MAKALAH
(Revisi)
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Ulumul Quran
Disusun Oleh :
1. M. Sirojut Tholibin
(932201913)
(932201713)
(932201813)
Kelas A
Dosen pengampu:
Mumin Firmansyah,M.HI.
NIP. 197208292001121002
2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan mengucap puji syukur kehadiran Allah SWT atas rahmad,
hidayah dan perlindungan-Nya, serta shalawat serta salam kepada
Rasulullah SAW yang membawa cahaya terang bagi umat Islam,
sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas mekalah ini
yang bertema Al-Muhkamat dan Al-Mutasyabihat. Untuk memenuhi
tugas matakuliah Ulumul Quran. Dan tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada Bapak Mumin Firmansyah,M.HI. selaku dosen
pengampu matakuliah kami.
Dalam hal ini kami berusaha semaksimal mungkin dalam
membuatmakalahini, semoga dengan apa yang kami tulis ini dapat
bermanfaat kepadapembaca sekalian. Namun, tidak lepas dari semua
itu, kami mengakumakalahini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dosenserta teman-teman sangat kami harapkan.
Semoga usaha kami diridhoi AllahSWT, Aamiin.
Kediri, 31 Oktober 2014
Pemakalah
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Quran diturunkan dengan bahasa Arab, karena itu untuk
memahami hukum-hukum yang di kandung nash-nash al-Quran
diperlukan
bahasa Arab. Para ulama yang ahli dalam bidang ushul fiqh, telah
mengadakan penelitian secara sesama terhadap nash-nash al-Quran,
lalu hasil penelitian itu diterapkan dalam kaidah-kaidah yang menjadi
pegangan umat Islam guna memahami kandungan al-Quran dengan
benar.
Adapun ilmu yang mempelajari tentang al-muhkam dan almutasyabih adalah Ilmu muhkam wal Mutasyabih. Ilmu ini di latar
belakangi oleh adanya perbedaan pendapat ulama tentang adanya
hubungan ayat atau surat yang lain. Sementara yang lain mengatakan
bahwa didalam Al-Quran ada ayat atau surat yang tidak berhubungan.
Disebabkan pendapat ini, maka suatu ilmu yang mempelajari ayat atau
surat Al-Qursn cukup penting kedududkannya. Sementara itualmuhkam
danal-mutasyabih
adalah
sebuah
kajian
yang
sering
al-muhkam
dan
al-mutasyabih
merupakan
salaf dan klaim bahwa kelompok yang tidak berpaham seperti paham
madhhabmereka adalah sesat dan salah menggelitik penulis untuk
menulis sedikit catatan tentang permasalahan ini sehingga pembaca
dapat membedakan macam-macam madhhab dankelompok dalam
permasalahan
ini
dan
dapat
memposisikan
diri,
pada
Perbedaan
Pendapat
Ulama
Dalam
Memahami
Ayat
Mutasyabihat?
5. Bagaimana
cara
menentukan
al-muhkam
dan
al-
mutasyabihbesertacontoh-contohayat al-mutasyabihat?
6. Apa saja faedah mempelajari ayat al-muhkamat dan al-mutasyabihat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Muhkam Dan Al-Mutasyabih
Sebelumdibahasartinya,perluterlebihdahuludijelaskanlafalnya.
Lafal
muhkam
dan
mutasyabihadalahbentukmudzakaruntukmensifati
kata-kata
yang
kata
yang
maunants
pula,
sepertiayatmuhkamahataumutasyabihah.1
Para ulam banyak berbeda pendapat tentang pengertian muhkan
dan mutasyabih itu. Barangkali pendapat dalam hal ini mencapai dua
puluh pendapat. Pegangan yang lazim dan menjadi pegangan sejak
permuaan islam sempai ke masa sekarang ialah:
1. Ayat-ayat
muhkam
ialah
ayat-ayat
yang
arti
dari
yang
mutasyabih
ialah
ayat-ayat
yang
makna
lahirnya
ulama
berbeda-beda
dalam
Sedangkan
lafalmutasyabihadalahlafal
yang
bisamengetahuinya.
Contohnya,
terjadinyaharikiamat,
keluarnyaDajjal, artihuruf-hurufmuqaththaah.
2. UlamagolonganHanafiyahmengatakan, lafalmuhkamialahlafal yang
jelaspetunjuknya,
dantidakmungkintelahdinasakh
bisa
ditawil
kecuali
satu
arah
atau
segi
saja.
Sedangkanlafalmutasyabihadalahartinyadapatditawilkandalambebe
rapaarahatausegi,
Karenamasihsama.
Misalnya,
4. Sebagianulamaberpendapat,
maqulmaknanyaatau
bahwalafalmuhkamialahlafal
yang
rasionalartinya,
artinyamudahditerimaakalpikiran,
seperti
(Dirikanlahshalat).
yaitulafal
di
yang
atautidakmudahditerimaakalpikiran.
Contohnyasepertiwaktu-waktunyashalat,
tiapshalat,
lafal
karenadiperintahkan
Tetapilafalmutasyabihialahsebaliknya,
tidakmasukakal,
yang
Kalimatitumudah
mengertibahwamendirikanshalatituwajib,
Allah.
yaknilafal
yang
jumlahrakaattiap-
diwajibkannyapuasahanyakhusus
di
bulanRhamadandansebagainya.3
Jadi, jika semua definisi muhkam tersebut dirangkum, maka
pengertian muhkam ialah lafal yang artinya dapat diketahui dengan jelas
dan kuat secara berdiri sendiri tanpa ditawilkan karena susunan lafal atau
kalimatnya tertib dan tidak musykil, karena pengertiannya masuk akal
sehingga dapat diamalkan karena tidak dinasakh. Sedangkan pengertian
mutasyabih ialah lafal Alquran yang artinya samar, sehingga tidak dapat
dijangkau akal manusia karena bisa
ditawilkan bermacam-macam
agar
ia
menjadi
pemberi
perigatan
bagi
alam
semesta.
yang
lurusdalamayat-ayat
tegasketerangannyadanjelasciri-cirinya.5
Kita
dapat
yang
mengatakan
semua ayat Al Quran adalah muhkam, kalau yang kita maksud dengan
3Djalal. H. A, Ulumul Quran,hlm. 240-241
4Ibid. 243
muhkam itu adalah kuat, kokoh, rapih susunanya dan sama sekali tidak
mengandung
kelemahan
baik
dalam
lafaz-lafaznya,
rangkaian
dan
ijaz
(to
disable)
serta
dalam
hal
sukaran
Artinya: Dialah yang menurunkan al-kitab (Al Quran) kepadakamu.
Diantara (isi)nyaadaayat-ayat yang muhkamatitulahpokok-pokokisi Al
Quran dan yang lain (ayat-ayat)mutasyabihat. Adapun orang-orang
yang
dalamhatinyacondongkepadakesesatan,
makamerekamengikutisebagianayat-ayat
yang
mutasyabihatuntukmenimbulkanfitnahdanuntukmencari-caritakwilnya,
5SauqiyahMusyafaah, DKK, Studi Al Quran,(Surabaya: IAIN SunanAmpel Press:
2012), hlm. 235
6 Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Quran, (jakarta: Pustaka Firdaus,2001),
hlm.371
padahaltidakada
orang-orang
yang
mengetahuitakwilnyamelainkan
yang
Allah.
mendalamilmunyaberkata,
Dan
kami
ayattersebutjelas
menurunkan
Al
Allah
Quran
SWT
yang
berfirmanbahwa
Allah
didalamnyaterdiridariayat-
Imran
ayat
7.
Al
Quran
merupakankitab
yang
muhkamatsebagaimana Q. S. Hudayat 1:
Artinya:
Alif
Lam
Ra,
(Inilah)
suatukitab
yang
ayat-
ayatnyadisusundenganrapisertadijelaskansecaraterperinci.
Karenaayatnyatersusunrapidanurut,
sehinggadapatdipahamiumatdenganmudah,
tidakmenyulitkan,
dantidaksamarartinyakarenamaknanyamudahdicernaolehakalpikiran.
Al Quran merupakankitab yang mutasyabihatsebagaimana Q. S. AzZumarayat 23, karenasebagiankandungannyaserupadengansebagian
yang
lain
dalamkesempurnaandankeindahanya,
Karenaitu
Al
Quran
secarautuhmemuatsisimuhkamdanmutasyabihat.8
Artinya: Allah telahmenurunkanperkataan yang baik (yaitu) Al Quran
yang
serupa
(mutuayat-ayatnya)
gemetarkarenanyakulit
orang-orang
yang
lagiberulang-ulang,
takutkepadaTuhan-Nya,
kemudianmenjaditenangkulitdanhatimerekawaktumengingat
Itulahpetunjuk
dikehendaki-Nya.
Allah,
Dan
Allah.
dengankitabituDiamenunjukisiapa
barangsiapa
yang
disesatkan
yang
Allah,
adanya
ayat-ayat
mutasyabihat
Al
Quran
itu
disebabkan karena kesamaran pada lafal, baik lafal yang mufrad (lafal
yang belum tersusun dalam kalimat) ataupun yang sudah murakab
(lafal yang tersusun dalam kalimat).
Sebab kesamaran lafal tersebut sebagai berikut:
a. Kesamaran Dalam Lafal Mufrad
Lafal mufrad artinya tidak jelas, baik disebabkan oleh lafalnya yang
gharib (asing), maupun mushtarak (bermakna ganda). Termasuk hurf
al-muqattaah di awal surah.
1). Contoh kesamaran lafal mufrad yang gharib (asing)
Al Quran surah Abasa ayat 31
Artinya: Dan buah-buahan serta rumput-rumputan
Lafaz jarang di jumpai dalam Al Quran (gharib), maka ayat tersebut
dijelaskan pada ayat berikutnya pada surah Abasa ayat 32,
9 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya Al-Jumanatul
Ali,hlm.461
Artinya: Untukkesenanganmudanuntukbinatang-binatangternakmu
2). Contoh kesamaran lafal mufrad yang mushtarak (bermakna
ganda)
Al Quran surah As- Saffat ayat 93
Laludihadapinyaberhala-
Artinya:
berhalaitusambilmemukulnyadengantangankanannya (dengankuat)
perempuan
yang
makakawinilahwanita-wanita
tigaatauempat.
yatim
(lain)
(bilamanakamumengawininya),
yang
kamusenangi:
dua,
Kemudianjikakamutakuttidakakandapatberlakuadil,
sehingga
makna-maknanya
sulit
mereka
tangkap.
adanya
ayat
mutasyabihat
terjadi
disebabkan
Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah,
bulan sabit itu adalah tanda-tanda bagi manusia dan (bagi ibadah
haji);
dan
bukanlah
kebajikan
memasuki
rumah-rumah
dari
sifat-sifat-Nya,
waktu
datangnya
hari
kiamat,
dan
merinci
yang
mujmal,
menentukan
yang
musytarak,
yang
rosikh
(mendalam)
ilmupengetahuannya,
Artinya: Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadakamu.
Di antara (isi)nyaadaayat-ayat yang muhkamaat, itulahpokokpokokisi Al qurandan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat.
Adapun orang-orang yang dalamhatinyacondongkepadakesesatan,
makamerekamengikutisebahagianayat-ayat
yang
mutasyaabihaatdaripadanyauntukmenimbulkanfitnahuntukmencaricaritawilnya,
padahaltidakada
wilnyamelainkan
Allah.
yang
Dan
mengetahuita
orang-orang
yang
semuanyaitudarisisiTuhan
tidakdapatmengambilpelajaran
(daripadanya)
kami".
Dan
melainkan
orang-
Memahami
Ayat
Pendapat
Ulama
Dalam
ulama
mutaakhirin
berani
menafsirkan
maupun
ulama
pertama
diikuti
oleh
sejumlah
ulama,
Dan dengan qiraat Ibnu Masud:
Juga
dengan ayat itu sendiri yang menyatakan celaan terhadap orang-orang
yang mengikuti ayat mutasyabih, dan mensifatinya sebagai orang-
menentukan
Al-Muhkamat
dan
Al-Mutasyabih
Dan
Contoh-Contohnya
1. Para ulama berselisih pendapat dalam penentuan ayat-ayat yang
masuk muhkamat dan mutasyabihat, di antaranya:
a.
Ayat-ayat
muhkamatadalah
ayat
yang
maknanya
jelas,
c.
Ayat-ayat
muhkamatadalah
ayat
yang
tidak
memunculkan
Ayat-ayat
kefarduan,
muhkamat
ancaman,
mutasyabihatberbicara
adalah
dan
tentang
ayat
janji,
yang
berbicara
sedangkan
kisah-kisah
dan
tentang
ayat-ayat
perumpamaan-
perumpamaan.
i.
Ibnu Abi Hatim mengeluarkan sebuah riwayat dari Ali bin Abi
Thalhah,
dari
Ibnu
Abbas
yang
mengatakan
bahwa
ayat-ayat
diimani
dan
diamalkan,
sedangkan
ayat-ayat
perumpamaan-perumpamaan,
sumpah,
dan
yang
harus
k.
diimani
dan
diamalkan,
sedangkan
ayat-ayat
Artinya: Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah,
tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
(Q.S. Al Qasas: 88)
Artinya: Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran
dan kemuliaan. (Q.S. Ar Rahman: 27)
14Rosihon Anwar, Mutiara Ilmu-Ilmu Al-Quran, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hlm. 145-146
Artinya: Yaitu: "Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian
lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya
ke tepi, supaya diambil oleh (Firaun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan
Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku;
dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku. (Q.S. Taha: 39)
Artinya: Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan
yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya
pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha
Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
(Q.S. Az Zummar: 67)
lafaz-lafaz
pembuka
surah.
Pendapat
yang
paling
mashyur
isi
kesulitan
dan
ajarannya,
kebingungan
karena
lafal
umat
ayat-ayat
dalam
dengan
seseorang
yang
berpengetahuan
tinggi
akan
bagi
mutasybih.
orang-orang
Sebagaimana
yang
Allah
mengutak-atik
ayat-ayat
menyebutkan
wa
ma
yadzdzakkaru ila ulu al-albab sebagai cercaan terhadap orangorang yang mengutak-atik ayat-ayat mutasyabih. Sebaliknya
Allah memberikan pujian bagi orang-orang yang mendalami
ilmunya, yakni orang-orang yang tidak mengikuti hawa nafsunya
untuk mengotak-atik ayat-ayat mutasyabih sehingga mereka
berkata
rabbana
la
tuzighqulubana.
Mereka
menyadari
BAB III
PENUTUP
16http://ebdaaprilia.wordpress.com/2013/05/21/makalah-ulumul-quran-muhkam-mutasyabih/ di akses 22
September 2014
A. Kesimpulan
Muhkam adalah ayat-ayat yang maknanya sudah jelas, tidak samar
lagi dan tidak menimbulkan pertanyaan jika disebutkan. Sedang
mutasyabih adalah ayat-ayat yang maknanya belum jelas.
Ulama berbeda pendapat dalam hal memahami ayat-ayat
mutasyabih,
yaitu
antara
memahami/memaknai
ayat-ayat
bisa
tidaknya
manusia
mutasyabihat.Sebab
munculnya
memahami
ayat-ayat
muhkamat
dan
mutasyabihat
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Risohon. Mutiara Ilmu-Ilmu Al-Quran. Bandung: Pustaka Setia.
1999
As-Shalih, Subhi. Membahas Ilmu-Ilmu Al-Quran. Jakarta: Pustaka
Firdaus. 2001
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Quran dan Terjemahnya AlJumanatul Ali. Bandung: CV Penerbit J-ART. 2004
Djalal, Abdul. Ulumul Quran. Surabaya: Dunia Ilmu. 2000
Musyafaah, Sauqiyah, DKK. Studi Al-Quran. Surabaya: IAIN Sunan
Ampel Press. 2012
Thabathabai, Sayyid Muhammad Husain. Memahami Esensi Al-Quran.
Jakarta: PT. Lentera Basritama. 2003
http://ebdaaprilia.wordpress.com/2013/05/21/makalah-ulumul-quranmuhkam-mutasyabih/ di akses 22 September 2014