Sitemap
Contact Us
Privacy Policy
Disclaimer
Home
Hukum Islam
Tasawuf
TAUHID
Fiqh
TAUHID
Tokoh
Umum
Search...
Home » Tafsir » Tafsir Ayat Ahkam (I): Pengertian Dan Macam Ayat Ahkam
Tafsir Ayat Ahkam (I): Pengertian Dan
Macam Ayat Ahkam
Wednesday, November 9, 2016 Tafsir
2. Terminologi
Pengertian tafsir menurut para ulama tafsir:
a. Imam al-Zarkasiy :
علم يعرف به كتاب هللا المنزل على نبيه محمد صلى هللا عليه وسلم و بيان معانيه و استخراج احكامه و حكمه
"Ilmu untuk memahami kitabullah yang diturunkan kepada Nabi, menjelaskan maknanya serta
mengeluarkan hukum atau hikmah darinya"
b. Imam al-Kilbi dalam kitab al-Tashil:
صه إو إشارته أو نجواه
ّ شرح القران و بيان معناه و األفصاح بما يقتضيه بن
"Menguraikan al-Qur`an dan menguraikan maknanya, memperjelas makna tersebut sesuai
dengan tuntutan nash atau adanya isyarat yang mengarah ke arah penjelasan tersebut atau
dengan mengetahui rahasia terdalamnya."
c. Syekh Abd al-Azhim al-Zarqani dalam kitab “Manahil al-'Irfan fi 'Ulum al-Qur`an”
علم يبحث عن القران الكريم من حيث داللته على مراد هللا تعالى بقدر الطاقة البشرية
"ilmu yang membahas tentang al-Qur`an dari segi dilalah-nya berdasarkan maksud yang
dikehendaki oleh Allah sebatas kemampuan manusia"
Berdasarkan pendapat ulama diatas sebagian ulama ada yang menyebutkan ilmu dan ada yang
tidak dalam definisi tafsir. Jalan tengah untuk merumuskan kembali definisi klasik tafsir ini
agaknya perlu dua rumusan yang berbeda paradigmanya.
1) Tafsir sebagai ilmu dengan definisi yang merumuskan aspek-aspek terkait seperti asbab al-
nuzul, makkiyah dan madaniyyah, muhkam dan mutasyabih, nasikh dan mansukh, 'am dan
khash, mutlaq dan muqayyad, mantuq dan mafhum, amtsal, kisah dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan persoalan instrumental.
2) Tafsir sebagai metode dengan definisi yang merumuskan aspek-aspek terkait seperti petunjuk-
petunjuk, hukum-hukum, perintah dan larangan, halal dan haram, janji dan ancaman, makna-
makna dan lain sebagainya yang berhubungan dengan produktifitas.
Kesimpulan dan titik perhatian dari definisi tafsir di atas adalah meliputi :
a. Pemahaman terhadap al-Qur`ân.
b. Menjelaskan makna ayat.
c. Mengeluarkan hukum-hukum.
d. Menggali hikmah-hikmah Titik fokus definisi ini adalah ilmu.
3. Macam Tafsir
a. Tafsir riwayat
Tafsir riwayat sering juga disebut dengan istilah tafsir naql atau tafsir ma'tsur. Cara
penafsiran jenis ini bisa dengan menafsirkan ayat al-Quran dengan ayat al-Quran lain yang
sesuai, maupun menafsirkan ayat-ayat al-Quran dengan nash dari as-Sunnah. Karena salah satu
fungsi as-Sunnah adalah menafsirkan al-Quran.
Contoh dari penafsiran ini iyalah:
QS Al-Maidah (5): 1:
يا أيها الذين آمنوا أوفوا بالعقود أحلت لكم بهيمة األنعام إال ما يتلى عليكم غير محلي الصيد وأنتم حرم إن هللا يحكم ما يريد
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak,
kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan
berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-
hukum menurut yang dikehendaki-Nya.
Penggalan ayat Illa Maa Yutlaa ‘alaikum dijelaskan oleh Allah dalam firman QS. Al-Maidah
(5): 3):
…حرمت عليكم الميتة والدم ولحم الخنزير وما أهل لغير هللا به..
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) dan yang
disembelih atas nama selain Allah
b. Tafsir Dirayah
Tafsir dirayah disebut juga tafsir bi ra'yi. Tafsir dirayah adalah dengan cara ijtihad yang
didasarkan pada dalil-dalil yang shahih, kaidah yang murni dan tepat.
Tafsir dirayah bukanlah menafsirkan al-Quran berdasarkan kata hati atau kehendak semata,
karena hal itu dilarang berdasarkan sabda Nabi:"Siapa saja yang berdusta atas namaku secara
sengaja niscaya ia harus bersedia menempatkan dirinya di neraka. Dan siapa saja yang
menafsirkn al-Quran dengan ra'yunya maka hedaknya ia bersedia menempatkan diri di
neraka." (HR. Turmudzi dari Ibnu Abbas)
Ra'yu yang dimaksudkan oleh hadits di atas adalah hawa nafsu. Hadits-hadits di atas
melarang seseorang menafsirkan al-Quran tanpa ilmu atau sekehendak hatinya tanpa
mengetahui dasar-dasar bahasa dan syariat seperti nahwu, sharaf, balaghah, ushul fikih, dan
lain sebagainya. Dengan demikian, tafsir dirayah ialah tafsir yang sesuai dengan tujuan syara',
jauh dari kejahilan dan kesesatan, sejalan dengan kaidah-kaidah bahasa Arab serta berpegang
pada uslub-uslubnya dalam memahami teks al-Quran.
Contoh penafsiran dengan ra’yu!!
س ِب ْيلا َ ََو َم ْن َكانَ ِف ْي َه ِد ِه أ َ ْع َمى فَ ُه َو ِفي االَ ِخ َر ِة أ َ ْع َمى َوأ
َ ض ُّل
Artinya; "barangsipa yang buta (hati) di (dunia) ini, niscayaiaakanbuta pula di akhirat dan lebih
sesat jalannya". (QS. Al-Isra': 72).
Orang tidak paham akan berpendapat bahwa setiap orang yang buta akan mengalami
nasib celaka, rugi, dan masuk neraka. Padahal yang dimaksudkan buta disini bukanlah buta
mata, melainkan buta hati.
B. Ayat Ahkam
1. Pengertian Ayat Ahkam
a. Ayat
Ayat adalah Ayat Al-Qur’an. Menurut istilah ahli tafsir : “Ayat adalah beberapa jumlah, atau
susunan perkataan yang mempunyai permulaan dan penghabisan yang dihitung sebagai suatu
bagian dari surat “. Adapun kumpulan ayat dalam jumlah tertentu dan nama tertentu disebut
Surat.
Ahkam
Adapun Ahkam adalah jama’ dari hukum. Dengan demikian Ayat-Ayat Ahkam berarti Ayat-
Ayat yang bertalian dengan berbagai macam hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an. Dalam
pembahasan Ayat-Ayat Ahkam, selalu menggunakan term Ayat Al-Qur’an, dan dapat
dikatakan tidak pernah menggunakan term Surat, karena Ayat sifatnya lebih fokus. Sekalipun
demikian dalam pembahasan hukum, dalam Ayat ini dibahas pula potongan-potongan ayat,
atau satuan kalimat (lafadz), atau bahkan satuan huruf dalam setiap kalimat yang terdapat
dalam sebuah Ayat.
Dalam Ilmu Tafsir , ada pembahasan khusus mengenai macam-macam lafadz dalam sebuah
Ayat. Pembahasan tersebut meliputi
a. Am dan Khash;
b. Muthlaq dan Muqayyad;
c. Mujmal, Musyki, dan Khofi;
d. Mufassar, Mubayyan dan Mufashshal ;
e. Muhkam dan Mutasyabbih;
f. Muawwal;
g. Dzahir dan Muhtamil;
h. Manthuq dan Mafhum;
i. Muraddif dan Musytaraq fih;
j. Hakikat dan Majaz
k. Kinayah.
2. Hukum-hukum muamalat
Hukum muamalat yaitu : segala hukum yang disyari’atkan untuk menyusun dan mengatur
perhubungan manusia satu sama lainnya, serta perikatan antara perseorangan dengan
perseorangan, perseorangan dengan masyarakat, atau perseorangan dengan negara.
Syekh Abdul Wahhab Khallaf menjelaskan bahwa Ayat-Ayat Al-Qur’an yang berhubungan
dengan masing-masing tersebut berjumlah :
a. Berhubungan dengan ibadah, sebanyak 140 Ayat.
b. Mengatur ahwal syakhsyiyah, sebanyak 70 Ayat.
c. Berhubungan dengan jinayah, sebanyak 30 Ayat.
d. Berhubungan dengan perdata, sebanyak 70 Ayat.
e. Berhubungan dengan hubungan Islam dan bukan Islam, sebanyak 25 Ayat.
f. Berhubungan dengan hukum-hukum acara, sebanyak 13 Ayat.
g. Mengatur keuangan negara dan ekonomi, sebanyak 10 Ayat.
h. Mengenai hubungan kaya dan miskin, sebanyak 10 Ayat.
http://www.konsultasisyariah.in/2016/07/ayat-ayat-hukum-dalam-al-quran.html
AYAT – AYAT YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM
https://zulfa4wliya.wordpress.com/2007/12/02/ayat-ayat-hukum/
Agama di dunia ini banyak, dan setiap agama memiliki kitab sucinya masing-masing yang
menjadi acuan kehidupan bagi para pemeluknya. Ada banyak cara interaksi pemeluk agama
terhadap kitab sucinya, ada yang memahami berdasar tafsiran pemuka agama, ada memahami
dengan mempelajari bahasa asli kitab suci tersebut, ada yang menterjemahkan kitab suci
tersebut bahkan ada yang menganggap terjemahan kitab suci adalah kitab suci itu sendiri.
Al Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan dengan bahasa Arab, banyak
terjemahan al qur’an ke berbagai bahasa. Bahkan al Qur’an merupakan kitab suci yang
banyak memiliki tafsir baik secara kuantitas para penafsir maupun banyaknya jilid kitab-kitab
tafsir oleh seorang penafsir.
Para penafsir tersebut memberikan penafsiran terhadap al qur’an lewat berbagai pendekatan,
ada yang mengkhususkan terhadap masalah-masalah ayat-ayat hukum.
Berikut ini disajikan ayat – ayat yang berkaitan dengan masalah- masalah hukum dalam
Kitab Rawai ‘ul Bayan Tafsir Aat Ahkam Minal Qur’an karya syaeikh ali ash shabuni jilid 1
Juz yang kedua dari kitab tafsir tersebut memuat ayat ahkam sebagai berikut:
Demikian tabel ayat-ayat ahkam dalam kitab tersebut, perlu di catat, topik tersebut hanyalah
secara umum, tetapi secara lebih detail tentu saja kandungan ayat-ayat tersebut lebih luas dari
topik yang disajikan. Wallhu a’lam bish shawwab.