Anda di halaman 1dari 11

Ringkasan Materi Ilmu Ma’ani

Disusun Guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Balaghoh


Dosen pengampu : Isyna Finurika, M.Pd.I

Kelompok 2 :
Ahmad Taufiqur Rohman
Ahmad Nur Syafii
Dimyati
Dzulfikri Alaudin Ma’ruf
Muhammad Sholikan
Macrus Aliansya

FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM GURU MADIN


INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT
(INSUD)
2024
ILMU MA’ANI

MATERI POKOK:
A. ILMU MA’ANI
1. Kalam Khabar
a. Pengertian kalam khabar
b. Macam macam kalam khobari
c. Tujuan pengungkapan kalam khabar
2. Kalam Insya’
a. Pengertian kalam insya’
b. Pembagian kalam insya’

A. PENGERTIAN ILMU MA’ANI

Dalam kitab Al-Jauhar Al-Maknun dijelaskan:

‫ِع ْلٌم ِبِه ِلُم ْقَتَض ى اْلَح اِل ُيَر ى * َلْفٌظ ُم َطاِبًقا‬....

Artinya :
“Yaitu ilmu yang dengan ilmu itu dapat diketahui sesuatu lafazh sesuai dengan muqtadhal
halnya (situasi dan kondisi).”

Ilmu ma’ani adalah ilmu yang mempelajari kesesuaian antara konteks pembicaraan dengan
situasi dan kondisi sehingga maksud dan tujuan bisa tersampaikan secara jelas dan gamblang.
Definisi lainnya, ilmu ma'ani adalah pokok-pokok dan dasar-dasar untuk mengetahui tata cara
menyesuaikan kalimat kepada muqtadhal halnya sehingga cocok dengan tujuan yang
dikehendaki.

1.PENGERTIAN KALAM KHOBARI

‫َم ااْح َتَم َل الِّص ْدُق َو اْلِكْذ ُب‬

Kalam khabari adalah pernyataan yang mengandung kebenaran dan kebohongan.

‫ َو َك اِذ بًا إن كان ُم َخ اِلفًا‬،‫ُهَو َم ا ُيْمِكُن اْلَقْو ُل ِلَص اِح ِبِه ِبَأَّنُه َص اِد ٌق ِإَذ ا َك اَن ُم َطاِبقًا ِلْلَو اِقِع‬

Kalam Khabari adalah kalimat yang pembicaranya dapat dikatakan sebagai orang yang benar
apabila sesuai dengan kenyataan dan pembohong apabila berlainan dengan kenyataan.

Kalam Khabari ini disebut pula “Jumlah Mufidah“ dan setiap jumlah mempunyai 2 rukun,
yaitu:

1. Mahkum alaih, yaitu yang dikenai hukum.


2. Mahkum fih, yang dipakai hukum.

Dalam ilmu ma’ani mahkum alaih disebut musnad ilaih dan mahkum fih disebut Musnad.
Pola Kalam Khabari
Kalam khabari dilihat dari sisi pembentuknya dibuat dengan memakai dua pola, yaitu:

1. Jumlah ismiyyah
Yaitu kalimat yang terdiri dari mubtada’ dan khabar.
Contoh:

‫َأَنا ُم ْس ِلٌم‬

Artinya: Saya seorang muslim.

2. Jumlah fi’liyyah
Yaitu kalimat yang terdiri dari fi’il dan fa’il.
Contoh:

‫َج اَء َأْح َم َد‬

Artinya: Ahmad telah datang.

1.B. MACAM MACAM KALAM KHOBARI

Bila dilihat dari keadaan mukhathab atau orang yang menjadi lawan bicara,
kalam khabari terbagi tiga macam:

1. Khabar Ibtidai
Khabar ibtidai adalah apabila mukhatab tidak mengetahui tentang berita tersebut dan berita
yang disampaikan tidak perlu menggunakan taukid. Contoh:

‫َأُبْو َك َم ِرْيٌض‬

Artinya: Ayahmu sakit.

2. Khabar Thalabi
Khabar thalabi adalah apabila mukhathab ragu-ragu atau bingung mengenai kebenaran suatu
berita dan diharapkan mukhathab menjadi yakin akan kebenaran berita tersebut. Berita yang
disampaikan lebih baik menggunakan taukid.
Contoh:

‫ِإَّن َأَباَك َم ِرْيٌض‬

Artinya: sesungguhnya ayahmu sakit.

3. Khabar Inkari
Khabar inkari adalah apabila mukhathab mengingkari kebenaran suatu pernyataan yang
disampaikan. Dalam khabar inkari harus menggunakan taukid lebih dari satu terganting
tingkat keingkaran mukhathab.
Contoh:

‫ِإَّن َأَباَك َلَم ِرْيٌض‬


‫َوِهللا ِإَّن َأَباَك َلَم ِرْيٌض‬
Artinya: sesungguhnya ayahmu sakit |
Demi Allah, sesungguhnya ayahmu sakit.

Catatan:
Meskipun dalam bahasa Arab menggunakan taukid lebih dari satu tapi dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan hanya satu saja. Bila menggunakan banyak “sesungguhnya” dalam
bahasa Indonesia termasuk pemborosan kata.

Huruf Taukid
Huruf taukid berguna untuk menguatkan atau menegaskan dari pernyataan yang terdapat pada
suatu kalimat. Ada beberapa huruf yang bisa digunakan untuk taukid, diantaranya:

- ( ‫ )ِإَّن‬atau ( ‫)َأَّن‬.
Taukid ini masuk ke mubtada’ khabar dan menashabkan mubtada’.
Contoh:

‫ِإَّن َأَباَك َم ِرْيٌض‬


‫َأْعَلُم َأَّن َأَباَك َم ِرْيض‬

-Huruf sumpah
Yaitu (‫)و‬, (‫)ب‬, dan (‫)ت‬, dan memajrurkan kata setelahnya.
Contoh:

‫َوِهللا َأَنا ِفْي َبْنُد ْو نج‬

- Lam ibtida’
Yaitu lam sebelum isim atau fi’il. Bedanya dengan lam huruf jar adalah lam ibtida’ tidak
beramal sehingga i’rab kata setelahnya tetap sesuai kedudukan dalam kalimat. Contoh:

‫َلَك اَن َأُبْو َك َم ِر ْيًضا‬

- Nun taukid khafifah


Yaitu nun sukun diakhir fi’il. Contoh:

‫َلَنُك ْو َنْن ِم َن اْلَخ اِس ِرْيَن‬

Artinya: Sungguh kami akan termasuk orang-orang yang rugi.

- Nun taukid tsaqilah


Yaitu nun bertasydid di akhir fi’il. Contoh:

‫َلَنُك ْو َنَّن ِم َن اْلَخ اِس ِرْيَن‬

Artinya: Sungguh kami akan termasuk orang-orang yang rugi.

- Huruf tanbih
Huruf tanbih digunakan untuk menarik perhatian mukhathab. Contoh:

‫َأاَل ِإَّن َنْص َر ِهللا َقِرْيٌب‬


Artinya: Ingatlah! Sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.

- Huruf Tambahan
Contoh:

‫َم ا َأَنا ِبَم ِرْيٍض‬

- Huruf ( ‫)َقْد‬
Huruf ( ‫ )َقْد‬untuk taukid fi’il.

‫َقْد َك اَن َأُبْو َك َم ِرْيًضا‬

1.C. TUJUAN KHABAR (‫)أغراض الخبر‬

Tujuan asal dari kalam khabari ada dua, yaitu:

1. Faidatul khabar
Yaitu menyampaikan suatu hukum yang terkandung dalam suatu kalimat kepada mukhathab.
Contoh:

‫َحَضَر َرِئْيُس اْلُج ْم ُهْو ِرَيِة‬

Artinya: Pak Presiden telah datang.

2. Lazimul khabar
Yaitu memberiatahukan mukhathab bahwa mutakallim megetahui suatu hukum. Contoh:

‫َأْنَت َم ِرْيٌض‬

Artinya: Kamu sakit.

Selain kedua tujuan di atas, ada beberapa tujuan kalam khabari sesuai dengan subjek
mutakallim dalam menyampaikan suatu pernyataan. Diantaranya:

1. Al-Fakhr (‫)الفخر‬
Yaitu menyampaikan berita untuk menunjukkan kebanggaan (prestise). Contohnya
sebagaimana sabda Rasulullah:

‫َأَنا َأْفَص ُح الَعَر ِب َبْيَد َأِّني ِم ْن ُقَر ْيٍش‬

Artinya: Saya orang yang paling fasih berbahasa Arab selain itu saya berasal dari keturunan
Quraisy.

2. Izhhar al-Dha‘f (‫)إظهار الضعف‬


Yaitu menyampaikan berita untuk menampakkan kelemahan. Contohnya:

‫َقاَل َر ِّب ِإِّني َو َهَن اْلَع ْظُم ِم ِّني َو اْش َتَعَل الَّر ْأُس َش ْيًبا‬
Artinya: “Ia (Nabi Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan
kepalaku telah ditumbuhi uban….” (Q.S.Maryam :4).

3. Al-Tahassur (‫)التحسر‬
Yaitu menyampaikan berita untuk menunjukkan penyesalan.
Contohnya sebagaiman disebutkan dalam al-Qur’an yang mengisahkan tentang isteri Imran
yang melahirkan anak perempuan bernama Maryam: Contohnya:

‫َفَلَّم ا َو َضَع ْتَها َقاَلْت َر ِّب ِإِّني َو َض ْع ُتَها ُأْنَثى‬

Artinya: “Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata, “Ya Tuhanku,
Sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan….” (QS. ‘Ali ‘Imran : 36).

4. Al-Istirham (‫)االسترحام‬
Yaitu menyampaikan berita untuk memohon kasih sayang dan belas kasihan. Contohnya:

‫ِإِّنْي َفِقْيٌر ِإَلى َع ْفِو ِهللا َو ُغ ْفَر اِنِه‬

Artinya: Saya sangat mengharapkan ampunan dan magfirah dari Allah.


Masih banyak lagi tujuan dari penyampaian kalam khabari tergantung maksud dan niat
pembicara.

2.A. PENGERTIAN KALAM INSYAI

Pengertian Kalam Insyai


Yaitu kalimat (sesuatu) yang tidak mengandung (yang tidak bisa disifati) dengan benar atau
tidak benar karena ia hanya berkaitan dengan terjadinya suatu perbuatan atau tidak terjadinya.
Contoh kalam insya’:

‫َفْلَيُقْل َخْيًرا َأْو ِلَيْص ُم ْت‬

Artinya: Maka hendaklah mengatakan yang baik atau diam”.

2.B. MACAM MACAM KALAM INSYAI

Kalam Insyai dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

1. ALAM INSYAI THALABI

‫ والِّنداَء‬،‫ والتمني‬،‫ واالستفهام‬،‫ والنْهي‬،‫ ويكوُن باألمر‬،‫ما َيْس َتْد عي َم ْطلوبًا َغيَر حاصل وقَت الطلب‬

Yaitu sesuatu yang mengandung permintaan yang hasilnya tidak terwujudkan secara langsung
pada waktu permintaan. Kalam insyai thalabi berbentuk perintah, larangan, pertanyaan,
pengharapan, dan panggilan.
Di bawah ini akan dibahas secara rinci sebagai berikut:

a. Al-Amr (‫)األمر‬
Al-Amru adalah menuntut suatu perbuatan dari orang yang lebih tinggi kedudukannya
kepada orang yang lebih rendah. Adapun perintah bisa bernbentuk:
- Shighat fi’il amar
Contoh:

‫ َبْيَن َطْع ِن اْلِقَنا َو َخ ْفِق الُبُنْو ِد‬# ‫ِع ْش َع ِزْيًز ا َأْو ُم ْت َو َأْنَت َك ِر ْيٌم‬

Artinya: Hiduplah mulia atau matilah terhormat # Antara tusukan tombak dan kibaran
bendera perang.
Fi’il amar pada bait syair di atas adalah kata ( ‫ )ِع ْش‬dan ( ‫)ُم ْت‬.

- Fi’il mudhari’ diawali lam amar.


Contoh:

‫َفْلَيُقْل َخْيًرا َأْو ِلَيْص ُم ْت‬

Artinya: Maka katakanlah yang baik atau diam.


Fi‘il mudhari’ yang disertai dengan lam amar adalah kata ( ‫ )َفْلَيُقْل‬dan ( ‫)ِلَيْص ُم ْت‬.

- Isim fi’il amar.


Adalah isim yang mempunyai makna perintah. Contoh kata (‫ )آمين‬yang artinya kabulkanlah
do’a kami.

- Mashdar yang menggantikan fi’il amar.


Contoh:

‫َس ْعًيا ِفْي َس ِبْيِل اْلَخْيِر‬

Artinya: Berusahalah menuju jalan kebaikan!

b. An-Nahyu (‫)النهي‬
An-Nahyu adalah menuntut untuk tidak melakukan suatu perbuatan dari orang yang lebih
tinggi kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. An-nahyu hanya memiliki satu bentuk
yaitu shighat fi’il mudhari’ yang didahului la nahyi. Contoh:

‫اَل َتْأُك ْل َقاِئًم ا‬

Artinya: Jangan makan sambil berdiri.

c. Al-Istifham (‫)االستفهام‬
Istifham artinya pertanyaan atau meminta berita atau pernyataan. Ada beberapa kata yang
dipakai untuk bertanya, diantaranya:

‫ َأْي‬،‫ َأَّنى‬، ‫ َأْيَن‬، ‫ َكْيَف‬، ‫ َأَّياَن‬، ‫ َك ْم‬،‫ َم َتى‬،‫ أ‬، ‫ َهْل‬، ‫ َم ْن‬،‫َم ا‬

Ada 2 hal yang ingin dicapai oleh pertanyaan, yaitu at-tashdiq dan at-tasawwur.

- At-tashdiq, yaitu untuk membenarkan suatu pernyataan dan jawabannya antara “ya” atau
“tidak”.

- At-Tasawwur, yaitu mengetahui atau menentukan sesuatu dari 2 hal atau lebih.
Berikut beberapa kata yang digunakan sebagai istifham:
- Hamzah
Hamzah bisa dipakai untuk at–tasawwur atau at-tashdiq. Ketika hamzah digunakan untuk at-
tasawwur diikuti oleh (‫ )أم‬yang terletak antara dua kata pembanding.
Contoh:

‫َأَم ْح ُم ْو ُد ُمَس اِفٌر َأْم َأْح َم ُد؟‬

Artinya: Apakah Mahmud yang bepergian atau Ahmad?


‫َأِزَياٌد َقاِدٌم ؟‬

Artinya: Apakah Ziad datang?

- Hurup ( ‫)َهْل‬
Artinya apakah dan khusus dipergunakan untuk At- Tashdiq saja. Contoh:

‫َهْل َيْع ِقُل اْلَحَيَو اُن ؟‬

Artinya: Apakah hewan itu berakal?

- ( ‫)َم ْن‬
Artinya siapa dan digunakan untuk menanyakan yang berakal. Contoh:

‫َم ْن َيُصْو ُم اأْل َن ؟‬

Artinya: Siapa yang puasa sekarang?

- (‫)َم ا‬
Artinya apa dan digunakan untuk menanyakan sesuatu yang tidak berakal. Contoh:

‫َم ا اِلِقَياَم ُة؟‬

Artinya: Apa itu kiyamah?

- (‫)َم َتى‬
Artinya kapan dan digunakan untuk menanyakan waktu. Contoh:

‫َم َتى َتْذ َهُب ِإَلى اْلَم ْد َرَسِة؟‬

Artinya: Kapan kamu pergi ke sekolah?

- ( ‫)َأَّياَن‬
Artinya kapan dan digunakan untuk menanyakan waktu yang akan datang. Contoh:

‫َأَّياَن ُيْبَع ُث الَّناُس ِم ْن ُقُبْو ِرِهْم ؟‬

Artinya: Kapan manusia dibangkitkan dari kuburnya?

- ( ‫)َكْيَف‬
Artinya bagaimana dan digunakan untuk menanyakan keadaan, proses, atau cara. Contoh:
‫َكْيَف ِج ْئَت ِإَلى اْلَم ْد َرَسِة؟‬

Artinya: Bagaimana kamu datang ke sekolah?

- ( ‫)َأْيَن‬
Artinya dimana dan digunakan untuk menanyakan tempat. Contoh:

‫َأْيَن َبْيُتَك ؟‬

Artinya: Di mana rumahmu?

- ( ‫)َك ْم‬
Artinya berapa dan digunakan untuk menanyakan bilangan. Contoh:

‫َك ْم َعَد ُد الُطاَّل ِب ِفْي َهَذ ا اْلَفْص ِل ؟‬

Artinya: Berapa jumlah mahasiswa di kelas ini?

- ( ‫)َأُّي‬
Artinya mana saja atau yang mana dan digunakan untuk menanyakan pilihan. Contoh:

‫َأُّي الَّرُج َلْيِن َأْك َبُر ِس ًّنا؟‬

Artinya: Orang mana yang lebih tua umurnya?

d. At-Tamanni (‫)التمني‬
At-tamanni adalah mengharap sesuatu yang sulit atau mustahil terjadi. Lafaz yang
dipergunakan untuk at-tamanni yaitu ( ‫)َلْيَت‬. Contoh dalam syair:

‫ َفُأْخ ِبَرُه ِبَم ا َفَعَل اْلَم ِش ْيُب‬# ‫َأَال َلْيَت الَّشَباَب َيُعْو ُد َيْو ًم ا‬

Artinya: Semoga masa muda itu bisa kembali lagi # Supaya saya bisa memberitahu apa yang
dilakukan seseorang di masa tua.

Selain menggunakan (‫)ليت‬, bisa juga menggunakan ( ‫)َهْل‬, ( ‫)َلْو‬, dan (‫)َلَع َّل‬. Contoh:

‫َفَهْل َّلَنا ِم ْن ُشَفَع اِء َفَيْش َفُعْو ا َلَنا‬

Artinya: “ Maka adakah bagi kami pemberi syafaat yang akan memberi syafaat bagi kami….”
(QS. Al-A‘rāf [7]: 53)

‫َفَلْو َأَّن َلَنا َكَّر ًة َفَنُك ْو َن ِم َن اْلُم ْؤ ِمِنْيَن‬

Artinya: “Maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami menjadi
orang-orang yang beriman.” (QS. Asy-Syu‘arā’ [26]: 102)

‫ َلَع ِّلْي ِإَلى َم ْن َقْد َهِو ْيُت َأِط ْيُر‬# ‫َأِس ْر َب الَقَطا َهْل َم ْن ُيِع ْيُر َج َناَح ُه‬

Artinya: Wahai kawanan burung qatha (mirip merpati), siapakah yang mau meminjamkan
sayapnya # Agar aku bisa terbang kepada kekasihku.
e. An-Nida ( ‫)الِّنداَء‬
An-Nida adalah meminta seseorang untuk menghadap dengan menggunakan huruf yang
mengganti fi‘il ( ‫ )َأْدُع ْو‬atau ( ‫)ُأَناِد ْي‬. Adat an-nida ada 8, yaitu:

‫ "وا‬،"‫ "هَيا‬،"‫ "آي" "َأيا‬،"‫ "آ‬،"‫ "َيا‬،"‫ "أي‬،‫"اْلَهْم َز ُة‬

Adat an-nida hamzah dan (‫ )أي‬untuk memanggil yang dekat dan yang lainnya untuk
memanggil jauh. Contoh:

‫َيا ُمَحَّم ُد‬

Artinya: Wahai Muhammad.

‫ ِبَأَّنُك ْم ِفْي ُرْبِع َقْلِبْي ُس َّك اُن‬# ‫َأُس َّك اُن ُنْع َم اَن اَأْلَر اَك َتَيَّقُنْو ا‬

Artinya: Wahai penduduk Nu’man Al-Arak, yakinlah # Bahwa sesungguhnya kalian berada
dalam hatiku.

Terkadang adat an-nida qorib digunakan yang jauh karena merasa dekat. Adapula adat an-
nida baid digunakan untuk yang dekat karena untuk menghormati.

2. KALAM INSYAI GHOIR THALABI

Kalam insyai ghair thalabi adalah kalam yang tidak mengandung permohonan yang
hasilnya tidak terwujudkan secara langsung pada waktu permohonan. Yang termasuk kalam
insyai ghair thalabi diantaranya:

a. At-Ta‘ajjub(‫)التعجب‬
At-ta’ajjub adalah ungkapan yang menunjukkan rasa heran/kagum. Contoh:

‫َم ا َأْج َم َل الَّسَم اَء‬

Artinya: Alangkah indahnya langit itu

b. Al-Qasam(‫)القسم‬
Al-qasam adalah ungkapan sumpah dengan menggunakan 3 huruf sumpah, yaitu (‫)الواو‬, (‫)الباء‬,
dan (‫)التاء‬. Contoh:

‫ تاهلل‬، ‫ باهلل‬، ‫وهللا‬

Artinya: Demi Allah.

c. At-Tarajji(‫)الترجى‬
At-Tarajji adalah mengharap sesuatu yang mungkin terjadi. Contoh:

‫َو َع َس ى َأْن َتْك َر ُهْو ا َشْيًئا َو ُهَو َخْيٌر َّلُك ْم‬

Artinya: ”Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal itu baik bagi kalian.” (QS. Al-Baqarah
[2]: 216)
‫َلَع َّل الَّساَع َة َقِرْيٌب‬

Artinya: Semoga hari Kiamat itu dekat/cepat tiba.

d. Fi‘il al-Madh dan adz-Dzamm


Adalah fi‘il yang dipergunakan untuk memuji dan mencela. Contoh:

‫ِنْع َم اْلَع ْبُد َأَّواٌب‬

Artinya: Sebaik-baik hamba adalah yang banyak bertobat.

‫ِبْئَس اْلُخ ُلُق اْلَك ِذ ُب‬

Artinya: Sejelek-jelek prilaku adalah berdusta.

Anda mungkin juga menyukai