Disusun Oleh :
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah untuk tugas mata
kuliah Balaghah Al-Qur-an yang berjudul “Ilmu Ma’ani, Ilmu Bayan dan
Ilmu Badi’” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk Kami
khususnya serta rekan-rekan mahasiswa pada umumnya.
Tangerang,April 2021
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................
3.1Kesimpulan ................................................................................................
PENDAHULUAN
ال
ِ ضي ال َح ُ أُص ُْو ُل َوقَ َوا ِع ُد يُع َْر
َ َف بِهَا َك ْيفِيَةُ ُمطَابَقَ ِة ال َكالَ ِم لِ ُم ْقت
ُق لَهَ ض الَ ِذيْ ِس ْي َ ق الفَ َرَ ْث يَ ُك ْو ُن ِو ْف
ُ بِ َحي
Yang artinya : “pokok-pokok dan aqidah-aqidah yang digunakan untuk
mengetahui tata cara menyesuaikan kalam pada makna yang didatangkan.”
Dimaksud makna pertama ialah makna yang dipahami dari lafadz sesuai
dengann susunan kalimat.
Makna kedua yaitu beberapa tujuan yang dikehendaki dari membuat kalam,
oleh karena itu dikatakan, muqtadol hal adalah makna yang kedua
Ilmu bayan berasal dari bahasa arab yang artinya “kias” atau “kiasan”.
uslub atau gaya bahasa kiasan yang dibahas dalam ilmu bayan pada
dasarnya dibentuk berdasarkan perbandingan dengan analogi, yakni
membandingkan suatu benda atau suatu keadaan dengan benda atau keadaan lain,
karena keduanya memiliki hubungan kesamaan atau hubungan lain seperti
hubungan sebab akibat, hubungan tempat dan lain sebagainya.
1. At-Tasybih ()التشبيه
Adapun untuk lebih jelasnya mari kita amati contoh dibawah ini:
الجرْ أَ ِة
َ علِ ٌّي َكاآل َس ِد فِي
َ
(Ali laksana harimau dalam keberaniannya)
b) Majaz Lughawy
Pengertian majaz Lughawy menurut istilah adalah:
1) Majaz Mursal.
3. Kinayah ()الكناية
Contohnya:
Muhassinat lafdziyyah
1. Jinas. Merupakan turunan kata dari jins yang artinya "bagian dari
sesuatu". Dalam kajian ilmu balaghah jinas bermakna kemiripan
pengungkapan dua lafadz yang berbeda artinya, atau dalam satu ungkapan
terdapat dua kata yang sama lafadznya namun berbeda artinya.
Contoh:
Dua kata yang di beri warna di atas adalah kata yang selafadz namun
artinya berbeda, ditempat satu bermakna hari kiamat, ditempat kedua
bermakna waktu sedikit. Jadi pengungkapan suatu kata yang mempunyai
dua makna, karena disebut pada tempat yang berbeda dinamakan jinas.
b. Jinas ghair tam. Adalah suatu kata yang diulang pada tempat yang
berbeda, namun bedanya sama jinas tam, dia lafadznya tidak sepenuhnya
memenuhi empat hal tadi, entah itu tidak sama di syakalnya, atau
hurufnya, urutannya, ataupun jumlahnya. Contoh
١٠-٩ الضحى.فأما اليتيم فال تقهر وأما السائل فال تنهر
Dua lafadz di atas nyaris sama, namun berebda pada huruf, dimana yang
satu menggunakan قdan satunya menggunakan ن.
Perhatikan pada kalam yang di beri warna, kalam itu merupakan ayat dari
surah al-Kahfi yang ke enam yang dikutip oleh penulis syi'ir itu dan
melakukan sedikit perubahan sehingga terlihat seperti ungkapannya
sendiri.
Semisal bandingannya itu adalah dari segi konsonan atau bunyi yang
keluarnya.
Contoh:
وأكواب موضوعة، فيها سرر مرفوعة
"di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan dan gelas-gelas yang
terletak di dekatnya" ( Q.S al-Ghasyiah 13-14).
Perhatikan pada lafadz yang telah diberi warna.
Muhassinat Maknawiyah
1. Tauriyah. Bermakna tertutup atau tersembunyi. Terminologisnya:
"sesorang yang berbicara mengucapkan lafadz yang tunggal , yang
mempunyai dua macam arti. Arti yang pertama adalah arti yang "dekat
dan jelas" tapi bukan itu yang dimaksudkan, kemudian arti yang kedua
adalah makna " jauh dan samar" tetapi yang dimaksudkan dengan ada
tanda-tanda, namun orang yang berbicara tadi menutupinya dengan makna
yang dekat. Dengan demikian pendengar menjadi salah sangka sejak
semulanya bahwa makna yang dekat itulah yang dikehendaki, padahal
tidak".
Pembagian Tauriyah.
a. Tauriyah Mujarradah. Adalah tauriyah yang tidak dibarengi dengan
ungkapan yang sesuai dengan salah satu dari dua makna (makna jelas dan
dekat serta makna samar dan jauh). Contoh ketika nabi Ibrahim menjawab
ketika ditanya siapa perempuan yang membersamainya itu (yang tak lain
adalah istrinya), lalu nabi Ibrahim menjawab ""ھذه أختي, dalam
ungkapannya itu nabi Ibrahim tidak menyebut ungkapan lain yang
sekiranya bisa dijadikan petunjuk untuk mengetahui makna yang mana
yang dimaksud apakah makna dekat atau jauh. Maka si pendengar
memaknainya dengan makna yang dekat yaitu saudara kandung
(sebagaimana makna saudara secara umum), padahal makna jauhnyalah
yang dimaksud yakni saudara sekeyakinan (seagama).
Pada bait pertama penyair mengatakan bahwa dia sedih, dan di bait kedua
mulai dijelaskan mengapa dia sedih, sampai pada kata غصوناkata ini
memiliki dua makna, dahan pohon (makna dekat) dan anak-anak (makna
jauh), ungkapan pada bait pertama seakan memberi penyesuaian sehingga
memberi penekanan pada makna jauh dari kata غصونا, sehingga makna
jauh itu menjelaskan kesedihan yang dialami oleh penulis.
Kata حبيبdi atas memiliki dua makna, orang yang dicintai (makna dekat)
makna ini dirujuk karena lafadz sebelumnya "( "بغيضorang yang dibenci)
dan seseorang
bernama habib (makna jauh) dalam hal ini adalah Abu Tamam yang
bernama Habib bin Aus, dam makna yang inilah yang dikehendaki
penyair.
2. Thibaq. Secara lughawi adalah kesesuaian, secara istilah adalah " الجمع
"بين الشيء و ضدهmengumpulkan sesuatu dengan lawannya dalam satu
kalam. Baik itu berupa isim, fa'il, atau huruf, atau isim & fa'il, seperti
mengumpulkan siang dan malam, pandai dan bodoh, berani dan penakut,
mati dan tidak mati.
Dalam prespektif ulama balaghah, Thibaq ini ada dua yakni thibaq ijabi
dan thibaq salabi. Yang dimaksud dengan ijabi adalah kata yang tidak
mengandung makna menidakkan atau kedua kata itu sama-sama positif,
seperti baik dan buruk. sedangkan salabi mengandung makna menidakkan
atau diantara kedua kata itu ada yang positif dan ada yang negatif, seperti
baik dan tidak baik.
Contoh thibaq ijabi
ليس من الحزم أنتحسن إلى الناس وتسيء الى نفسك
"bukan tindakan yang bijaksana engkau berbuat baik kepada orang lain,
namun berbuat jahat pada dirimu sendiri"
Dua kata saling berlawanan di atas merupakan bentuk positif karema tidak
mengandung kata "tidak".
Contoh thibaq salabi
)١٠٨:يستخفون من الناس وال يستخفون من هللا (النساء
"mereka bisa bersembunyi di hadapan manusia; akan tetapi mereka tidak
bisa bersembunyi di hadapan Allah"
Pada lafdz di atas terlihat bahwa kata negatif dan positif berkumpul dalam
satu kalimat, kata negatifnya ditandai dengan kata "tidak".
Kata teman dan rahasia merupakan dua makna yang terletak di awal,
kemudian di akhir didatangkan pula 2 makna (secara berurutan) lain yang
berlwanan dengan dua makna sebelumnya yaitu musuh dan terang-
terangan.
7. Uslub al-Hakim. Adalah gaya bahasanya orang yang hakim (orang yang
mengetahui serta teliti dalam semua perkara). Yakni ketika seorang yang
hakim ditanya dan jawaban dari pertanyaan itu oleh orang hakim
dianggap panjang dan tidak dapat dengan serta merta dipahami oleh
sipenanya atau dianggap tidak bermanfaat untuk dibahas, maka orang
yang hakim mengalihkannya namun masih dalam konteks pembicaraan
yang sedikit punya hubungan. Seperti itu karena orang hakim ingin
mengarahkan pembicaraan pada sesuatu yang bermanfaat saja atau yang
pentingnya saja. Contoh
إني أنعم با العافية: كم سنك؟ فقال:قيل لشيخ ھرم
"seorang kakek tua ditanya: Berapa usiamu? Lalu sang kakek menjawab:
aku merasa senang bisa sehat."
Dalam percakapan itu sikakek tidak menjawab pertanyaan yang
dikehendaki si penanya, melainkan mengalihkannya, dengan jawaban
seperti itu seakan-akan sang kakek ingin mengatakan bahwa usiaku
sekarang bukanlah hal yang penting, melainkan yang penting adalah
kesehatan, karena mau umur berapa pun Itu, tapi sehat maka itulah yang
penting.