Disusun Oleh:
Kelompok 13
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepadakita selaku umatnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semuanya.
Kelompok 13
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................... 5
C. Tujuan .............................................................................................................................................. 5
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................................................................. 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia,
memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat pengembangan ekonomi dan
keuangan syariah serta produsen produk halal dunia. Oleh karena itu, dalam mencapai
cita-cita tersebut, diperlukan langkah-langkah strategis. Salah satunya adalah dengan
diresmikannya Bank Syariah Indonesia (BSI) pada 1 Februari 2021, yang merupakan
salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat ekonomi
syariah di tingkat global.
4
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan potensi besar ekonomi syariah di indonesia ?
2. Jelaskan apa saja 3 pilar pengembangan ekonomi syariah di indonesia ?
3. Bagaimana cara memahami akselerasi ekspor produk halal ?
C. Tujuan
1. Untuk menetahui potensi besar ekonomi syariah di indonesia ?
2. Untuk mengetahui 3 pilar pengembangan ekonomi syariah di indonesia ?
3. Untuk memahami akselerasi eskpor produk halal ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Selanjutnya, adanya banyak pondok pesantren (ponpes) di Indonesia juga menjadi
potensi ekonomi yang besar. Berdasarkan data Kementerian Agama, jumlah ponpes di
Indonesia pada 2020 berjumlah 28.194 yang 44,2% di antaranya berpotensi ekonomi.
Visi Indonesia menjadi kiblat ekonomi syariah dunia bukanlah tanpa dasar. Pada
kegiatan The 1st Indonesia International Halal Fair sekaligus Road to The 8th ISEF 2021,
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI, M. Anwar Bashori, memaparkan
potensi Indonesia. Pertama, di tahun 2020 PDB Indonesia merupakan yang terbesar
dibanding negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Kedua, Indonesia dinilai paling kompetitif dalam menarik investasi asing langsung
(foreign direct investment/FDI) dibanding negara-negara OKI lain. Ketiga, sebagai negara
berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia merupakan pasar besar EKSyar global.
Sebanyak 13% pangsa pasar makanan halal global ada di Indonesia. Di sisi lain, pangsa
ekspor makanan halal Indonesia terhadap global berada di kisaran 15%-18% dalam lima
tahun terakhir.
“Dengan kondisi ini, kalau pengembangan industri halal tidak dilakukan, kita akan
terus impor. Ini tentunya akan berkontribusi pada current account deficit (CAD/defisit
transaksi berjalan). Pengembangan industri makanan/minuman halal perlu dilakukan tidak
hanya untuk mensubstitusi impor, tetapi juga mengembangkan ekspor,” terang Anwar.
Sejauh ini, lanjutnya, pengembangan EKSyar di Indonesia menunjukkan hasil positif.
Berdasarkan data State of the Global Islamic Economy Report, dalam tiga tahun terakhir,
peringkat Indonesia terus naik. Dari peringkat 11 di 2017/2018, menjadi peringkat 4 di
2020/2021, di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Pencapaian lain yang
juga signifikan, pada 2020/2021 Indonesia berhasil masuk 10 besar di sektor industri
makanan halal, farmasi, kosmetik, fesyen, perjalanan, media/rekreasi, dan keuangan
syariah.
GELARAN ISEF, Setiap tahun sejak 2014, BI rutin menggelar event berskala
internasional, Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF). Tahun ini, ISEF digelar pada
bulan Oktober. ISEF menjadi platform yang mempertemukan seluruh perwakilan pelaku
EKSyar, lokal maupun global,dan memberi kesempatan bagi mereka untuk berkolaborasi.
8
GELARAN ISEF memiliki sasaran yang sejalan dengan upaya mewujudkan
Indonesia sebagai pusat EKSyar dunia. ISEF 2014-2018 ditargetkan untuk membangun
landasan yang kuat dalam kerja sama nasional dan internasional.
Klasifikasi sektor industri halal menurut Global Islamic Economy Index (GIEI)
terdiri atas makanan halal (halal food), keuangan Islam (Islamic finance), busana Muslim
(modest fashion), pariwisata halal (halal travel), farmasi dan kosmetika halal (halal
pharmaceutical and cosmetics), serta media dan rekreasi halal (halal media and
recreation). Konsep global halal ekonomi ini mengacu pada sektor-sektor industri yang
menopang ekonomi halal (ekonomi syariah) yang diturunkan berdasarkan kebutuhan
konsumen dan nilai-nilai Islam yang menaungi kebutuhan konsumen.
Strategi yang paling penting untuk kegiatan internasionalisasi sebagai salah satu
mode yang sering digunakan oleh perusahaan terutama bisnis kecil yaitu dengan cara
melakukan ekspor (Manolopoulos, Chatzopoulou, & Kottaridi, 2018).
9
UKM cenderung memiliki kontribusi yang kecil dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan besar. Sebagai contoh di negara-negara maju seperti AS, Swiss,
Belanda, Inggris, Cina, dan Jepang, UKM hanya memberikan kontribusi 30−38% dari
total ekspor nasional (Revindo, Gan, & Massie, 2019). Selain itu, kontribusi ekspor yang
sedikit juga terjadi di negara-negara ASEAN, UKM rata rata hanya menyumbang 23%
dari total ekspor (Yoshio & Wignaraja, 2015). Sementara itu, di Indonesia meskipun total
nilai ekspor tahunan terus meningkat, pangsa UKM dalam ekspor non-migas terus
menyusut dari sekitar 18,5% pada 2005−2007 menjadi 16,9% pada 2008-2010, dan
selanjutnya turun menjadi 15,4% antara 2011 dan 2013 (Ministry of Cooperatives and
SMEs Republic of Indonesia, 2015). Sedangkan kontribusi UKM Eksportir Produk Halal
belum tersedia data yang valid.
Dalam laporan State of the Global Islamic Economy Report 2020/2021, tahun 2020
Indonesia menempati ranking 4 setelah Malaysia, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab.
Peringkat ini naik 6 posisi dari tahun sebelumnya. Dalam laporan tersebut, Indonesia
menempati urutan ke-4 dalam sektor makanan halal, urutan ke-6 dalam keuangan
Syariah, urutan ke-6 dalam pariwisata halal, urutan ke-3 dalam industri busana Muslim,
urutan ke-6 dalam industri farmasi halal, dan urutan ke-5 dalam industry media dan
rekreasi.
Usaha Kecil Menengah (UKM) Industri Halal dianggap sebagai salah satu
akselerator penting dalam pengembangan industri halal di Indonesia dan menjadi faktor
penting (key factor) dalam Master Plan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2023.
Meskipun demikian, hanya sedikit UKM yang melakukan ekspor produk halal karena
menghadapi banyak tantangan dan hambatan. Sementara itu berbagai stakeholders telah
memiliki program yang hampir sama terkait dengan pembinaan dan pengembangan
UKM industry halal. Sehingga diperlukan kajian key successful factors dalam
pengembangan UKM Industri halal siap ekspor sebagai dasar perumusan kebijakan
percepatan, perluasan dan pengembangan Indonesia Pusat Produsen Produk Halal Dunia.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan keuangan syariah di Indonesia yang lebih bersifat market driven
dan dorongan bottom up dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga lebih bertumpu
pada sektor riil juga menjadi keunggulan tersendiri. Berbeda dengan perkembangan
keuangan syariah di Malaysia yang menjadi contoh sebagai salah satu negara di kawasan
ASEAN, di mana perkembangan keuangan syariahnya lebih maju yang bertumpu pada
sektor keuangan, bukan sektor riil, dan peranan pemerintah sangat dominan.
Hal yang paling pokok adalah bahwa industri perbankan sayraiah memiliki
peluang yang besar karena terbukti tahan terhadap krisis. Bahkan setelah kegagalan
sistem ekonomi kapitalis, sistem syariah dipandang sebagai sebuah alternatif dan solusi
untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi dunia. Menjamurnya lembaga-lembaga
keuangan syariah merupakan sebuah bukti bahwa sistem ini memiliki ketahanan terhadap
krisis. Hal ini pun telah dibuktikan ketika Krisis Ekonomi 1988, di saat bank konvensional
mengalami negative spread, namun bank Syariah tampil sebagai perbankan yang sehat
dan tahan terhadap krisis dan memperlihatkan eksistensinya hingga sekarang.
11
Bank Indonesia memberikan perhatian yang serius dalam mendorong
perkembangan perbankan syariah, dikarenakan keyakinan bahwa perbankan syariah akan
membawa ‘maslahat’ bagi peningkatan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan
masyarakat. Pertama, bank syariah memberikan dampak yang lebih nyata dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi karena lebih dekat dengan sektor riil sebagaimana yang
telah dikemukakan di atas. Kedua, tidak terdapat produk- produk yang bersifat spekulatif
(gharar) sehingga mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis
keuangan global. Ketiga, sistem bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh
perbankan syariah yang akan membawa manfaat yang lebih adil bagi semua pihak
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun, kami menyadari dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan dari segi penulisan maupun isi. Oleh karena itu
kami selaku pembuat makalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun, Kami
juga mengharapkan makalah inibermanfaat untuk kami maupun pembaca pada umumnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Antonio,MuammadSyafi’i 2001. Islamic Banking: Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik.
Jakarta Gema Insani Press.
Alhusain, A. S. (2021). BANK SYARIAH INDONESIA: TANTANGAN DAN
STRATEGI DALAM MENDORONG PEREKONOMIAN NASIONAL. 8(3), 20.
Abd. Shomad, 2017, Hukum Islam Penormaan Prinsip Syariah Hukum Islam Dalam
Hukum Indonesia. Kencana:Jakarta.
Ahmad Ilham Sholihin, 2013, Buku Pintar Ekonomi Syariah, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Bank Syariah Indonesia. (2022, Februari 03). Produk Bank Syariah Indonesia. Diambil
kembali dari htttps://www.bankbsi.co.id.
13