Anda di halaman 1dari 3

Nama Penulis : Prof. Dr. H.

Amir Syarifuddin

Tahun Terbit : 2011

Penerbit : Prenada Media Group

Jumlah Halaman : 482

Harga Buku : RP 88.000

Nomor ISBN : 978-979-1486-16-3

Pengertian dan Ruang Lingkup Ushul Fiqh

Latar Belakang

Saat Nabi Muhammad SAW masih hidup, semua persoalan hukum yang timbul langsung
ditanyakan kepada beliau. Beliau memberikan jawaban dari persoalan hukum dengan
menyebutkan ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam keadaan tertentu yang tidak ditemukan jawabannya
dalam Al-Qur’an, beliau memberikan jawaban melalui penetapan beliau yang disebut ‘‘Sumber
Pokok Hukum Islam’’.

Al-Qur’an turun dalam bahasa Arab. Demikian pula yang disampaikan oleh Nabi yaitu hadis
yang juga berbahasa Arab. Para sahabat Nabi mempunyai pengetahuan luas tentang bahasa Arab
sebagai bahasa ibunya. Mereka mengetahui secara baik arti dari lafaz dan maksud dari setiap
ungkapannya. Pengalaman mereka dalam menyertai kehidupan Nabi dan pengetahuan mereka
tentang sebab serta latar belakang turunnya ayat-ayat hukum yang ditetapkan Allah. Karena-Nya,
mereka tidak merasa memerlukan sesuatu di balik itu dalam usaha mereka memformulasikan
hukum dari sumber yang telah ada, sebagaimana mereka tidak memerlukan kaidah bahasa dalam
memahami Al-Qur’an dan hadis Nabi yang berbahasa Arab.

Pengertian Ushul Fiqh

Kata ‘‘ushul fiqh’’ adalah gabunga dari kata ‘‘ushul’’ dan kata ‘‘fiqh’’. Kata ‘‘fiqh’’ secara
etimologi berarti paham yang mendalam. Arti ‘‘fiqh’’ secara istilah sebenarnya tidak jauh
berbeda dari artian etimologi yaitu ‘‘Ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang bersifat amaliah
yang digali dan dirumuskan dari dalil-dalil tafsih’’. Kata ‘‘ushul’’ yang merupakan jamak dari
kata ‘‘ashal’’ (‫ )اصل‬secara etimologi berarti ‘‘sesuatu yang menjadi dasar bagi yang lainnya’’.
Arti etimologi tersebut tidak jauh dari kata ‘‘ashal’’ karena ilmu ushul fiqh adalah suatu ilmu
yang kepadanya didasarkan ‘‘fiqh’’. Dengan demikian, ‘‘ushul fiqh’’ dapat diartikan sebagai
‘‘Ilmu tentang kaidah-kaidah yang membawa kepada usaha merumuskan hukum syara’ dari
dalilnya yang terinci’’.

Perkembangan Ushul Fiqh

Ilmu ushul fiqh muncul bersamaan dengan ilmu fiqh, meskipun penyusunan dalam ilmu fiqh
dilakukan lebih dahulu dari ushul fiqh. Sebenarnya keberadaan fiqh harus di dahului oleh ushul
fiqh, karena ushul fiqh adalah ketentuan atau kaidah yang harus diikuti mujtahid pada waktu
menghasilkan fiqhnya. Namun dalam perumusannya, ushul fiqh datang belakangan.

Perumusan fiqh sebenarnya sudah dimulai langusng sesudah Nabi wafat, yaitu pada periode
sahabat. Pemikiran dalam ushul fiqh telah ada pada waktu perumusan fiqh kala itu. Para sahabat
Nabi diantaranya Umar Ibn Khattab, Ibnu Mas’ud, dan Ali ibn Abi Thalib mengemukakan
pendapatnya tentang hukum. Sebenarnya mereka sudah menggunakan aturan atau pedoman
dalam merumuskan hukum, meskipun secara jelas mereka tidak mengemukakan demikian.

Sewaktu Ali ibn Abi Thalib menetapkan hukuman cambuk terhadap peminum khamar, beliau
berkata ‘‘Bila ia minum ia akan mabuk dan bila ia mabuk, ia akan menuduh orang berbuat zina
secara tidak benar, maka kedepannya diberikan sanksi tuduhan berbuat zina’’. Dari pernyataan
tersebut, akan diketahui bahwa sahabat Ali menggunakan kaidah menutup pintu kejahatan yang
akan timbul atau ‘‘sad al-dzari’ah’’.

Abdullah ibn Mas’ud sewaktu mengemukakan pendapatnya tentang wanita hamil yang kematian
suami ‘idahnya adalah melahirkan anak, mengemukakan argumennya dengan Firman Allah
dalam surat at-Thalaq(85) ayat 4, ada juga Firman Allah dalam surat al-Baqarah(2) yang
menjelaskan bahwa istri yang kematian suami ‘idahnya empat bulan sepuluh hari. Dari tindakan
Ibnu Mas’ud tersebut terlihat bahwa dalam menetapkan fatwanya, ia menggunakan kaidah ushul
tentang nasakh-mansukh, yaitu dalil yang datang kemudian menasahkan dalil yang datang
terdahulu. Dari apa yang dilakukan Ibnu Mas’ud dan Ali ibn Abi Thalib, kita dapat memahami
bahwa para sahabat dalam melakukan ijtihad mengikuti suatu pedoman tertentu meskipun tidak
dirumuskan secara jelas.

Sesudah melembaganya mazhab-mazhab fiqh, maka arah pengembangan ushul fiqh terlihat
dalam dua bentuk yang berbeda. Yang pertama adalah arah pemikiran murni, yaitu penyusunan
kaidah ushul yang tidak terpengaruh kepada furu’ mazhab manapun. Dan yang kedua, mengarah
pada penyusunan ushul fiqh yang terpengaruh pada furu’ dan menyesuaikannya bagi
kepentingan furu’ dan berusaha mengembangkan ijtihad yang telah berlangsung sebelumnya.

Tujuan dan Manfaat Ushul Fiqh

Tujuan yang hendak dicapai dari ilmu ushul fiqh ialah untuk dapat menerapkan kaidah terhadap
dalil-dalil syara’ yang terinci agar sampai kepada hukum-hukum syara’ yang bersifat ‘amali yang
ditunjuk oleh dalil-dalil tersebut. Lantas untuk apa ushul fiqh bagi umat yang datang kemudian?
Dalam hal ini ada dua maksud mengetahui ushul fiqh.

Pertama, apabila kita sudah mengetahui metode ushul fiqh yang dirumuskan ulama’ terdahulu,
maka jika suatu saat kita menghadapi masalah baru yang tidak mungkin ditemukan hukumnya
dalam kitab fiqh terdahulu, maka kita dapat mencari jawaban dengan cara menerapkan kaidah-
kaidah hasil rumusan ulama’ terdahulu.

Kedua, apabila kita menghadapi masalah hukum fiqh yang terurai dalam kitab-kitab fiqh, tetapi
mengalami kesukaran dalam penerapannya karena sudah begitu jauh perubahan yang terjadi, lalu
kita ingin mengkaji ulang rumusan fuqaha lama itu atau ingin merumuskan hukum yang sesuai
dengan kemaslahatan dan tuntutan kondisi yang menghendakinya, maka usaha yang harus
dilakukan adalah merumuskan kaidah baru yang memungkinkan timbulnya rumusan baru dalam
fiqh. Mengkaji ulang terhadap suatu kaidah atau menentukan kaidha baru itu tidak dapat
dilakukan jika tidak mengetahui secara baik usaha dan cara ulama terdahulu dalam merumuskan
kaidahnya. Hal itu akan diketahui secara baik dalam ilmu ushul fiqh.

Buku yang diterbitkan di tahun 2011 ini mempelajari tentang Ushul Fiqh secara mendalam,
banyak sub bab dan materi dalam buku ini, tetapi saya hanya mengulas sedikit dari materi yang
ada. Cara penyampaian pada buku ini sedikit membuat saya bingung. Meskipun demikian, dari
segi penjelasannya, buku ini termasuk buku yang dengan penjelasan yang lengkap, hal ini sangat
bermanfaat untuk menambah wawasan para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai