NIM : 53020210049
Kelas : IAT B /5
Buatlah rumusan pengertiannya, skema lengkap tentang macam berikut contoh ayatnya
untuk tema berikut ;
1. Tasybih
2. Istingarah
3. Kinayah
1) TASYBIH
Tasybih secara bahasa artinya menyerupakan. Dalam istilah balaghah.
“yaitu menyamakan suatu hal dengan hal lain dengan menggunakan pernagkat (sarana)
tasybih untuk mengumpulkan keduanya.”
Secara etimologis tasybih berarti at-tamtsil (penyerupaan). Sedangkan secara terminologis
adalah menyerupakan antara dua perkara atau lebih yang memiliki kesamaan sifat (satu atau
lebih) dengan suatu alat karena ada tujuan yang dikehendaki oleh pembicara.
Contoh:
وما المرء اال كالشهاب وضوءىه
يوافي تمام الشهر ثم يغيب
Dari contoh tadi, perlu diketahui bahwa unsur penting tasybih adalah penyerupaan, yaitu
penyerupaan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Dengan demikian, apabila dijumpai struktur
kalimat berisi penyerupaan seperti contoh di atas, maka struktur kalimat tersebut dapat
dipastikan sebagai tasybih.
1
Rukun Tasybih
Rukun Tasybih ada empat, yaitu:
1. Yang diserupakan ()مشابه
Musyabbah adalah sesuatu yang diserupakan. Dalam sebuah kalimat tasybih,
musyabbah dapat ditelusuri dengan bertanya, sesuatu apakah yang diserupakan? Maka
jawabannya dipastikan menunjukkan sebagai musyabbah.
Contoh:
Musyabbah bih dari contoh di atas adalah samudra, karena samudra adalah
yang diserupakan dengan pengetahuan.
3. Kata yang mengandung arti serupa ()أداة
Artinya suatu lafadz yang menunjukkan adanya persamaan (Anatar dua hal
atau lebih) serta mendekatkan musyabbah pada musyabbah bih dalam sifatnya. Bisa
juga disamanakan sebagai sarana atau perangkat untuk menyamakan.
Adat tasybih yang kita kenal ada tiga macam, pertama berupa huruf yaitu الكفdan كان.
Kedua berupa isim, yaitu مماثل مشابه مثل. Ketiga fi’il, yaitu يحاكىdan يضارع، يشابه،يماثل.
4. Unsur sifat yang menjadi aspek kesamaan Anatar unsur satu dengan unsur dua. وجه
شبه
Yaitu makna atau sifat yang dimiliki oleh musyabbah dan musyabbah bih atau
bentuk kesamaan sifat yang disamakan antara musyabbah dan musyabbah bih atau
dikatakan dengan alasan yang sama.
2
على كاالسد فى الجرءة
Ali laksana harimau dalam keberaniannya
Contoh :
وكالمع كالدرحسنا
3
“Perkataannya bagaikan mutiara dalam segi kebaikannya”
b. Mujmal
Mujmal adalah tasybih yang tidak disebutkan wajhu syabah nya.
Contoh :
مكالمه كالدر
“Perkataannya bagaikan mutiara”
3. Berdasarkan sudut pandang Ada Atau Tidak Adanya Adat dan Wajh Syabh
a. Tasybih Baligh
Tasybih baligh adalah tasybih yang dibuang adat tasybih dan wajh syabhnya.
Contoh:
انت شمس أنت بدر انت فوق نور
Al-Muraqisy menyatakan:
Tasybih ini termasuk baunya yang semerbak itu bak bunga kasturi, wajah-
wajah yang berkilauan bak dinar uang logam. Jenis tasybih baligh.karena, dibuang
adat tasybih dan wajh syabhnya. Hal ini disebabkan penyair bermaksud untuk
berlebihan dalam menganggap bahwa musyabbah adalah musyabbah bih itu sendiri.
Oleh karena itu, ia tidak menggunakan adat tasybih yang memberi kesan bahwa
musyabbah lebih lemah daripada musyabbah bih dalam wajh syabh, disamping
tidakmenggunakan wajh syabh yang memaksa kedua pihak dalam satu sifat atau lebih
dan tidak pada sifat yang lain.
Tasybih seperti ini disebut tasybih baligh, yaitu merupakan slah satu sarana
pengungkapan balaghah dan arena kompetisi yang leluasa bagi para penyair dan
penulis.
4
a. Tasybih Tamtsil
Tasybih tamtsil yaitu Tasybih yang wajh syabh nya berupa gambaran yang diambil
dari hal yang berbilang.
Contoh :
ال تطلبن بالة لك رتبة قلم بغير حظ مغزل
Janganlah anda mencari pangkat, dengan alat (kemampuan) yang anda miliki
Pena sastrawan tanpa tulisan, laksana alat pemintal
Wajh syabh nya adalah “sedikitnya faedah” dan macam itu tidak diambil dari
hal yang berbilang.
ثَُّم َقَس ْت ُقُلْو ُبُك ْم ِّم ْۢن َبْع ِد ٰذ ِلَك َفِهَي َك اْلِح َج اَرِة َاْو َاَشُّد َقْس َو ًةۗ َو ِاَّن ِم َن اْلِح َج اَرِة َلَم ا َيَتَفَّجُر ِم ْنُه اَاْلْنٰه ُرۗ َوِاَّن ِم ْنَها َلَم ا َيَّشَّقُق َفَيْخ ُرُج
ِم ْنُه اْلَم ۤا ُء ۗ َو ِاَّن ِم ْنَها َلَم ا َيْهِبُط ِم ْن َخ ْش َيِة ِهّٰللاۗ َو َم ا ُهّٰللا ِبَغاِفٍل َع َّم ا َتْع َم ُلْو َن
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga (hatimu) seperti batu,
bahkan lebih keras. Padahal dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya)
memancar daripadanya. Ada pula yang terbelah lalu keluarlah mata air
daripadanya. Dan ada pula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan
Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.
َو َيُطوُف َع َلْيِه ْم ِو ْلَٰد ٌن ُّم َخ َّلُد وَن ِإَذ ا َر َأْيَتُهْم َحِس ْبَتُهْم ُلْؤ ُلًؤا َّم نُثوًرا
Artinya: Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda.
Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.
2) ISTINGARAH
Isti’arah ( (ِاْس ِتَع اَر ةmenurut bahasa berarti meminta pinjaman. Sedangkan dalam
istilah ilmu balaghah, isti’arah adalah:
َفعالقتها المشابهُة دائمًا،هَي َتْش بيٌه ُح ِذ َف أَح ُد َطرَفْيِه
Isti‘arah adalah tasybih yang dibuang salah satu tharafnya, maka ‘alaqah
pada isti’arah adalah musyabahah (unsur kesamaan) selamanya
Dalam isti’arah terdapat peminjaman makna suatu kata dari makna aslinya
(makna hakiki) kepada makna baru (makna majazi). Seperti ( )َأَس دyang makna aslinya
singa dipakai untuk makna seorang yang memiliki sifat pemberani.
Contoh:
َر َأْيُت َبْح ًرا ِفي الُّسْو ِق
saya melihat “laut” itu di pasar.
Kata ( )َبْح ًراpada contoh di atas tidak dimaknai sebagai hakikat melainkan
merujuk pada seseorang yang pemurah.
Untuk diingat bahwa isti‘arah merupakan bagian dari al-majaz. Kesamaannya
dengan majaz mursal dan majaz aqli terletak pada keharusan adanya qarinah (redaksi
kalimat) yang mencegah suatu kata dari makna aslinya. Adapun perbedaannya
terletak pada ‘alaqah, di mana pada majaz mursal dan majaz aqli, ‘alaqah (hubungan)
antara makna asli dan makna baru adalah ghair musyabahah (tidak ada unsur
kesamaan). Sedangkan pada isti‘arah, hubungan antara makna asli dan makna baru
adalah musyabahah (adanya unsur kesamaan).
Rukun-rukun Isti’arah
6
Suatu kalimat dinamakan isti’arah jika terpenuhi tiga unsur berikut:
1. Musta’ar minhu ()ُم ْسَتَع ار ِم ْنه, yaitu kata yang dipinjam darinya atau musyabbah bih.
2. Musta’ar lahu ()ُم ْسَتَع ار َله, yaitu kata yang dipinjam untuknya atau musyabbah.
3. Musta’ar ()ُم ْسَتَع ار, yaitu sifat yang dipinjamkan.
Pada contoh yang pertama yang menjadi musta’ar minhu adalah kata ()َبْح ًرا, yang
menjadi musta’ar lahunya ( )َر ُجل َك ِرْيمdan yang menjadi musta’arnya adalah ()الَك َر م.
Pembagian Isti’arah
Dari segi qarinahnya, isti’arah dibagi menjadi tashrihiyyah dan makniyyah.
1. Isti’arah Tashrihiyyah
هي ما ُصَّر َح فيها بَلفِظ المشَّبه بِه
Isti’arah tashrihiyyah adalah isti’arah yang disiratkan dengan musyabbah bih.
Contoh:
َر َأْيُت َأَس ًدا ِفي اْلَفْص ِل
Saya melihat “singa” di kelas.
الر ِكَتاٌب َأْنَز ْلَناُه ِإَلْيَك ِلُتْخ ِر َج الَّناَس ِم َن الُّظُلَم اِت ِإَلى الُّنوِر ِبِإْذ ِن َر ِّبِه ْم ِإَلى ِص َر اِط اْلَع ِزيِز اْلَحِم يِد
“Alif, Lam Ra. (Ini adalah) Kitab yang kami turunkan kepadamu supaya
kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang
dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi
Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim [14]: 1)
Pada contoh di atas, seorang yang pemberani ( )َر ُجل ُش َج اعdiserupakan dengan (
)أس¬¬داsinga, karena sama-sama memiliki sifat keberanian. Pada contoh kedua
diserupakan lafaz ( )الَّض اَل َلةartinya kesesatan dengan ( )الظلماتartinya kegelapan dan
lafaz ( )اِلهَداَيةartinya petunjuk dengan ( )النورartinya cahaya.
2. Isti’arah Makniyyah
هي ما ُح ِذ َف فيها المَش َّبُه بِه وُر ِم َز لُه بشيء ِم ْن لوازمه
Isti’arah makniyyah adalah kalimat yang musyabbah bihnya dibuang lalu
disiratkan dengan sesuatu dari salah satu sifatnya.
Contoh:
َغ َّرَد الشاعر ِبَقِص ْيَدة
Penyair itu berkicau (bernyanyi).
َقاَل َر ِّب ِإِّني َو َهَن اْلَع ْظُم ِم ِّني َو اْش َتَعَل الَّر ْأُس َش ْيًبا َو َلْم َأُك ْن ِبُدَعاِئَك َر ِّب َش ِقًّيا
7
“Ia Berkata "Ya Tuhanku, Sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku
telah ditumbuhi uban, dan Aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau,
Ya Tuhanku.” (QS. Maryam [19]: 4).
Pada contoh pertama, penyair diserupakan dengan burung karena sama-sama
bernyanyi yang disiratkan dengan kata ( )َغ َّرَدyang artinya berkicau. Sedang pada
contoh kedua kata uban disamakan dengan api yang sama-sama menyala dan
disiratkan dengan kata ( )اْش َتَعَل.
Dari segi kata pembentuknya, isti’arah dibagi menjadi ashliyyah dan taba’iyyah.
1. Isti’arah Ashliyyah
ِإذا كان اللفُظ الذي َجَر ْت فيه اسمًا جامًدا
Isti’arah ashliyyah adalah apabila lafaz yang tempat berlangsungnya al-
isti‘arah itu terbentuk dari isim jamid. Isti’arah ashliyyah qarinahnya tashrihiyyah.
Contoh:
َر َأْيُت َأَس ًدا ِفي اْلَفْص ِل
َر َأْيُت َبْح ًرا ِفي الُّسْو ق
ِكَتاٌب َأْنَز ْلَناُه ِإَلْيَك ِلُتْخ ِر َج الَّناَس ِم َن الُّظُلَم اِت ِإَلى الُّنْو ِر
2. Isti’arah Taba’iyyah
ِإذا كاَن اللفُظ الذي َجَر ْت فيه ُم ْش َتًّقا َأْو ِفْعال
Isti’arah taba’iyyah adalah lafaz yang tempat berlangsungnya al-isti‘arah itu
terbentuk dari isim musytaq atau fi’il. Isti’arah taba’iyyah qarinahnya makniyyah.
Contoh:
َغ َر َد الَّش اِع ُر ِبَقِص ْيَدٍة
َو ِإَذ ا اْلَم ِنَّيُة َأْنَش َبْت َأْظَفاَر َها
َو اْش َتَعَل الَّر ْأُس َش ْيًبا
Dari segi tanda, isti’arah dibagi menjadi murasysyahah, mujarradah, dan muthlaqah.
1. Murasysyahah
ما ُذ ِكَر معها ُم الئم المشَّبِه بِه
Yaitu isti’arah yang disebutkan tanda musyabbah bihnya.
Contoh:
ُأوَلِئَك اَّلِذ يَن اْش َتَرُو ا الَّض اَل َلَة ِباْلُهَدى َفَم ا َر ِبَح ْت ِتَج اَر ُتُهْم َو َم ا َك اُنوا ُم ْهَتِد يَن
Artinya: “Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk,
maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat
petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 16).
8
Yang menjadi isti’arah adalah kata ( )اْش َتَرُو اyang berarti membeli dan yang
dimaksudkan memilih. Kata tersebut ditandai dengan kata ( )َفَم ا َر ِبَح ْتyang artinya
tidak mendapat untung.
2. Mujarradah
ما ذِكَر معها ُم الئُم المشَّبِه
Yaitu isti’arah yang disebutkan tanda musyabbahnya.
Contoh:
فال ُيضيُء لها َنْج ٌم وال َقَم ُر... وَلْيَلٍة َم ِر َض ْت من ُك ِّل ناِحَيٍة
Artinya: dan malam yang sakit dari segala penjuru, maka bintang juga bulan
tidak meneranginya.
Kata ( )َم ِر َض ْتyang berarti sakit merupakan penyerupaan dari ( )ظلمyang berarti
gelap. Kata ( )ظلمsebagai musyabbah diisyaratkan dengan kalimat ( )فال ُيض¬يُءyang
berarti tidak menerangi.
3. Muthlaqah
ما َخ َلْت مْن ُم الئماِت المشَّبِه به أو المشَّبه
Yaitu isti’arah yang tidak ada tanda musyabbah bih atau musyabbahnya.
Contoh:
ِإَّنا َلَّم ا َطَغى اْلَم اء َح َم ْلَناُك ْم ِفي اْلَج اِرَيِة
Artinya: “Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung)
Kami bawa (nenek moyang) kamu, ke dalam bahtera.” (QS. Al-Haqqah: 11).
Kata ( )َطَغىbermakna ( )َزاَدdan setelahnya tidak ada tanda yang menjelaskan
keduanya.
KINAYAH
Secara bahasa kinayah berasal dari lafadz كناية- يكنى- كنى/ يكنو- كناyang berarti
menerangkan sesuatu dengan perkataan lain atau mengatakan dengan kiasan atau
sindiran.
Sedangkan secara istilah kinayah adalah:
2الكناية هي لفظ أطلق وأريد به الزم معناه مع جواز إرادة المعنى األصلى غالبا
“Al kinayah adalah lafadz yang disampaikan dan yang dimaksud adalah kelaziman
maknanya, disamping boleh juga yang dimaksud pada arti yang sebenarnya.”
9
Contoh:
ألقى فالٌن عصاُه
Fulan telah melemparkan tongkatnya
Contoh:
فالنُة بعيدُة مهوى الُقْر ِط
Si Fulanah adalah wanita yang jauh tempat turun tempat antingnya.
Pembagian kinayah
Dilihat dari segi maknanya kinayah terbagi menjadi tiga, yaitu:[4]
1. كناية عن صفة
Kinayah Sifat adalah kinayah yang berupa sifat. Mukanna ‘anhunya berupa sifat
yang menetap di maushufnya( menentukan sifat untuk maushuf). Kinayah sifat
sendiri terbagi menjadi dua, yaitu:
a) Kinayah qaribah yaitu kinayah yang perpindahan makna dari lafadz yang
di kinayahkan (mukanna‘anhu) kepada lafadz kinayah (mukanna bih)
tanpa melalui perantara.
Contoh:
كبير القدم, عظيم الرأس, وحذاؤه يّتسع لقدميه أي هو طويل القامة, وقلنسوته كبيرة,فالن ثوبه طويل
Fulan panjang bajunya, besar songkoknya, dan luas sepatu untuk
kakinya yang bermakna perawakannya tinggi, besar kepala, besar
telapaknya.
Contoh dalam firman Allah QS.Nuh ayat 7:
َو ِإِّني ُك َّلَم ا َدَعْو ُتُهْم ِلَتْغ ِفَر َلُهْم َجَع ُلوا َأَص اِبَع ُهْم ِفي آَذ اِنِه ْم َو اْسَتْغ َش ْو ا ِثَياَبُهْم َو َأَص ُّر وا َو اْسَتْك َبُروا اْس ِتْك َباًرا
“Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman)
agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke
dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap
(mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.” (Nuh: 7)
b) Kinayah ba’idah yaitu kinayah yang perpindahan makna dari lafadz yang
di kinayahkan (mukanna ‘anhu) kepada lafadz kinayah (mukanna bih)
melalui perantara.
Contoh:
كثير الرماد
yang bermakna banyak abunya. Namun yang dimaksud bukanlah
makna yang sebenarnya, melainkan makna lain yang menjadi kelazimannya.
10
Yang dimaksud oleh al Khanza adalah seorang yang banyak abunya banyak
menyalakan api, orang yang banyak menyalakan api berarti banyak memasak,
orang yang banyak memasak berarti banyak tamunya, orang yang banyak
tamunya berarti dermawan.
2. كناية عن موصوف
Kinayah maushuf yaitu kinayah yang mukanna ‘anhunya berupa maushuf.
Pada kinayah ini di syaratkan sifatnya harus khusus untuk maushuf.
Contoh:
تطورت وسائل االنتقال والسفر من سفينة الصحراء إلى ماخرة البحار ومن ذوات الصهيل إلى بنات الهواء
“Alat transportasi dan perjalanan kini telah berevolusi dari perahu padang
pasir menjadi pembelah lautan dan dari kendaraan meringkik menjadi anak-anak
udara”..
3. كناية عن نسبة
Kinayah nisbah yaitu kinayah yang mukanna ‘anhunya atau lafadz-lafadz yang
dikinayahkan adalah maushuf.
في عطفه الخيالء لم أتقرب متقرب من صاحبي فإذا مشت
“aku (selalu) mendekati sahabatku, namun jika kesombongan mengalir dalam
emosinya maka aku tidak mendekatinya”
Emosi = orangnya.
Tujuan kinayah
Adapun tujuan dari kinayah adalah:
1. Menjelaskan
Kinayah ini digunakan untuk menggambarkan satu peringatan dengan
gambaran yang tampak dan kelihatan, seperti ungkapan dibawah ini:
َقَر َع َاْح َم ٌد ِس َّنُه
Ahmad menghentakkan giginya (marah)
2. Meringkas kalimat
Ungkapan kinayah bisa digunakan untuk meringkas suatu kalimat atau
ungkapan yang panjang.
Contoh:
ُفاَل ٌن َم ْهُز ْو ُل اْلَفِص ْيِل
Si Fulan itu kurus anak sapinya
11
Contoh firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 24
)٢٤ : َفِإْن َلْم َتْفَع ُلْو ا َو َلْن َتْفَع ُلْو ا َفاَّتُقْو االَّناَر اَّلِتي َو ُقْو ُدَها الَّناُس َو اْلِح َج اَر ُة ُأِع َّد ْت ِلْلَك اٍفِرْيَن ( البقرة
Artinya: ”Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) – dan pasti kamu tidak
akan dapat membuat(nya). Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya
manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir”
Pada ayat َفِإْن َلْم َتْفَع ُلْو ا َو َلْن َتْفَع ُلْو اungkapan diatas merupakan ringkasan dari
َفِإْن َلْم َتْفَع ُلْو ا َو َلْن َتْفَع ُلْو ا.اي فإن لم تأتوا بسورة من مثله
12