Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“MEWUJUDKAN INDONESIA SEBAGAI PUSAT EKONOMI ISLAM GLOBAL”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Islam Global

Dosen Pengampu: Rijal Assidiq Mulyana, SEI, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 13

Fitri Nur Azizah 2108204179

Lia Nurhaliyah 2108204202

Nuril Anwar Fuadi 2108204209

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepadakita selaku umatnya.

Makalah yang berjudul “MEWUJUDKAN INDONESIA SEBAGAI PUSAT


EKONOMI ISLAM GLOBAL” kami susun untuk melengkapi tugas kelompok mata
kuliah Ekonomi Islam Global. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan
sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi
yang akan menjadi bahan makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semuanya.

Cirebon, 27 mei 2023

Kelompok 13

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4

A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah........................................................................................................................... 5

C. Tujuan .............................................................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6

A. Potensi Besar Ekonomi Syariah Di Indonesia .............................................................................. 6

B. Pilar Pengembangan Ekonomi Syariah Di Indonesia.................................................................. 8

C. Akselerasi Ekspor Produk Halal ................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 11

A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 11

B. Saran .............................................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia,
memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat pengembangan ekonomi dan
keuangan syariah serta produsen produk halal dunia. Oleh karena itu, dalam mencapai
cita-cita tersebut, diperlukan langkah-langkah strategis. Salah satunya adalah dengan
diresmikannya Bank Syariah Indonesia (BSI) pada 1 Februari 2021, yang merupakan
salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat ekonomi
syariah di tingkat global.

Indonesia sedang menjalani perekonomian global , seluruh negara-negara yang


terhimpun dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan melakukan liberalisasi
perdagangan barang, jasa, investasi, tenaga kerja dan arus modal yang lebih luas,
sebagaimana telah disepakati dalam AEC Blueprint. Sebagai penyumbang sumber
daya alam terbesar, seharusnya Indonesia berbangga diri atas peluang besar sebagai
negara pemasok sekaligus ladang investasi. Namun, AEC scorecard menempatkan
kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA di posisi ke-7 dari 10 negara yang ada,
jauh dengan Singapura yang menempati urutan pertama, hal itu merupakan raport merah
ketidaksiapan Indonesia dalam menghadapi MEA 2015.

Ekonomi syariah digadang-gadang sebagai sistem ekonomi yang lebih tahan


terhadap krisis. Bahkan setelah kegagalan sistem ekonomi kapitalis, ekonomi syariah
dipandang sebagai sebuah alternatif dan solusi untuk menyelesaikan permasalahan
ekonomi dunia. Dalam rangka menghadapi perekonomian global kedepan, terdapat
berbagai “produk” ekonomi syariah yang dapat dijadikan sebagai solusi, salah satunya
perbankan syariah. Menjamurnya lembaga-lembaga keuangan Syariah merupakan
sebuah bukti bahwa sistem ini memiliki ketahanan terhadap krisis, hal ini pun telah
dibuktikan ketika krisis ekonomi 1988, disaat bank konvensional mengalami
negative spread, namun bank syariah tampil sebagai perbankan yang sehat dan tahan
terhadap krisis dan memperlihatkan eksistensinya hingga sekarang.

4
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan potensi besar ekonomi syariah di indonesia ?
2. Jelaskan apa saja 3 pilar pengembangan ekonomi syariah di indonesia ?
3. Bagaimana cara memahami akselerasi ekspor produk halal ?

C. Tujuan
1. Untuk menetahui potensi besar ekonomi syariah di indonesia ?
2. Untuk mengetahui 3 pilar pengembangan ekonomi syariah di indonesia ?
3. Untuk memahami akselerasi eskpor produk halal ?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Potensi Besar Ekonomi Syariah Di Indonesia


Jumlah penduduk muslim di Indonesia adalah 87,2% dari populasi. Dengan jumlah ini,
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan sektor keuangan dan
ekonomi syariah yang dapat memberikan kontribusi dalam mencapai target keuangan
inklusif termasuk pengembangan keuangan syariah.
“Potensi keuangan syariah di Indonesia sangat besar. Ini terlihat dari perkembangan
indeks inklusi keuangan yang meningkat didukung dengan total aset keuangan syariah.
Selain itu juga didukung penyaluran KUR Syariah dan jumlah debitur syariah yang terus
meningkat,” kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono
Moegiarso pada webinar bertajuk “Ekonomi Lokal Berbasis Syariah Bangkit dari Desa”.
Saat ini, Indonesia telah naik ke peringkat 4 dari peringkat 5 dunia dalam hal
pengembangan keuangan syariah setelah Malaysia, Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab.
Sementara, aset keuangan syariah di Indonesia menempati peringkat 7 dunia dengan total
aset sebesar US$99 miliar.
Beberapa peluang yang diidentifikasi sebagai enabler dalam pengembangan keuangan
syariah antara lain pertumbuhan keuangan sosial melalui zakat dan wakaf, tokenisasi
sukuk, digitalisasi dan pengembangan Islamic Fintech, regulasi keuangan syariah dan
investasi Berdampak (ESG).
Untuk mendukung ekosistem ekonomi dan keuangan syariah, Susiwijono mengatakan
bahwa diperlukan integrasi setiap elemen pendukung ekonomi syariah yang tercermin
dalam ekosistem ekonomi syariah yang kuat. Selain itu, untuk pengembangan industri halal
untuk mendukung ekonomi nasional diperlukan dukungan regulasi dan insentif
Pemerintah, untuk mendorong pengembangan industri halal.
Pengembangan kegiatan usaha syariah untuk memperkuat kapasitas pelaku UMKM
juga diperlukan dukungan kebijakan afirmatif dan integrasi program, untuk mendukung
pengembangan kegiatan usaha syariah. Sementara, penguatan infrastruktur ekosistem
untuk pengembangan industri syariah diperlukan dukungan koordinasi strategis antar
stakeholders untuk memperkuat infrastruktur ekosistem industri syariah.

6
Selanjutnya, adanya banyak pondok pesantren (ponpes) di Indonesia juga menjadi
potensi ekonomi yang besar. Berdasarkan data Kementerian Agama, jumlah ponpes di
Indonesia pada 2020 berjumlah 28.194 yang 44,2% di antaranya berpotensi ekonomi.
Visi Indonesia menjadi kiblat ekonomi syariah dunia bukanlah tanpa dasar. Pada
kegiatan The 1st Indonesia International Halal Fair sekaligus Road to The 8th ISEF 2021,
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI, M. Anwar Bashori, memaparkan
potensi Indonesia. Pertama, di tahun 2020 PDB Indonesia merupakan yang terbesar
dibanding negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Kedua, Indonesia dinilai paling kompetitif dalam menarik investasi asing langsung
(foreign direct investment/FDI) dibanding negara-negara OKI lain. Ketiga, sebagai negara
berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia merupakan pasar besar EKSyar global.
Sebanyak 13% pangsa pasar makanan halal global ada di Indonesia. Di sisi lain, pangsa
ekspor makanan halal Indonesia terhadap global berada di kisaran 15%-18% dalam lima
tahun terakhir.
“Dengan kondisi ini, kalau pengembangan industri halal tidak dilakukan, kita akan
terus impor. Ini tentunya akan berkontribusi pada current account deficit (CAD/defisit
transaksi berjalan). Pengembangan industri makanan/minuman halal perlu dilakukan tidak
hanya untuk mensubstitusi impor, tetapi juga mengembangkan ekspor,” terang Anwar.
Sejauh ini, lanjutnya, pengembangan EKSyar di Indonesia menunjukkan hasil positif.
Berdasarkan data State of the Global Islamic Economy Report, dalam tiga tahun terakhir,
peringkat Indonesia terus naik. Dari peringkat 11 di 2017/2018, menjadi peringkat 4 di
2020/2021, di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Pencapaian lain yang
juga signifikan, pada 2020/2021 Indonesia berhasil masuk 10 besar di sektor industri
makanan halal, farmasi, kosmetik, fesyen, perjalanan, media/rekreasi, dan keuangan
syariah.

B. Pilar Pengembangan Ekonomi Syariah Di Indonesia


Pengembangan Ekonomi dan keuangan syariah (EKSyar) menjadi salah satu fokus
Bank Indonesia (BI). Dalam menjalankan programprogram pengembangan EKSyar, BI
mendasarkan pada tiga pilar. Ketiga pilar ini saling terkait satu sama lain :
1. Pilar pertama, pember dayaan ekonomi syariah dengan langkah utama yang
7
dilakukan ialah pengembangan ekosistem halal value chain (HVC) secara end to
end, peningkatan kapasitas kelembagaan, dan infrastruktur pendukung.
Pengembangan ekosistem HVC, lanjutnya, dilakukan secara menyeluruh, end to
end. Jadi, tidak hanya mendorong sisi produksi tapi juga mengembangkan sisi
distribusi, promosi, dan pemasaran nya. Termasuk juga melengkapi infrastruktur
yang dibutuhkan, misalnya sertifikasi halal.
2. pilar kedua adalah pendalaman pasar keuangan syariah. Pilar ini bertujuan
meningkatkan sumber pembiayaan syariah untuk perekonomian. Hal ini juga
menjadi bagian dari pengembangan ekosistem HVC secara end to end yakni
mendukung unit-unit produksi dengan pembiayaan yang memadai. Selain itu,
padadasarnya, upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah memang harus
berjalan beriringan, tidak bisa sendiri-sendiri.
3. pilar ketiga, ialah penguatan riset, asesmen, dan edukasi untuk meningkatkan
literasi dan pemahaman masyarakat terhadap EKSyar.

B. Akselerasi Ekspor Produk Halal


BI turut serta dalam upaya peningkatan ekspor produk halal. Hal itu dilakukan
melalui sejumlah langkah. Diawali dengan pemetaan untuk mengidentifikasi pelaku
usaha syariah dan produk halal, lalu berlanjut dengan proses kurasi untuk menentukan
pelaku usaha potensial dan siap ekspor. Kepada mereka, dilakukan pendampingan hingga
mampu untuk go digital, go export, dan go global. Aspek pembiayaan juga diperhatikan,
pelaku usaha yang siap ekspor didukung dengan akses pembiayaan. Seiring dengan itu,
BI melakukan pemetaan terhadap negara potensial. Selain itu, BI membangun linkage
(hubungan) antara pelaku usaha yang belum ekspor, eksportir, serta pelaku usaha global.
Tujuannya, agar terjadi business matching dan business deals yang akan membawa
keuntungan bagi semua pihak

GELARAN ISEF, Setiap tahun sejak 2014, BI rutin menggelar event berskala
internasional, Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF). Tahun ini, ISEF digelar pada
bulan Oktober. ISEF menjadi platform yang mempertemukan seluruh perwakilan pelaku
EKSyar, lokal maupun global,dan memberi kesempatan bagi mereka untuk berkolaborasi.

8
GELARAN ISEF memiliki sasaran yang sejalan dengan upaya mewujudkan
Indonesia sebagai pusat EKSyar dunia. ISEF 2014-2018 ditargetkan untuk membangun
landasan yang kuat dalam kerja sama nasional dan internasional.

Didalamnya mencakup realisasi pengembangan model pemberdayaan usaha syariah


berbasis komunitas/pesantren, UMKM syariah, dan lain-lain, serta membangun
awareness terhadap keilmuan EKSyar. Lalu, ISEF 2019-2024 ditujukan untuk
memperkuat Indonesia sebagai center of excellence pengembangan EKSyar global,
mewujudkan kerja sama yang lebih luas antara berbagai lembaga baik nasional maupun
internasional, serta menjadi ajang showcase bagi setiap program dan capaian berbagai
kementerian/lembaga di Indonesia.

Industri halal mempunyai potensi cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia.


Industri halal pada saat ini telah berpeluang besar untuk maju tidak hanya di negara
mayoritas penduduk Muslim tetapi juga di negara mayoritas non-muslim. Halal dapat
didefinisikan sebagai standar kualitas yang sesuai dengan hukum Islam (Syariah
Islamiyyah) dan digunakan pada setiap aktivitas yang dilakukan oleh umat Muslim
(Bohari & Fuad, 2013).

Klasifikasi sektor industri halal menurut Global Islamic Economy Index (GIEI)
terdiri atas makanan halal (halal food), keuangan Islam (Islamic finance), busana Muslim
(modest fashion), pariwisata halal (halal travel), farmasi dan kosmetika halal (halal
pharmaceutical and cosmetics), serta media dan rekreasi halal (halal media and
recreation). Konsep global halal ekonomi ini mengacu pada sektor-sektor industri yang
menopang ekonomi halal (ekonomi syariah) yang diturunkan berdasarkan kebutuhan
konsumen dan nilai-nilai Islam yang menaungi kebutuhan konsumen.

Globalisasi pasar, peningkatan teknologi yang cepat, dukungan pemerintah, dan


perubahan terkini terhadap ekonomi global, seperti inisiatif liberalisasi pasar dan
perdagangan, semuanya telah memainkan peran positif dalam meningkatkan
internasionalisasi usaha kecil dan menengah (UKM) melalui ekspor produk atau layanan
mereka (Krammer, Strange, & Lashitew, 2018; Safari & Saleh, 2020).

Strategi yang paling penting untuk kegiatan internasionalisasi sebagai salah satu
mode yang sering digunakan oleh perusahaan terutama bisnis kecil yaitu dengan cara
melakukan ekspor (Manolopoulos, Chatzopoulou, & Kottaridi, 2018).
9
UKM cenderung memiliki kontribusi yang kecil dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan besar. Sebagai contoh di negara-negara maju seperti AS, Swiss,
Belanda, Inggris, Cina, dan Jepang, UKM hanya memberikan kontribusi 30−38% dari
total ekspor nasional (Revindo, Gan, & Massie, 2019). Selain itu, kontribusi ekspor yang
sedikit juga terjadi di negara-negara ASEAN, UKM rata rata hanya menyumbang 23%
dari total ekspor (Yoshio & Wignaraja, 2015). Sementara itu, di Indonesia meskipun total
nilai ekspor tahunan terus meningkat, pangsa UKM dalam ekspor non-migas terus
menyusut dari sekitar 18,5% pada 2005−2007 menjadi 16,9% pada 2008-2010, dan
selanjutnya turun menjadi 15,4% antara 2011 dan 2013 (Ministry of Cooperatives and
SMEs Republic of Indonesia, 2015). Sedangkan kontribusi UKM Eksportir Produk Halal
belum tersedia data yang valid.

Dalam laporan State of the Global Islamic Economy Report 2020/2021, tahun 2020
Indonesia menempati ranking 4 setelah Malaysia, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab.
Peringkat ini naik 6 posisi dari tahun sebelumnya. Dalam laporan tersebut, Indonesia
menempati urutan ke-4 dalam sektor makanan halal, urutan ke-6 dalam keuangan
Syariah, urutan ke-6 dalam pariwisata halal, urutan ke-3 dalam industri busana Muslim,
urutan ke-6 dalam industri farmasi halal, dan urutan ke-5 dalam industry media dan
rekreasi.

Usaha Kecil Menengah (UKM) Industri Halal dianggap sebagai salah satu
akselerator penting dalam pengembangan industri halal di Indonesia dan menjadi faktor
penting (key factor) dalam Master Plan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2023.
Meskipun demikian, hanya sedikit UKM yang melakukan ekspor produk halal karena
menghadapi banyak tantangan dan hambatan. Sementara itu berbagai stakeholders telah
memiliki program yang hampir sama terkait dengan pembinaan dan pengembangan
UKM industry halal. Sehingga diperlukan kajian key successful factors dalam
pengembangan UKM Industri halal siap ekspor sebagai dasar perumusan kebijakan
percepatan, perluasan dan pengembangan Indonesia Pusat Produsen Produk Halal Dunia.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan keuangan syariah di Indonesia yang lebih bersifat market driven
dan dorongan bottom up dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga lebih bertumpu
pada sektor riil juga menjadi keunggulan tersendiri. Berbeda dengan perkembangan
keuangan syariah di Malaysia yang menjadi contoh sebagai salah satu negara di kawasan
ASEAN, di mana perkembangan keuangan syariahnya lebih maju yang bertumpu pada
sektor keuangan, bukan sektor riil, dan peranan pemerintah sangat dominan.

Selain dalam bentuk dukungan regulasi, penempatan dana pemerintah dan


perusahaan milik negara pada lembaga keuangan syariah membuat total asetnya
meningkat signifikan, terlebih ketika negara-negara tersebut menikmati windfall profit
dari kenaikan harga minyak dan komoditas. Keunggulan struktur pengembangan
keuangan syariah di Indonesia lainnya adalah regulatory regime yang dinilai lebih baik
dibanding dengan negara lain. Di Indonesia kewenangan mengeluarkan fatwa keuangan
syariah bersifat terpusat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) – Majelis Ulama Indonesia
(MUI) yang merupakan institusi yang independen. Sementara di negara lain, fatwa dapat
dikeluarkan oleh perorangan ulama sehingga peluang terjadinya perbedaan sangat besar. Di
Malaysia, struktur organisasi lembaga fatwa ini berada di bawah Bank Negara Malaysia
(BNM), tidak berdiri sendiri secara independen.

Hal yang paling pokok adalah bahwa industri perbankan sayraiah memiliki
peluang yang besar karena terbukti tahan terhadap krisis. Bahkan setelah kegagalan
sistem ekonomi kapitalis, sistem syariah dipandang sebagai sebuah alternatif dan solusi
untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi dunia. Menjamurnya lembaga-lembaga
keuangan syariah merupakan sebuah bukti bahwa sistem ini memiliki ketahanan terhadap
krisis. Hal ini pun telah dibuktikan ketika Krisis Ekonomi 1988, di saat bank konvensional
mengalami negative spread, namun bank Syariah tampil sebagai perbankan yang sehat
dan tahan terhadap krisis dan memperlihatkan eksistensinya hingga sekarang.

11
Bank Indonesia memberikan perhatian yang serius dalam mendorong
perkembangan perbankan syariah, dikarenakan keyakinan bahwa perbankan syariah akan
membawa ‘maslahat’ bagi peningkatan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan
masyarakat. Pertama, bank syariah memberikan dampak yang lebih nyata dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi karena lebih dekat dengan sektor riil sebagaimana yang
telah dikemukakan di atas. Kedua, tidak terdapat produk- produk yang bersifat spekulatif
(gharar) sehingga mempunyai daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari krisis
keuangan global. Ketiga, sistem bagi hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh
perbankan syariah yang akan membawa manfaat yang lebih adil bagi semua pihak

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun, kami menyadari dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan dari segi penulisan maupun isi. Oleh karena itu
kami selaku pembuat makalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun, Kami
juga mengharapkan makalah inibermanfaat untuk kami maupun pembaca pada umumnya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Antonio,MuammadSyafi’i 2001. Islamic Banking: Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik.
Jakarta Gema Insani Press.
Alhusain, A. S. (2021). BANK SYARIAH INDONESIA: TANTANGAN DAN
STRATEGI DALAM MENDORONG PEREKONOMIAN NASIONAL. 8(3), 20.
Abd. Shomad, 2017, Hukum Islam Penormaan Prinsip Syariah Hukum Islam Dalam
Hukum Indonesia. Kencana:Jakarta.

Ahmad Ilham Sholihin, 2013, Buku Pintar Ekonomi Syariah, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Yoyok prasetyo, 2018. Ekonomi syariah. Aria mandiri grup: Jakarta.

Bank Syariah Indonesia. (2022, Februari 03). Produk Bank Syariah Indonesia. Diambil
kembali dari htttps://www.bankbsi.co.id.

Andrianto. (2019). MANAJEMEN BANK SYARIAH (IMPLEMENTASI TEORI DAN


PRAKTEK). Jakarta: Qiara Media.

13

Anda mungkin juga menyukai