Anda di halaman 1dari 12

Nama : Yuni Astuti

NIM : 53020210049

Kelas : IAT B /5

UTS BALAGHAH AL QURAN

Buatlah rumusan pengertiannya, skema lengkap tentang macam berikut contoh ayatnya
untuk tema berikut ;
1. Tasybih
2. Istingarah
3. Kinayah

1) TASYBIH
Tasybih secara bahasa artinya menyerupakan. Dalam istilah balaghah.

‫التشبيه هو إلحالق أمر بأمر باداة التشبيه الجامع بينهما‬

“yaitu menyamakan suatu hal dengan hal lain dengan menggunakan pernagkat (sarana)
tasybih untuk mengumpulkan keduanya.”
Secara etimologis tasybih berarti at-tamtsil (penyerupaan). Sedangkan secara terminologis
adalah menyerupakan antara dua perkara atau lebih yang memiliki kesamaan sifat (satu atau
lebih) dengan suatu alat karena ada tujuan yang dikehendaki oleh pembicara.
Contoh:
‫وما المرء اال كالشهاب وضوءىه‬
‫يوافي تمام الشهر ثم يغيب‬

“Tiadalah seseorang itu kecuali seperti bulan dan cahayanya,


Iya menempati sebulan penuh kemudian menghilang.”

Dari contoh tadi, perlu diketahui bahwa unsur penting tasybih adalah penyerupaan, yaitu
penyerupaan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Dengan demikian, apabila dijumpai struktur
kalimat berisi penyerupaan seperti contoh di atas, maka struktur kalimat tersebut dapat
dipastikan sebagai tasybih.

1
Rukun Tasybih
Rukun Tasybih ada empat, yaitu:
1. Yang diserupakan (‫)مشابه‬
Musyabbah adalah sesuatu yang diserupakan. Dalam sebuah kalimat tasybih,
musyabbah dapat ditelusuri dengan bertanya, sesuatu apakah yang diserupakan? Maka
jawabannya dipastikan menunjukkan sebagai musyabbah.
Contoh:

‫المعرفة مثل المحيط من حيث اتساعها‬


Pengetahuan seperti samudra dalam keluasannya.

Pertanyaannya dalam rangka menelusuri musyabbah adalah “apakah yang


diserupakan dalam kalimat di atas?” jawabannya: “pengetahuan”. Dengan demikian
“pengetahuan” disebut sebagai musyabbah karena merupakan yang diserupakan.
2. Unsur yang diserupakan dengannya (‫)مشابه به‬
Musyabbah bih adalah sesuatu yang diserupakan dengannya.

‫المعرفة مثل المحيط من حيث اتساعها‬


Pengetahuan seperti samudra dalam keluasannya.

Musyabbah bih dari contoh di atas adalah samudra, karena samudra adalah
yang diserupakan dengan pengetahuan.
3. Kata yang mengandung arti serupa (‫)أداة‬
Artinya suatu lafadz yang menunjukkan adanya persamaan (Anatar dua hal
atau lebih) serta mendekatkan musyabbah pada musyabbah bih dalam sifatnya. Bisa
juga disamanakan sebagai sarana atau perangkat untuk menyamakan.
Adat tasybih yang kita kenal ada tiga macam, pertama berupa huruf yaitu ‫ الكف‬dan ‫كان‬.
Kedua berupa isim, yaitu ‫ مماثل مشابه مثل‬. Ketiga fi’il, yaitu ‫ يحاكى‬dan ‫ يضارع‬،‫ يشابه‬،‫يماثل‬.
4. Unsur sifat yang menjadi aspek kesamaan Anatar unsur satu dengan unsur dua. ‫وجه‬
‫شبه‬
Yaitu makna atau sifat yang dimiliki oleh musyabbah dan musyabbah bih atau
bentuk kesamaan sifat yang disamakan antara musyabbah dan musyabbah bih atau
dikatakan dengan alasan yang sama.

2
‫على كاالسد فى الجرءة‬
Ali laksana harimau dalam keberaniannya

‫ على‬sebagai musyabbah, ‫ كاالسد‬sebagai musyabbah bih, huruf ‫ ك‬sebagai adat tasybih


dan‫ فى الجرءة‬sebagai wajhu syibh.
Macam-macam Tasybih
Cara pengungkapan suatu ide dngan menggunakan model tasybih bisa diungkapkan
melalui bermacam-macam bentuk. Bentuk-bentuk pengungkapan tersebut menunjukkan jenis
dari tasybih. Pembagian tasybih bisa dilihat dari berbagai sisi, seperti adat, wajh, bentuk wajh
dan urutannya.
1. Berdasarkan sudut pandang Ada Atau Tidaknya Adat Tasybih
a. Mursal
Mursal adalah kalimat tasybih yang adatnya disebut.
‫المرسل هو ما ذكرفيه االلداة‬
Apabila menjumpai sebuah kalimat tasybih dan adat tasybihnya disebut, maka tasybih
tersebut dinamakan tasybih Mursal.
Contoh :
‫الكتاب مثل الصاحب في الصدق‬
b. Muakkad

Muakkad adalah tasybih yang adatnya tidak disebut didalamnya.

‫المؤكد هو ما حدف منه االداة‬


Muakkad adalah tasybih yang adatnya dibuang. Dengan demikian, apabila menjumpai
kalimat tasybih namun tidak terdapat adat tasybih didalamnya, maka tasybih tersebut
dinamakan tasybih muakkad.
Contoh :
‫كتاب صاحب في الصدق‬
“Buku adalah teman dalam segi jujur”
2. Berdasarkan sudut pandang Ada Atau Tidaknya Wajh Syabh
a. Mufashal

Mufashal adalah tasybih yang wajh syabah nya disebutkan rangkaiannya.

Contoh :

‫وكالمع كالدرحسنا‬

3
“Perkataannya bagaikan mutiara dalam segi kebaikannya”

b. Mujmal
Mujmal adalah tasybih yang tidak disebutkan wajhu syabah nya.
Contoh :
‫مكالمه كالدر‬
“Perkataannya bagaikan mutiara”
3. Berdasarkan sudut pandang Ada Atau Tidak Adanya Adat dan Wajh Syabh
a. Tasybih Baligh
Tasybih baligh adalah tasybih yang dibuang adat tasybih dan wajh syabhnya.
Contoh:
‫انت شمس أنت بدر انت فوق نور‬

Engkau matahari, engkau bulan purnama, engkau cahaya di atas cahaya”

Al-Muraqisy menyatakan:

“Dan ujung-ujung telapak tangan merah bak pacar”

Artinya, bau semerbaknya seseorang diserupakan dengan minyak kasturi,


menyerupakan wajah-wajah mereka dengan muka uang dinar, dan menyerupakan ruas
ujung jari dengan pacar yang biasa dipakai untuk mewarnai kuku.

Tasybih ini termasuk baunya yang semerbak itu bak bunga kasturi, wajah-
wajah yang berkilauan bak dinar uang logam. Jenis tasybih baligh.karena, dibuang
adat tasybih dan wajh syabhnya. Hal ini disebabkan penyair bermaksud untuk
berlebihan dalam menganggap bahwa musyabbah adalah musyabbah bih itu sendiri.
Oleh karena itu, ia tidak menggunakan adat tasybih yang memberi kesan bahwa
musyabbah lebih lemah daripada musyabbah bih dalam wajh syabh, disamping
tidakmenggunakan wajh syabh yang memaksa kedua pihak dalam satu sifat atau lebih
dan tidak pada sifat yang lain.

Tasybih seperti ini disebut tasybih baligh, yaitu merupakan slah satu sarana
pengungkapan balaghah dan arena kompetisi yang leluasa bagi para penyair dan
penulis.

4. Berdasarkan Bentuk Wajh Syabh

4
a. Tasybih Tamtsil
Tasybih tamtsil yaitu Tasybih yang wajh syabh nya berupa gambaran yang diambil
dari hal yang berbilang.
Contoh :
‫ال تطلبن بالة لك رتبة قلم بغير حظ مغزل‬

Janganlah anda mencari pangkat, dengan alat (kemampuan) yang anda miliki
Pena sastrawan tanpa tulisan, laksana alat pemintal

Wajh syabh nya adalah “sedikitnya faedah” dan macam itu tidak diambil dari
hal yang berbilang.

َ‫والفتنت أسد من القل‬

Fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan

Maksud dari potongan ayat diatas yaitu “Fitnah”, menurut Ad-Damaghani


makna fitnah disini diartikan sebagai sebuah kesyirikan. Syirik (menyekutukan Allah)
lebih kejam dari pada pembunuhan, jadi banyak diantara masyarakat awam memaknai
sebagai fitnah yang dimaksud adalah menuduh sesuatu yang tidak benar terjadi,

Fitnah menurut sebagian besar orang menganggap sebagai bagian khusus


tetapi Di dalam bahasa Arab kata fitnah itu sangat luas cakupannya.

Contoh Tasybih dalam Al Qur’an

QS. Al Baqarah ayat 74

‫ثَُّم َقَس ْت ُقُلْو ُبُك ْم ِّم ْۢن َبْع ِد ٰذ ِلَك َفِهَي َك اْلِح َج اَرِة َاْو َاَشُّد َقْس َو ًةۗ َو ِاَّن ِم َن اْلِح َج اَرِة َلَم ا َيَتَفَّجُر ِم ْنُه اَاْلْنٰه ُرۗ َوِاَّن ِم ْنَها َلَم ا َيَّشَّقُق َفَيْخ ُرُج‬
‫ِم ْنُه اْلَم ۤا ُء ۗ َو ِاَّن ِم ْنَها َلَم ا َيْهِبُط ِم ْن َخ ْش َيِة ِهّٰللاۗ َو َم ا ُهّٰللا ِبَغاِفٍل َع َّم ا َتْع َم ُلْو َن‬

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga (hatimu) seperti batu,
bahkan lebih keras. Padahal dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya)
memancar daripadanya. Ada pula yang terbelah lalu keluarlah mata air
daripadanya. Dan ada pula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan
Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.

QS. Al ma’arij ayat 8-9

‫َيْو َم َتُك وُن ٱلَّس َم ٓاُء َك ٱْلُم ْهِل‬

Artinya: Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak,


5
‫َو َتُك وُن ٱْلِج َباُل َك ٱْلِع ْهِن‬

Artinya: Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang berterbangan),

QS. Al insan ayat 19

‫َو َيُطوُف َع َلْيِه ْم ِو ْلَٰد ٌن ُّم َخ َّلُد وَن ِإَذ ا َر َأْيَتُهْم َحِس ْبَتُهْم ُلْؤ ُلًؤا َّم نُثوًرا‬

Artinya: Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda.
Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.

2) ISTINGARAH
Isti’arah (‫ (ِاْس ِتَع اَر ة‬menurut bahasa berarti meminta pinjaman. Sedangkan dalam
istilah ilmu balaghah, isti’arah adalah:
‫ َفعالقتها المشابهُة دائمًا‬،‫هَي َتْش بيٌه ُح ِذ َف أَح ُد َطرَفْيِه‬
Isti‘arah adalah tasybih yang dibuang salah satu tharafnya, maka ‘alaqah
pada isti’arah adalah musyabahah (unsur kesamaan) selamanya

Dalam isti’arah terdapat peminjaman makna suatu kata dari makna aslinya
(makna hakiki) kepada makna baru (makna majazi). Seperti (‫ )َأَس د‬yang makna aslinya
singa dipakai untuk makna seorang yang memiliki sifat pemberani.
Contoh:
‫َر َأْيُت َبْح ًرا ِفي الُّسْو ِق‬
saya melihat “laut” itu di pasar.

Kata (‫ )َبْح ًرا‬pada contoh di atas tidak dimaknai sebagai hakikat melainkan
merujuk pada seseorang yang pemurah.
Untuk diingat bahwa isti‘arah merupakan bagian dari al-majaz. Kesamaannya
dengan majaz mursal dan majaz aqli terletak pada keharusan adanya qarinah (redaksi
kalimat) yang mencegah suatu kata dari makna aslinya. Adapun perbedaannya
terletak pada ‘alaqah, di mana pada majaz mursal dan majaz aqli, ‘alaqah (hubungan)
antara makna asli dan makna baru adalah ghair musyabahah (tidak ada unsur
kesamaan). Sedangkan pada isti‘arah, hubungan antara makna asli dan makna baru
adalah musyabahah (adanya unsur kesamaan).

Rukun-rukun Isti’arah

6
Suatu kalimat dinamakan isti’arah jika terpenuhi tiga unsur berikut:
1. Musta’ar minhu (‫)ُم ْسَتَع ار ِم ْنه‬, yaitu kata yang dipinjam darinya atau musyabbah bih.
2. Musta’ar lahu (‫)ُم ْسَتَع ار َله‬, yaitu kata yang dipinjam untuknya atau musyabbah.
3. Musta’ar (‫)ُم ْسَتَع ار‬, yaitu sifat yang dipinjamkan.
Pada contoh yang pertama yang menjadi musta’ar minhu adalah kata (‫)َبْح ًرا‬, yang
menjadi musta’ar lahunya (‫ )َر ُجل َك ِرْيم‬dan yang menjadi musta’arnya adalah (‫)الَك َر م‬.
Pembagian Isti’arah
Dari segi qarinahnya, isti’arah dibagi menjadi tashrihiyyah dan makniyyah.
1. Isti’arah Tashrihiyyah
‫هي ما ُصَّر َح فيها بَلفِظ المشَّبه بِه‬
Isti’arah tashrihiyyah adalah isti’arah yang disiratkan dengan musyabbah bih.
Contoh:
‫َر َأْيُت َأَس ًدا ِفي اْلَفْص ِل‬
Saya melihat “singa” di kelas.
‫الر ِكَتاٌب َأْنَز ْلَناُه ِإَلْيَك ِلُتْخ ِر َج الَّناَس ِم َن الُّظُلَم اِت ِإَلى الُّنوِر ِبِإْذ ِن َر ِّبِه ْم ِإَلى ِص َر اِط اْلَع ِزيِز اْلَحِم يِد‬
“Alif, Lam Ra. (Ini adalah) Kitab yang kami turunkan kepadamu supaya
kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang
dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi
Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim [14]: 1)

Pada contoh di atas, seorang yang pemberani (‫ )َر ُجل ُش َج اع‬diserupakan dengan (
‫ )أس¬¬دا‬singa, karena sama-sama memiliki sifat keberanian. Pada contoh kedua
diserupakan lafaz (‫ )الَّض اَل َلة‬artinya kesesatan dengan (‫ )الظلمات‬artinya kegelapan dan
lafaz (‫ )اِلهَداَية‬artinya petunjuk dengan (‫ )النور‬artinya cahaya.

2. Isti’arah Makniyyah
‫هي ما ُح ِذ َف فيها المَش َّبُه بِه وُر ِم َز لُه بشيء ِم ْن لوازمه‬
Isti’arah makniyyah adalah kalimat yang musyabbah bihnya dibuang lalu
disiratkan dengan sesuatu dari salah satu sifatnya.
Contoh:
‫َغ َّرَد الشاعر ِبَقِص ْيَدة‬
Penyair itu berkicau (bernyanyi).
‫َقاَل َر ِّب ِإِّني َو َهَن اْلَع ْظُم ِم ِّني َو اْش َتَعَل الَّر ْأُس َش ْيًبا َو َلْم َأُك ْن ِبُدَعاِئَك َر ِّب َش ِقًّيا‬

7
“Ia Berkata "Ya Tuhanku, Sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku
telah ditumbuhi uban, dan Aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau,
Ya Tuhanku.” (QS. Maryam [19]: 4).
Pada contoh pertama, penyair diserupakan dengan burung karena sama-sama
bernyanyi yang disiratkan dengan kata (‫ )َغ َّرَد‬yang artinya berkicau. Sedang pada
contoh kedua kata uban disamakan dengan api yang sama-sama menyala dan
disiratkan dengan kata ( ‫)اْش َتَعَل‬.
Dari segi kata pembentuknya, isti’arah dibagi menjadi ashliyyah dan taba’iyyah.
1. Isti’arah Ashliyyah
‫ِإذا كان اللفُظ الذي َجَر ْت فيه اسمًا جامًدا‬
Isti’arah ashliyyah adalah apabila lafaz yang tempat berlangsungnya al-
isti‘arah itu terbentuk dari isim jamid. Isti’arah ashliyyah qarinahnya tashrihiyyah.
Contoh:
‫َر َأْيُت َأَس ًدا ِفي اْلَفْص ِل‬
‫َر َأْيُت َبْح ًرا ِفي الُّسْو ق‬
‫ِكَتاٌب َأْنَز ْلَناُه ِإَلْيَك ِلُتْخ ِر َج الَّناَس ِم َن الُّظُلَم اِت ِإَلى الُّنْو ِر‬
2. Isti’arah Taba’iyyah
‫ِإذا كاَن اللفُظ الذي َجَر ْت فيه ُم ْش َتًّقا َأْو ِفْعال‬
Isti’arah taba’iyyah adalah lafaz yang tempat berlangsungnya al-isti‘arah itu
terbentuk dari isim musytaq atau fi’il. Isti’arah taba’iyyah qarinahnya makniyyah.
Contoh:
‫َغ َر َد الَّش اِع ُر ِبَقِص ْيَدٍة‬
‫َو ِإَذ ا اْلَم ِنَّيُة َأْنَش َبْت َأْظَفاَر َها‬
‫َو اْش َتَعَل الَّر ْأُس َش ْيًبا‬

Dari segi tanda, isti’arah dibagi menjadi murasysyahah, mujarradah, dan muthlaqah.
1. Murasysyahah
‫ما ُذ ِكَر معها ُم الئم المشَّبِه بِه‬
Yaitu isti’arah yang disebutkan tanda musyabbah bihnya.
Contoh:
‫ُأوَلِئَك اَّلِذ يَن اْش َتَرُو ا الَّض اَل َلَة ِباْلُهَدى َفَم ا َر ِبَح ْت ِتَج اَر ُتُهْم َو َم ا َك اُنوا ُم ْهَتِد يَن‬
Artinya: “Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk,
maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat
petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 16).

8
Yang menjadi isti’arah adalah kata (‫ )اْش َتَرُو ا‬yang berarti membeli dan yang
dimaksudkan memilih. Kata tersebut ditandai dengan kata ( ‫ )َفَم ا َر ِبَح ْت‬yang artinya
tidak mendapat untung.

2. Mujarradah
‫ما ذِكَر معها ُم الئُم المشَّبِه‬
Yaitu isti’arah yang disebutkan tanda musyabbahnya.
Contoh:
‫ فال ُيضيُء لها َنْج ٌم وال َقَم ُر‬... ‫وَلْيَلٍة َم ِر َض ْت من ُك ِّل ناِحَيٍة‬
Artinya: dan malam yang sakit dari segala penjuru, maka bintang juga bulan
tidak meneranginya.
Kata ( ‫ )َم ِر َض ْت‬yang berarti sakit merupakan penyerupaan dari (‫ )ظلم‬yang berarti
gelap. Kata (‫ )ظلم‬sebagai musyabbah diisyaratkan dengan kalimat ( ‫ )فال ُيض¬يُء‬yang
berarti tidak menerangi.

3. Muthlaqah
‫ما َخ َلْت مْن ُم الئماِت المشَّبِه به أو المشَّبه‬
Yaitu isti’arah yang tidak ada tanda musyabbah bih atau musyabbahnya.
Contoh:
‫ِإَّنا َلَّم ا َطَغى اْلَم اء َح َم ْلَناُك ْم ِفي اْلَج اِرَيِة‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung)
Kami bawa (nenek moyang) kamu, ke dalam bahtera.” (QS. Al-Haqqah: 11).
Kata (‫ )َطَغى‬bermakna (‫ )َزاَد‬dan setelahnya tidak ada tanda yang menjelaskan
keduanya.

KINAYAH
Secara bahasa kinayah berasal dari lafadz ‫ كناية‬-‫ يكنى‬-‫ كنى‬/‫ يكنو‬-‫ كنا‬yang berarti
menerangkan sesuatu dengan perkataan lain atau mengatakan dengan kiasan atau
sindiran.
Sedangkan secara istilah kinayah adalah:

2‫الكناية هي لفظ أطلق وأريد به الزم معناه مع جواز إرادة المعنى األصلى غالبا‬
“Al kinayah adalah lafadz yang disampaikan dan yang dimaksud adalah kelaziman
maknanya, disamping boleh juga yang dimaksud pada arti yang sebenarnya.”

9
Contoh:
‫ألقى فالٌن عصاُه‬
Fulan telah melemparkan tongkatnya
Contoh:
‫فالنُة بعيدُة مهوى الُقْر ِط‬
Si Fulanah adalah wanita yang jauh tempat turun tempat antingnya.

Pembagian kinayah
Dilihat dari segi maknanya kinayah terbagi menjadi tiga, yaitu:[4]
1. ‫كناية عن صفة‬
Kinayah Sifat adalah kinayah yang berupa sifat. Mukanna ‘anhunya berupa sifat
yang menetap di maushufnya( menentukan sifat untuk maushuf). Kinayah sifat
sendiri terbagi menjadi dua, yaitu:
a) Kinayah qaribah yaitu kinayah yang perpindahan makna dari lafadz yang
di kinayahkan (mukanna‘anhu) kepada lafadz kinayah (mukanna bih)
tanpa melalui perantara.
Contoh:
‫ كبير القدم‬,‫ عظيم الرأس‬,‫ وحذاؤه يّتسع لقدميه أي هو طويل القامة‬,‫ وقلنسوته كبيرة‬,‫فالن ثوبه طويل‬
Fulan panjang bajunya, besar songkoknya, dan luas sepatu untuk
kakinya yang bermakna perawakannya tinggi, besar kepala, besar
telapaknya.
Contoh dalam firman Allah QS.Nuh ayat 7:
‫َو ِإِّني ُك َّلَم ا َدَعْو ُتُهْم ِلَتْغ ِفَر َلُهْم َجَع ُلوا َأَص اِبَع ُهْم ِفي آَذ اِنِه ْم َو اْسَتْغ َش ْو ا ِثَياَبُهْم َو َأَص ُّر وا َو اْسَتْك َبُروا اْس ِتْك َباًرا‬
“Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman)
agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke
dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap
(mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.” (Nuh: 7)
b) Kinayah ba’idah yaitu kinayah yang perpindahan makna dari lafadz yang
di kinayahkan (mukanna ‘anhu) kepada lafadz kinayah (mukanna bih)
melalui perantara.
Contoh:
‫كثير الرماد‬
yang bermakna banyak abunya. Namun yang dimaksud bukanlah
makna yang sebenarnya, melainkan makna lain yang menjadi kelazimannya.

10
Yang dimaksud oleh al Khanza adalah seorang yang banyak abunya banyak
menyalakan api, orang yang banyak menyalakan api berarti banyak memasak,
orang yang banyak memasak berarti banyak tamunya, orang yang banyak
tamunya berarti dermawan.

2. ‫كناية عن موصوف‬
Kinayah maushuf yaitu kinayah yang mukanna ‘anhunya berupa maushuf.
Pada kinayah ini di syaratkan sifatnya harus khusus untuk maushuf.
Contoh:
‫تطورت وسائل االنتقال والسفر من سفينة الصحراء إلى ماخرة البحار ومن ذوات الصهيل إلى بنات الهواء‬
“Alat transportasi dan perjalanan kini telah berevolusi dari perahu padang
pasir menjadi pembelah lautan dan dari kendaraan meringkik menjadi anak-anak
udara”..
3. ‫كناية عن نسبة‬
Kinayah nisbah yaitu kinayah yang mukanna ‘anhunya atau lafadz-lafadz yang
dikinayahkan adalah maushuf.
‫في عطفه الخيالء لم أتقرب‬ ‫متقرب من صاحبي فإذا مشت‬
“aku (selalu) mendekati sahabatku, namun jika kesombongan mengalir dalam
emosinya maka aku tidak mendekatinya”
Emosi = orangnya.

Tujuan kinayah
Adapun tujuan dari kinayah adalah:
1. Menjelaskan
Kinayah ini digunakan untuk menggambarkan satu peringatan dengan
gambaran yang tampak dan kelihatan, seperti ungkapan dibawah ini:
‫َقَر َع َاْح َم ٌد ِس َّنُه‬
Ahmad menghentakkan giginya (marah)
2. Meringkas kalimat
Ungkapan kinayah bisa digunakan untuk meringkas suatu kalimat atau
ungkapan yang panjang.
Contoh:
‫ُفاَل ٌن َم ْهُز ْو ُل اْلَفِص ْيِل‬
Si Fulan itu kurus anak sapinya

11
Contoh firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 24

)٢٤ : ‫َفِإْن َلْم َتْفَع ُلْو ا َو َلْن َتْفَع ُلْو ا َفاَّتُقْو االَّناَر اَّلِتي َو ُقْو ُدَها الَّناُس َو اْلِح َج اَر ُة ُأِع َّد ْت ِلْلَك اٍفِرْيَن ( البقرة‬
Artinya: ”Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) – dan pasti kamu tidak
akan dapat membuat(nya). Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya
manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir”

Pada ayat ‫ َفِإْن َلْم َتْفَع ُلْو ا َو َلْن َتْفَع ُلْو ا‬ungkapan diatas merupakan ringkasan dari
‫ َفِإْن َلْم َتْفَع ُلْو ا َو َلْن َتْفَع ُلْو ا‬.‫اي فإن لم تأتوا بسورة من مثله‬

3. Mengganti dengan kata-kata yang sebanding karena dianggap jelek


Penggunaan kinayah dalam mengungkapkan suatu ide bisa juga bertujuan
untuk mengganti suatu kata yang dianggap jelek untuk diucapkan.
Contoh:
‫هوثقيل السمع‬
Dia berat pendengarannya
4. Memelihara kesopanan (Menghindari kata-kata yang dianggap malu untuk
diungkapkan)
Jika seseorang ingin mengungkapkan suatu gagasan dan dia menganggap
bahwa kata-kata yang diucapkannya kotor atau kurang sopan untuk diucapkan,
atau karena dia malu mengungkapkannya, maka bias menggunakan bahasa lain
sebagai kinayah atasnya.
Contoh:
‫ َاْو لَم ْس ُتُم الِّنَس اَء‬yakni ‫ َاْو َج اَم ْع ُتُم الِّنَس اَء‬menurut sebagian tafsir atau ‫َاآلَن َباِش ُرْو ُهَّن‬
yakni ‫اآلَن َج اِم ُعُهّن‬
5. Menutupi nama orang
Seperti:
‫َاْهُل الَّد اِر‬
yang artinya penghuni rumah sebagai bentuk kinayah dari istrinya.

12

Anda mungkin juga menyukai