PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Al-Qur’an merupakan mukjizat yang paling agung bagi Rasulullah SAW.
Kemukjizatannya itu dapat dibuktikan dengan isi kandungannya. Selain itu
kemukjizatan Al-Qur’anjuga terdapat pada aspek bahasanya, yang mempunyai
fashaahah dan balaghah yang sangat tinggi. Ketika Al-Qur’an diturunkan didalamnya
banyak terkandung hal-hal yang tak dapat dimengerti oleh akal manusia, namun
seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, ketidak mengertian itu pun dapat terjawab.
Gaya bahasa yang sangat tinggi nan indah yang terdapat dalam Al-Qur’an membuat
manusia sulit untuk memahaminya. Namun Allah maha tahu dan maha kuasa. Aallah
tidak hanya menciptakan kesulitan, melainkan lengkap dengan penawarnya. Atas izin
Allah terciptalah ilmu-ilmu yang dapat mengupas kesulitan-kesulitan bahasa yang
terdapat dalam Al-Qur’an. Diantaranya adalah ilmu balaghah. Dengan balaghah kita
dapat memahami ayat ayat Allah khususnya yang besidat konotatif.
Pada kesempatan kali ini, insyaa Allah kami akan sedikit memaparkan tentang
ilmu balaghah yakni tentang tasybih.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi at-Tasybīh
Contohnya:
Yaitu al-musyabbah dan al-musyabbah bih yang terbentuk dari suatu kalimat yang
maknanya bisa ditangkap dengan menggunakan salah satu dari anggota panca
indera:
· Menyerupakan sesuatu dengan hal yang bisa dilihat oleh mata yang
meliputi warna, bentuk, ukuran dan gerakan, seperti: penyerupaan خد المرأةpipi
wanita dengan الوردة الحمراءmawar merah, الشعر األسودrambut yang hitam pekat
dengan = الليلmalam.
· Menyerupakan sesuatu dengan hal yang bisa didengar oleh telinga seperti
ِّ الصوت الحاصل من َد
penyerupaan = دق القلبsuara detak hati/jantung dengan ق الغالم
= بالحجر من وراء الحائطsuara dinding yang timbul dari ketukan anak kecil.
· Menyerupakan sesuatu dengan hal yang bisa dicium oleh indera penciuman
seperti penyerupaan = بعض األشياءsebagian benda yang harum dengan = الريحان
bunga mawar.
2
Al-hasyimiy, Ahmad, Jawahir al-balaghah fi al-ma’aniy wa al-bayan wa al-badi’ Indonesia : maktabah Dar ihya
al-kutub al-‘Arabiyyah,1960
2.) Sesuatu yang abstrak ()العقليان
Yaitu al-musyabbah dan al-musyabbah bih yang terbentuk dari suatu kalimat yang
maknanya hanya bisa ditangkap dengan perasaan atau akal, seperti penyerupaan
انOOOO( اإليمkeimanan) dengan اةOOOO(الحيkehidupan), (الكفرkekafiran) dengan
(الموتkematian).
· Hal-hal yang bersifat perasaan ()األ ُموْ ر ال َوجْ دَانِية, seperti lezat, sakit, cinta,
marah, tenang, takut dan lain sebagainya.
“(Makanan sorga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum.
Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-
orang yang zalim. Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari
dasar neraka jahim. Mayangnya seperti kepala syaithan-syaitan “. (QS. ash Shāffāt
[37]: 62-65)
3.) Al-musyabbah terbentuk dari sesuatu yang konkrit (يانOO)الحس, sedangkan al-
musyabbah bih terbentuk dari sesuatu yang abstrak ()العقليان
Seperti penyerupaan alasan kuat dengan matahari, keinginan yang kuat dengan
pedang, kematian dengan hewan buas, budi pekerti dengan minyak wangi,
harapan bagi orang yang susah dengan malam, dan lain sebagainya.
4.) Al-musyabbah terbentuk dari sesuatu yang abstrak (انOO)العقلي, sedangkan al-
musyabbah bih terbentuk dari sesuatu yang konkrit ()الحسيان
Seperti penyerupaan minyak wangi dengan budi pekerti yang mulia, malam
dengan perpisahan dan lain sebagainya3.
C. Adāt at-Tasybīh
Ādāt at-tasybīh ()ﺁداة التشبيه, yaitu alat yang dipergunakan untuk menyambung letak
kesamaan antara al-musyabbah dengan al-musyabbah bih.
Ādāt at-tasybīh bisa berbentuk hurūf seperti al-Kaf ( ) َﮐdan ka’anna ( )كأن.
Contohnya:
“=قَ ْلبُهُ َك ْال ِح َجا َر ِة فِي ْالقَ ْس َو ِةHatinya bagaikan batu pada kerasnya”
“= َكأ َ َّن زَ ْيدًا بَحْ ٌر فِي ْال َك َر ِمSeakan-akan Zaid lautan dalam kemurahannya”
= َعلِ ْي ي َُحا ِكي النَّجْ َم فِي ال ُعلُ ِّوAli menyerupai bintang dalam ketinggiannya.
ِ =خَ الِ ُد يُ َشابِهُ ْال َجبَ َل فِي ال ُرسKhalid menyerupai gunung dalam kekokohannya.
ُوخ
ْ
ِ ْف فِي ْالقَط
عOOO َّ ُاةOOO هُ ُم َحا ُكOOO=ع َْز ُمKeinginannya yang kuat seperti pedang dalam
ِ يOOOالس
memotong.
D. Wajh asy-Syabah
3
Muhsin Wahab A, KH & Wahab Fuad T, Drs (1982), pokok-pokok ilmu Balaghah, Bandung : angkasa
Wajh asy-syabah, yaitu kesamaan sifat yang ada pada al-Musyabbah dan al-
musyabbah bih, seperti kesamaan (kesamaan sifat berani) yang terdapat pada
Hamzah dan singa pada kalimat : حمزةُ أس ُد هللاِ ورسولِه, dan ketajaman yang terdapat
ِ ْْف ِم ْن سيو
dalam sifat khalid dan pedang pada kalimat ف هللا ٌ خال ٌد َسي
Perlu ditekankan bahwa wajh asy-syabah pada al-musyabbah bih harus lebih kuat
dibandingkan yang ada pada al- musyabbah.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Menurut bahasa at-tasybīh berarti at-tamtsīl ( ) التمثيلartinya,
penyerupaan atau perumpamaan. Rukun tasybih ada empat yaitu musyabbah,
musyabbah bih, alat dan wajh syabah. Adapun keadaan musyabbah dan
musyabbah bih itu ada tiga yaitu: keduanya bersifat hissi (dapat diindera),
keduanya bersifat aqli (tidak dapat diindera) dan keduanya berbeda (hissi dan
aqli). Wajh syabah ditinjau dari hakikat musyabah dan musyabah bih itu ada dua,
yaitu : wajh syabah dhakhili dan wajah syabah khoriji.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hasyimiy, Ahmad, Jawahir al-balaghah fi al-Ma’aniy wa al-bayan wa al-badi’
Indonesia : Maktabah Dar ihya al-kutub al-‘Arabiyyah, 1960
Muhsin wahab A, KH & Wahab Fuad T, Drs (1982), Pokok-pokok ilmu balaghah,
Bandung : Angkasa