Anda di halaman 1dari 7

http://www.fauzulmustaqim.

com/2015/11/makalah-
tentang-sumber-ajaran-islam.html
DAFTAR ISI
Halaman Judul
………………………………………………………………………………… i

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………..


ii

Daftar Isi
……………………………………………………………………………………….. iii

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………..  1

1. Latar Belakang
………………………………………………………………………            1
2. Rumusan Masalah
………………………………………………………………….            1
3. Tujuan Penulisan
……………………………………………………………………            2

BAB II. PEMBAHASAN …………………………………………………………………  3

1. Pengertian
……………………………………………………………………………..            3
2. Ilmu Akhlak ……………………………………………………………………..3
3. Tasawuf ………………………………………………………………………….. 5
4. Ruang Lingkup Ilmu Akhlak
…………………………………………………..             5
5. Sumber Ajaran Tasawuf
…………………………………………………………             7
6. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf ………………………….              7
7. Manfaat Mempelajari Akhlak Tasawuf …………………………………….            
8

BAB III. PENUTUP ………………………………………………………………………..  9

1. Kesimpulan
…………………………………………………………………………..            9

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………… 


10

BAB I
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG

Indonesia termasuk salah satu wilayah di belahan dunia yang memiliki beberapa


kepercayaan dan agama yang dianut oleh warga negaranya salah satunya agama yang
diyakini oleh mayoritas masyarakatnya ialah agama Islam. Diantara banyaknya
ajaran-ajaran yang terdapat di dalam agama Islam antara lain membahas mengenai
akhlak seperti Akhlak Tasawuf. Akhlak tasawuf juga termasuk khazanah intelektual
Muslim yang kehadirannya hingga saat ini semakin dirasakan dan dibutuhkan. Secara
historis dan teologis Akhlak Tasawuf tampil mengawal dan memandu perjalanan hidup
umat agar selamat dunia dan akherat. Sebagaimana tujuan utama Rasulullah saw.
diutus ke bumi adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Itulah yang
menjadi faktor keberhasilan Beliau dalam berdakwah menyebarkan agama Islam.
Semua manusia ciptaan Allah hendaklah memiliki akhlak mulia seperti yang telah
dicontohkan oleh nabi Muhammad saw. Adapun pada zaman modern layaknya
sekarang, kita dihadapkan berbagai masalah terutama masalah akhlak dan moral yang
cukup serius, yang apabila dibiarkan dan tak ada yang peduli maka akan
menghancurkan  masa depan bangsa. Maraknya kejahatan dan perbuatan yang
menyimpang dari aturan agama telah kita lihat, dengarkan dan juga dirasakan oleh
semua orang, membuat pentingnya mengkaji dan mempelajari Akhlak Tasawuf pada
kehidupan saat ini. Bukan hanya dengan uang, ilmu pengetahuan dan teknologi saja,
tetapi harus dibarengi dengan penanganan di bidang akhlak mulia dan mental spritual.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari Akhlak dan Tasawuf ?


2. Apa sajakah klasifikasi dan ruang lingkup dalam ajaran ilmu Akhlak dan
Tasawuf ?
3. Bagaimanakah manfaat mempelajari Akhlak Tasawuf dalam kehidupan sehari-
hari ?

3. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian daripada ilmu Akhlak dan Tasawuf.


2. Untuk mengetahui klasifikasi-klasifikasi dan ruang lingkup yang termasuk
dalam ajaran ilmu Akhlak dan Tasawuf.
3. Untuk mengetahui manfaat mempelajari Akhlak Tasawuf dalam kehidupan
sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN
1.PENGERTIAN

1. Ilmu Akhlak
Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa Arab yakni isim mashdar dari kata
akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan/ akhlaqan yang berarti kelakuan, tabi’at, dan watak dasar.
Kata akhlaq (‫ )أخالق‬itu sendiri berasal dari bentuk jama’ sedangkan mufradnya adalah
khuluq (‫ )خالق‬berarti budi pekerti. Kata akhlak itupun banyak ditemukan dalam ayat-
ayat Al Qur’an maupun al-Hadits seperti :

)137 : ‫ان هذا االّ خلق اال ّولين (الشعراء‬

Artinya : (Agama kami) tidak lain hanyalah adat kebiasaan yang dahulu. (QS. As-
Syu’ara : 137)

)‫اكمل المؤمنين ايمانا احسنهم خلقا (رواه الترمذى‬

Artinya : Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang
sempurna budi pekertinya. (HR. At-Tirmidzi)

                Adapun menurut Kamus Arab-Indonesia Al Azhar karangan S. Askar, kata


‫ق ج أخالق‬ ٌ ‫ ُخ ْل‬ berarti perangai, tabi’at, akhlak, adat, beradab baik.
ٌ ُ‫ق و ُخل‬

                Sementara itu, akhlak menurut istilah ada beberapa ahli yang berpendapat
mengenai ini diantaranya sebagai berikut :

1. Ibnu Maskawih (w. 421 H/1030 M) adalah seorang yang ahli dibidang akhlak
terkemuka dan terdahulu mengatakan bahwa akhlak ialah sifat yang tertanam
dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan. 1

 Ibn Miskawih, Tahzib al-Akhlaq wa Tathhir al-A’raq, (Mesir: al- Mathba’ah al-
Mishriyah, 1934), cet. I, hlm.40

2. Imam al-Ghazali (1059-1111 M) dikenal sebagai Hujjatul Islam (Pembela Islam)


terutama membela Islam dari berbagai paham yang menyesatkan, mengatakan secara
lebih luas arti akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan.2

3. Ibrahim Anis dalam Mu’jam al-Wasith mengatakan bahwa akhlak yaitu sifat yang
tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau
buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.3

1. Dari kitab Dairatul Ma’arif, secara singkat akhlak diartikan sifat-sifat manusia
yang terdidik.

      Dari beberapa pendapat para ahli mengenai arti kata Akhlak menurut

istilah memiliki beberapa kemiripan dan saling melengkapi satu sama lainnya sehingga
dapat diklasifikasi lagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut :

a. Berdasarkan inti yang tertanam dari dalam diri yakni hati seseorang, seperti
kesamaan pendapat dari Ibnu Maskawih dan Imam al-Ghazali serta Ibrahim Anis.
Karena menurut mereka, akhlak itu timbul dari dalam hati seseorang sendiri tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan yang lebih dalam sebelum berprilaku.

b. Berdasarkan arti akhlak yang berupa perbuatan seseorang, seperti kesamaan yang
disebutkan oleh Imam al-Ghazali dengan Ibrahim Anis. Karena mereka berdua sama-
sama menitikberatkan kepada perbuatan, entah itu baik maupun buruk. Karena
Akhlak ibarat sebuah produk yang menghasilkan barang atau jasa seperti macam-
macam perbuatan manusia.

Dalam perkembangan selanjutnya, akhlak tumbuh menjadi sebuah ilmu yang berdiri


sendiri. Da’iratul Ma’arif, yang dimaksud dengan Ilmu Akhlak adalah Ilmu tentang
keutamaan-keutamaan dan cara mengikutinya dan tentang keburukan dan cara
menghindarinya hingga jiwa kosong dari segala kebathilan tersebut.

2 Imam al-Ghazali, Ihya’Ulum al-Din, Jilid III, (Beirut: Dar al-Fikr,t.t.), hlm.56.

3 Ibrahim Anis, al-Mu’jam al-Wasith, (Mesir: Dar al-Ma’arif, 1972), hlm. 202.

     Setelah berdasarkan pengertian akhlak secara bahasa dan istilah menurut beberapa
ahli, penulis menyimpulkan sendiri pengertian akhlak ialah suatu hal yang sudah
tertanam di dalam hati setiap insan tanpa harus dipikirkan dan direncanakan terlebih
dahulu dalam melakukan perbuatannya, entah itu perbuatan baik maupun buruk.
Sekarang tergantung kita mau mengikuti hawa nafsu belaka atau mengikuti perbuatan
sesuai aturan agama Islam.

2. Tasawuf

Secara etimologi, kata tasawuf (‫ )التصوف‬berasal dari bahasa arab.

Pertama, dari kata Shuf artinya bulu domba. Dulu orang-orang sufi (pakar tasawuf)
biasanya memakai pakaian dari bulu domba yang kasar sebagai lambang
kesederhanaan dan kesucian. Kedua, dari Ahl Al-Suffah berarti orang-orang yang ikut
hijrah dengan Nabi dari Mekkah ke Madinah dan meninggalkan harta, rumah, dan
tidak membawa apa-apa. Karenanya mereka tinggal di serambi masjid dengan tidur
diatas batu dengan memakai pelana dan pelana itupun disebut Suffah. Ketiga, dari
kata Shafi atau Sufi yang berarti suci. Orang-orang ahli tasawuf adalah orang-orang
yang mensucikan dirinya dari hal-hal yang berbau keduniawian. Keempat, dari kata
Sophia atau Sophos yang berasal dari bahasa Yunani, berarti hikmat atau hikmah atau
filsafat. Kelima, dari Saf  berarti barisan. Karena pada saat itu orang-orang sufi sering
melaksanakan shalat di barisan pertama karena ingin mendapatkan kemuliaan yang
lebih utama.

     Sedangkan menurut istilah, ada beberapa pakar ahli tasawuf yang mengutarakan
pendapatnya mengenai ini seperti :

1. Ma’ruf al-Kurhi, tasawuf ialah berpegang pada apa yang hakiki dan menjauhi
sifat tamak terhadap apa yang ada di tangan manusia.
2. Ahmad al-Jariri, tasawuf adalah masuk kedalam setiap akhlak yang tinggi
(mulia) dan keluar dari setiap akhlak yang rendah (tercela).
3. Dzu al-Nun al-Mishri bahwa tasawuf adalah usaha mengalahkan segala-galanya
untuk memilih Allah, sehingga Allah pun akan memilih seorang shufi dan
mengalahkan segala sesuatu.
4. Abu Yazid al-Bustami, tasawuf sama dengan sifat al-Haqqi.

Dari pengertian tasawuf secara istilah maupun bahasa dapat

dikelompokkan menjadi beberapa kesamaan dan juga perbedaan alasan pendapat para
ahli seperti :

1. Berdasarkan objek kajian dari tasawuf

Pendapat dari Ma’ruf al-Kurhi dan Ahmad al-Jariri, sama-sama mendefinisikan


tasawuf dari segi perbuatan ataupun akhlak seseorang. Karena menurut mereka
tasawuf itu berkaitan erat dengan akhlak seseorang dan akhlak yang mulia serta
meninggalkan akhlak tercela.

2. Berdasarkan sifat-sifat Allah

Pendapat Abu Yazid al-Bustami sangat berbeda dari pendapat-pendapat para ahli
yang lainnya karena Beliau mendefinisikan tasawuf dengan sifat Allah. Karena
menurutnya, orang sufi atau yang telah sangat dekat dengan Allah maka sifat Allah
akan dikenakan oleh hamba-Nya.

Dapat disimpulkan dari beberapa ahli bahwa tasawuf menurut istilah

adalah sarana untuk memperbaiki akhlak manusia agar jiwanya menjadi suci,
sekaligus sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah sedekat-dekatnya.

            Adapun menurut penulis, yang dimaksud dengan tasawuf adalah suatu kajian
ilmu Islam yang membahas mengenai cara mendekatkan diri kepada Allah dengan
sebenarnya-benarnya (kaffah) dan juga untuk memperbaiki dan memperindah diri
dengan akhlak yang bersumber dari ajaran agama Islam yang sesuai aturan Allah.

2. RUANG LINGKUP ILMU AKHLAK

1. Membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya


apakah perbuatan itu tergolong baik ataupun buruk.
2. Membahas tentang upaya mengenal tingkah laku manusia, kemudian
memberikan nilai atau hukum kepada perbuatan tersebut, yaitu apakah
perbuatan tergolong baik atau buruk.
3. Membahas tentang akhlakatau perbuatan yang dilakukan atas kehendak dan
kemauan sebenarnya dan yang telah menjadi sebuah kebiasaan.

3. SUMBER AJARAN TASAWUF

Dalam sumber ajaran Islam, Al Qur’an dan Hadits juga terdapat ajaran
yang dapat membawa kepada timbulnya tasawuf.  Paham bahwa Tuhan dekat dengan
manusia, yang merupakan ajaran dasar dalam mistisisme ternyata ada didalam Al
Qur’an dan Hadits, seperti dalam QS. Al Baqarah : 186 berbunyi :

ْ َ‫َّاع إِ َذا َدعَا ِن فَ ْلي‬


ُ ‫ستَ ِجيبُوا لِي َو ْليُؤْ ِمنُوا ِبي لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْر‬
َ‫شدُون‬ ُ ‫يب أُ ِج‬
ِ ‫يب َد ْع َوةَ الد‬ ٌ ‫سأَلَكَ ِعبَا ِدي َعنِّي فَإِنِّي قَ ِر‬
َ ‫َوإِ َذا‬

Artinya : “Jika hamba-hamba-Ku bertanya padamu tentang diri-Ku. Aku adalah

                dekat. Aku mengabulkan seruan orang memanggil jika ia panggil Aku.

4. HUBUNGAN ILMU AKHLAK dengan ILMU TASAWUF

Menurut Harun Nasution, ketika kita mempelajari tasawuf ternyata pula

bahwa Al Qur’an dan Hadits mementingkan akhlak. Masalah yang menonjol dalam
tasawuf adalah ibadah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah dalam
Islam erat kaitannya dengan pendidikan akhlak. Ibadah dalam Al Qur’an dikaitkan
dengan takwa, dan takwa berarti melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-
Nya, yakni orang yang berbuat baik dan jauh dari yang tidak baik. Dapat dikatakan
bahwa sebelum kita bertasawuf kepada Allah (benar-benar mendekatkan diri kepada
Allah) kita diharuskan untuk merubah dan memperbaiki akhlak (perbuatan) kita
terlebih dahulu agar kita bisa benar-benar melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

5. MANFAAT MEMPELAJARI AKHLAK TASAWUF

1. Dengan mempelajari akhlak tasawuf kita dapat menghindari kajian akhlak yang
hanya berada pada tataran pemikiran dan wacana yang tentu akan jauh untuk
dapat memberikan kesan tersendiri pada mahasiswa terutama untuk memiliki
akhlak mulia.
2. Dengan mengkaji akhlak tasawuf berguna untuk membatasi kajian salah satu
aspek dalam dunia tasawuf yakni tasawuf akhlaki, yang berarti menitikberatkan
pada akhlaki saja, bukan kepada tasawuf falsafi maupun amali.
3. Dan yang terpenting dari mempelajari akhlak tasawuf adalah cara
membersihkan diri dari sifat tercela, menghiasi diri dengan akhlak mulia dan
cara mendekatkan diri kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan sebaik-
baiknya.

BAB III
PENUTUP
1.KESIMPULAN

       Berdasarkan dari yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan


bahwa Akhlak Tasawuf berasal dari dua kata pembagian yakni Akhlak dan Tasawuf.
Adapun pengertian akhlak secara umum yakni suatu hal yang telah tertanam di hati
entah itu bernilai baik maupun buruk sekalipun karena akhlak timbul tanpa perlu
dipikirkan dan dipaksa terlebih dahulu. Sedangkan yang disebut Tasawuf ialah suatu
cara dalam proses untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan sebenar-benarnya
dan sebaik-baiknya.

      Jadi, dapat ditarik benang merah yakni pengertian Akhlak Tasawuf ialah salah satu
disiplin ilmu yang terdapat dalam ajaran agama Islam yang mempelajari tata cara
berprilaku yang baik dan mulia serta tentunya sesuai aturan Islam sehingga kita bisa
mendekatkan diri kita kepada Allah dengan sepenuhnya dan memiliki rasa tenang saat
berada di dekat-Nya. Akhlak Tasawuf memiliki kaitan yang sangat erat dalam
kehidupan sehari-hari yakni untuk mencapai akhlak yang mulia diperlukan proses-
proses yang biasanya dilakukan oleh pengamal tasawuf. Begitupun sebaliknya, belum
dikatakan bertasawuf dengan benar apabila pencapaian akhlak yang mulia belum
terpenuhi. Didalamnya juga terdapat ruang lingkup akhlak, sumber kajian tasawuf,
dan manfaat mempelajari Akhlak Tasawuf.

DAFTAR PUSTAKA

 Abuddin Nata. 2012. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Rajawali Pers


 Khoiri, Alwan, dkk. 2005. Akhlaq / Tasawuf. Yogyakarta : Pokja Akademik UIN
Sunan Kalijaga
 Toriquddin, Moh. 2008. Sekularitas Tasawuf Membumikan Tasawuf dalam
Dunia Modern. Malang : UIN-Malang Press
 Gunawan, 2010. Akhlak Tasawuf.

Anda mungkin juga menyukai