Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Disusun Oleh :

SUDIRMAN

1451055

SEMESTER VI

Fakultas/Jurusan : Ekonomi/ Manajemen


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laporan Keuangan

2.2 Neraca

2.3 Laporan Laba Rugi

2.4 Tujuan Dan Sifat Laporan Keuangan

2.5 Pengertian Rasio Keuangan

2.6 Pembanding Rasio Keuangan

2.7 Keterbatasan Rasio Keuangan

2.8 Hubungan Antar Berbagai Rasio

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami menyampaikan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Karena, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas makalah yang saya buat
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Adapun makalah yang berjudul “Analisa Laporan Keuangan” disusun untuk


memenuhi tugas pada mata kuliah Analisa laparan keuangan, dan mencapai
kompetensi yang diharapkan yaitu mampu Mengetahui Laporan keuangan,
Neraca dan laporan laba rugi.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami tujukan untuk semua pihak yang
telah mendukung dan memberi bantuan dalam kegiatan penulisan makalah ini.

Walaupun makalah ini sudah saya susun dengan sebaik-baik bentuk, tentu masih
banyak kekurangannya sebagaimana pepatah mengatakan, “Tak ada gading yang
tak retak”. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, dengan harapan semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada kita
semua. Amin…

Makassar, 14 Juni 2017

Sudirman
BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan


beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi
kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil
yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena


ingin mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat resiko dan tingkat kesehatan
suatu perusahaan. Analisis semacam ini mengharuskan seorang analis untuk
melakukan beberapa hal :
1. Menentukan dengan jelas tujuan analisis
2. Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan
keuangan
dan rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan tersebut
Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain yang pada umumnya
yang berkaitan dengan perusahaan dan mempengaruhi kesehatan perusahaan.

Sebelum melakukan analisis seorang analis harus memahami ketiga langkah di


atas dan kemudian melakukan analisis dengan menggunakan alat-alat analisis
seperti rasio-rasio keuangan dan rasio-rasio lainnya. Analisis yang biasa dipakai
adalah rasio atau indeks yang merupakan perbandingan diantara data-data
keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan alat utama yang dapat digunakan
dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Laporan Keuangan


2. Neraca
3. Laporan Laba Rugi
4. Tujuan dan Sifat Laporan Keuangan
5. Pengertian Rasio Keuangan
6. Pembanding Rasio Keuangan
7. Keterbatasan Rasio Keuangan
8. Hubungan Antar Berbagai Resiko

1.3 Tujuan Penulisan

Mengetahui pengertian laporan keuangan serta bagian-bagian yang ada


didalamnya, sehingga dapat dipahami dengan mudah dan jelas.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk mengetahui kinerja
perusahaan dalam suatu periode. Secara umum dikatakan bahwa laporan
keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaaan pada
saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Maksud dari laporan keuangan yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini adalah merupakan kondisi keuangan perusahaan terkini.
Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal
tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya
laporan keuangan dibuat perperiode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk
kepentingan intern perusahaan. Adapun untuk laporan lebih luas dilakukan 1
tahun sekali. Disamping itu dengan adanya laporan keuangan, kita akan
mengetahui posisi perusahaan terkini setelah menganaisis laporan keuangan
tersebut tentunya.
Inti dari laporan keuangan adalah menggambarkan pos-pos keuangan
perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam perusahaan kita
mengenal beberapa macam laporan keuangan seperti:
1. Neraca, merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban
(utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Artinya
dari suatu neraca akan tergambar berapa jumlah harta, kewajiban, dan modal
suatu perusahaan.
2. Laporan laba rugi, menunjukkan kondisi usaha suatu perusahaan dalam periode
tertentu. Artinya, laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi atau
periode tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan (penjualan) dan
biaya yang telah dikeluarkan, sehingga dapat diketahui, perusahaan dalam
keadaan laba atau rugi.
3. Laporan perubahan modal, merupakan laporan yang menggambarkan jumlah
modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Kemudian laporan ini juga menunjukkan
perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal
4. Laporan catatan atas laporan, keuangan merupakan laporan yang dibuat
berkaitan dengan laporan keungan yang disajikan. Laporan ini memberikan
informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang
ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya. Tujuannya agar pengguna
laporan keuangan menjadi jelas akan data yang disajikan.
5. Laporan arus kas, merupakan laporan yang menunjukkan arus kas yang masuk
dan arus kas yang keluar diperusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau
pinjaman dari pihak lain. Adapun arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang
telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat
untuk periode tertentu.

2.2 Neraca

Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting bagi


perusahaan. Setiap perusahaan diharuskan utnuk menyajikan laporan keuangan
dalam bentuk neraca.
Pengertian neraca menurut James C. Van Horne adalah ringkasan posisi keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu yang menujukkan total aktiva dengan total
kewajiban ditambah total ekuitas pemilik.
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa neraca merupakan ringkasan
laporan keuangan, artinya laporan keuangan disusun secara garis besarnya dan
tidak mendetail. Kemudian neraca juga menujukkan posisi keuangan berupa
aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) pada saat
tertentu.
Didalam neraca ada beberapa komponen dari aktiva, kewajiban, dan modal
adalah sebagai berikut:
Aktiva, merupakan harta atau kekayaan aset yang dimiliki oleh perusahaan,
baik pada saat tertentu. Klasifikasi aktiva terdiri dari aktiva lancar, tetap dan
aktiva lainnya.
1. Aktiva lancer
2. Aktiva tetap
3. Aktiva lainnya
4. Utang Lancar
5. Utang jangka panjang
6. Kas
7. Bank
8. Surat-surat Berharga
9. Piutang
10.Sediaan
11.Penghasilan atau Pendapatan yang masih harus diterima
12.Biaya yang dibayar dimuka
13.Utang lancer
14.Utang dagang
15.Utang bank
16.Utang wesel
17.Utang pajak
18.Biaya yang masih harus dibayar
19.Penghasilan yang diterima dimuka
20.Utang jangka panjang yang hampir jatuh tempo
21.Utang jangka panjang
22.Obligasi
23.Hipotek
24.Modal
25.Modal setor
26.Laba ditahan(laba yang belum dibagi)
27.Cadangan laba

2.3 Laporan Laba Rugi

Jenis laporan keuangan lainnya selain neraca adalah laporan laba rugi.
Berbeda dengan neraca yang melaporkan informasi tentang | kekayaan, utang
dan modal, maka laporan laba rugi memberikan informasi tentang hasil-hasil
usaha yang diperoleh perusahaan. Laporan laba rugi juga berisi jumlah
pendapatan yang diperoleh dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain,
laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau
penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam
suatu periode tertentu.
Laporan laba rugi memuat jenis-jenis pendapatan yang diperoleh
perusahaan di samping jumlahnya (nilai uangnya) dalam satu periode. Kemudian
melaporkan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan berikut jumlahnya (nilai uangnya)
dalam periode yang sama. Dari jumlah pendapatan dan biaya ini akan terdapat
selisih, jika dikurangkan. Selisih dari jumlah pendapatan dan biaya ini kita sebut
laba atau rugi. jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, maka
dikatakan perusahaan dalam kondisi laba (untung), namun jika sebaliknya, jika
jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya, maka dikatakan perusahaan
dalam kondisi rugi. Komponen lainnya yang ada dalam laporan laba rugi adalah
pajak dan laba per lembar saham.
Pengertian laporan laba rugi menurut James C. van Horne merupakan
ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu diakhiri
dengan laba atau rugi pada periode tersebut. Laporan laba rugi terdiri dari
penghasilan dan biaya perusahaan pada periode tertentu, biasanya untuk 1 tahun
atau tiap semester 6 bulan atau 3 bulan.

2.4 Tujuan dan Sifat Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan


dan kinerja keuangan dari suatu entitas syariah. Tujuan laporan keuangan untuk
tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan
arus kas entitas syariah yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan. Laporan keuangan tentunya sangat penting dalam rangka membuat
keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban
(steward-ship) manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka.
Tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi,
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomik. Beberapa tujuan lainnya adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan
kegiatan usaha.
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi
aset, liabilitas, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip
syariah bila ada dan bagaimana perolehan dan penggunaannya.
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas
syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya
pada tingkat keuntungan yang layak.
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam
modal dan pemilik dana syirkah temporer; dan informasi mengenai
pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas syariah termasuk
pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
Laporan keuangan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bersama
sebagai pengguna laporan keuangan, serta dapat digunakan sebagai bentuk
laporan dan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai
pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Secara umum laporan
keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan,
baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga
dapat disusun secara mendadak untuk kebutuhan perusahaan maupun secara
berkala (rutin). Yang jelas bahwa laporan keuangan mampu memberikan
informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki
kepentingan terhadap perusahaan. Berikut ini, beberapa tujuan pembuatan atau
penyusunan laporan keuangan yaitu:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh
pada suatu periode tertentu
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi terhadap aktiva,
pasiva, dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu
periode.
7. Memberikan informasi tentang catatan atas laporan keuangan dan informasi
keuangan lainnya

Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, maka akan


dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian
laporan keuangan tidak hanya sekedar cukup dibaca saja, akan tetapi juga harus
dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya
d.engan melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim
dilakukan.
Di samping memiliki tujuan seperti yang telah dikemukakan di atas, laporan
keuangan juga memiliki sifat tertentu. Demikian pula dengan pencatatan yang
dilakukan dalam menyusunan laporan keuangan harus dilakukan dengan kaidah-
kaidah yang berlaku. Dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat:[9]
1. Bersifat historis.
2. Menyeluruh.
Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari
data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya, laporan
keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua atau beberapa tahun ke
belakang (tahun atau periode sebelumnya).
Bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap
mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian (tidak lengkap),
tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu
perusahaan.
Selanjutnya data masa lalu perusahaan yang ditampilkan dalam laporan
keuangan merupakan kombinasi dari:
1. Fakta yang telah dicatat.
2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi.
3. Pendapat pribadi.
Fakta yang telah dicatat, artinya laporan keuangan disusun atau dibuat
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya atau fakta dari catatan akuntansi.
Kemudian yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam
akuntansi, artinya pencatatan yang terjadi dalam laporan keuangan jelas
didasarkan kepada prosedur atau anggapan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi.
Pendapat pribadi, artinya walaupun pencatatan akuntansi dalam laporan
keuangan didasarkan kepada dalil-dalil tertentu, namun penggunaan dari dasar
dalil tersebut tergantung dari pendapat manajemen.

2.5 Pengertian Rasio Keuangan

Sudah menjadi kebiasaan bahwa pada akhir suatu periode setiap


perusahaan akan melihat kinerja perusahaan yang dijalankan oleh
manajemennya. Salah satu cara yang terpenting untuk melihat kinerja
manajemen adalah dari laporan keuangan yang telah disusun pada periode yang
bersangkutan. Ukuran apakah manajemen berhasil atau tidak dalam
meningkatkan kinerja, maka terlebih dahulu laporan keuangan tersebut haruslah
dianalisis yang kita kenal dengan nama analisis laporan keuangan.
Dalam laporan keuangan akan terlihat aktivitas yang sudah dilakukan
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang rupiah maupun dalam
mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang
berarti jika hanya dilihat satu sisi saja. Artinya, jika hanya dengan melihat apa
adanya. Angka-angka ini akan menjadi lebih berarti, apabila dapat kita
bandingkan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Caranya dengan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan atau antar
laporan keuangan. Setelah melakukan perbandingan dapat disimpulkan posisi
keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat
menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan ini kita kenal
dengan nama analisis rasio keuangan.
Menurut James C. van Horne, rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan | membagi satu
angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan
kelihatan kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
Jadi, rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan
angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan
komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada di antara
laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-
angka dalam satu periode maupun beberapa periode.
Dalam praktiknya analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat
digolongkan menjadi:
1. Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari
neraca.
2. Rasio laporan laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya
bersumber dari laporan laba rugi.
3. Rasio antar laporan, yaitu membandingkan angka -angka dari dua sumber
(data campuran) baik yang ada di neraca, maupun dari di laporan laba rugi.

Penyajian laporan keuangan secara khusus, merupakan salah satu tanggung


jawab manajer keuangan. Hal ini sesuai dengan fungsi manajer keuangan, yaitu
merencanakan, mencari, memanfaatkan dana-dana perusahaan, dan
memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan kata lain, bahwa tugas seorang
manajer keuangan adalah mencari dana dari berbagai sumber dan membuat
keputusan tentang sumber dana yang harus dipilih. Di samping itu, tugas seorang
manajer keuangan juga harus mampu mengalokasikan atau menggunakan dana
secara tepat dan benar.

2.6 Pembanding Rasio Keuangan

Analisis laporan keuangan tidak akan berarti jika tidak ada angka pembandingnya.
Data pembanding untuk rasio keuangan mutlak ada, sehingga dapat dilakukan
perhitungan terhadap rasio yang dipilih. Dengan adanya data pembanding kita
dapat melihat perbedaan angka-angka yang ditonjolkan, apakah mengalami
peningkatan dari periode sebelumnya. Dengan kata lain laporan keuangan
tersebut memiliki makna tertentu jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Jumlah data pembanding yang dibutuhkan tergantung dari tujuan analisis itu
sendiri. Artinya jika data pembanding lebih banyak, maka makin banyak yang
dapat diketahui. Adapun data pembanding yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut:
1. Angka-angka yang ada dalam tiap komponen laporan keuangan, misalnya
total aktiva lancar dengan utang lancar, total aktiva dengan total utang,
atau tingkat penjualan dengan laba dan seterusnya.
2. Angka-angka yang ada dalam tiap jenis laporan keuangan, misalnya total
aktiva di neraca dengan penjualan di laporan laba rugi.
3. Tahun masing-masing laporan keuangan untuk beberapa periode, misalnya
tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2007 dan tahun 2008.
4. Target rasio yang telah dianggarkan dan ditetapkan perusahaan sebagai
pedoman pencapaian tujuan.
5. Standar industri yang digunakan untuk industri yang sama, misalnya
tingkatCapital Adequacy Ratio (CAR) untuk dunia perbankan, atau % laba
atas penjualan tertentu.
6. Rasio keuangan pesaing pada usaha yang sejenis yang terdekat, hal ini
digunakan sebagai bahan acuan untuk menilai rasio keuangan yang kita
peroleh di samping standar industri yang ada.

Angka-angka pembanding ini dapat kita ambil dari laporan keuangan yang
dibuat atau dari sumber lainnya. Kemudian untuk target masing-masing rasio
sudah ditentukan sebelumnya. Adapun rasio dari rata-rata industri dapat
diperoleh dari lembaga yang berwenang mengeluarkannya.
2.7 Keterbatasan Rasio Keuangan

Dalam praktiknya walaupun rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi


dan kegunaan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan,
bukan berarti rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin 100% kondisi
dan posisi keuangan yang sesungguhnya. Artinya, kondisi sesungguhnya belum
tentu terjadi seperti hasil perhitungan yang kita buat, Memang dengan hasil rasio
yang diperoleh, paling tidak kita mendapatkan bayangan yang seolah-olah
sesungguhnya yang terjadi. Mengapa hal ini terjadi? Ini semua dikarenakan rasio-
rasio keuangan yang digunakan memiliki banyak kelemahan.
J. Fred Weston, menyebutkan kelemahan dari rasio keuangan adalah
sebagai berikut:
1. Data keuangan disusun dari data akuntasi, di mana data tersebut
ditafsirkan dengan berbagai macam cara, misalnya masing-masing
perusahaan menggunakan: 1. Metode penyusutan yang berbeda untuk
menentukan nilai penyusutan terhadap aktivanya, sehingga menghasilkan
nilai penyusutan setiap periode juga berbeda. 2. Penilaian sediaan yang
berbeda, masing-masing perusahaan menggunakan metode penilaian
sediaan yang berbeda.
2. Prosedur pelaporan yang berbeda, mengakibatkan laba yang dilaporkan
berbeda pula, dapat naik, dapat pula turun tergantung prosedur pelaporan
keuangan tersebut.
3. Adanya manipulasi data, artinya dalam menyusun data, pihak penyusun
tidak jujur dalam memasukkan angka-angka ke laporan keuangan yang
mereka buat Akibatnya hasil perhitungan rasio keuangan tidak
menunjukkan hasil yang sesungguhnya.
4. Perlakuan pengeluaran untuk biaya-biaya antara satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya berbeda. Misalnya, biaya riset dan pengembangan,
biaya perencanaan pensiun, merger, jaminan kualitas pada barang jadi, dan
cadangan kredit macet.
5. Jika menggunakan tahun fiskal yang berbeda, artinya tahun fiskal yang-
digunakan dapat berbeda-beda dan menghasilkan perbedaan.
6. Pengaruh musiman mengakibatkan rasio komperatif akan ikut
berpengaruh.
7. Kesamaaan rasio keuangan yang telah dibuat dengan standar industri
belum menjamin perusahaan berjalan normal dan telah dikelola dengan
baik.

Berikut ini beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki


perusahaan, yaitu:
1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis) di mana
data-data yang diambil dari data masa lalu.
2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan hanya
untuk pihak tertentu saja.
3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran dan pertimbangan tertentu.
4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi
ketidakpastian. Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan
selalu dihitung kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya
dihitung dari yang paling rendah.
5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi
dalam memandang peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.

Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan


secara langsung, karena hal ini memang harus dilakukan agar dapat menunjukkan
kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahan berbagai kondisi dari
berbagai sektor terus terjadi. Artinya selama laporan keuangan disusun sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan, maka inilah yang dianggap telah memenuhi
syarat sebagai suatu laporan keuangan.

2.8 Hubungan Antar Berbagai Rasio

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa rasio laporan keuangan memiliki


hubungan tersendiri antara rasio. Hubungan ini bisa hubungan rasio antara
laporan keuangan yang satu dengan yang lain atau hubungan dalam komponen
dalam satu laporan keuangan. Hubungan tersebut dapat bersifat positif maupun
negatif tergantung rasio keuangannya.
Sebagai contoh hubungan antar berbagai rasio keuangan, yaitu:
1. Hubungan antar-rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri.
2. Hubungan antara rasio utang dengan rentabilitas modal sendiri
Misalnya, hubungan antara rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal
sendiri bersifat positif. Makin besar rentabilitas ekonomi akan berakibat besar
pula rentabilitas modal sendiri, tentu saja dengan asumsi ceteris paribus yaitu
faktor-faktor lain tidak berubah, seperti bunga, pajak, dan rasio utang-modal
sendiri.
Kemudian dapat dikatakan pula bahwa hubungan rentabilitas ekonomi
dengan rentabilitas modal sendiri pada berbagai tingkat pengguna modal asing
cukup berpengaruh. Misalnya, makin tinggi rentabilitas ekonomi (bunga tetap),
penggunaan modal asing yang lebih besar akan berpengaruh terhadap
rentabilitas modal sendiri. Atau dapat pula dikatakan bahwa bertambahnya
penggunaan modal asing yang lebih besar akan memengaruhi kenaikan
rentabilitas modal sendiri, demikian pula sebaliknya. Berbeda dengan hubungan
antara rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri yang selalu bersifat
positif, hubungan antara rasio utang dengan rentabilitas modal sendiri. Hubungan
kedua rasio ini dapat bersifat positif dan bersifat negatif atau bahkan tidak
berpengaruh sama sekali. Dalam praktiknya rentabilitas modal sendiri, selain
dipengaruhi oleh rentabilitas ekonomi, juga dipengaruhi oleh rasio utang.
Pengaruh positif, berarti makin besar rasio utang maka besar pula rasio
modal sendiri, dengan catatan kalau rentabilitas ekonomi misalnya 8% lebih besar
dari tingkat bunga misalnya 7%. Pengaruh negatifnya adalah kalau rentabilitas
ekonomi lebih kecil dari tingkat bunga, akibat membuat rasio utang bertambah
besar dan rasio modal sendiri kecil.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Analisis keuangan sangat penting untuk diterapkan dalam sistem suatu


perusahaan. Karena dengan menggunakan analisis keuangan ini perusahaan
dapat mengetahui keuntungan dan kerugian yang dicapai suatu perusahaan
dalam suatu periode.
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan
beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi
kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil
yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Analisis rasio adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan
laba rugi terhadap satu dengan yang lainnya yang memberikan gambaran tentang
sejarah perusahaan serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu.
Beberapa isu yang harus dipertimbangkan dalam analisis laporan keuangan agar
laporan keuangan bisa diperbandingkan (comparable). Analisis berdasarkan
laporan keuangan yang melibatkan beberapa perbandingan baik terhadap
perusahaan lainnya atau terhadap data pada periode-periode sebelumnya.

Saran
Saran kami, sebuah perusahaan harus menggunakan analisis laporan keuangan
dalam sistem operasional perusahaannya, dan juga perusahaan tersebut harus
memilih seorang analis yang mampu untuk menganalisis data perusahaan
sehingga dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan atau akan memperoleh
hasil yang memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai