Anda di halaman 1dari 9

3.

4 Pembakuan Kaidah

Pembahasan kaidah arab melayu amat menarik. Banyak pihak yang telah menelurkan ide untuk
menyeragamkan cara tulis-baca aksara ini,baik secara mandiri maupun melalui kerjasama dengan
instansi dan/atau Lembaga yang dipandang berkompeten. Kajian ini berasas pada keprihatinan sisitem
tulis-baca yang amat beragam.

Tersebut pada bab sebelumnya. Betapa Abdullah bin Abdul Qadir al-Munsyi,Raja Ali Haji dan Zainal
Abidin bin Ahmad,telah berupaya melakukan perbaikan kaidah tulis-baca arab Melayu sejak
pertengahan abad 19 hingga pertengah-akhir abad 20 Masehi. Kajian mereka bukan sekedar
menetapkan cara tulis-baca, namun juga mencakup bahasan tatabahasa Melayu. Hebatnya lagi, bahwa 3
insan yang hidup dizaman berbeda ini adalah pengguna aksara Arab Melayu dalam keseharian.
Kemudian pada abad ke-20 akhir,kajian kaidah tidak lagi ditetapkan oleh pengguna yang ahli,melainkan
hanya peminat seni penulisan ini saja. Tentu saja banyak aspek yang tidak mengena dan tidak perlu-
bahkan terkesan dipaksakan dan dibuat-buat dalam penetapan tulis-baca Arab Melayu.

Dalam hal ini,tidak perlu diperpanjang hujatan masyarakat tentang kaidah penulisan Arab Melayu
terkini. Karena yang lebih penting dari itu semua adalah penuntasan masalah. Penguraian yang
dilakukan Yayasan Gahara adalah melalui kajian terhadap ketetapan yang telah dicapai pada setiap
periode.

Buku pelajaran Arab Melayu terbitan Yayasan Gahara merupakan simpulan dari kajian yang
dilangsungkan selama 10 (sepuluh) tahun. Disusun berlandaskan pada semangat dan keinginan untuk
menyediakan buku bahan ajar yang bermutu serta dapat pula dipertanggungjawabkan isinya. Selain
itu,simpang-siur kaidah tulis-baca Arab Melayu menjadi perhatian utama dan insya allah dapat terjawab
oleh buku ini.

Adapun kaidah penulisan Arab Melayu dalam buku ini disusun berdasarrkan pada 3 kriteria, yakni: (1)
kaidah Bahasa Arab, (2) naskah lama berhuruf Arab Melayu, dan (3) Ejaan Yang Disempurnakan(EYD).
Alasan utama kita untuk merujuk pada kaidah tata Bahasa Arab,adalah(a) bahwa 30% kata kata Bahasa
Melayu merupakan kata serapan dari Bahasa Arab, dan (b) pelajaran Arab Melayu menggunakan aksara
Arab tentunya harus berpedoman pada ketentuan dan ketetapan dalam kaidah Bahasa Arab. Maka
dalam hal ini,segala kata serapan dari Bahasa arab akan ditulis semula seperti kata aslinya,supaya para
pecinta Bahasa dapat memahami makna kata secara tersurat maupun tersirat.

Sementara untuk menulis Bahasa melayu,kita merujuk kepada naskah lama,terutama kitab karya 3
tokoh penting dalam Bahasa melayu,yakni Abdullah bin Abdul Qadir AlMunsyi,Raja Ali Haji,dan Zainal
Abidin Bin Ahmad. Maka segala ketentuan yang telah mereka tetapkan dalam penulisan aksara arab
melayu,sepenuhnya diterapkan dalam buku ini. Dengan kata lain, bahwa segala pedoman yang
ditetapkan oleh orang orang stelah mereka,yang sama sekali tidak mengerti kaidah Bahasa Arab,tidak
akan kita takuti.

Namun kaidah penulisan lama itu tidaklah dapat kita ikuti sepenuhnya. Ada beberapa perkembangan
Bahasa dalam aksara latin yang yang harus kita ikuti pula,supaya tidak terjadi salah faham atau salah
arti. Misalnya pada perbedaan makna antara tulisan “kemeja” dengan “ke meja” dan sebagainya.

3.4.1 Penerapan Kaidah


seperti yang disebutkan sebelumnya,bahwa kaidah arab melayu pada buku Gahara merujuk pada 3
(tiga) rujukan utama,yaitu:

1. Kaidah Bahasa Arab


Pembelajaran Bahasa arab sudah dipakem dengan 13(tiga belas) cabang ilmu,antara lain:
nahwu,sharf,imla,manthiq,bayan,ma ani, balaghah,muhadharah, dan sebagainya. Khusus untuk
tata tulis-baca arab,diukur dengan penguasaan 3(tiga) cabang ilmu yang tersebut
diatas,yakni:nahwu,shaf dan imla. Penguasaan tersebut mencakup kemampuan
membaca,menulis,bertutur dan pengucapan makhraj huruf yang benar. Melalui pakem
tersebut, dapat diketahui siapa yang “mampu” berbicara kaidah tulis-baca arab dan siapa pula
yang hanya “merasa mampu’’.
Arab melayu yang menggunakan huruf arab,tentu saja tidak bisa lepas dari kaidah-kaidah dasar
Bahasa arab, terutama dalam penguasaan 3(tiga) cabang ilmu diatas. Dalam hal ini mencakup
beberapa hal:
a) Penulisan kata yang berasal dari Bahasa arab akan dikembalikan kebentuk aslinya.
b) Penggunaan huruf ‘illah (alif,ya dan waw) merupakan bagian penting dalam kajian ilmu
sharf.
c) Penulisan huruf dalam berbagai bentuk: dibahas dalam kajian kaidah imla. Dalam hal ini bisa
diambil contoh cara penulisan huruf (hamzah) yang bermacam bentuk,sehingga bisa
ditentukan bentuk mana yang sesuai digunakan untuk menentukan suatu bunyi kata-karena
bentuk huruf hamzah juga ditentukan dari letak dan bunyi kata/lafaz.
d) Para tokoh arab melayu juga tidak sembarangan dalam menentukan dan meletakkan huruf,
mereka memiliki cukup ilmu Bahasa untuk membuat kaidah,atau setidaknya memberikan
peluang untuk generasi selanjutnya dalam merumuskan kaidah. Hal ini juga merupakan
pendapat Raja Ali Haji yang memandang bahwa penggunaan huruf arab,tentu saja harus
merujuk kepada ketentuan dan ketetapan (konvensi) dalam huruf arab.
2. Naskah Lama
Selain menjadi bahan kajian dan tujuan utama dalam pembelajaran ini(mampu membaca
naskah lama berhuruf arab melayu untuk menggali sejarah,teknologi dan khazanah budaya),
naskah lama juga menjadi rujukan dan sumber kaidah yang baku. Untuk beberapa istilah dan
kata tertentu, yang sudah lazim digunakan dalam naskah lama, akan tetap digunakan meskipun
berbeda dengan pola dasar penetapan bentuk penulisan kata, terutama kata
hubung/sambung,kata tanya,dan sebagainya. Hal ini dikarenakan salah satu tujuan penetapan
kaidah adalah untuk mempermudah membaca naskah lama. Dengan kata lain, jika membuat
kaidah baru yang sama sekali tidak dikenal dalam bentuk naskah lama, maka tidak akan
tercapailah tujuan diatas. Sebagai perbandingan, kita juga mengkaji kaidah buku cetakan
terbaru serta pembakuan kaidah yang dicapai dimalaysia.
Maka upaya yang dilakukan Yayasan Gahara bukan sekedar meraba,mengira,apalagi menduga:
namun merupakan kajian yang komprehensif dan menyeluruh. Karena kajian kaidah tata tulis-
baca arab melayu ini dilakukan melalui tinjauan terhadap banyak kepustakaan, yang berpunca
kepada:
a. Bustan al-Katibin,Raja Ali Haji, Yang membahas tentang cara penulisan arab melayu.
b. Kitab pengetahuan Bahasa, Raja Ali Haji,yang membahas tentang tata Bahasa melayu
c. Kaidah tulis Jawi, Zainal Abidin bin Ahmad (ZA’BA)
d. Hasil konvensyen jawi, dimelaka,1989
e. Ejaan jawi yang disempurnakan (EJYD), dewan Bahasa dan pustaka Malaysia,1994
3. Ketetapan EYD
Peran EYD dalam buku gahara adalah untuk menyesuaikan pola penulisan lama dengan metode
yang ditetapkan oleh EYD. Tentunya sangat membantu siswa dalam belajar, terutama dalam
pelajaran membaca dan menulis. Sebagai contoh, kajian kaidah penulisanan imbuhan
(awalan,akhiran,dan yang lainnya) hanya dibahas didalam ketetapan EYD. Hal ini menjadi acuan
dalam menentukan pola penulisan yang benar,mudah dibaca dan bisa dimengerti, seperti
pembedaan “ke meja” dengan “kemeja” yang sudah disinggung ditulisan sebelumnya.
Namun kita tidak dapat sepenuhnya tunduk pada ketetapan yang telah dicapai EYD,karena
banyak kata serapan yang dibuat “mudah” cara penulisan dan pengucapannya. Misalnya
perkataan “khatulistiwa” yang diambil dari Bahasa arab khath al-istiwa, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, EYD hanyalah sebagai bahan perbandingan saja.
Ketiga rujukan utama ini menjadi bahan pelengkap untuk menetapkan kaidah belajar tulis-baca
arab melayu dan naskah lama serta menentukan pola ajar yang ramah dengan teknologi
informasi dan computer. Arah tujunya adalah menjadikan arab melayu sebagai pelajaran
muatan local terbaik- mudah dipelajari dimasa kini dan selaras dengan ejaan naskah lama serta
kaidah Bahasa arab.
Setelah mendapat formula kajian ini, akhirnya dapatlah kita tegakkan kepala dihadapan
khalayak dengan membawa simpul kaji yang berguna dan dapat pula dipertanggungjawabkan.
Hasil kaji tersebut telah mengerucut dan dirangkum dalam ketentuan dan ketetapan berikut ini:
1. Kata Dasar Satu Suku Kata
Setiap kata pasti mempunyai arti. Tidak terkecuali bagi kata kata bersuku kata satu. Hanya
saja, terkadang jumlah kata yang kita miliki masih terbatas, sehingga kita tidak dapat
memberikan makna terhadap suatu kata. Jadi, ketentuan mengenai cara penulisan kata
bersuku kata satu yang punya arti dan/atau yang tidak mempunyai arti, sudah terhapus
oleh kaidah berikut ini:
A. Berbunyi hidup
Setiap kata yang berbunyi hidup diberi ‘illah
‫يا ڨرا ما ال سوا‬
‫سري ڨري كرو ڨرو تري‬

B. Berbunyi A mati
Setiap kata yang berbunyi A mati,tidak diberi ‘illah
‫يڠ هڠ تس بنك تنك ڨس چڤ‬
Kecuali untuk dua kata ini : ‫( دان‬dan) ‫( وان‬wan)
C. Berbunyi mati selain A
Setiap kata yang berbunyi mati selain A,diberi ‘illah
‫ڨير مور بوڠ تون ريل رول فيل ليم‬
2. Kata dasar dua suku kata berbunyi awal A
A. Berbunyi A-A
1. Jika berbunyi A hidup- A hidup, suku kata awal diberi Alif
‫كت سم من جل لم رت دس چار‬
Jika suku kata kedua berhuruf 'illah harus diberi alif
‫جاوا سايا رايا تاوا الوا فايا‬
2. Jika berbunyi A hidup- A mati, suku kata awal diberi Alif
‫تالم تانة كاتك جالن ماكن كانن راتڨ مالس‬
Jika suku kata kedua berhuruf 'illah (waw atau ya), maka harus diberi alif
‫الياڠ ايام ساياڠ ساياڤ ماياڠ باواڠ‬
3. Jika berbunyi A mati – A hidup,kata kedua diberi Alif
‫منجا لعكا ڬـندا سبدا همبا ڨندا لندا جڠكا‬
4. Jika berbunyi A mati- A mati,tidak ada yang diberi Alif
‫سنتن بنتل ڨڠكال لندك تندس كندس ڨندن جمبن‬
B. Bunyi A-I
1. Jika berbunyi A hidup – I hidup/mati, maka suku kata awal diberi alif dan suku kata
kedua diberi Ya
‫ڨادي كامي جادي جاوي ساڨي ڬـالي ماري ساري‬
‫ساريڠ ساكيت ڬـاديس جالين ماكين راكيت الڠيت تاڠيس‬
2. Jika berbunyi A mati – I hidup/mati, hanya suku kata kedua diberi ‘illah
‫ڬـانتي تمڤي سندي مندي سنتي ونتي چندي كستي‬
‫كمبيڠ بنجير چنتيك كنتين لنتيك چڠكير رنتيڠ بنتيڠ‬
C. Bunyi A- U
1. jika berbunyi A hidup – U hidup/mati, suku kata awal diberi Alif dan suku kata kedua
diberi Waw
‫ڨادو كامو ساڨو باجو ساڬـو بارو مالو ڨاچو‬
‫ساروڠ ڨاسوڠ ڬـاجوس جالور ماسوك سابوك الروت تاكوت‬
2. Jika berbunyi A mati – U hidup/mati, hanya suku kata kedua yang diberi ‘illah
‫ممڤو بنتو جمبو لمڤو رنچو هنتو چندو تندو‬
‫كمبوه ڨنتون سمبوت سڠكوت كنتوك سڠكور هنچور چڠكول‬
D. Bunyi A-E
1. Jika berbunyi A hidup- E hidup/mati,suku kata awal diberi Alif dan suku kata kedua
diberi Ya
‫ساتي جاهي ڨاري واڬـي مادي كابيل‬
‫تاميڠ كاليڠ كاتيس كاريت كاسيت ماريت‬
2. Jika berbunyi A mati – E hidup/mati,hanya suku kata kedua diberi ‘illah
‫أڠكي ڬـانتيڠ بنتيڠ منتيل ڨستيل رنسيل‬ ‫تنتي‬
E. Bunyi A – O
1. Jika berbunyi A hidup – O hidup/mati, suku kata awal diberi Alif dan suku kata kedua
yang diberi Waw
‫كادو كارو ساڽو سادو ساڨو رادو سالو جاڬـو الڨو الكون بالوك كاڨوك باروڠ‬
2. Jika berbunyi A mati – O hidup/mati, hanya suku kata kedua diberi ‘illah
‫ڨنچو بڠكو بكسو سلتو سمڤو‬
‫كنتور مندور چمڤور فكتور ڨنتول‬
F. Bunyi A berhuruf Hamzah
Bunyi A berhuruf Hamzah hidup/mati diawal kata, tidak perlu diberi ‘illah huruf Alif
‫أكو أدا أڨا أڠكا أندا‬
‫أنك ألة أسري أڠكت أنتن‬
3. Kata dasar dua suku kata berbunyi awal ‘E’
A. Bunyi E-A
 Jika berbunyi E hidup – A hidup, suku kata kedua diberi Alif
‫ردا جرا ڬـم لڬـا كرا سال سنا ترا‬
 Jika berbunyi E hidup – A mati, semua tiada ‘illah
‫سكڨ سڽڤ ڨلن سلڠ رتك كلك تلت ڬـلس‬
 Jika berbunyi E mati – A hidup, suku kedua diberi Alif
‫سندا بندا رنتا ڬـنتا تمڤا سرتا مرتا ترڨا‬
 Jika berbunyi E mati – A mati , tidak ada yang diberi ‘illah
‫سندل بنتڠ تندڠ كنتڠ همڤس رمڤه سمبه جڠكل‬
B. Bunyi E-I
Bunyi E hidup/mati, I hidup/mati, suku kata kedua diberi Ya
‫سڤي ڨتي بسي سري بري‬
‫سڤيت جڤيت هنيڠ سڠيت بليت‬
‫سليڤ ڬـتير ڨريه سندي ڨڠكي‬
‫دڠكي كندي رسمي مستي بنچي‬
‫ڨرڬـي ڬـنتڠ ڨنتيڠ لنتيك لندير‬
C. Bunyi E-U
Bunyi E hidup/mati – U hidup/mati, suku kata kedua diberi Waw
‫سرو درو كلو دبو لسو‬
‫جمو بكو منو سروم ڨروت‬
‫لمبو رستو سندو تڠكو مندو‬
‫رڠكوه سنتوه بنتوك بنرول سنتول‬
‫ڬـمڤور سمبور لنتور لڠكوڠ ڬـمبور‬
D. Bunyi E-E
Bunyi E hidup/mati- E mati, suku kata kedua diberi Ya
‫كرين مليك جليك بكين سمنين لمبيك‬
‫ڬـنتيڠ سربيت چڠكيه كمڤيس ڨرمين لنتيڠ‬
E. Bunyi E – O
Bunyi E hidup/mati-O mati, suku kata kedua diberi Waw.
‫تلون سدوت ستور ڬـمبوك منتوك‬
4. Kata dasar dua suku kata berbunyi awal ‘I’
A. Bunyi I-A
 Jika I hidup – A hidup,suku kata awal diberi Ya dan suku kata kedua
diberi Alif
‫كيتا كيرا ڨيتا چينا بيسا هينا ليما تيڬـا‬
 Jika I hidup – A mati, suku kata awal diberi Ya
‫كيڤس ليبس ڨيله ڬـيلڠ ڨيرڠ كيدل هيتم ڨيسڠ‬
 Jika I mati- A hidup,suku kata awal diberi Ya dan suku kata kedua diberi
Alif
‫تيمڤا هيڠڬـا ڨينتا ريمبا ديندا جيڠڬـا‬
 Jika I mati- A mati, suku kata awal diberi Ya
‫ڨينتل بينتڠ ڨيندڠ رينتڠ ريڠكس لينته ڨينده سيڠڬـه‬
B. Bunyi I-I
Bunyi I hidup/mati – I hidup/mati,suku kata awal dan suku kata kedua sama
sama diberi ‘illah huruf Ya
‫كيسي ميسي سيسي ديري ڬـيري‬
‫ڨيريڠ سيسيك بيسيڠ كيكيس كيريم‬
‫سيريڤ ليريك ڨيچيڠ كيكير بيبير‬
‫ميمڤي تيڠڬـي دينديڠ سيڠكير هيمڤيت‬
‫سينتيڠ بينتيك تينديك بيمبيڠ ڨيڠڬـير‬
C. Bunyi I-U
Bunyi I hidup/mati- U hidup/mati, suku kata awal diberi Ya dan suku kata kedua
diberi ‘illah huruf Waw
‫تيرو تيسو تيڤو ڨيتو ڨيلو ڨيچو ليكو‬
‫سيتوس سيڤوت ڨينوس مينوم سيبوك ڨيكون بيدوك‬
‫ڨينتو ڬـينچو ريندو هيندو تينجو ريمبون هيمڤون‬
‫سيمڤول تيمبون تيمبول ليندوڠ سيمڤوه زيڠكوه ڨيڠڬـول‬
D. Bunyi I-E
Bunyi I hidup/mati-E hidup/mati, suku kata awal dan suku kata kedua sama
sama diberi ‘illah huruf Ya
‫سيليت ڨيليك سيندين سيڠكيڤ ڨينسيت فيلتير ريڠسيك‬
E. Bunyi I-O
Bunyi I hidup/mati – O hidup/mati , suku kata awal diberi Ya dan suku kata
kedua diberi ‘Illah huruf Waw
‫ڬـيرو كيلو زيڬـوت بيسون ڨيلوت‬
‫ڨيڠڤوڠ سيمبول ڨيستول ڨيسڤوت سيڠكوت‬
F. Bunyi I berhuruf hamzah
Bunyi I berhuruf Hamzah hidup/mati diawal kata, tidak perlu diberi ‘illah huruf
Ya
‫أبا إبو إسي إكت إڬـت‬
‫إنده إنتن إناي إنتان إنزيا‬
Kecuali untuk penulisan kata hubung dan kata serapan dari bahasa arab
‫اين ايت إيمان‬
5. Kata dasar dua suku kata berbunyi awal ‘U’
A. Bunyi U-A
 Jika U hidup-A hidup , suku kata awal diberi ‘illah huruf Waw dan suku kata
kedua diberi ‘illah huruf Alif
‫سوكا ڨوڽا بوڠا تونا موكا موال جوڬا لوڨا‬
 Jika U hidup-A mati, hanya suku kata awal diberi ‘illah Waw
‫سوبڠ ڬـوبل ڨولس سولم روسك لوڬـس لوبڠ بوكن‬
 Jika U mati-A hidup, suku kata awal diberi ‘illah huruf Waw dan suku kata
kata kedua diberi ‘illah huruf Alif
‫سمبا لومبا جومڤا دوستا ڨورنا ڨوترا كورما كوستا‬
 Jika U mati – A mati,hanya suku kata awal diberi ‘Illah Waw
‫سومبت تومبل بونتل تومڤه توڠڬـل ڬـونده لومره جوڠكل‬
B. Bunyi U-I
Bunyi U hidup/mati – I hidup/mati , suku kata awal diberi ‘illah huruf Waw dan
suku kata kedua diberi ‘illah huruf Ya
‫دولي ڬـولي بومي سوڬـي بوسي روڬـي‬
‫هوني سوڽي كولي سوچي كوليت چوبيت‬
‫توميس كوميس سوليڠ روميت سوليت توميت‬
‫كوڨيڠ ڨوتري ڬـوستي مولتي بوكتي كوڽيت‬
‫كونچي سونتيڠ رونديڠ توربين چوڠكيل سومڤيت‬
C. Bunyi U-U
Bunyi U hidup/mati – U hidup/mati, suku kata awal dan suku kata kedua diberi
‘illah huruf Waw
‫كوبو ڬـورو توڬـو لوڬـو روڠو هولو‬
‫دولو دوڠو سوسو توجو كوبوس ڬـوروه‬
‫تورون روموس لوموت هوموس ڨوڨوس سوسون‬
‫توجوه جولوك سومبو تومڤو توڠكو چومبو‬
‫توڠڬـو رومڤوت تونجوك لومڤور كولتوس توڠڬـول‬
‫رونتوه سونتوك تومڤول سوڠكور ڬـوندول لومڤور‬
D. Bunyi U-E
Bunyi U hidup/mati – E hidup/mati, suku kata awal diberi ‘illah huruf Waw dan
suku kata kedua diberi ‘illah huruf Ya
‫بولي روتي روڨي بوتيت بوسيت‬
E. Bunyi U-O
Bunyi U hidup/mati – O hidup/mati, suku kata awal dan suku kata kedua diberi
‘illah huruf Waw
‫سورو جودو كولون بورون بوتون‬
6. Kata Dasar dua suku kata berbunyi Awal ‘E’
A. Bunyi A- E
1. Jika bunyi E hidup – A hidup, suku kata awal diberi ‘illah huruf Ya dan suku
kata kedua diberi ‘illah huruf Alif
‫بيال ريال ميڬـا ڨينا لينا تيڬـا بيتا تيما‬
2. Jika bunyi E hidup- A mati, suku kata awal diberi ‘illah Ya
‫ميتل ايلك تيڤك سيڤك ڨيتك‬
3. Jika bunyi E mati – A hidup, suku kata awal diberi ‘illah huruf Ya dan suku
kata kedua diberi ‘illah huruf Alif
‫فينتا ڨيستا ليتدا سيكدا تيندا‬
4. Jika bunyi E mati- A mati, suku kata awal diberi ‘illah Ya
‫سينتك مينتل سيمڤك ليمڤر تيڠكك‬
B. Bunyi E-I
Bunyi E hidup/mati – I hidup/mati, suku kata awal dan suku kata kedua diberi
‘illah huruf Ya
‫هيلي چيري ڨيچي بيندي ڨينسيل‬
C. Bunyi E-E
Bunyi E hidup/mati – E hidup/mati, suku kata awal dan suku kata kedua diberi
‘illah huruf Ya
‫ليلي تيلي كيري ڬـيسيك ڬـيسير تيمڤي بينتيڠ سينتير‬
D. Bunyi E-O
Bunyi E hidup/mati – O hidup/mati, suku kata awal diberi ‘illah huruf Ya dan
suku kata kedua diberi ‘illah huruf Waw
‫ڨيڽوك سيروك ڨيرون تيمڤو سيڠڬـول‬
7. Kata dasar dua suku kata berbunyi awal ‘O’
A. Bunyi O-A
1. Jika bunyi O hidup- A hidup, suku kata awal diberi ‘illah huruf Waw dan suku
kata kedua diberi ‘illah huruf Alif
‫دوسا سودا رودا توڬـا نودا‬
2. Jika bunyi O hidup- A mati, suku kata awal diberi ‘illah Waw
‫كولم روتن توڨن تولك توڨڠ ڨورك سورك سوڨن‬
3. Jika bunyi O mati-A hidup, suku kata awal diberi ‘illah huruf Waw dan suku
kata kedua diberi ‘illah huruf Alif
‫رونتا روڠڬـا ڨومڤا دومبا لومبا‬
4. Jika bunyi O mati- A mati , suku kata awal diberi ‘illah Waw
‫سونتك رومڤك تومبك كوندڠ ڨونتڠ‬
B. Bunyi O-I
Bunyi O hidup/mati-I hidup/mati,suku kata awal diberi ‘illah huruf Waw dan
suku kata kedua diberi ‘illah huruf Ya
‫لوري ڬـوني ڨوري روتي توڨي‬
‫موديس ڨوليس سوسيس رومڤي كوڠسي‬
‫مونتير ڨورتير سورتير بوليڠ كومڤي‬
C. Bunyi O-U
Bunyi O hidup/mati – U hidup/mati, suku kata awal dan suku kata kedua diberi
‘illah huruf waw
‫بولو دوكو كوروڤ مودوس مودول‬
D. Bunyi O-E
Bunyi O hidup/mati-E hidup/mati, suku kata awal diberi ‘illah huruf Waw dan
suku kata kedua diberi ‘illah Huruf Ya
‫سوري هوري بوني كودي توڬـي ڬـوريڠ توريه بوليه‬
‫ڬـوريس توفيڠ توكيك ڨوليس ڬـوليك توليه كوندى مورسي‬
‫روندي سوڠكيت رومبيڠ ڨوستير‬
E. Bunyi O-O
Bunyi O hidup/mati – E hidup/mati, kedua suku kata diberi ‘illah
‫سوتو تولوڠ ڨوروس سوروت سوروڠ‬
‫روبوه جومڤو لونتوڠ تومبوك كومڤور‬
8. Kata Dasar tiga suku kata
A. Bunyi awal A
1. Bunyi A hidup/mati – A hidup – bunyi lain hidup/mati
‫لكسان ركساس جمباڠن أستاك أستاك‬
‫بڬـاسي سفان مندال ڬـراسي أنتا‬
‫جكرتا ڬـلكسي ڨلڠكا كتڠكا رڨڠڬـا‬
KECUALI: bila terdapat huruf 'illah di dalam suku kata
‫كاواسن كاياڠن ناواال وواسن يياسن‬
KECUALI: Bila terdapat bunyi HA hidup ditengah kata
‫ڬـهرا بهسا بهيا چهيا بهنا‬
‫بهڬـيا ڬـهرو مهكم بحري واهنا‬
2. Bunyi A hidup/mati – bunyi lain hidup/mati – bunyi lain hidup/mati
‫ڨليمبڠ ڬـڤورا ڨڬـودا نڬـودا ڬـلوڠڬـوڠ‬

B. Bunyi Awal E
1. Bunyi E hidup/mati – E hidup/mati – bunyi lain hidup/mati
‫ڬـلڬـر ڬـمتر ڬـلمبوڠ بلڠڬـو كرڠڬـا‬
‫سرنتك سرمڤك سمنجك تلنتڠ كهندك‬
‫چندرا بندرڠ ڬـندرڠ چندروڠ ممڤلم‬
‫سلسا سڬـرا چدرا چمتي سترر‬
‫كملوت امڤدو سمبليت تلنتڠ چڠكرڠ‬
2. Bunyi E hidup/mati – bunyi lain hidup/mati – bunyi lain hidup/mati
‫تل ڬـ كالن جال ڬـ مران ڬـجال‬
‫تناڬـ چمار ڨالن بجان ڨڤايا‬
‫كتاوا ڨالوا ساللو كراڨو ماليو‬
‫براني كناري لمازي مالتي كماڠي‬
C. Bunyi awal selain A dan E
9. Awalan dan Akhiran
Dalam Bahasa ini tidak diurai tentang jenis awalan/akhiran serta tujuam dan
maksud penempatannya, karena itu sudah dibahas tuntas didalam pelajaran Bahasa
Indonesia. Sedangkan yang perlu kita ketahui adalah bagaimana cara penulisan
awalan dan akhiran dengan aksara Arab Melayu
Pada 8 (delapan) bahasan diatassudah ditegaskan mengenai tatacara
penulisan kata dasar. Setelah semuanya dikuasai, akan mudah bagi kita untuk
memahami ketetapan dibawah ini:
1. Kata dasar tidak akan berubah cara tulisnya,meskipun bertemu dengan kata
awalan/akhiran.
Contoh :
2. Bunyi awalan jadi bertambah untuk menyesuaikan dengan bunyi awal kata
dasar,namun tak merubah bentuk kata dasar
Contoh :

Anda mungkin juga menyukai