Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ILMU BALAGHAH

KALAM INSYA’
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Balaghah

Dosen Pengampu:

Abdul Halim, MA.

Disusun Oleh:

Kelompok III
Ahmad Rizky Pratama Lubis 0403193113
Ghita Kinanti Pratiwi Sembiring 0403192078
Habib Anshori Nasution 0403193116

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM


PRODI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt, yang telah memberikan kita nikmat dan hidayahnya,
terutama nikmat iman dan islam, serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Saw,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun judul makalah kami ini adalah
“KALAM INSYA’”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Balaghah mengenai
Kalam Insya’. Kami sebagai pemakalah sangat menyadari bahwa makalah kami ini belum
sempurna, karena makalah kami ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, dengan hati yang tulus kami sebagai pemakalah berkenan menerima kritik dan saran
yang diberikan pembaca kepada kami.
Pada kesempatan ini kami mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang
terkait dalam pembuatan makalah ini, yang telah bekerja sama sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Kami sebagai pemakalah mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ustad Abdul Halim, MA. (Dosen Pengampu).
2. Guru agama kami.
3. Orang tua kami.
Mudah-mudahan semua jasa, bantuan, dan pengorbanan yang telah diberikan kepada
pemakalah menjadi amal shaleh dan mendapatkan pahala dari Allah Swt.
Demikianlah makalah ini kami buat, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat dan
dapat menambah wawasan bagi kita semua. Aamiin.

Medan, 4 April 2022

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

BAB I ......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

BAB III.....................................................................................................................................10

PENUTUP................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Balaghah merupakan ilmu yang membahas cara-cara menyusun kalimat yang baik
dan bernilai tinggi menurut sastrawan dan salah satu tujuannya adalah untuk dapat berbicara
atau menulis dengan teratur sesuai dengan kondisi dan situasi dengan cara yang indah.
Keindahan merupakan sifat-sifatnya yang paling menonjol. Keistimewaan yang nampak dan
sasaran keindahannya ialah bahasa yang menampilkan khayalan indah.
Makalah sebelumnya menjelaskan Ilmu ma’ani yang pertama kali dikembangkan oleh
Abd al-Qahir al-Jurzani. Objek kajian ilmu ma’ani adalah kalimat-kalimat yang berbahasa
arab. Disamping itu, objek kajian ilmu ma’ani hampir sama dengan ilmu nahwu dan ilmu
ma’ani juga menjelaskan kalam terbagi menjadi dua macam yaitu kalam khabari dan kalam
insya’. Kalam khabari atau jumlah khabariyyah dalam bahasa indonesia yang berarti kalimat
berita, kalimat berita diartikan kalimat peryataan yang bisa kebenaran dan kebohongan.
Sedangkan kalam insyaiyyah tidak bisa dinilai kebenaran atau kebohongan.
Dalam kali ini, kami akan membahas atau memaparkan tentang kalam insyaiyyah beserta
jenisnya. Maka dari itu, dalam makalah ini, semua itu, akan di paparkan dengan jelas. Insyaa
Allah.

B. Rumusan Masalah
1. Insya’ Dan Pembahasannya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalam Insya’


Secara bahasa kata insya’ berasal dari َ ‫شأ‬
َ ‫ئ –أ َ ْن‬
ُ ‫ إ ْنشَاء –يُ ْن ِش‬shighah mashdar yang berarti Al-
iijaad (‫ )اإليجاد‬mewujudkan, mengembangkan, menciptakan atau menimbulkan.
Menurut istilah yaitu: ‫ هو الكالم ال يحتمل الصدق والكذب في ذاته‬Kalam Insya’ adalah suatu
kalimat yang tidak mengandung kemungkinan benar maupun bohong dalam dzatnya, seperti:
‫الكلب‬
َ ْ‫تضرب‬
ِ ‫ ال‬،‫ ياخالد‬Hai khalid, jangan kau pukul anjing itu.
Perkataan seperti di atas hanya mengandung pengertian larangan memukul anjing (tidak
mengandung pengertian benar ataupun bohong). Artinya, kalam insya’ tidak dapat diperoleh
dan tidak dapat dinyatakan, kecuali dengan pengucapan berdasarkan bentuk kalimat itu sendiri,
baik berupa tuntutan perintah, larangan dan lainya.
Contoh lain:
‫اطلب العلم من المهد إلى اللحد‬
(Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat).
Jika seseorang mutakallim mengucapkan suatu kalam insya’, mukhatab tidak bisa
menilai bahwa ucapan mutakallim itu benar atau dusta. Jika seorang berkata: Isma’, kita tidak
bisa mengatakan bahwa ucapannya itu benar atau dusta. Setelah kalam tersebut diucapkan,
maka yang mesti kita lakukan adalah menyimak ucapannya.

B. Pembagian Kalam Insya’ (‫)أقسام الكالم اإل ْنشِائى‬


Kalam Insya’ terbagi menjadi dua kelompok, yaitu: Thalabi dan Ghairu Thalabi.

 Macam-Macam Kalam Insya’ Thalabi ) ‫(إنشاء طلبي‬


ْ ‫ما يَ ْستَدْعي َم‬
َ ‫طلوبا ً غ‬
‫ والنِدا َء‬،‫ والتمني‬،‫ واالستفهام‬،‫ والن ْهي‬،‫َير حاصل وقتَ الطلب ويكونُ باألمر‬
Kalam Insya’ Thalabi yaitu ungkapan kalimat yang menuntut suatu permintaan yang belum
diperoleh ketika memintanya. Maksud dari “belum diperoleh ketika memintanya” yaitu: lafadz
perintah terlebih dahulu diucapkan kemudian disusul dengan implementasi (pelaksanaan) dari
perintah tersebut. Artinya, perintah dan pelaksanaan tidak bersamaan.
Contoh:
‫ قُ ْم‬،‫يا خالد‬
Hai Khalid, berdirilah..
Khalid mendengar terlebih dahulu perintah berdiri kemudian dia berdiri. Dia tidak berdiri
sebelum ada perintah.
Kalam Insya Thalabi tidak hanya dalam bentuk perintah. Namun, ia juga terdapat beberapa
model lain diantaranya: Ungkapan kalimat dengan bentuk kata perintah (‫)األمر‬, ungkapan
dengan bentuk larangan (‫)النهي‬, harapan (‫)التمني‬, pertanyaan (‫)االستفهام‬, dan seruan (‫)النداء‬.
Model-model semua ungkapan di atas termasuk kalam insya thalabi yang menjadi objek
pembahasan ilmu ma’ani.
a. Perintah (‫)األمر‬
Al-Amr yaitu meminta agar terlaksananya suatu pekerjaan yang dilontarkan dari mutakallim
kepada mukhattab (lawan bicara) dengan menggunakan kalimat yang mengandung kata
perintah.
Terdapat 4 shighah untuk bisa mengungkapkan bentuk kalimat perintah yaitu:
 Dengan menggunakan bentuk fi’il Amr seperti:
ُ‫ا ْفعَ ْل َو ْفقَ ما َ ت ُ ِر ْيد‬
Lakukanlah sesuai kehendakmu.
Dalam Al-Qur’an: ٥٢١ ‫ سورة النحل‬.‫سبِي ِل َربِكَ بِ ْال ِح ْك َم ِة‬
َ ‫ع إِلَى‬
ُ ْ‫ اد‬: ‫قال الله تعالى‬
 Dengan menggunakan lam amr yang memasuki fi’il mudhari’ yang dihukumi jazm,
seperti: ُ‫ِلتَ ْفعَ ْل َو ْفقَ ما َ ت ُ ِر ْيد‬
Lakukanlah sesuai kehendakmu.
َ ً‫ فَ ْليَتَّقُوا اللَّهَ َو ْليَقُولُوا قَ ْوال‬: ‫قال الله تعالى‬
Dalam Al-Qur’an: ٩ ‫ سورة النساء‬.ً‫سدِيدا‬
Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar.
 Dengan menggunakan bentuk Isim fi’il amr:
seperti: ‫ حي على الصالة‬/ ُ‫ص ْه إذا قُ ِرأ َ القُ ْران‬
َ
Diamlah apabila Al-Quran dilantunkan /Mari menunaikan shalat.
Dalam Al-Qur’an: ٥١ ‫ سورة األحزب‬.‫ َو ْالقَائِلِينَ ِ ِإل ْخ َوانِ ِه ْم َهلُ َّم ِإلَ ْينَا‬: ‫قال الله تعالى‬
 Dengan menggunakan bentuk mashdar (mashdar sebagai pengganti fi’il), seperti: ‫فِ ْعالً َما‬
ُ‫ ت ُ ِر ْيد‬Lakukanlah apa yang kau inginkan.
b. Larangan (‫)النهي‬
‫النهي هو طلب الكف عن العمل على وجه االستعالء وله صيغة واحدة وهي المضارع مع ال الناهية‬
Al-nahyi adalah meminta dihentikannya suatu pekerjaan kepada lawan bicara dengan
menggunakan sighat fi’il mudhari’ dengan la nahiyah (larangan).
Contoh ‫ب‬ ْ ْ‫ الَ تَضْرب‬Kau jangan pukul anjing itu.
َ ‫الكل‬
Firman Allah: ٥١ :‫ األعرف‬. َ‫صالَ ِح َها ذَ ِل ُك ْم َخيْر لَّ ُك ْم ِإن ُكنتُم ُّمؤْ ِمنِين‬ ِ ‫َوالَت ُ ْف ِسد ُوا فِي اْأل َ ْر‬
ْ ‫ض بَ ْعدَ ِإ‬
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Itulah yang
lebih baik bagimu jika kamu orang beriman.”
c. Pertanyaan (‫)االستفهام‬
Kata istifham “‫ ”استفهام‬berwazan ‫ استفعل‬yang mengandung arti meminta pemahanan. Menurut
istilah yaitu : ،‫ متى‬،‫ من‬،‫ هل‬،‫ وذلك بأدة من إحدى أدواته وهي الهمزة‬،‫هو طلب العلم بشيء لم يكن معلوما من قبل‬
‫ أي و كم‬, ‫ أنى‬،‫ أين‬،‫ كيف‬،‫أيان‬
Al-Istifham adalah mencari tahu tentang sesuatu yang belum diketahui sebelumnya dengan
menggunakan perangkat istifham (alat bertanya) seperti hamzah, hal, man, ma, mata, ayyana,
kayfa, aina, kam dan ayyu.
Untuk peran i’rab masing-masing huruf dan isim istifham di atas, bisa dilihat pada materi ilmu
nahwu “Mengenal alat bertanya istifham. Sedangan dari segi makna balaghah, perangkat
istifham di atas secara garis besar memiliki makna tashawwur atau tashdiq.
d. Tamanni (‫)التَّ َم ِني‬
‫التمني هو طلب الشيء المحبوب يرجى حصوله‬
Tamanni yaitu menghendaki sesuatu yang diinginkan, baik sesuatu itu mustahil didapatkan
atau sesuatu yang mungkin digapai. Namun, tidak ada kemampuan menggapainya dan atau
kehendak itu hanyalah berupa harapan.
 Contoh harapan mustahil: ُ‫ فَأ َ ْخ َب َرهُ ِب َما فَ َع َل ال ُم ِشيْب‬# ‫اب َيعُ ْود ُ َي ْو ًما‬ َّ ‫أَلَيْتَ ال‬
َ ‫ش َب‬
Seandainya suatu hari jiwa muda akan kembali, maka beritahukanlah ia dengan apa yang
ُ
dilakukan orang yang beruban. ٥٩ ‫ القصص‬.‫ارونُ إِنَّهُ لَذُو َح ٍّظ َع ِظ ٍّيم‬ َ ِ‫يَا لَيْتَ لَنَا ِمثْ َل َما أوت‬
ُ َ‫ي ق‬
Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada
Qarun.
 Contoh penggunaan tarajji: ٥ ‫ سورة الممتحنة‬.ً ‫سى ٱللَّهُ أَن يَجْ عَ َل بَ ْينَ ُك ْم َو َبيْنَ ٱلَّذِينَ َعادَ ْيتُم ِم ْن ُهم َّم َودَّ ًۭة‬
َ ‫َع‬
“Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang di antara kamu dengan orang-orang yang
pernah kamu musuhi di antara mereka.” ٥ ‫ سورة الطالق‬.‫ِث بَ ْعدَ َٰذَلِكَ أ َ ْم ًرا‬
ُ ‫الَ تَد ِْري لَعَ َّل اللَّهَ يُحْ د‬
“Kamu tidak mengetahui barangkali setelah itu Allah mengadakan suatu ketentuan yang baru”.
Untuk Tamanni (‫ )التَّ َمنَّي‬perangkat khusus (asli) yaitu lafadz Laita ( َ‫; )لَيْت‬sekiranya/seandainya.
Kemudian lafadz penggantinya (tidak asli) menggunakan hal (‫)ه َْل‬, Lau (‫ )لَ ْو‬dan La’alla (‫)لَ َع َّل‬.
 Contoh penggunaan Tamanni: ٥٠٢ ‫ سورة الشعراء‬. َ‫فَلَ ْو أ َ َّن لَنَا ك ََّرة ً فَنَ ُكونَ ِمنَ ْال ُمؤْ ِمنِين‬
“Maka seandainya kita dapat kembali (ke dunia) niscaya kita menjadi orang-orang yang
۟ ُ‫شفَ َعا ٓ َء َفيَ ْشفَع‬
beriman”. ١٥ ‫ سورة األعراف‬.ُ‫وا لَنَا ٓ أ َ ْو نُ َردُّ فَنَ ْع َم َل َغي َْر ٱلَّذِى ُكنَّا نَ ْع َمل‬ ُ ‫فَ َهل لَّنَا ِمن‬
“Maka adakah pemberi syafaat bagi kami yang akan memberikan pertolongan kepada kami
atau agar kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami akan beramal tidak seperti perbuatan
yang pernah kami lakukan dahulu?”
e. Annida (‫)النداء‬
)‫هو طلب المتكلم إقبا َل المخاطب إليه بحرف نائب مناب (أنادي‬
Annida yaitu memanggil mukhatab dengan menggunakan perangkat panggil sebagai pengganti
dari kata unaadi (‫ )أُنادي‬dengan perangkat yang dipakai ialah: ‫ َوا‬/ ‫ َهيَّا‬/ ‫ أ َيا‬/ ‫ آي‬/ ‫ َوآ‬/ ‫ َيا‬/ ‫ أَي‬/ ‫همزة‬
Dalam hal penggunaanya, perangkat nida dibagi menjadi dua kelompok, untuk panggilan dekat
(‫ أ‬dan ‫) أي‬, selebihnya dipergunakan untuk panggilan jauh.
Hamzah dan aiy terkadang dipergunakan untuk panggilan jarak jauh seakan yang dipanggil
terasa dekat di depan mata.
ُ ‫ ِبأَنَّ ُك ْم فِي َريْعِ قَ ْل ِبي‬# ‫اك تَ َي َّقنُوا‬
ُ‫س َّكان‬ ِ ‫مان األ َ َر‬ ُ َ‫أ‬
ِ ‫س َّكانَ نُ ْع‬
“Wahai penduduk Nu’man Al-Arak, yakinlah bahwa kalian berada di lubuk hatiku”.
Terkadang juga perangkat untuk panggilan jarak jauh dipergunakan memanggil jarak dekat.
Hal ini untuk pertanda tingginya derajat orang yang dipanggil, atau bagi orang yang lalai meski
berada dihadapan dan bagi orang yang rendah derajatnya.
‫ أَيا َٰهذا‬/ ُ‫ أَيَا فُالَن‬/ ‫أَيَا َم ْوالي‬
Wahai tuanku/hai fulan/hai ini (dia).

 Macam-Macam Insya’ Ghairu Thalabi )‫( إنشاء غير طلبي‬


‫ما ال يستدعي مطلوبا غير حاصل وقت الطلب كصيغة المدح والذم‬
Insya’ Ghairu Thalabi yaitu kalimat yang di dalamnya tidak menuntut suatu permintaan. Insya’
ghairu thalabi mencakup kalimat yang mengandung pengertian al-madh/pujian (‫)المدح‬, al-
dzam/celaan (‫)الذم‬, al-qasam/sumpah (‫)القسم‬, al-ta’ajjub/takjub, al-raja’/harapan (‫)الرجاء‬
Contoh:
 Al-Madh wa al-Dzam (‫ )المدح والذم‬pujian dan celaan dengan menggunakan kata ni’ma
(َ‫)نِ ْعم‬, bi`sa (‫ )بئس‬dan habbadza.
contoh: ُ‫ بئس الخلُ ُق الكذب‬/ ‫المخلص‬
ُ ُ
‫الصديق‬ ‫نعم‬
َ / ‫وبئس مشيرا الهوى‬
َ ، ‫نعم هاديا العق ُل‬
َ
‫‪‬‬ ‫‪) pada umumnya menggunakan bentuk kata kerja madhi.‬صيغة العقود( ‪Shiyaghu Al-‘Uqud‬‬
‫بِ ْعتُكَ َهذَا ‪َ /‬و َه ْبتُكَ ذَاكَ ‪ /‬زوجتك ابنتي ‪contoh:‬‬
‫‪‬‬ ‫والواو والتَّا ُء( ‪) atau sumpah dengan menggunakan huruf‬القسم( ‪Al-Qasam‬‬
‫ُ‬ ‫‪).‬و‪/‬ب‪/‬البا ُء‬
‫والل ِه َألَف ِعلَ َّن ‪ /‬و ِبالل ِه َألَف َعلَ َّن ‪ /‬وقَا َل تَ َعالَى‪ :‬وت َالل ِه َأل َ ِكيدَ َّن أصنَا َم ُكم ‪contoh:‬‬
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Kata “insya” merupakan bentuk masdar dari kata “ansya” kata tersebut bermakna
membangun, memulai, kreasi, asli, menulis, dan menyusun.
 Kalam insya’ secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu: Insya’ thalabi dan insya’ ghairu
thalabi.
 Yang termasuk insya thalabi adalah amr, nahyu, istifham, tamanni, nida’. Dan yang
termasuk insya’ ghairu thalabi:
a. Amr (perintah) ada 4 sigah yang biasa digunakan yaitu fiil amr, fiil mudhori, isim fiil amr,
dan Masdar pengganti fiil.
b. Nahyu (larangan)
c. Istifham (kata tanya). Adat-adat istifham diantaranya:
‫كم‬, ‫انى‬, ‫هل‬, ‫اين‬, ‫كيف‬, ‫ايان‬, ‫متى‬, ‫ما‬, ‫من‬, ‫أ‬
d. Nida (panggilan) Sedangkan dalam termonologi ilmu balaghah, nida adalah tuntutan
mutakallim yang menghendaki seseorang agar menghadapnya. Nida menggunakan huruf yang
menggantikan lafazh “unadi” atau “ad’u” yang susunanya dipindah dari kalam khabari menjadi
kalam insya’I. Huruf-huruf nida’ ada delapan, yaitu hamzah ‫ء‬, ‫ هيا‬hayaa, ‫ أيا‬ayaa, ‫ آى‬aai, ‫ آ‬aa, ‫يا‬
yaa, ‫ أى‬ay, dan waa ‫و‬.
 Yang termasuk ghoiru thalabi adalah al-madh wa aldzam, al-qasam, ta’ajjub, raja’.

B. Saran
Sebaiknya para pembaca lebih banyak membaca referensi-referensi lain, khususnya
mengenai materi yang kami bahas ini, dan jangan hanya berpacu pada makalah yang sederhana
ini, terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Jarim, Ali dan Musthafa Usman. Terjemahan AlBalaghatul Waadhihah. 2010. Bandung:
Sinar Baru Algensindo. Banna’, Haddam. Balaghoh Ilmu Ma’ani. 2006. Ponorogo: Kulliyatul
Mu’alimat Al-Islamiyah.
Muhsin, Wahab dan Fuad Wahab. Pokok-pokok Ilmu Balaghah, 1991. Bandung: Angkasa.
Rahimah. Ilmu Balaghah Sebagai Cabang Ilmu Bahasa Arab. 2004. Journal Digitized.
Zaenuddin, Mamat dan Yayan Nurbayan. 2007. Pengantar Ilmu Balaghah. Bandung: PT Refika
Aditama.

Anda mungkin juga menyukai