Anda di halaman 1dari 7

PORTOFOLIO SEJARAH INDONESIA

MASA ORDE BARU KEHIDUPAN EKONOMI

Disusun oleh:

Nama: HERI

Kelas: XII MIPA 2

SMA NEGERI 1 CABANGBUNGIN


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan portofolio yang berisikan tentang “massa
reformasi ” tepat pada waktunya.Sholawat dan salam penulis haturkan kepada baginda
Rasulullah Muhammad SAW, yang telah membawa penulis dari zaman jahiliyah menuju zaman
ilmu pengetahuan yang menjadikan manusia cerdas dan berwawasan luas. Penulis menyadari
bahwa portofolio ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki.
Namun berkat usaha, portofolio ini dapat terselesaikan meski masih banyak terdapat
kekurangan.Ucapan terima kasih penulis kepada guru pembimbing ibu Syarifatul Adawiyah,
s.pd yang telah memberikan motivasi dan dorongan sehingga portofolio ini dapat terselesaikan
dengan baik.Harapan penulis adalah semoga kritik dan saran dari pembaca tetap tersalurkan
kepada penulis dan semoga portofolio ini bermanfaat.

Cabang bungin 25 Februari 2022

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................

A. Latar belakang..................................................................................................................

1.1 Landasan Teori...............................................................................................................

1.2 Alasan Memilih Topik Masa Orde Baru Kehidupan


Ekonomi................................................................................................................................

1.3 Tujuan.............................................................................................................................

1.4 Proses Pencarian Sumber.............................................................................................

B. Tujuan...............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................

A. Deskripsi teori.................................................................................................................

B. Pembahasan..................................................................................................................

BAB III PENUTUP.................................................................................................................

A. Kesimpulan.....................................................................................................................

B. Saran...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

1. Landasan Teori

Pada masa orde baru ekonomi Indonesia mengalami kejayaan, ia pernah mencapai tingkat tertinggi
sehingga banyak para pengamat ekonomi dan dunia memuji bangsa Indonesia. Memang pada tahap
awal pembangunan ekonomi Indonesia sangat menjanjikan dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi
yang sangat meyakinkan. Didalam mendorong pertumbuhan ekonomi itu pemerintah mencari sumber –
sumber dana baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sumber – sumber pembentukan modal antara
lain tajungan baik dalam negeri, luar negeri, atau kombinasi keduanya. Ternyata dana domestik guna
membiayai pembangunan mengalami kekurangan sehingga tidak mampu memicu proses pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Sehingga untuk menutupi kekurangan itu maka Indonesia mencari sumber dana dari
luar negeri yaitu dengan hutang luar negeri.

Utang luar negeri Indonesia dicirikan pada meningkatnya pinjaman yang bersifat komersial.
Membesarnya pinjaman komersial ini akan membawa berbagai dampak kepada perekonomian nasional.
Pertama, terjadinya ekspansi moneter yang akan mempengaruhi kestabilan ekonomi makro dan neraca
pembayaran. Hal ini dikarenakan bahwa pinjaman komersial berjangaka pendek yang dilakukan oleh
pihak swasta menyebabkan penarikan pinjaman ini tanpa pemantauan otoritas moneter. Efeknya adalah
kebijakan moneter yang dijalankan tidak akan mencapai sasaran yang juga pada akhirnya akan
mengganggu pencapaian sasaran ekonomi makro. Kedua, berkaitan dengan adanya gejolak nilai tukar
mata uang dunia yang dapat dengan seketika melonjakkan beban pembayaran kembali pinjaman.

2 .Alasan Memilih Topik Masa Orde Baru Kehidupan Ekonomi

a. Memberikan pengetahuan bagi penulis maupun pembaca tentang masa orde baru kehidupan
ekonomi.

b. Literatur yang dibutuhkan tersedia di buku paket Sejarah Indonesia. Pokok bahasan portofolio ini
sesuai dengan disiplin ilmu yang penyusun pelajari di sekolah.

c. Penulis optimis dapat menyelesaikan portofolio ini karena tersedianya sumber dari literatur yang
tersedia di buku paket Sejarah Indonesia ataupun sumber lainya seperti jurnal, artikel dan internet.

3. Tujuan

Tujuan dari pembuatan ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari tabungan pemerintah, neraca
transaksi berjalan dan nilai tukar rupiah (terhadap dollar A.S) terhadap hutang luar negeri di Indonesia
sebelum dan sesudah krisis.

4. Proses Pencarian Sumber


B.Tujuan

- Menuntaskan tugas portofolio Sejarah Indonesia

- Melalui portofolio ini diharapkan akan mendapatkan gambaran yang lebih pasti mengenai arah dan
besarnya pengaruh tabungan pemerintah, neraca transaksi berjalan dan nilai tukar rupiah (terhadap
dollar A.S) terhadap hutang luar negeri di Indonesia sebelum dan sesudah krisis ekonomi.

- Sebagai bahan pertimbangan, referensi dan tambahan pemikiran serta masukan untuk penelitian
selanjutnya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Teori

Stabilisasi Polkam diperlukan untuk pembangunan ekonomi bagi kesejahteraan rakyat. Kondisi
ekonomi yang diwarisi Orde Lama adalah sangat buruk. Sektor produksi barang-barang konsumsi
misalnya hanya berjalan 20% dari kapasitasnya. Demikian pula sektor pertanian dan perkebunan yang
menjadi salah satu tumpuan ekspor juga tidak mengalami perkembangan yang berarti. Hutang yang
jatuh tempo pada akhir Desember 1965, seluruhnya berjumlah 2.358 Juta dollar AS. Dengan perincian
negara-negara yang memberikan hutang pada masa Orde Lama adalah blok negara komunis (US $ 1.404
juta), negara Barat (US $ 587 juta), sisanya pada negara-negara Asia dan badan-badan internasional.

Program rehabilitasi ekonomi Orde Baru dilaksanakan berlandaskan pada Tap MPRS No.XXIII/1966
yang isinya antara lain mengharuskan diutamakannya masalah perbaikan ekonomi rakyat di atas segala
soal-soal nasional yang lain, termasuk soal-soal politik. Konsekuensinya kebijakan politik dalam dan luar
negeri pemerintah harus sedemikian rupa hingga benarbenar membantu perbaikan ekonomi rakyat.

Bertolak dari kenyataan ekonomi seperti itu, maka prioritas pertama yang dilakukan pemerintah untuk
rehabilitasi ekonomi adalah memerangi atau mengendalikan hiperinflasi antara lain dengan menyusun
APBN (AnggaranPendapatan Belanja Negara) berimbang. Sejalan dengan kebijakan itu pemerintah Orde
Baru berupaya menyelesaikan masalah hutang luar negeri sekaligus mencari hutang baru yang
diperlukan bagi rehabilitasi maupun pembangunan ekonomi berikutnya.

Untuk menanggulangi masalah hutang-piutang luar negeri itu, pemerintah Orde Baru berupaya
melakukan diplomasi yang intensif dengan mengirimkan tim negosiasinya ke Paris, Prancis (Paris Club),
untuk merundingkan hutang piutang negara, dan ke London, Inggris (London Club) untuk merundingkan
hutang-piutang swasta. Sebagai bukti keseriusan dan itikad baik untuk bersahabat dengan negara para
donor, pemerintah Orde Baru sebelum pertemuan Paris Club telah mencapai kesepakatan terlebih
dahulu denganpemerintah Belanda mengenai pembayaran ganti rugi sebesar 165 juta dollar AS
terhadap beberapa perusahaan mereka yang dinasionalisasi oleh Orde Lama pada tahun 1958. Begitu
pula dengan Inggris telah dicapai suatu kesepakatan untuk membayar ganti rugi kepada perusahaan
Inggris yang kekayaannya disita oleh pemerintah RI semasa era konfrontasi pada tahun 1965.

B. Pembahasan

Sejalan dengan upaya diplomasi ekonomi, pada 10 Januari 1967 pemerintah Orde Baru
memberlakukan UU No.1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) . Dengan UU PMA,
pemerintah ingin menunjukan kepada dunia internasional bahwa arah kebijakan yang akan

Selain mengupayakan masuknya dana bantuan luar negeri, pemerintah Orde Baru juga berupaya
menggalang dana dari dalam negeri, yaitu dana masyarakat. Salah satu strategi yang dilakukan oleh
pemerintah bersama–sama Bank Indonesia dan bank-bank milik negara lainnya adalah berupaya agar
masyarakat mau menabung.

Upaya lain adalah menerbitkan UU Penanaman Modal Dalam Negeri (UUPMDN) No.6/1968. Satu hal
dari UUPMDN adalah adanya klausal yang menarik yang menyebutkan bahwa dalam penanaman modal
dalam negeri, perusahaan-perusahaan Indonesia harus menguasai 51% sahamnya. Untuk
menindaklanjuti dan mengefektifkan UUPMA dan UUPMDN pada tatanan pelaksanaannya, pemerintah
membentuk lembaga-lembaga yang bertugas menanganinya. Pada 19 Januari 1967, pemerintah
membentuk Badan Pertimbangan Penanaman Modal (BPPM). Berdasarkan Keppres No.286/1968 badan
itu berubah menjadi Tim Teknis Penanaman Modal (TTPM). Pada Tahun 1973, TTPM digantikan oleh
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) hingga saat ini.

Kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah pada awal Orde Baru mulai menunjukan hasil positif.
Hiperinflasi mulai dapat dikendalikan, dari 650%menjadi 120% (1967), dan 80% (1968), sehingga pada
tahun itu diputuskan bahwa Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) pertama akan dimulai pada
tahun berikutnya (1969). Setelah itu pada tahun-tahun berikutnya inflasiterus menurun menjadi 25%
(1969), 12% (1970), dan 10% (bahkan sampai 8,88%) pada tahun 1971.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai