 x

2001 = 3405 : 596


= 5.7 x

b. Average Collection Periode


Average collection periode / rata-rata periode pengumpulan piutang digunakan untuk
menghitung waktu atau hari rata-rata dana tertanam dalam piutang.
Average collection periode = Jumlah piutang x 365
Jumlah penjualan kredit
2000 = 522 : 3100 x 365
= 62 hari
2001 = 596 : 3405 x 365
= 64 hari

c. Rasio perputaran aktiva tetap (Fixed assets turnover ratio)


Rasio perputaran aktiva tetap = Penjualan
Aktiva tetap bersih
2000 = 3100 : 429
= 7.23
2001 = 3405 : 485
= 7.02
Dari perhitungan diatas pada tahun 2000 diperoleh fixed assets turnover ratio
sebesar 7.23 artinya dalam tahun tersebut aktiva tetap menghasilkan penjualan 7.23
X. sedangkan untuk tahun 2001 diperoleh fixed assets turnover ratio sebesar 7.02
artinya dalam tahun tersebut aktiva tetap menghasilkan penjualan sebesar 7.02 X.

d. Rasio perputaran total aktiva (Total assets turnover ratio)


Rasio perputara total aktiva = Penjualan / Total aktiva
2000 = 3100 : 1710
= 1.81
2001 = 3405 :1873
= 1.82
Dari perhitungan diatas pada tahun 2000 dapat diperoleh total assets turnover ratio
sebesar 1.81 artinya dalam tahun tersebut aktiva menghasilkan penjualan 1.81 X,
sedangkan pada tahun 2006 diperoleh total assets turnover ratio sebesar 1.82 artinya
pada tahun tersebut aktiva menghasilkan penjualan 1.82 X.

4. RASIO PROFITABILITAS
Rasio profitabilitas menunjukan hasil akhir yang telah dicapai dari berbagai kebijakan
dan keputusan yang telah diambil.
a. Gross Profit margin
Merupakan perbandingan antara laba dan penjualan bersih, rasio ini menunjukan
berapa bagian dari penjualan yang merupakan laba kotor.
Gross Profit Margin = Laba kotor x 100%
Penjualan bersih
2000 = 1200 : 3100 x 100%
= 39%
2001 = 1364 :3405 x 100%
= 40%
*laba kotor= penjualan bersih-harga pokok barang jual

b. Operating income Ratio (Operating profit margin)


Rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak dan penjualan bersih.
Perating income ratio = Laba sebelum bunga dan pajak x 100%
Penjualan bersih
2000 =39 : 3100 x 100%
= 1.3%
2001 = 31 : 3405 x 100%
= 0.9%
c. Operating Ratio
Merupakan rasio yang membandingkan antara semua biaya operasi (Harga pokok
penjualan + Biaya pemasaran + Biaya adm) rasio ini menunjukan berapa bagian biaya
yang digunaka untuk biaya operasi.
Operating ratio = Biaya operasi x 100
Penjualan bersih
2000 = 2680 : 3100 x 100%
= 86%
2001 = 2853 : 3405 x 100%
= 84%
d. Net Profit Margin
Adalah ratio yang membandingkan antara laba setelah pajak dan penjualan bersih
untuk menunjukan berapa besar bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba
setelah bunga dan pajak.
Net Profit Margin = Laba setelah pajak x100%
Penjualan bersih
2000 = (240 : 3100) x 100%
=8%
2001 = (328 : 3405) x 100%
= 10%
Dari perhitungan diatas pada tahun 2000 diperoleh net profit margin sebesar 8% dan
pada tahun 2001 sebesar 10 % yang artinya margin laba atas pada perusahaan PT
Abadi Djaya mengalami peningkatan. Dapat dikatakan bahwa kinerja dalam
menghasilkan margin atas laba penjualan sangat baik.

e. Tingkat pengembalian laba atas total aktiva (return on total asset)


ROA = laba bersih sesudah pajak x 100%
Total aktiva
2000 = (240 : 1.710) x 100%
= 14 %
2001 = (328 : 1.873) x 100%
= 18 %
Dari perhitungan diatas,pada tahun 2000 diperoleh return on total assets sebesar 14%
dan pada tahun 2001 sebesar 18%. hal ini menunjukkan tingkat pengembalian laba
atas total aktiva pada perusahaan PT Abadi Djaya meningkat dengan kata lain
perusahaan mampu menghasilkan laba yang dapat meningkatkan jumlah aktiva
perusahaan.

f. Tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa (return on common equity)


ROE = Laba bersih sesudah pajak x 100%
Modal sendiri
2000 = (240 : 1034) x 100%
= 23 %
2001 = (328 : 1332) x 100%
= 25 %
Dari perhitungan diatas, pada tahun 2000 diperoleh return on common equity
sebesar 23% dan pada tahun 2001 sebesar 25%. hal ini menunjukkan bahwa
profitabilitas perusahaan mengalami peningkatan dalam pengembalian modal.

5. RASIO RENTABILITAS
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva
atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Adapun cara penilaian Rentabilitas adalah :
a. Rasio Laba Usaha dengan Aktiva Usaha (Ratio Operating Income dengan Operating
Assets)
Profitability suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara
keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan
kekayaan atau assets yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut
(operating assets). Yang dimaksud dengan operating assets adalah semua aktiva
kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam
kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok
perusahaan.
LabaUsaha
Rumus perhitungannya adalah =
Aktiva Usaha
2000 = 1200 : 1710
= 0,7
2001 = 1364 : 1710
= 0,8

b. Perputaran Aktiva Usaha ( Operating Assets Turnover)


Rasio ini menunjukkan seberapa jauh aktiva telah dipergunakan di dalam kegiatan
perusahaan atau menunjukkan berapa kali operating assets berputar dalam suatu
periode tertentu, biasanya satu tahun.
Penjualan
Rumus ratio Perputaran Aktiva Usaha =
Aktiva Usaha
2000 = 3100 : 1710
=1,81
2001 = 3405 : 1710
=2

c. Rasio Laba Kotor atas Penjualan (Gross Profit Margin on Sales)


Rasio ini mengukur tingkat profitabilitas produk sebelum dibebani oleh biaya-biaya
yang lain. Perubahan rasio laba kotor bisa saja terjadi karena perubahan dalam
kebijaksanaan penjualan, misalnya tingkat potongan atau adanya produk baru.
Laba Kotor
Rumus perhitungannya =
Penjualan
2000 = 1200 : 3100
= 0,38
2001 = 1364 : 3100
= 0,44

d. Rasio Laba Usaha atas Penjualan (Operating Margin Ratio)


Laba usaha (laba operasi) adalah laba dari kegiatan utama perusahaan. Oleh karena
itu sudah seharusnya laba ini memberikan hasil lebih besar dibanding dari laba yang
bukan utama.
LabaUsaha
Rumus perhitungannya =
Penjualan
2000 = 1200 : 3100
= 0,38
2001 = 1364 : 3405
= 0,4

e. Rasio Laba Bersih atas Penjualan (Net Margin Ratio)


Rasio ini mengukur hasil akhir dari kegiatan operasi perusahaan. Selisih laba bersih
dengan rasio laba usaha dapat mencerminkan berapa beban yan ditanggung
perusahaan untuk biaya-biaya non operasional.
Laba Bersih
Rumus perhitungannya =
Penjualan
2000 = 240 : 3100
= 0,07
2001 =328 : 3405
= 0,096

f. Operating Ratio
Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio yang
tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah
penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil.
Harga Pokok + Biaya Operasi
Operating Ratio =
Penjualan
2000 = (2041 + 1331) : 3100
= 1,08
2001 = (1900 + 1161) : 3405
= 0,9
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ) ( 2002 ). Standar keuangan . jakarta :salemba empat.

S. Munawir ( 2000 ). Analisis Laporan Keuanga. Edisi 4 Yogyakarta :Penerbit Liberty.

Anda mungkin juga menyukai