“BAHASA ARAB”
DISUSUN OLEH:
TAUFIQ HIDAYAH
SURYA ADI SAPUTRA
PRODI
HUKUM KELUARGA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AN-NUR
LAMPUNG
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga
saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah “Bahasa arab Tentang Fi’il Madi dan Fail ” tujuan
penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mahasiswa pada mata kuliah Bahasa arab
Sholawat dan Salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi suri tauladan kita, Beliau adalah
Nabi Muhammad SAW. yang kita harapkan syafaatnya di dunia dan di ahirat nanti
Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap
pihak yang telah mendukung serta membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
waktu.
Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah
ini masih jauh dari kata sempurna serta terdapat kesalahan yang penulis yakini diluar batas
kemampuan penulis. Maka dari itu penulis dengan senang hati menerima keritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan dari makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..….1
A.LATAR BELAKANG………………………………………………………………....1
B.RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………..…..1
C.TUJUAN MAKALAH……………………………………………………………..…..1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..…..2
A.PENGERTIAN FI’IL MADI……………………………………………………….….2
B.PENGERTIAN FA’IL……………………………………………………………..…..2
1.Penbagian Fa’il…………………………………………………………….…..4
2. Pengertian Fa'il Isim Dzohir……………………………………………….…..4
3.Pengertian Fa'il Isim Dhomir………………………………………………..….5
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………....7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Latar Belakang Di dalam Bahasa Arab mempelajari Ilmu Nahwu sangat penting karena dari
situlah belajar bahasa arab dengan mudah dapat dipahami. Selain itu, mempelajari Ilmu Nahwu sangat
penting untuk memahami Al-Qur'an, artinya karena menurut hukum Islam, memahami Ilmu Nahwu
bagi mereka yang ingin memahami Al-Qur'an hukumnya fardlu 'ain. Dan sangat penting bagi manusia
untuk menjaga lisannya agar tidak terjai kesalahan dan bisa faham artinya Al-Qur'an dan Hadits maka
oleh karena itulah Ilmu Nahwu harus dipelajari dan difahami lebih didahulu ilmu yang lain karena
tanpa Ilmu tidak akan pernah dapat dipahami.
B.Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Fiil dalam bahasa arab memiliki arti suatu bentuk pekerjaan, adapun madhi berasal dari
kata bahasa arab مضى – يمضىartinya telah berlalu, maka dapat diartikan bahwa fiil madhi
adalah suatu bentuk kata kerja bahasa arab yang meunjukkan suatu kejadian yang telah
berlangsung di masa lalu.
ما دّل على حدث مضى وانقضى وعالمته ان تقبل تاء الّتأنيث الّساكنة
Lafadz yang menunjukkan makna kejadian (perbuatan) yang telah berlalu.
Alamatnya ialah sering dimasuki ta’ ta’nits yang disukun.[2] Contohnya seperti di
bawah ini:
kata ( جلستjalastu) di atas bentuknya dalam fiil madhi maka kalimat di atas bermakna saya
telah duduk di atas kursi, adapun huruf “ ”تyang dibaca “tu” di atas menunjukkan dhomir
dengan kata ganti “( ”اناSaya).
Kemudian kata “‘( ”علىala) yang artinya di atas merupakan salah satu di antara huruf jar yang
fungsinya sebagai kata penghubung dan membuat kata setelahnya menjadi “majrur”
(Berharakat kasrah) pembahasan mengenai huruf jar akan kita bahas pada artikel berikutnya,
InsyaAllah.
Selanjutnya kata “( ”كرسيkursiy) dalam kalimat di atas yang artinya kursi merupakan isim
majrur karena adanya huruf jar,
2
Berikut contoh fiil madhi beserta latin dan terjemahannya yang bisa kita terapkan dalam
kehidupan sehari hari yang mudah untuk di hafal dan di praktekkan,
Itulah beberapa contoh yang bisa kita hafalkan dan tulis untuk mempermudah dalam
pengenalannya, karena keseluruhan dari data di atas mempunyai wazan yang sama, adapun
dalam kegunaanya kita bisa menambahkan dhomir di setiap katanya.
3
B. Pengertian Fa’il
Fa'il adalah isim yang dibaca Rafa' yang jatuh setelah Fi'il (Pekerjaan). Contoh : َيْنُصُر
َز ْيٌد َع ْم ًرا. Seperti yang sudah saya singgung tadi bahwa Fa'il (Pelaku) merupakan isim yang
jatuh setelahnya Fi'il (Pekerjaan). Lafadz َيْنُصُرkedudukannya adalah sebagai Fi'il Mudhori'
(Pekerjaan yang sedang/akan dikerjakan). Sedangkan َزْيٌدkedudukannya adalah sebagai Isim
Fa'il (Pelaku pekerjaan). Dan lafadz َع ْم ًراkedudukannya adalah sebagai Maf'ul Bih (Objek
pekerjaan dari pelaku).
Perlu diketahui Isim Fa'il itu selamanya dibaca Rafa', dan Rafa' sendiri memiliki 4 alamat,
yaitu : Dhomah, Wawu, Alif, Nun.
Pada contoh ( َيْنُصُر َز ْيٌد َع ْم ًراZaid sedang/akan menolong Amr) Fa'il dibaca Dhomah karena
berupa Isim Mufrad. Tetapi jika di jadikan Isim Tasniyyah, maka alamatnya bukan lagi
Dhomah, melainkan Alif. Contoh : ( َيْنُصُر الَّز ْيَداِن َع ْم ًراZaid dua sedang/akan menolong Amr).
Dan ini juga berlaku untuk jama'
Pembagian Fa'il
Fa'il sendiri terbagi menjadi 2, yaitu
Sedangkan Dhomir maksudnya adalah Fa'il tersebut tersimpan atau dikira-kirakan saja.
Contoh : Dia laki-laki satu, Dia laki-laki dua, Mereka, Kalian dan lain-lain.
Fa'il Isim Dzohir adalah Isim Fa'il yang secara mutlak jelas ada keberadaannya tanpa adanya
ikatan, maksudnya adalah bukan berupa kata ganti seperti, dia, kamu, mereka, kalian dan lain
sebagainya.
1. ( َج اَء زْي ٌدZaid telah datang). Lafadz ج’’اءkedudukannya adalah sebagai Fi'il Madhi
(Pekerjaan yang sudah lampau). Sedangkan lafadz زيدKedudukannya adalah sebagai
Fa'il Isim Dzohir (Pelaku pekerjaan) yang dibaca Rafa', dan dibaca Dhomah sebab
Lafadz tersebut Berupa Isim Mufrad (Isim yang menunjukkan arti tunggal).
2. ( ج’’اَء الَّز ْي َداِنDua Zaid telah datang) Lafadz الَّز ْي َداِنkedudukannya adalah Fa'il Isim
Dzohir , dan alamatnya adalah Alif karena berbentuk isim Tasniyyah (Isim yang
menunjukkan arti dua).
3. ( جاَء الَّز ْيُد ْو َنZaid banyak telah datang) Lafadz الَّز ْيُد ْو َنkedudukannya adalah sebagai
Fa'il Isim Dzohir, dan alamatnya adalah Wawu karena berbentuk Jamak Mudzakkar
Salim (Menunjukkan arti laki-laki banyak).
Fa'il Isim Dhomir atau yang sering kita sebut Fa'il Mudhmar adalah lafadz yang
menunjukkan arti Mutakallim, Mukhatab dan Ghaib.
Jadi, Isim Dhomir terbagi menjadi 12 dan dipecah menjadi 3, yaitu Mutakallim, Mukhatab
dan Ghaib.
Mutakallim adalah orang yang berbicara. Didalam Nahwu, Mutakallim terbagi menjadi
dua. Pertama Mutakallim Wahdah. yaitu : (Saya). َاَناYang kedua adalah Mutakallim Ma'al
Ghair. yaitu: ( َنْح ُنKami/kita).
Mukhatab adalah orang yang kita ajak bicara. Isim Dhomir yang masuk pada golongan ini
adalah sebanyak 5, yaitu :
1. ( َأْنَتKamu laki-laki)
2. ( َأْنِتKamu Perempuan)
3. ( َأْنُتَم اKami berdua laki-laki/perempuan)
4. ( َأْنُتْمKalian laki-laki)
5. ( َأْنُتَّنKalian Perempuan)
Ghaib adalah orang yang dibicarakan tidak ada. Didalam bahasa Indonesia, kita sering
menyebutnya sebagai orang ke 3. Isim Dhomir yang masuk pada golongan ini jumlahnya ada
5, yaitu:
1. ( ُهَوDia laki-laki)
2. ( ِهَيDia perempuan)
3. ( ُهَم اMereka berdua laki-laki/perempuan)
4. ( ُهْمMereka banyak untuk laki-laki)
5. ( ُهَّنMereka banyak untuk Perempuan)
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Fi'il madhi adalah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau
peristiwa pada waktu akhirnya. Ciri dari fi'il madhi adalah diakhirinya ta' ta'nits yang
mati, bersambung dengan ta' fa'il, bersambung dengan fa'il, didahului oleh اdan
secara bentuk dapat diketahui berdasarkan
2. Fa'il adalah isim yang dibaca Rafa' yang jatuh setelah Fi'il (Pekerjaan).
B. Penutup
Sekian artikel kali ini tentang Fiil Madhi dan Fa’il. yang telah kami jelaskan secara
singkat, adapun untuk memperkuat pegetahuan kita mengenai fiil madhi dan Fa’il maka
diperlukan belajar latihan dan hafalan secara terus menerus dan berkelanjutan agar
memperkuat dan memperluas wawasan kita sehingga mudah dalam pemakaiannya dan
ketika kita.
DAFTAR PUSTAKA