Anda di halaman 1dari 8

SISTEMATIKA PENYUSUNAN MU’JAM II

1. Nidzam al-Faba’I al-‘Aam (Sistem Alfabetis Umum)


a. Latar Belakang Sistem Alfabetis Umum
Sistem Alfabetis Umum adalah penyusunan kata dalam kamus
berdasarkan urutan huruf hijaiyah yang kita kenak sekarang, yakni dari
alif hingga ya’. System alfabetis umum berbeda dengan system alfabetis
khusus. Perbedaan ini hanya terletak pada aspek akar kata. Dalam arti,
apabila kita hendak mencari akar kata dari kata yang maknanya kita cari,
kita cukup dengan merujuk pada huruf awalnya saja tanpa memandang
mana huruf yang terlebih dahulu dalam urutan hijaiyah.
Adapun latar belakang munculnya system alfabetis umum ini
adalah diperkenalkan oleh Al-Zamaksyari (1074-1143 M) melalui
karyanya, Asas Al-Balaghah. Namun, ada yang berpendapat bahwa orang
yang pertama kali menyusun kamus alfabetis umum adalah Abul Mu’aly
Muhammad bin Tamim al-Barmaki (w. 1008).
Namun, polemik tersebut dapat diatasi. Artinya, memang yang
pertama kali menemukan system alfabetis umum adalah Al-Barmaki,
namun yang menyempurnakan penyusunan kamus alfabetis umum
adalah Al-Zamaksyari.

b. Asas-asas Kamus Sistem Alfabetis Umum


Asas yang dipakai dalam kamus alfabetis umum sangat sederhana
tidak seperti system kamus lainnya. Dalam arti, system alfabetis umum
hanya menekankan pada tajrid saja. Namun, untuk lebih rincinya, berikut
adalah asas yang dipakai dalam system alfabetis umum:

1) Asas Tajrid
Yang dimaksud asas tajrid di sini adalah mengembalikan kata
kepada akar katanya dengan cara menghilangkan huruf-huruf
tambahan yang melekat pada kata tersebut.
2) Asas Tardid
Sedangkan asas tadrid yaitu mengembalikan kata ke bentuk
asal kata (akar kata) dengan dua cara, yaitu:
- Mengembalikan huruf asli dalam kata yang telah dibuang, seperti
kata ‫ ر ّد‬menjadi ‫ ردد‬.
- Mengembalikan huruf asli yang telah diganti, seperti kata ‫ب اع‬
menjadi ‫ بيع‬.

c. Teknik Pencarian Makna Kata


Adapun teknik pencarian kata dalam system alfabetis umum ini
adalah dengan mengidentifikasi terlebih dahulu kata yang akan dicari.
Maksudnya, apakah kata tersebut terdiri dari huruf asli atau huruf
tambahan (zaidah). Adapun langkahnya sebagai berikut:
- Jika semua hurufnya asli, maka dicari berdasarkan permulaan huruf
dari urutan huruf-hurufnya.
- Jika kata tersebut ada huruf tambahannya, maka terlebih dahulu harus
diketahui mana huruf-huruf yang asli dari kata tersebut.

d. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Alfabetis Umum


Kelebihan system alfabetis umum adalah relative lebih mudah
bagi pengguna kamus untuk mencari makna kata, bila dibandingkan
dengan kamus yang bersistem fonetik, alfabetis khusus, maupun qafiah.
Sedangkan kekurangan system alfabetis umum adalah masih
adanya kesulitan bagi sebagian pengguna kamus dalam mencari makna
kata. Dalam artian, pengguna kamus yang kurang paham terhadap ilmu
sharaf akan kesulitan dalam men-tajrid serta men-tadrid sebuah kata.
e. Kamus-kamus Alfabetis Umum
Ada beberapa kamus yang bersistem alfabetis umum,
diantaranya yaitu Kamus lama:
- Asas Al-Balaghah karya Mahmud bin Umar al-Zamakhsyari (467-538 H).
- Mukhtar Al-Shihah karya Muhammad bin Abu Bakar al-Razi (w. 666 H.)
- Al-Mishbah Al-Munir karya Ahmad bin Muhammad Al-Muqri Al-
Fayyumi (w. 770 H)
Kamus Baru:
- Muhith Al-Muhith karya Butrus bin Bulis bin Abdullah Al-Bustani (1819-
1833 M.)
- Al-Munjid karya Louwis bin Naqula Dhahir Al-Ma’luf (1867-1946 M.)
- Matan Al-Lughah karya Ahmad Ridha Al-Amily (1958 M)
- Al-Mu’jam Al-Wasith karya Majma’ Al-Lughah, Kairo, Mesir (1380 M).
- Al-Mu’jam Al-Lughawi At-Tarikhi karya Fisher (orientalis Jerman)
- Al-Mu’jam Al-Kabir karya Majma’ Al-Lughah, Kairo, Mesir (1970 M)

2. Nidzam al-Qafiyah (Sistem Sajak/Sastrawi )


a. Latar Belakang Sistem Qafiah
System al-Qafiah adalah penyusunan ururan kata dalam kamus
didasarkan pada urutan huruf terakhir dari sebuah kata seperti sajak-
sajak dalam syair.
Orang yang pertama kali memperkenalkan system ini adalah
Ismail bin Ahmad Al-Jawhari (w. 1003 M) dari Bashrah dengan kamusnya
yang berjudul “ Al-Shihah Fi Al-Lughah” tau yang dikenal dengan “Kamus
Al-Shihah”.
Adapun yang melatarbelakangi munculnya kamus bersistem al-
Qafiah antara lain sebagai berikut:
1) Obsesi Al-Jawhari untuk mewujudkan kamus inovatif dengan system
baru.
2) Kebutuhan masyarakat sastra terhadap kamus-kamus yang bisa
menghimpun kumpulan kata yang memiliki sajak yang sama.
3) Kata dalam bahasa Arab tidak bisa lepas dari derivasi.
4) Munculnya karya-karya sastra seperti halnya puisi, prosa, qasidah,
lagu, pribahasa, dan lain sebagainya yang memakai sajak-sajak atau
berakhiran sama.
b. Asas-asas Kamus Sistem Qafiah
Adapun asas yang dipakai dalam system al-Qafiah adalah sebagai
berikut:
1) Kamus terdiri dari bab-bab
Dalam system qafiah, kamus disusun menjadi beberapa bab
berdasrkan jumlah huruf. Mulai dari bab hamzah hingga bab ya’.
Nama bab berdasarkan huruf akhir kata.
2) Tiap bab terdiri dari pasal-pasal
Setelah semua kata terkumpul dalam satu bab tertentu, lalu
setiap bab dibagi menjadi pasal-pasal. Nama pasal mengikuti huruf
pertama kata tersebut.

c. Teknik Pencarian Makna Kata


Adapun langkah yang ditempuh dalam mencari makna sebuah
kata dalam kamus qafiah adalah sebagai berikut:
1) Teknik tajrid, yakni semua kata harus dikembalikan ke akar katanya
dengan cara menghilangkan huruf-huruf tambahan.
2) Perhatikan huruf terakhir untuk menentukan letak bab.
3) Perhatikan huruf pertama dari kata yang dicari maknanya untuk
menentukan letak pasal.

d. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Qafiah


Kelebihan dari system qafiah adalah mempermudah pencarian
makna kata dan membantu para sastrawan dalam memahami karya
sastra atau yang ingin menggubah syair, puisi, prosa, dan sebagainya.
Sedangkan keurangan dari system qafiah adalah masih
digunakannya teknik tajrid dalam mencari makna kata. Teknik tajrid juga
memerlukan pemahaman yang benar tentang tatabahasa, terutama ilmu
sharaf (morfologi). Bagi kalangan awam atau non-Arab kesulitan mencari
makna kata dalam kamus, disebabkan kurangnya pengetahuan tentang
ilmu sharaf.
e. Kamus-kamus Qafiah
Diantara kamus-kamus yang bersistem Qafiah adalah sebagai
berikut:
1) Lisan Al-‘Arab karya Muhammad bin Mukarram bin Ali bin Mandzur
Al-Ifriqi yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Mandzur (1232-1311
M)
2) Al-Qamus Al-Muhith atau Al-Qamus Al-Wasith karya Al-Fairuzibadi
(1329-1415 M)

3. Nidzam al-Nuthqi (Sistem Artikulasi)


a. Latar Belakang Sistem Artikulasi
System kamus artikulasi adalah pencarian makna kata
berdasarkan huruf pertama yang terucap dan kata yang dicari langsung
bisa diketahui dalam materi kamus, tanpa harus menuntut seseorang
untuk mencari akar kata.
Adapun latar belakang munculnya system kamus artikulasi adalah
diawali oleh munculnya Al-Kafuuri dengan kamus yang berjudul Al-
Kuliyyat serta Al-Jurjani (1340-1413 M) dengan kamusnya Al-Ta’rifat.

b. Asas-asas Kamus Sistem Artikulasi


Asas yang digunakan dalam kamus system artikulasi adalah
berpegang teguh pada huruf pertama yang terucap dari sebuah kata.
Dalam arti, huruf pertama itu yang menjadi pedoman bagi penyusun atau
pemakai untuk merujuk ke letak kata sesuai urutan alfabetis hijaiyah pada
umumnya, sejak alif hingga ya’.
Adapun mengenai masalah kata yang mustata’mal dan muhmal,
kamus system artikulasi biasanya sangat selektif dalam memilih kosakata.
Sebab, kamus ini hanya akan menggunakan kata-kata yang maknanya
masih popular.
Sedangkan untuk kata-kata yang sudah tidak popular, dalam
kamus ini tidak akan dicantumkan.
c. Teknik Pencarian Makna Kata
Langkah yang ditempuh untuk mencari makna sebuah kata dalam
kamus artikulasi ini sangat mudah untuk dilakuakan. Sebab, kita hanya
dituntut untuk memahami urutan huruf alfabetis yang pada umumnya
sudah dihafal, yakni dari alif hingga ya’.
Huruf pertama dari kosakata yang dicari, langsung dirujuk pada
bab atau kelompok kata, tanpa perlu mencari akar kata. Hanya saja,
untuk fi’il biasanya harus merujuk pada fi’il madhi (kata kerja bentuk
lampau). Misalnya, kata ‫( يضربون‬mereka sedang memukul) maka dirujuk
ke bentuk fi’il madhi-nya (‫ )ضرب‬lalu dicari pada kelompok huruf ‫ ض‬.
Sedangkan untuk kata benda (‫ )اسم‬pengguna kamus artikulasi
cukup merujuk pada kelompok huruf pertama kata yang dicari. Misalnya,
kata ‫( ك وكب‬bintang) ditemukan pada bab huruf ‫ ك‬, kata ‫( فلس فة‬filsafat)
ditemukan pada bab huruf ‫ ف‬dan sebagainya.

d. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Artikulasi


Kelebihan dari kamus artikulasi adalah pada kemudahan dalam
mencari letak kosakata sehingga pengguna yang awam bisa cepat
mencari makna kata di dalam kamus, walaupun kurang memahami
kaidah-kaidah ilmu sharaf.
Bagi penyusun kamus, system artikulasi sangat membantu dalam
proses klasifikasi kata yang telah terseleksi ke dalam kelompok kata
secara cepat tanpa harus mencari asal-usul kata, derivasi kata dan jenis
struktur kata (bina’).
Sedangkan kekurangan dari system artikulasi adalah
mengabaikan teknik pencarian asal-usul kata. Dalam perspektif
pendidikan bahasa, hal ini dinilai sebagai degredasi kualitas dan skill
pengguna kamus, terutama bagi para pelajar bahasa Arab.
Akibatnya, system kamus artikulasi mengakibatkan mereka tidak
lagi menghiraukan kaidah ilmu sharaf dan ilmu nahwu, sebab kaiidah-
kaidah tatabahasa tidak banyak berguna dalam mencari makna kata
dalam kamus.

e. Kamus-kamus Artikulasi
Diantara kamus-kamus system artikulasi adalah sebagai berikut:
1) Kamus Al-Marja’ karya Syeikh Abdullah Al-‘Ulayali (1963 M)
2) Kamus Al-Raaid karya Jibran Mas’ud (sastrawan Libanon)

B. Daftar Kamus Bahasa Arab dan Sistematikanya

Sistematika Peyusun Nama Kamus


Khalil bin Ahmad Farahid,
‫العني‬
Oman 718-786
Abu Ali Al-Qaly
‫البارع‬
Manazjarad, Furat 893-967
Abu Manshur Muhammad al-
‫هتذيب اللغة‬
Sistem Fonetik Azhar, Hirat 895-981
Ibnu Sidah ‫احملكم‬
Marsiyah, Andalus
1007-1066 ‫واحمليط‬

‫األعظم‬
Ibnu Duraid, Baghdad
‫اجلمهرة‬
837-933
Sistem Alfabetis Ibnu Faris, Qazwin
‫اجململ‬
Khusus 941-1004
Ibnu Faris, Qazwin
‫مقاييس اللغة‬
941-1004

Sistem Qafiah Ismail Al-Jawhari, Farab, Turki


w. 1003 ‫الصحاح‬

Ibnu Mandzur, Mesir ‫لسان العرب‬


1232-1311
Alfairuzabady, Karzin, Iran
‫القاموس احمليط‬
1329-1415
Murthadha Al-Zabidy
‫تاج العروس‬
Zabid, Yaman
Mahmud bin Umar Al-
Zamakhsyari, Zamakhsyar ‫أساس البالغة‬
1075-1144
Butrus al-Bustani, Dibyah,
Sistem Alfabetis ‫حميط احمليط‬
Libanon 1819-1883
Umum Said Al-Syirtuni, Syirtun,
‫أقرب املوارد‬
Libanon 1849-1912
Abdullah Al-Bustani
‫البستان‬
Dibyah 1854-1930
Lewis Al-Ma’luf, Zahlah
‫املنجد‬
1867-1946
Sistem Alfabetis Majma’ Lughah Arabiyah
‫املعجم الوسيط‬
Umum Kairo
Abdullah Al-‘Ulayali
‫املعجم‬
Beirut 1914 -
Abdullah Al-‘Ulayali
Sistem ‫املرجع‬
Beirut 1914 -

Artikulasi Jibran Mas’ud


‫الرائد‬
1930 -

Anda mungkin juga menyukai