Disusun Oleh :
SUDIRMAN
1451055
SEMESTER VI
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Neraca
3.1 Kesimpulan
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami menyampaikan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Karena, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas makalah yang saya buat
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami tujukan untuk semua pihak yang
telah mendukung dan memberi bantuan dalam kegiatan penulisan makalah ini.
Walaupun makalah ini sudah saya susun dengan sebaik-baik bentuk, tentu masih
banyak kekurangannya sebagaimana pepatah mengatakan, “Tak ada gading yang
tak retak”. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, dengan harapan semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada kita
semua. Amin…
Sudirman
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk mengetahui kinerja
perusahaan dalam suatu periode. Secara umum dikatakan bahwa laporan
keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaaan pada
saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Maksud dari laporan keuangan yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini adalah merupakan kondisi keuangan perusahaan terkini.
Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal
tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya
laporan keuangan dibuat perperiode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk
kepentingan intern perusahaan. Adapun untuk laporan lebih luas dilakukan 1
tahun sekali. Disamping itu dengan adanya laporan keuangan, kita akan
mengetahui posisi perusahaan terkini setelah menganaisis laporan keuangan
tersebut tentunya.
Inti dari laporan keuangan adalah menggambarkan pos-pos keuangan
perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam perusahaan kita
mengenal beberapa macam laporan keuangan seperti:
1. Neraca, merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban
(utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Artinya
dari suatu neraca akan tergambar berapa jumlah harta, kewajiban, dan modal
suatu perusahaan.
2. Laporan laba rugi, menunjukkan kondisi usaha suatu perusahaan dalam periode
tertentu. Artinya, laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi atau
periode tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan (penjualan) dan
biaya yang telah dikeluarkan, sehingga dapat diketahui, perusahaan dalam
keadaan laba atau rugi.
3. Laporan perubahan modal, merupakan laporan yang menggambarkan jumlah
modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Kemudian laporan ini juga menunjukkan
perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal
4. Laporan catatan atas laporan, keuangan merupakan laporan yang dibuat
berkaitan dengan laporan keungan yang disajikan. Laporan ini memberikan
informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang
ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya. Tujuannya agar pengguna
laporan keuangan menjadi jelas akan data yang disajikan.
5. Laporan arus kas, merupakan laporan yang menunjukkan arus kas yang masuk
dan arus kas yang keluar diperusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau
pinjaman dari pihak lain. Adapun arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang
telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat
untuk periode tertentu.
2.2 Neraca
Jenis laporan keuangan lainnya selain neraca adalah laporan laba rugi.
Berbeda dengan neraca yang melaporkan informasi tentang | kekayaan, utang
dan modal, maka laporan laba rugi memberikan informasi tentang hasil-hasil
usaha yang diperoleh perusahaan. Laporan laba rugi juga berisi jumlah
pendapatan yang diperoleh dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain,
laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau
penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam
suatu periode tertentu.
Laporan laba rugi memuat jenis-jenis pendapatan yang diperoleh
perusahaan di samping jumlahnya (nilai uangnya) dalam satu periode. Kemudian
melaporkan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan berikut jumlahnya (nilai uangnya)
dalam periode yang sama. Dari jumlah pendapatan dan biaya ini akan terdapat
selisih, jika dikurangkan. Selisih dari jumlah pendapatan dan biaya ini kita sebut
laba atau rugi. jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, maka
dikatakan perusahaan dalam kondisi laba (untung), namun jika sebaliknya, jika
jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya, maka dikatakan perusahaan
dalam kondisi rugi. Komponen lainnya yang ada dalam laporan laba rugi adalah
pajak dan laba per lembar saham.
Pengertian laporan laba rugi menurut James C. van Horne merupakan
ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu diakhiri
dengan laba atau rugi pada periode tersebut. Laporan laba rugi terdiri dari
penghasilan dan biaya perusahaan pada periode tertentu, biasanya untuk 1 tahun
atau tiap semester 6 bulan atau 3 bulan.
Analisis laporan keuangan tidak akan berarti jika tidak ada angka pembandingnya.
Data pembanding untuk rasio keuangan mutlak ada, sehingga dapat dilakukan
perhitungan terhadap rasio yang dipilih. Dengan adanya data pembanding kita
dapat melihat perbedaan angka-angka yang ditonjolkan, apakah mengalami
peningkatan dari periode sebelumnya. Dengan kata lain laporan keuangan
tersebut memiliki makna tertentu jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Jumlah data pembanding yang dibutuhkan tergantung dari tujuan analisis itu
sendiri. Artinya jika data pembanding lebih banyak, maka makin banyak yang
dapat diketahui. Adapun data pembanding yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut:
1. Angka-angka yang ada dalam tiap komponen laporan keuangan, misalnya
total aktiva lancar dengan utang lancar, total aktiva dengan total utang,
atau tingkat penjualan dengan laba dan seterusnya.
2. Angka-angka yang ada dalam tiap jenis laporan keuangan, misalnya total
aktiva di neraca dengan penjualan di laporan laba rugi.
3. Tahun masing-masing laporan keuangan untuk beberapa periode, misalnya
tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2007 dan tahun 2008.
4. Target rasio yang telah dianggarkan dan ditetapkan perusahaan sebagai
pedoman pencapaian tujuan.
5. Standar industri yang digunakan untuk industri yang sama, misalnya
tingkatCapital Adequacy Ratio (CAR) untuk dunia perbankan, atau % laba
atas penjualan tertentu.
6. Rasio keuangan pesaing pada usaha yang sejenis yang terdekat, hal ini
digunakan sebagai bahan acuan untuk menilai rasio keuangan yang kita
peroleh di samping standar industri yang ada.
Angka-angka pembanding ini dapat kita ambil dari laporan keuangan yang
dibuat atau dari sumber lainnya. Kemudian untuk target masing-masing rasio
sudah ditentukan sebelumnya. Adapun rasio dari rata-rata industri dapat
diperoleh dari lembaga yang berwenang mengeluarkannya.
2.7 Keterbatasan Rasio Keuangan
3.1 Kesimpulan
Saran
Saran kami, sebuah perusahaan harus menggunakan analisis laporan keuangan
dalam sistem operasional perusahaannya, dan juga perusahaan tersebut harus
memilih seorang analis yang mampu untuk menganalisis data perusahaan
sehingga dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan atau akan memperoleh
hasil yang memuaskan.