NIM : 2021010346
A. 1. AMAR
Menurut bahasa arab, amar artinya perintah. Menurut istilah amar adalah suatu lafath yang
ddalamnya menunjukan tuntutan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dari atasan kepada
bawahan.
Contohnya adalah firman allah yang artinya :
“ sesungguhnya allah memerintahkan kamu untuk menyampaikan amanah “QS. Annisa : 58
Macam macam amar sebagai berikut :
a. Wajib
b. Nadb ( anjuran )
c. Takdzib ( mendustakan )
d. Irsyad ( membimbing atau menunjukan )
e. Ibahah ( kebolehan )
f. Tahdid ( ancaman )
g. Inzhar ( peringatan )
h. Ikram ( memulyakan )
i. Taskhir ( penghinaan )
j. Ta’jiz ( melemahkan )
k. Taswiyah ( mempersamakan )
l. Tamanni ( angan angan )
m. Doa
n. Ihanah ( meremahkan )
o. Imtinan
2. NAHI
Nahi menurut bahasa artinya mencegah, melarang. Sedangkan menurut istilah adalah lafat
yang meminta untuk meninggalkan sesuatu perbuatan kepada orang lain dengan menggunakan
ucapan yang sifatnya mengharuskan .
Menurut abdul hamid hakim menyebutkan bahwa nahi adalah perintah untuk meninggalkan
sesuatu dari atasan kepada bawahan. Seperti dalam firman allah yang artinya “dan janganlah
kamu memakan riba dengan berlipat ganda”QS. Al Imran : 130.
3. ‘AM
‘am ailah suatu lafat yang dipergunakan untuk menunjukan suatu makna yang pantas
dimasukan pada makna itu dengan mengucapkan sekali ucapan saja . seperti kita katakan”
arrijal “, maka lafath ini meliputi semua laki laki.
4. KHASH
Pengertian khash adalah apa yang sebenarnya dikehendaki adalah sebagian yang dikandung
oleh lafath . hokum lafath umum secara global adalah jika ia terdapat dalam nash syara’ yang
menunjukan secara pasti kepada maknanya yang khusus yang dibuat untuknya secara hakiki dan
hokum itu ditetapkan .
5. MUTHLAK
Muthlak adalah lafath yang mencakup pada jenisnya tetapi tidak mencakup seluruh afrad
didalamnya. Contohnya firman allah berikut ini
“ orang orang yang mengdzihar istri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa
yang ereka ucapkan, maka ( wajib atasnya ) memerdekakan seorang budak sebelum kedua
suami istri itu bercampur “QS. Al mujadalah : 3
6. MUQAYYAD
Muqayyad secara bahasa artinya sesuatu yang terikat atau yang diikatkan kepada sesuatu .
pengertian secara istilah ialah suatu lafat yang menunjukan hakikat sesuatu yang terikat dengan
sesuatu seperti sifat. Contohnya seperti firman allah yang artinya :
“ dan barang siapa membunuh seorang mukmin karena tersalah hedaklah ia memrdekakan
seorang haba sahaya yang beriman “QS. Annisa : 93
7. MUJMAL
Mujmal dalam bahasa adalah global atau tidak terperinci. Menurut istilah ialah sesuatu yang
belum jelas maksudnya dan untuk mengetahuinya diperlukan penjelasan dari yang lainya.
Contonya seperti firman allah yang artinya:
“ wanita wanita yang dithalak hendaklah menahan diri ( menunggu ) tiga kali quru’QS. Al
baqarah : 228
8. MUBAYYAN
Almubayyan ialah lafat yang belum jelas karena masih bersifat garis besar atau dalam kata lain
mubayyan ialah suatu lafat yang terang maksudnya tanpa mmerlukan penjelasan dari lainya.
Contohnya seperti firman allah yang artinya :
“maka wajib tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari lagi bila kamu telah pulang kembali ,
itulah sepuluh hari yang sempurna “QS. Al baqarah :196
9. DHAHIR
Dhahir menururt istilah ushul fiqih adalah suatu lafat yang bisa diartikan dengan dua makna ,
tetapi tinjauan dari segi bahasa menunjukan bahwa salah satu maknanya , artinya lebih jelas
atau lebih menonjol pada lafat tersebut daripada makna lainya.
10. MUAWAAL
Muawaal menurut istilah fiqih adalah memindahkan makna lafat ( dhahir ) alquran kepada
yang mungkin dapat diterima oleh akal dari makna harfiyahnya. Pengertian muawwal dalam
penggunaan istilah adalah suatu usaha untuk memahami lafat lafat ( ayat ayat ) al qur’an melalui
pendekatan memahami arti atau maksud sebagai kandungan dari lafat itu.
Menurut para ulama , terutama ulama usul fiqih, perbuatan nabi SAW bermacam macam , antara lain:
1. Perbuatan nabi SAW sebagai sifat kepribadian, tabiaat, naluri atau ekspresi kemanusiaan.
Misalnya gerakan atau ayunan tangan ,kaki ketika berjalan , berdiri, duduk berbaring dan tidur.
Oleh karena, perbuatan ini atas ekspresi kemanusiaan,makan mencontohnya termasuk
kategori sbagi al ibahah alaqliyah ( kebolehan secara nasionalitas ). Tidak ada keharusan
apalagi sampai memaksakan diri untuk mencontohnya persis sama dngn gerakan ayunan
tangan dan kaki beliau seperti itu.
2. Perbuatan nabi SAW sebagai bagian dari budaya adat kebiasaan masyrakat, tapi sesui dengan
syariat ( tidak bertentangan dengan syariat). Misalnya, kain yang dipakai, cara berpakaian, cara
bersisir rambut , sandal, baju, warna dan modelnya, dan sebagainya, termasuk tata cara dan
peralatan yang digunakan ketika makan dan minum.
Rambut nabi SAW antara keriting dan lurus, panjangnya mencapai bagian bawah daun telinga.
( hadist riwat bukhori dari annas )boleh jadi, inilah model rambut favorit pada zamanya
sebagai bagian dari trand budaya. Tapi, kalau sekarang model rambut seperti ini
dipertontonkan dimasjid atau diruang public ,ini disebut rambut gondrong.penyesuain
terhadap konteks budaya dilingkungan setempat.
3. Perbuatan perbuatan syariat yang didasarkan pada wahyu. Misalnya perbuatan dan gerakan
dalam ibadah sholat. Mengangkat kedua tangan ketika takbirotul ihrom, cara rukuk dan sujud,
posisi duduk tahiyat dan memberi isyarat telunjuk ketika tahiyat, hingga gerakan kepala dan
wajah ketika mengucapkan salam diakhir sholat . semua ini adalah perbuatan tasyri’
4. Perbuatan khusus untuk nabi SAW saja, bukan untuk dicontoh, bahkan dilarang mnegikuti dan
mencontohnya. Misalnya, nabi SAW nikah lebih dari empat istri. Setelah khotijah wafat, nabi
SAW nikah dengan 12 istri. Nabi SAW nikah tanpa mahar, tanpa wali, dan tanpa saksi. Nabi
SAW puasa wishal. Nabi SAW tidur tidak membatalkan wudhunya, nabi SAW tidak menerima
zakat dan sedekah. Nabi SAW tidak mengkonsumsi makanan atau minumam yang baunya
menyengat. Janda janda rosullulah SAW tidak nikah
D. IJMA’
Ijma’ adalah kesepakatan para ulama dalm menetapkan suatu hukum hokum dalam agama dilakukan
oleh para ulama denga cara ijtihat untuk kemudian dirundingkan dan disepakati. Hasil dari ijma’ ada;ah
fatwa.
Mnurut istilah para ahli ushul fiqih, pengertian ijma’ adlah kesepakatan terhadap permaslahan hukum
syara’ pada suatu peristiwa. Kesepakatan ini dilakukan para mujtahid muslim pada suatu masa tertentu
setelah rosullulah wafat.
E. AKHBAR
Dalam kitab al waraqat khabar secara lughot berasal dari kata khabar yang arinya tanah yang lunak
secara istilah khabar adalah kalam yang memiliki kemumgkinan benar dan bohong secara dzatiyah
( factor kalam itu sendiri ). Isi dalam kalam khabar adalah nisbat ( penyandaran , yakni penyandaran
hukum pada sesuatu yang dihukumi. Contoh zaid berdiri , artinya hukum berdiri disandarkan pada zaid .
penyandaran inilah yang dinilai benar dan bohong.
F. QIYAS
Qiyas adalah satu dari empat sumber hukum islam yang disepakati para ulama. Dalam hal ini, qiyas
menempati posisi keempat, setelah al-qur’an, hadist, dan ijma. Secara bahasa, kata qiyas artinya
pengukuran. Para ulama ushul fiqih mendefinisikan qiyas dalam redaksi yang beragam namun memiliki
makna yang sama.
Menurut istilah qiyas adalah menyamakan sesuatu yang tidak memiliki naskh hukum dengan sesuatu
yang ada naskh hukum berdasarkan kesamaan illat atau kemaslahatan yang diperhatikan syarak. Qiyas
juga dapat diartikan sebagai kegiatan melakukan padanan suatu hukum terhadap hukum lain. Dalam
buku ushul fiqih dijelaskan bahwa kasus-kasus tertentu yang hukumnya ditetapkan Allah SWT sering
memiliki kesamaan dengan kasus lain yang hukumnyatidak ditetapkan. Sehingga, atas kesamaan sifat
tersebut maka hukum yang sudah ditetapkan dapat diberlakukan kepada kasus serupa yang lain.
G. HADHOR
Hadhor secara bahasa artinya mamnu’ ( dilarang ). Menurut madhab hanafi hukum hadhor harus
didasarkan dalil qothi yang tidak mengandung keraguan sedikitpun sehingga kita tidak mempermudah
dalam mnetapkan hukum hadhor, sebagaimana QS. An nahl : 116.
Menurut jumhurul ulama, hukum haram terbagai menjafi dua:
1. Hadhor lidzatihi adalah sesuatu yang diharamkan oleh syariat karena esensinya mengandung
kemadhorotan bagi kehidupan manusia. Contoh makan bangkai , minum khomr, berzina.
2. Hadhor lighoirihi adalah sesuatu yang dilarang bukan karena esensinya tetapi karena kondisi
eksternal seperti jual beli barang secara riba.
H. IBAHAH
Perkataa al ibahah berasal dari kata bahayang berarti lahir atau tampak atau mmbolehkan, sedang al
ibahah berarti pembolehn dan mubah yang berarti dibolehkan. Oleh karena itu, alibahah dapat berarti
sesuatu yang boleh dipilih atau dtinggalkan. Secara etimologis, yang dikemukakan oleh ulama ushul fiqih
yaitu :
1. Iman al syauqany adalah sesuatu yang apbila dikerjakan atau ditinggalkan tidak mendapat pujian
2. Imam al ghazali adalah sesuatu yang ada kedzaliman dari allah untuk melakukan atau tidak
melakukanya yang pelakunya tidak embeli dengan pujian atau dengan celaan dan orang yang
tidak melakukanya tidak pula diembeli dengan pujian dan celaan.
I. TARTIB ADILLAH
Tartib adillah yaitu menjadikan seluruh dalil ada beberapa tingkatanya yang tepat, menurut suatu
pandangan dengan beberpa pandangan lainya
Adillah syar’iyah terbagi menjadi: sepakat terhadapanya dan perselisihan atasnya, qoth’iyah dan
dhanniyah, dan naqliyah dan aqliyah. Tartibul adillah dari tempat dan keduduknya yaitu : a. al kitab , b.
assunah,c. al ijma’, d. qiyas
J. SIFAT MUFTI
Mufti adalah orang yang diberi wewenang untuk menghasilkan fatwa denga cara ijtihad.ada berbagai
kriteria yang mesti dipenuhi agar suatu pihak dapat menjadi mufti atau pemberi fatwa . banyak bekal
yang harus dimiliki untuk menjadi mufti. Jumhurul ulama bersepakat untuk memberi persyaratan yang
harus dipenuhi seorang mufti. Syarat syarat tersebut mencakup syarat umum , syarat pokok, dan syarat
pelengkap.
Seorang mufti juga harus mahir berbahasa arab berikut dengan kaidah kaidah dan pengethuan tentang
literatur bahasa. Misalnya, kaidah ilmu nahwu shorof, balaghoh, mantik, bayyan, ma’ani, fihul lughoh,
dan sebagainya. Selanjutnya, mufti haris memahami dan menguasai ilmu ushul fiqih beserta qowaid
fiqhiyahnya
Mufti dalam memberi fatwa harur berniat semata mata mencari keridhoan allah. Jika syarat syarat
tersebut tak terpenuhi hendaklah seseorang takut untuk berfatwa.
K. SIFAT MUSTAFTI
Mustafti menurut bahasa artiny aorang yang meminta fatwa. Menurut istilah mustafti adalah orang
orang yang tidak mempunyai suatu pengetahuan tentang hukum syara’ baik secara sebagian maupun
keseluruhan.
Mujtahid adalah orang yang telah memenuhi syarat u tuk melakukan ijtihad. Mujtahid juga disebut
sebagai faqih, artinya seorang ahli fiqih