Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEJARAH, RUANG LINGKUP DAN NILAI-NILAI ILMU AKHLAK

Diajukan guna memenuhi tugas dalam mata kuliah

Akhlak Tasawuf

Pengampu: Syaifur Rohman, M.Pd

Disusun oleh:

Imam Ahmadi (2212320016)


Fatihah Rahma (2212320014)
Isti Qomariah (2212320011)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH STIT AL MUBAROK BANDAR MATARAM
LAMPUNG TENGAH
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan kerendahan hati penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul pengertian ijtihad guna
melengkapi persyaratan tugas semester ganjil 2022/2023.
Dengan terselesainya makalah ini penulis tidak lupa mengucapkan
terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Ibu Hj Siti Maryam Sholehan Toyib selaku pengasuh Pondok Pesantren Al


Mubarok
2. Bapak Syaifur Rohman, M.Pd, selaku dosen mata kuliah Akhlak tasawuf yang
telah memberikan tugas mengenai Sejarah, Ruang Lingkup Dan Nilai-Nilai
Ilmu Akhlak ini sehingga penulis dalam penulisan makalah ini makin
bertambah dan hal ini sangat bermanfaat bagi penyusunan skripsi saya di
kemudian hari
3. Ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan semangat kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak


kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat konstruktif. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandar Mataram, 21 November 2022

Penulis
KELOMPOK 3

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………….

……………i

KATA PENGANTAR……………………………………………...……….ii

DAFTAR ISI………………………………………………….………….....iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………..…...1
B. Rumusan Masalah………………………………………………..…..1
C. Tujuan……………………………………………………………..…1

BAB II
PEMBAHASAN

A. sejarah garis besar pertumbuhan ilmu akhlak………………………..2


B. Ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak ……………………………..6
C. Dasar-dasar akhlak islami ……..……………………………………...8

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………..……………..10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Melacak sejarah dan perkembangan akhlak (etika) berarti melacak adat
istiadat yang sudah lama dimiliki setiap individu, keluarga, dan masyarakat.
Bahkan, Ayatullah Makarim Asy-Syirazi menegaskan bahwa bibit-bibit
pembahasan akhlak sudah muncul berbarengan dengan pertama kalinya
manusia menginjakkan kaki dimuka bumi ini. Karena ketika menciptakan
Adam dan menempatkannya di bumi, Allah SWT. Telah memberinya
pelajaran tentang akhlak.
Akhlak dapat dikatan sebagai perangi atau tingkah laku seseorang.
Akhlak sangat penting sehingga merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan manusia. Akhlak juga sebagai pembeda antara
manusia dengan makhluk yang lainnya, sebab manusia tanpa akhlak,
kehilangan derajatnya sebagai manusia yang merupakan hamba Allah paling
mulia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah garis besar pertumbuhan ilmu akhlak?
2. Bagaimana ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak ?
3. Bagaimana dasar-dasar akhlak islami?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah garis bsar pertumbuhan ilmu akhak
2. Mengetahui ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak
3. Mengetahui dasar dasar akhlak islami

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Garis Besar Pertumbuhan Ilmu Akhlak

Sejarah ialah kejadian, peristiwa yang terjadi pada masa lampau.


Pertumbuhan ialah perkembangan, tumbuh terus menerus, bercabang dan hidup
sepanjang waktu. Ilmu ialah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun
secara sistematis merurut metode-metode tertentu yang digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan itu. Akhlak ialah budi
pekerti, tingkah laku.
Sejarah pertumbuhan ilmu akhlak ialah suatu peristiwa perkembangan
pengetahuan tentang budi pekerti atau tingkah laku seseorang melalui berbagai
macam metode yang disusun secara sistematis dari zaman ke zaman. Sejarah ilmu
akhlak yaitu sejarah yang mempelajari batas antara baik dan buruk, antara terpuji
dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin sejak zaman
Nabi Adam hingga sekarang. Sejarah ilmu akhlak ialah sejarah yang menggali
tentang tingkah laku baik dan buruk, ilmu yang mengajarkan pergaulan manusia
dan menyatakan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan
mereka dari masa ke masa.1
Secara etimologis akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti
budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Dari pengertian etimologis seperti
ini, akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur
hubungan antar sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antar
manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta. Sedangkan, Ilmu
Akhlak adalah ilmu yang menentukan batas baik dan buruk, terpuji dan tercela,
tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin. Jadi ilmu akhlak adalah
ilmu yang mempersoalkan baik buruknya amal.
Akhlak dalam arti bahasa, sebenarnya sudah dikenal manusia di atas
permukaan bumi ini yaitu apa yang disebut dengan istilah adat-istiadat (tradisi)

1
Abdullah M. Yatimin, Studi Akhlak dalam Prespektif Al-Qur’an. ( Jakarta: Amzah,
2007) cet 1, hlm. 236

2
yang dihormati, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Dalam
keadaan terputusnya wahyu (zaman fatrah) maka tradisi itulah yang dijadikan
tolak ukur dan alat penimbangan norma pergaulan kehidupan manusia, terlepas
dari segi apakah itu baik atau buruk menurut setelah datang wahyu.
Kalau kita memperhatikan bangsa arab di zaman jahiliyah, misalnya:
mereka sudah memiliki perangai halus dan rela dalam kehidupan baik dan
kemuliaan cukup. Tetapi juga pemarah luar biasa, perampok, perampas, karena
kejahatan mengancam diri atau kabilahnya. Hal ini Nampak dalam puisi-puisi
mereka sebagai bangsa yang buta huruf, tetapi daya ingatan dan hafalan mereka
sangat kuat. Misalnya: Zuhair ibnu abi Salam mengatakan: “Barang siapa
menepati janji tidak kan tercela dan barang siapa membawa hatinya menuju
kebaikan yang menentramkan, tidak akan ragu-ragu”.
Bangsa Arab sebelum Islam telah memiliki dalam kadar yang minimal
pemikiran dalam bidang akhlak. Pengetahuan tentang berbagai macam keutamaan
dan mengerjakannya, walaupun nilai yang tercetus lewat syair-syairnya belum
sebanding dengan kata-kata hikmah yang diucapkan oleh filosof-filosof zaman
kuno. Sewaktu islam datang yang dibawa oleh Muhammad SAW, maka Islam
tidak menolak setiap kebiasaan yang terpuji yang terdapat pada bangsa Arab,
Islam datang kepada mereka membawa akhlak yang mulia yang menjadi dasar
kebaikan hidup seseorang, keluarga, handai tolan, umat manusia serta alam
seluruhnya. Setelah Al-qur’an turun maka lingkaran bangsa Arab dalam segi
akhlak dari segi sempit menjadi luas dan berkembang, jelas arah dan sasarannya.
Dalam kaitannya dengan hal ini, akan dibahas mengenai sejarah
pertumbuhan dan perkembangan ilmu akhlaq dengan pendekatan religi, yaitu:
pertama, pertumbuhan dan perkembangan ilmu akhlak di dalam ajaran Islam;
kedua, pertumbuhan dan perkembangan ilmu akhlak di luar ajaran Islam.

3
1. Ilmu Akhlak didalam Islam
a. Akhlak Dalam Ajaran Islam
Ilmu Akhlak dalam ajaran islam artinya adalah suatu pengetahuan
yang mempelajari tentang akhlak manusia yang berdasarkan pada Al-
Quran dan Hadist. Didalam ajaran akhlak islam telah ditemukan bentuk
yang sempurna, dengan titik pangkalnya pada Tuhan dan akal manusia.
Akhlak dalam islam merupakan jalan hidup manusia yang paling
sempurna dan menuntut umatnya kepada kebahagiaan dan kesejahteraan.
Semuanya terkandung dalam firman-firman Allah SWT dan sunnah Rasul.
Firman Allah SWT merupakan sumber utama yang memancarkan ajaran
Islam, hukum-hukum Islam yang mengandung pengetahuan akidah,
pokok-pokok akhlak dan kemuliaan manusia.
Sesungguhnya Allah tidak memaksakan suatu perintah atau
mencegah dengan suatu larangan, tetapi Allah menjadikan kebaikan dunia
tergantung akhlak manusia tentang keadilan, kebenaran, kejujuran dan
menjadikan kerusakan dunia karena sebaliknya. Tujuan yang tertinggi dari
segala tingkah laku manusia menurut pandangan Islam adalah
mendapatkan ridha Allah SWT.
Ada beberapa ahli pikir Islam terkemuka yang giat menyuarakan
akhlak islam. Diantaranya:
1) Ahmad bin Muhammad bin Ya’kub ( Ibnu Maskawaih 176-241 H)
2) Ikhwanusshafa ( 922-1012 M )
3) Imam Al-Ghazali ( 1058-1111M )
4) Al-Farabi ( 879-950 M)
5) Ibnu Bayah ( 880-975 M)

b. Akhlak sebelum islam


Akhlak sebelum islam berarti akhlak yang dimiliki orang pada
masa djahiliyah,yaitu zaman kebodohan sebelum islam lahir. Zaman
djahiliyah bangsa arab merupakan penduduk yang menyembah berhala
dan hanya beberapa tempat sajayang beragam yahudi dan Kristen.

4
Pada masa ini keadaan akhlak manusia kebanyakan sangat
menyedihkan sekali. Mereka hidup tanpa mengenal allah. Mereka hanya
mempercayai dan menyembah berhala,menyembah matahari,menyembah
bulan,dan menyembah bintang. Selain itu,mereka juga menyembah
pecahan-pecahan batu,kayu,dan onggokan pasir. Dan ada beberapa
perilaku djahiliah yang dibenci oleh rasulullah,diantaranya :
1) Berdoa meminta kepada orang yang dianggap saleh.
2) Mengikuti orang-orang berilmu yang fasip dan ahli beribadah yang
sesat lagi jahil.
3) Percaya sepenuh hati terhadap sihir khurafat.
4) Menyucikan makhluk seperti layaknya sang khalik.
5) Munafik dalam akidah.
6) Menyeru kepada kesesatan.

c. Akhlak Setelah Islam


Islam datang mengajak manusaia pada kepercayaan bahwa Allah
SWT adalah sumber segala sesuatu diseluruh alam. Semua yang ada
didunia berasal dari-Nya dan dengan kekuasaan-Nya lah alam dapat
berjalan secara beraturan.
Didalam agama islam tidak diragukan lagi bahwa Nabi
Muhammad SAW adalah panutan dalam bidang akhlak. Bahkan
keterutusannya kemuka bumi ini adalah untuk menyempurnakan
akhlak.
Akan tetapi selain itu berikut adalah tokoh-tokoh yang
menggagas atau menulis ilmu akhlak dalam Islam dan masih terus
diperbincangkan, yaitu :
1) Ali bin Abi Thalib
2) Isma’il bin Mahran Abu An-Nashr
3) Ja’far bin Ahmad AL-Qummi
4) Ar-Razi
5) Ali bin Ahmad Al-Kufi

5
6) Ibnu MAskawih
7) Warram bin Abi Al-Fawaris
8) Syekh Nashir Ath-Thusi
d. Akhlak dari zaman kezaman.
Ilmu akhlak dari zaman kezaman ialah ilmu akhlak yang
mempelajari akhlak berdasarkan waktu kewaktu yaitu dari zaman nabi
adam hingga abad modern ini. Tiap-tiap zaman akhlaknya selalu
berubah-ubah sesuai dengan keadaan sebagai berikut:
1. Pemerintahannya;
2. Agama dan keyakinannya;
3. Ilmunya;
4. Kebudayaannya;
5. Tempatnya (negaranya);
6. Tempat tinggalnya;
7. Harta bendanya;
8. Keluarganya;
9. Kedudukannya;
10. Keberaniannya;
Pengaruh-pengaruh tersebut terus berkembang sampai akhir zaman
(kiamat).2

B. Ruang Lingkup Ilmu Akhlak


Ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak adalah : membahas
tentang perbuatan- perbuatan baik maupun buruk. Ilmu akhlak dapat
pula disebut sebagai ilmu yang berisi pembahasan dalam upaya
mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberikan nilai-nilai atau
hukum kepada perbuatan tersebut, yaitu apakah perbuatan tersebut
tergolong baik ataupun buruk.Dengan demikian objek pembahasan ilmu
akhlak berkaitan dengan norma atau penilaian terhadap suatu perbuatan
2
http://dhilarriqo96.blogspot.com/2017/05/sejarah-pertumbuhan-dan-perkembangan.html
diakses pada 21 November 2022 pukul 10.25 WIB

6
dengan dilakukan oleh seseorang.Pokok-pokok masalah yang dibahas
dalam ilmu akhlak pada intinya adalah : perbuatan manusia, perbuatan
tersebut selanjutnya ditentukan kriterianya apakah baikatau buruk.
Dalam hubungan ini Ahmad Amin mengatakan sebagai berikut :Bahwa
ilmu akhlak membahas perbuatan manusia yang selanjutnya
perbuatantersebut ditentukan baik atau buruk.

Dalam agama islam,ajaran moral, akhlak atau ihsan bersumberkan


pada ajaran Al-qur’an dan Al -hadist yang shahih.

Kedua sumber ini cukup sempurna memberikanajaran yang


berhubungan dengan pembentukan watak ataupun kepribadian
seseorang,hingga baginya tidak memerlukan sama sekali tambahan
ataupun rekaan darimanusia.ia bagaikan sumber mata air yang bening,
yang tak putus dan tidak habis-habisnya mengalirkan air yang
melimpah ruah, yang senantiasa menyediakan diri untuk membersihkan
diri dan diteguk sepuas-puasnya oleh siapapun juga yang merasa
dahaga.3

Berikut adalah ruang lingkup ilmu akhlak :

1. Akhlak terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap dirinya


disertai dengan larangan merusak, membinasakan dan
menganiyaya diri baik secara jasmani (memotong dan merusak
badan), maupun secara rohani (membirkan larut dalam kesedihan).
2. Akhlak dalam keluarga meliputi segala sikap dan perilaku dalam
keluarga, contohnya berbakti pada orang tua, menghormati orang
tua dan tidak berkata-kata yang menyakitkan mereka.

3
https://www.academia.edu/38627602/
pengertian_akhlak_ruang_lingkup_ilmu_akhlak_tujuan_mempelajari_akhlak_manfaat_mempelaj
ari_akhlak diakses pada 21 November 2022 pukul 10.30 WIB

7
3. Akhlak dalam masyarakat meliputi sikap kita dalam menjalani
kehidupan soaial, menolong sesama, menciptakan masyarakat yang
adil yang berlandaskan Al-Qur’an dan hadist.
4. Akhlak dalam bernegara meliputi kepatuhan terhadap Ulil
Amri selama tidak bermaksiat kepada agama, ikut serta dalam
membangun Negara dalam bentuk lisan maupun fikiran.

5. Akhlak terhadap agama meliputi berimn kepada Allah, tidak


menyekutukan-Nya, beribadah kepada Allah. Taat kepada Rosul
serta meniru segala tingkah lakunya.

C. Dasar-dasar Akhlak islami

Dalam ajaran Islam yang menjadi dasar-dasar akhlak adalah


berupa al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Baik dan buruk
dalam akhlak Islam ukurannya adalah baik dan buruk menurut kedua
sumber itu, bukan baik dan buruk menurut ukuran manusia. Sebab jika
ukurannya adalah manusia, maka baik dan buruk itu bisa berbeda-
beda. Seseorang mengatakan bahwa sesuatu itu baik, tetapi orang lain
belum tentu menganggapnya baik. Begitu juga sebaliknya, seseorang
menyebut sesuatu itu buruk, padahal yang lain bisa saja menyebutnya
baik.

Semua ummat Islam sepakat pada kedua dasar pokok itu (al-Quran dan
Sunnah) sebagai dalil naqli yang tinggal mentransfernya dari Allah
Swt, dan Rasulullah Saw. Keduanya hingga sekarang masih terjaga
keautentikannya, kecuali Sunnah Nabi yang memang dalam
perkembangannya banyak ditemukan hadis-hadis yang tidak benar
(dha’if/palsu).

8
Melalui kedua sumber inilah kita dapat memahami bahwa sifat
sabar, tawakkal, syukur, pemaaf, dan pemurah termasuk sifat-sifat
yang baik dan mulia. Sebaliknya, kita juga memahami bahwa sifat-
sifat syirik, kufur, nifaq, ujub, takabur, dan hasad merupakan sifat-sifat
tercela. Jika kedua sumber itu tidak menegaskan mengenai nilai dari
sifat-sifat tersebut, akal manusia mungkin akan memberikan nilai yang
berbeda-beda. Namun demikian, Islam tidak menafikan adanya standar
lain selain al-Quran dan Sunnah untuk menentukan baik dan buruknya
akhlak manusia.

Selain itu standar lain yang dapat dijadikan untuk menentukan baik
dan buruk adalah akal dan nurani manusia serta pandangan umum
masyarakat.Islam adalah agama yang sangat mementingkan Akhlak
dari pada masalah-masalah lain. Karena misi Nabi Muhammad diutus
untuk menyempurnakan Akhlak. Manusia dengan hati nuraninya dapat
juga menentukan ukuran baik dan buruk, sebab Allah memberikan
potensi dasar kepada manusia berupa tauhid. Allah Swt. berfirman:

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan


keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku
ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat
kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”.” (QS. al-
A’raf: 72).

Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada Moral Force. Moral


Force Akhlak Islam adalah terletak pada iman sebagai Internal Power
yang dimiliki oleh setiap orang mukmin yang berfungsi sebagai motor
penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk merefleksikan

9
dalam tata rasa, tata karsa, dan tata karya yang kongkret. Dalam
hubungan ini Rosulullah Saw, bersabda: “Orang mukmin yang paling
sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik
diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya”.4

4
https://taufikrahmatullah.wordpress.com/2013/05/13/definisi-tujuan-dan-dasar-dasar-
akhlak.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhlak adalah segala sesuatu yang menyiratkan bahwa perlakuan


apapun dalam hidup kita, yang dilakukan secara berulang, serta dilakukan
secara spontan dengan tanpa memikirkannya, terlepas itu baik atau buruk.
Dan akhlak hanya bisa dinisbatkan kepada manusia, karena manusia
memiliki dua aspek sekaligus yang hanya salah satu dari keduanya
dimiliki oleh malaikat dan hewan, maka salah satu dari keduanya akan
mengukung manusia.

Akhlak memiliki posisi yang sangat penting, karena sebagai


mahluk social pasti membutuhkan banyak komunikasi, dan komunikasi
yang baik hanya akan terjalin dengan menggunakan akhlak yang baik.

Ajaran Islam menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai dasar


akhlak, dan menjadikan kedua sumber tersebut sebagai ukuran baik dan
buruknya sebuah akhlak. Serta Islam tidak menapikan akal dan nurani
sebagai alat untuk menentukan nilai baik dan buruk.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nasution Harun, Ijtihad dalam sorotan Ahmad Azhar Basyir, Munawir


Sjadzali, I. Zainal Ibrahim Hosen, Harun Nasution, Muchtar Adam,
Mauhammad Al Bagir, (Bandung; Al-Mizan, 1996), hal. 108

Tholib Muh, Kedudukan Ijtihat dalam Syariah islam, Al-Ma’arif,


Bandung;1974, hal. 9

Ijtihad adalah: Pengertian, Fungsi, Bentuk, Kedudukan | Freedomsiana

Muhaimin dkk, Dimensi-dimensi Studi Islam, (Surabaya: Karya


Abditama, 194, h. 190-191 Al-Risalah

Al-Amidi, Al-Ahkam, juz IV, ( Cairo: Dar Al-Nahdara al- Arabiyah,


1986), h. 306

https://id.wikishia.net/view/Mujtahid Tugas dan Wewenang Mujtahid

12

Anda mungkin juga menyukai