Anda di halaman 1dari 22

Tugas 5

Studi Kelayakan Bisnis

Disusun Oleh:

Kelompok III

Febriana Handayani B.231.17.0118

Yashinta Rizki Maulida B.231.17.0136

Kelvin Afrizal Nugroho B.231.17.0146

Aulia Nur Karimah B.231.17.0149

Nanda Aditya Cahyono B.231.17.0154

Wulan Catur P N B.231.17.0159

Diah Retno Ningrum B.231.17.0168

Nanda Triastika B.241.20.0006

UNIVERSITAS SEMARANG

PROGRAM STUDI S1-AKUNTANSI

2020
SOAL UNTUK DISKUSI HAL 144 (6-7)

6. PT Icak-icak bermaksud melakukan investasi dalam angkutan kendaraan mikrolet sebanyak 10


unit. Total investasi senilai 2 miliar rupiah, di mana 200 jutanya merupakan modal kerja. 40%
dari total investasi merupakan modal pinjaman dari BRI dengan suku bunga 10% PA. Umur
ekonomis tiga tahun dan disusutkan dengan metode garis lurus. Pada akhir tahun ke-3 setiap
mikrolet masih laku dijual Rp 50 juta/unit.Pendapatan per tahun diperkirakan 1,2 miliar, 1,8
miliar, dan 2,5 miliar. Adapun biaya yng dikeluarkan per tahun adalah 200 juta, 300 juta, dan
400 juta (belum termasuk depresiasi). Tingkat pengembalian yang diinginkan adalah 16% dan
dikenakan pajak sebesar 30%.

Ditanya:

a. Buat cash flow perusahaan tersebut secara lengkap.


b. Hitung berapa:
1. Payback period (PP)
2. ARR
3. Net present valu (NPV)
4. Internal rate of return (IRR); dan
5. Profibility index (PI).
c. Berika komentar saudara terhadap hasil perhitungan di atas jika PP = 2 tahun, ARR = 23%,
NPV = 500 juta, IRR =17% dan PI = 150%

Jawaban:

Investasi−modalkerja Rp .2 .000.000 .000−Rp. 200.000 .000


Penyusutan = =
UmurEkonomis 3 tahun

= Rp. 600.000.000
1) Untuk Th 1 EAT =Rp. 1.200.000.000–(30%xRp. 1.200.000.000)= Rp. 840.000.000
2) Untuk Th 2 EAT =Rp.1.800.000.000-(30%xRp.1.800.000.000)=Rp. 1.260.000.000
3) Untuk Th3 EAT = Rp. 2.500.000-(30%xRp.2.500.000.000) = Rp. 1.700.000
4) A = P(a/p,I,n) = Rp. 800.000.000 (a/p,0,3)

= Rp. 800.000.000 (0,04211)

= Rp. 321.688.000

a. Tabel cash flow sebagai berikut :


Tahun 1 2 3
EAT Rp 840,000,000.00 Rp 1,260,000,000.00 Rp 175,000,000.00
Pemasukan akhir tahun - - Rp 500,000,000.00
Penyusutan Rp 600,000,000.00 Rp 600,000,000.00 Rp 600,000,000.00
Pengeluaran Rp 200,000,000.00 Rp 300,000,000.00 Rp 400,000,000.00
Annual Rp 321,688,000.00 Rp 321,688,000.00 Rp 321,688,000.00
Kas bersih (Procceed) Rp 918,312,000.00 Rp 1,238,312,000.00 Rp 2,128,312,000.00
Discount Factor (DF) 0,862 0,743 0,641
PV Kas bersih Rp 791,585,000.00 Rp 920,066,000.00 Rp 1,364,248,000.00
Jumlah present value
kas bersih Rp 3,075,899,000.00

b. Perhitungan :
1. Payback period (PP)
Investasi = Rp. 2.000.000.000,-
Kas Bersih tahun 1 = Rp. 918.312.000,-
Rp. 1.081.688.000,-
Kas Bersih Tahun 2 = Rp. 1.238.312.000,-
Kelebihan = Rp. 156.624.000,-
PP tahun 2 = Rp. 1.081.688.00 x 12 bulan
Rp. 1.238.312.000
= 10,48 atau 11 bulan
2. Average rate of return (ARR)
Total EAT
 Rata-rata EAT =
Umur Ekonomis (n)
Rp .840 .000 .000+ Rp.1 .260 .000.000+1.750 .000 .000
=
3
= Rp. 1.283.000.000
investasi
 Rata2 invest =
2
Rp .2 .000.000 .000
=
2
= Rp. 1.000.000.000
Rata−rata EAT
 ARR(%) = x 100 %
Rata−rata investasi
Rp .2 .000.000 .000
= x 100 %
Rp .1 .000.000 .000
= 28,3%
3. Net present Value

T
H EAT Penyusutan Kas bersih DF PV
        16% Kas bersih
Rp 0,86
1 Rp 840,000,000.00 600,000,000.00 Rp 918,312,000.00 2 Rp 791,585,000.00
Rp 0,74
2 Rp 1,260,000,000.00 600,000,000.00 Rp 1,238,312,000.00 3 Rp 920,066,000.00
Rp 0,64
3 Rp 1,750,000,000.00 600,000,000.00 Rp 2,128,312,000.00 1 Rp 1,364,248,000.00

4. Internal Rate of return


IRR = P1-C1 x P2-P1 x C2-C1
Dimana :

bung bung
T a a 60
H kas bersih 60%   %  
    DF PV Kas bersih DF PV Kas bersih
Rp Rp
1 918,312,000.00 0,625 Rp 573,945,000.00 0,645 592,311.00
Rp Rp
2 1,238,312,000.00 0,39 Rp 482,942,000.00 0,416 515,138.00
Rp Rp
3 2,128,312.00 0,244 Rp 519,308,000.00 0,268 570,388.00
Rp
  Total PV Kas bersi Rp 1,576,195,000.00   1,677,836,000.00
Rp
  Total PV Investasi Rp 2,000,000,000.00   2,000,000,000.00
  NPV Rp   Rp
(423,805,000.00) (322,163.00)
P1 =tingkat bunga 1
P2 = Tingkat bunga 2
C1 = NPV 1
C2 =NPV 2
Jika dimasukkan ke dalam rumus :
P1 = 60%
P2 = 55%
C1 = -423.805.000
C2 = -322.163.000
IRR = 60%+423.805.000 X 55%-60% - 322.163.000 + 423.805
IRR = 0,6 + 423.805.000 + -0,05101,642
IRR = 0,6 – 0,0,208
IRR = 0,391= 39,1%

Kesimpulan IRR yang diperoleh = 39,1%dari bunga pinjaman 16 % maka


diterima
5. Profitabilitas Index (PI)
∑ PV Kas bersih
PI =
∑ PV Investasi x100%
3 .075 . 899 . 000
PI = x100%
2. 000 . 000 .000
PI= 153,8%
Kesimpulan : karena PI lebih besar dari 1 maka diterima

No. Alat ukur Hasil pengukuran Keteragan


1 PP 2 tahun 11 bulan Baik
2 ARR 128,33% Baik
Rp
3 NPV 1,075,899,000.00 Baik
4 IRR 39,1% Baik
5 PI 153,8% Baik

c. Kesimpulan
PP = 2 tahun = lebih baik
ARR = 23% = tidak baik
NPV = Rp. 500.000.000
IRR = 17% = cukup baik
PI = 150% =cukup baik

7. Menghitung kelayakan kredit yang akan di berikan berdasarkan :

a. Current Ratio = Aktiva lancar : Utang lancar

2004 = 2.500 : 1.900 = 1,32 kali

2005 = 2.650 : 2.600 = 1.02 kali

2006 = 3.350 : 3.200 = 1,04 kali

Current Assets−Inventory
b. Quick Ratio =
Current liabilities

2.500−700
2004 = = 0.95 kali
1.900

2.650−650
2005 = = 0.77 kali
2.600

3.350−500
2006 = = 0.89 kali
3.200

c. Rata-rata perputaran piutang


2004 = 450:2 = 225
2005 = 600:2 = 300
2006 = 850 :2 = 425
d. Rata-rata perputaran persediaan
2004 = 700:2 = 350
2005 = 650:2 = 325
2006 = 500:2 = 250
Sales
e. Assets Turnover ¿
Total Assets
11.650 .000
2004 = = 1.35 kali
8.650 .000

13.950.000
2005 = = 1.072 kali
13.015.000

14.550.000
2006 = = 0.91 kali
16.000.000

Sales
f. ROI =
Total Assets

1.424 .000
2004 = = 16.5%
8.650 .000

2.160.000
2005 = = 16.6%
13.015.000

1.912.000
2006 = =12 %
16.000.000

Net Profit After Tax


g. Net Profit Margin =
Net Sales

1.424 .000
2004 = = 12.2%
11.650 .000

2.160.000
2005 = = 15.5%
13.950.000

1.912.000
2006 = = 13.1 %
14.550.000

h. Komentar
Current Ratio : Pada tahun 2004 aktiva lancar sebanyak 1,32 kali utang lancar,
2005 aktiva lancar sebanyak 1.02 kali utang lancar, dan tahun 2006 aktiva lancar
sebanyak 1.04 kali utang lancar.
Quick Ratio : Jika rata-rata industri adalah 1 kali, maka rasio perusahaan ini untuk
tahun 2004, 2005 dan 2006 cukup baik, karena mendekati rata-rata industri.
Assets Turnover : Pada tahun 2004 hingga 2006 mengalami penurunan dari tahun
ke tahun.
ROI : rasio perusahaan dari tahun 2004 hingga 2006 masih dibawah rata-rata
industri.
Net Profit Margin : Pada tahun 2004 sebanyak 12.2% , tahun 2005 sebanyak
15.5% dan tahun 2006 sebanyak 13.1%
SOAL UNTUK DISKUSI HAL 144 (1-5)

1. Jelaskan pengertian aspek keuangan dalam kaitannya dengan studi kelayakan bisnis dan
hal-hal apa saja yang perlu disusun dan dinilai dalam aspek ini.
Jawab :
Secara keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti :
1. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh.
2. Kebutuhan biaya investasi.
3. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-
jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi.
4. Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode kedepan.
5. Kriteria penilaian investasi.
6. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.

2. Untuk melakukan suatu investasi dibutuhkan sejumlah dana serta biaya investasi.
Uraikan sumber-sumber dana yang dapat di cari dan biaya investasi apa saja yang perlu
dikeluarkan.
Jawab :
Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada seperti dari modal
sendiri atau dari modal pinjaman atau keduanya. etelah jumlah dana yang dibutuhkan
diketahui, selanjutnya yang perlu ditentukan adalah dalam bentuk apa dana tersebut
didapat, yang jelas, yang akan dipilih adalah sumber dana yang mempunyai biaya paling
rendah dan tidak menimbulkan masalah bagi perusahaan.
Penggunaan kedua jenis modal baik untuk modal investasi maupun untuk modal
kerja jelas berbeda. Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi dua macam, yaitu:
 Modal Asing (Modal Pinjaman)
Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar
perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Perolehan modal asing juga relatif
sulit karena diperlukan syarat-syarat tertentu sesuai dengan kebijakan pemilik dana.
Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang relatif tidak terbatas, artinya
tersedia dalam jumlah banyak. Disamping itu dengan menggunakan modal pinjaman
biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen untuk sungguh-sungguh mengejakan
usaha yang dijalankan.
Sumber dana modal asing dapat diperoleh antara lain dari:
 Pinjaman dari dunia perbankan
 Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan modal ventura, atau lembaga
keuangan lainnya.
 Pinjaman dari perusahaan nonbank
 Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara
mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka. Tertutup artinya hanya dari
kalangan internal pemilik saham sebelumnya, sedangkan terbuka dengan menjual saham
kepada masyarakat luas.
Keuntungan menggunakan modal sendiri untuk membiayai sesuatu usaha adalah
tidak adanya beban bunga seperti modal pinjaman. Perusahaan hanya berkewajiban
membayar deviden.
Perolehan dana dari modal sendiri biasanya berasal dari:
 Setoran dari pemegang saham
 Dari cadangan laba; atau
 Dari laba yang belum dibagi.

3. Setiap usaha yang akan dijalankan perlu dibuatkan proyeksi laporan keuangannya untuk
beberapa periode. Jelasakan apa yang dimaksud dengan proyeksi laporan keungan dan
apa manfaatnya !
Jawab :
Proyeksi keuangan merupakan perencanaan keuangan perusahaan untuk dimasa
mendatang dengan berlandaskan pada laporan keuangan tahun yang lalu. Proyeksi akan
memudahkan perusahaan melihat apa yang terjadi beberapa tahun yang akan dating.
Manfaatnya adalah untuk menilai apakah layak usaha baru tersebut dibiayai dan berapa
besar pembiayaan yang dibutuhkan dan memudahkan untuk menilai kinerja manajemen
perusahaan yang bersangkutan.
4. Untuk menilai kelayakan investasi perlu dilakukan dengan beberapa kriteria penilaian
investasi. Jelaskan kriteria penilaian investasi yang anda ketahui!
Jawab :
Kriteria yang digunakan untuk penilaian investasi :
1) Payback Period (PP)
Merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi
suatu proyek atau usaha. Penilaian ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih
(proceed) yang diperoleh setiap tahun.
2) Average Rate of Return (ARR)
Merupakan cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga dengan cara
membandingkan antara rata-rata laba sebelum pajak (EAT) dengan rata-rata
investasi.
3) Net Present Value (NPV) atau nilai bersih
Merupakan perbandingan antara PV kas bersih (PV of proceed) dan PV investasi
(capital outlays) selama umur investasi.
4) Internal Rate of Return (IRR)
Merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern.
5) Profability Index (PI)
Merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai
sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.
6) Serta berbagai rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan
profitabilitas.

5. Laporan keuangan yang sudah disusun suatu perusahaan perlu dinilai atau dianalisis,
untuk mengetahui berbagai hal dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Jelaskan rasio
keuangan apa saja yang Anda ketahui dan mengapa perlu.
Jawab :
1. Rasio Likuiditas
 Current Ratio (CR)
 Quick Ratio (Acid Test Ratio)
 Inventory to Net Working Capital
 Cash Ratio
2. Leverage Ratio (Rasio solvabilitas)
 Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)
 Debt to Equity Ratio
 Long Term Debt to Equity Ratio
 Current Liabilities to Net Worth
3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
 Perputaran Piutang (Turnover Receivable)
 Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
 Working Cpital Turnover
 Fixed Assets Turnover
 Asset Turnover
4. Rasio Profitabilitas (Profitabillity Ratio)
 Profit Margin (Profit Margin on Sales)
 Return on Investment (ROI)
 Return on Equity (ROE)’
Rasio keuangan itu perlu karena sebagai alat ukur yang ada pada keuangan suatu
perusahaan di masa periode tertentu. Cara tersebut dilakukan dengan melakukan
perbandingan dua variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan. Dan diletakkan
pada kolom neraca atau pun laba rugi laporan perusahaan yang ada.
A. PENGERTIAN ASPEK TEKNIS / OPERASI
Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian kelayakan terhadap
aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan dijalankan. Penentuan kelayakan
teknis atau operasi perusahaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan teknis/operasi
apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan berakibat fatal bagi perusahaan dalam
perjalanannya di kemudian hari.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, luas
produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik, dan proses produksinya termasuk
pemilihan teknologi. Kelengkapan kajian aspek operasi sangat tergantung dari jenis usaha
yang akan di jalankan, karena setiap jenis usaha memiliki prioritas tersendiri.
Jadi, analisis dari aspek operasi adalah untuk menilai kesiapan perushaan dalam menjalankan
usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi, dan layout serta kesiagaan mesin-
mesin yang akan digunakan.
Penentuan lokasi, misalnya perlu dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Pemilihan
lokasi terdiri dari lokasi untuk kantor pusat, cabang, gudang, dan pabrik. Dalam kaitannya
dengan studi kelayakan bisnis hal yang paling kompleks dan rumit adalah penentuan lokasi
pabrik, mengingat banyaknya pertimbangan yang harus diperhitungkan sebelum suatu lokasi
pabrik diputuskan.
Kemudian penentuan luas produksi yaitu berapa jumlah produksi yang dihasilkan dalam
waktu tertentu dengan biaya yang paling efisien sehingga dapat diperoleh profit margin yang
tinggi.
Demikian pula penentuan layout untuk pabrik yang akan didirikan juga mempertimbangkan
banyak faktor. Misalnya, proses produksi yang akan dijalankan. Selanjutnya adalah
pemilihan teknologi melalui proses produksi yang diinginkan, apakah continuous process
atau intermitten process. Pemilihan proses produksi biasanya terkait dengan teknologi yang
diinginkan apakah padat karya atau padat modal. Untuk negara berkembang seperti Indonesia
biasanya lebih diutamakan teknologi padat karya, mengingat tingginya tingkat pengangguran
di negeri ini.
Terakhir adalah penentuan metode persediaan yang akan digunakan nantinya. Metode
persediaan yang akan digunakan tergantung dari jenis usaha yang dijalankan.
Secara keseluruhan aspek operasi ini akan dinilai bekerja secara efisien atau tidak, karena
pada akhirnya efisiensilah yang akan menentukan salah satu faktor besar kecilnya laba yang
akan diperoleh perusahaan.

B. TUJUAN ASPEK TEKNIS/OPERASI


Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa tiap aspek memiliki tujuan tertentu. Demikian
pula dengan aspek teknis/operasi juga memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai. Secara
umum ada beberapa hal yang hendak dicapai dalam penilaian aspek teknis/operasi yaitu :
1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi pabrik, gudang,
cabang, maupun kantor pusat
2. Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses produksi yang
dipilih, sehingga dapat memberikan efisiensi
3. Agar perusahaan perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam
menjalankan produksinya.
4. Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik untuk
dijalankan sesuai dengan bidang usahanya
5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan di masa
yang akan datang.

C. PENENTUAN LOKASI USAHA


Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa prioritas utama aspek teknis/operasi adalah
menganalisis masalah penentuan lokasi sangat penting mengingat apabila salah dalam
menganalisis berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Dalam memilih
lokasi tergantung dari jenis usaha atau investasi yang dijalankan. Terdapat paling tidak empat
lokasi yang dipertimbangkan antara lain:
1. Lokasi untuk kantor pusat
2. Lokasi untuk pabrik
3. Lokasi untuk gudang
4. Kantor cabang

Secara umum pertimbangan dalam menentukan letak suatu lokasi sebagai berikut:
1. Jenis usaha yang dijalankan
2. Apakah dekat dengan pasar atau konsumen
3. Apakah dekat dengan bahan baku
4. Apakah tersedia tenaga kerja
5. Tersedia sarana dan prasarana (transportasi, listrik, dan air)
6. Apakah dekat dengan pusat pemerintahan
7. Apakah dekat lembaga keuangan
8. Apakah berada di kawasan industry
9. Kemudahan untuk melakukan ekspansi/perluasan
10. Kondisi adat istiadat/budaya/sikap masyarakat setempat
11. Hukum yang berlaku di wilayah setempat.

Khusus untuk lokasi pabrik 2 faktor yang menjadi pertimbangan yaitu:

1. Faktor Utama (Primer)


Pertimbangan utama dalam penentuan lokasi pabrik adalah :
a. Dekat dengan pasar
b. Dekat dengan bahan baku
c. Tersedia tenaga keria inginkan
d. Fasilitas pengangkutan seperti jalan raya, kereta api, atau pelabuhan laut dan
pelabuhan udara
e. Tersedia sarana dan prasarana seperti listrik
f. Sikap masyarakat.

2. Faktor Sekunder
Pertimbangan sekunder dalam penentuan lokasi pabrik adalah:
a. Biaya untuk investasi di lokasi seperti biaya pembelian tanah atau pembangunan
gedung
b. Prospek perkembangan harga atau kemajuan di lokasi tersebut dimasa yang akan
datang
c. Kemungkinan untuk perluasan lokasi
d. Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan atau perumahan
e. Iklim dan tanah
f. Masalah pajak dan peraturan perburuhan di daerah setempat

Kemudian pertimbangan untuk menentukan lokasi kantor pusat yang umum


dilakukan sebagai berikut:

1. Dekat pemerintah
2. Dekat lembaga keuangan
3. Dekat dengan pasar
4. Tersedia sarana dan prasarana

Adapun pertimbangan untuk lokasi gudang yang umum dilakukan sebagai berikut:

1. Di kawasan industry
2. Dekat dengan pasar
3. Dekat dengan bahan baku
4. Tersedianya sarana dan prasarana

Penilaian lokasi yang tepat akan memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan,
baik dari segi finansial maupun nonfinansial. Keuntungan yang diperoleh dengan
mendapatkan lokasi yang tepat antara lain:

1. Pelayananan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan


2. Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik jumlah
maupun kualifikasi
3. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong dalam jumlah
yang diinginkan secara terus-menerus
4. Kemudahan untuk memperluas lokasi usaha, Karena biasanya sudah
diperhitungkan untuk usaha perluasan lokasi sewaktu-waktu
5. Memiliki nilai atau harga ekonomis yang lebih tinggi di masa yang akan dating
6. Meminimalkan terjadinya konflik terutama dengan masyarakat dan pemerintah
setempat.

D. Metode Penilaian Lokasi


Penentuan suatu lokasi bukanlah pekerjaan yang mudah dipertimbangkan, harus dinilai
secara matang. Paling tidak ada tiga metode yang dapat digunakan dalam menilai suatu
lokasi sebelum diputuskan, yakni:
1. Metode penilaian hasil value
Pertimbangannya adalah berdasar pada penilaian hasil value.
Faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode penilaian hasil value, adalah:
a. Pasar
b. Bahan baku
c. Transportasi
d. Tenaga kerja
e. Pertimbangan lainnya
2. Metode perbandingan biaya
Pertimbangannya didasarkan pada kebutuhan biaya utama seperti bahan baku, operasi,
distribusi umum, dan lainnya,
Faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode perbandingan biaya, adalah:
a. Bahan baku
b. Bahan bakar dan listrik
c. Biaya operasi;
d. Biaya umum
e. Biaya lainnya
3. Metode analisis ekonomi
Pertimbangannya didasarkan pada berbagai jenis biaya yang akan menjadi beban usaha
termasuk biaya perumahan dan biaya social seperti sikap masyarakat.
Faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode analisis ekonomi, adalah:
a. Biaya sewa
b. Biaya tenaga kerja
c. Biaya pengangkutan
d. Biaya bahan bakar dan listrik
e. Pajak
f. Perumahan
g. Sikap masyarakat;
E. Luas Produksi
Penentuan luas produksi adalah berkaitan dengan berapa jumlah produksi yang dihasilkan
dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang
dimiliki serta biaya efisien. Darri segi ekonomis dapat dilihat dari berapa jumlah produk yang
dihasilkan dalam waktu tertentu dengan biaya paling efisien. Sedangkan dari segi teknis
dilihat dari jumlah produk yang dihasilkan atas dasar kemampuan mesin dan peralatan serta
persyaratan teknis.
Secara umum luas produksi ekonomis ditentukan antara lain:
1. Kecenderungan permintaan yang akan dating
2. Kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja, dll
3. Tersedianya teknologi, mesin, dan peralatan di pasar
4. Daur hidup produk, dan produk substitusi dari produk tersebut.

Kemudian untuk menentukan jumlah produksi yang menghasilkan keuntungan uang


maksimal dapat dilakukan dengan salah satu pendekatan berikut:

1. Pendekatan konsep marginal cost dan marginal revenue


2. Pendekatan break event point
3. Metode linier programming

F. Tata Letak (Layout)


Layout merupakan suatu proses dalam penentuan bentuk dan penempatan fasilitas yang dapat
menentukan efisiensi produk/operasi. Dengan adanya layout akan diperoleh berbagai
keuntungan antara lain:
1. Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktivitas dan pemeliharaan
2. Pemakaian ruangan yang efisien
3. Mengurangi biaya produksi maupun investasi
4. Aliran material menjadi lancer
5. Pengangkutan material dan barang jadi yang rendah
6. Kebutuhan persediaan yang rendah
7. Memberikan kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja yang lebih baik.

Pada umumnya jenis layout didasarkan pada situasi sebagai berikut:


a. Posisi tetap
Layout jenis ini ditujukan pada proyek yang karena ukuran, bentuk, atau hal-hal lain yang
menyebabkan tak mungkin untuk memindahkan produknya. Jadi produk tetap ditempat,
namun peralatan dan tenaga kerja yang mendatangi produk. Contohnya: gedung,
pembuatan kapal.
b. Orientasi proses
Layout jenis ini didasarkan pada proses produksi barang atau pelayanan jasa. Biasanya
layout jenis ini dapat secara bersamaan menangani suatu produk atau jasa yang berbeda.
Contohnya , Rumah sakit yang merupakan jenis layout dengan menempatkan mesin-
mesin atau peralatan yang sejenis atau memiliki fungsi yang sama dalam suatu kelompok
atau ruangan.
c. Tata letak kantor
Layout jenis ini didasarkan pada layout posisi pekerja, peralatan kerja, tempat yang
diperuntukkan untuk perpindahan informasi. Jika perpindahan informasi dapat dilakukan
via telepon/alat komunikasi maka masalah layout akan sangat mudah, namun jika
perpindahan dokumen dan informasi secara alamiah diperlukan layout yang
diperimbangkan secara matang.
d. Tata letak pedagang eceran/pelayanan
Yaitu layout yang berkenaan dengan pengaturan dan alokasi tempat serta bermacam
produk atau barang yang dapat dipajang sehingga lebih besar penjualannya.
e. Tata letak gudang
Layout ini lebih pada efisiensi biaya penanganan gudang dan memaksimalkan
pemanfaatan gudang untuk memperoleh optimum trade-off antara biaya penanganan dan
ruang gudang.
f. Tata letak produk
Layout jenis ini mencari pemamfaatan personal dan mesin yang terbaik dalam produksi
yang berulang-ulang dan berlanjut. Layout ini cocok apabila produksi nya telah
distandarisasi dan di produksi dalam jumlah besar. Setiap produk akan melewati tahap
yang sama sampai akhir.
Untuk memperoleh layout yang baik maka perusahaan perlu menentukan hal-hal berikut:
1. Kapasitas dan tempat yang dibutuhkan
2. Peralatan untuk menangani material atau bahan
3. Lingkungan dan estetika
4. Arus informasi
5. Biaya perpindahan antara tempat kerja yang berbeda

Contohnya untuk layout peralatan pabrik, factor yang menjadi pertimbangan adalah:
1. Produk yang dihasilkan
2. Kebutuhan terhadap ruangan
3. Urutan produksi
4. Jenis dan berat peralatan/mesin;

G. Pemilihan Teknologi
Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan teknologi antara lain:
1. Ketetapan teknologi dengan bahan bakunya
2. Keberhasilan teknologi di tempat lain
3. Pertimbangan teknologi lanjutan
4. Besarnya biaya investasi dan biaya pemeliharaan
5. Kemampuan tenaga kerja dan kemungkinan pengembangannya
6. Pertimbangan pemerintah dalam hal tenaga kerja
7. Dan pertimbangan lainnya.

H. Economic Order Quantity (EOQ)


EOQ merupakan jumlah pembelian bahan mentah pada setiap kali terdapat pesanan dengan
biaya yang paling rendah. Dengan ini perusahaan dapat lebih hemat biaya pengeluarannya,
karena pafa EOQ sangat memperhatikan klasifikasi biaya. Biaya yang diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Biaya angkut/penyimpanan atau carrying cost (CC)
2. Biaya pemesanan atau ordering cost (OC)
3. Biaya total atau total cost (TC)
EOQ dengan kebutuhn tetap

Rumus :

Q=
√ 2. D .OC
CC
By penyimpanan/tahun = (Q:2).CC
By Pemesanan/tahun = (D/Q).CC
TC = By penyimpanan/th + By pemesanan/th

Keterangan:
D: Demand
Q: Quantity
D/Q: Jumlah pemesanan selama setahun
Q/2: Rata-rata persediaan
OC: Ordering cost (biaya pemesanan)
CC: Carrying cost (biaya penyimpanan)

Anda mungkin juga menyukai