Akhlak Tasawuf
Disusun oleh:
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Penulis
KELOMPOK 3
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….
……………i
KATA PENGANTAR……………………………………………...……….ii
DAFTAR ISI………………………………………………….………….....iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………..…...1
B. Rumusan Masalah………………………………………………..…..1
C. Tujuan……………………………………………………………..…1
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………..……………..10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melacak sejarah dan perkembangan akhlak (etika) berarti melacak adat
istiadat yang sudah lama dimiliki setiap individu, keluarga, dan masyarakat.
Bahkan, Ayatullah Makarim Asy-Syirazi menegaskan bahwa bibit-bibit
pembahasan akhlak sudah muncul berbarengan dengan pertama kalinya
manusia menginjakkan kaki dimuka bumi ini. Karena ketika menciptakan
Adam dan menempatkannya di bumi, Allah SWT. Telah memberinya
pelajaran tentang akhlak.
Akhlak dapat dikatan sebagai perangi atau tingkah laku seseorang.
Akhlak sangat penting sehingga merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan manusia. Akhlak juga sebagai pembeda antara
manusia dengan makhluk yang lainnya, sebab manusia tanpa akhlak,
kehilangan derajatnya sebagai manusia yang merupakan hamba Allah paling
mulia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah garis besar pertumbuhan ilmu akhlak?
2. Bagaimana ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak ?
3. Bagaimana dasar-dasar akhlak islami?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah garis bsar pertumbuhan ilmu akhak
2. Mengetahui ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak
3. Mengetahui dasar dasar akhlak islami
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Abdullah M. Yatimin, Studi Akhlak dalam Prespektif Al-Qur’an. ( Jakarta: Amzah,
2007) cet 1, hlm. 236
2
yang dihormati, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Dalam
keadaan terputusnya wahyu (zaman fatrah) maka tradisi itulah yang dijadikan
tolak ukur dan alat penimbangan norma pergaulan kehidupan manusia, terlepas
dari segi apakah itu baik atau buruk menurut setelah datang wahyu.
Kalau kita memperhatikan bangsa arab di zaman jahiliyah, misalnya:
mereka sudah memiliki perangai halus dan rela dalam kehidupan baik dan
kemuliaan cukup. Tetapi juga pemarah luar biasa, perampok, perampas, karena
kejahatan mengancam diri atau kabilahnya. Hal ini Nampak dalam puisi-puisi
mereka sebagai bangsa yang buta huruf, tetapi daya ingatan dan hafalan mereka
sangat kuat. Misalnya: Zuhair ibnu abi Salam mengatakan: “Barang siapa
menepati janji tidak kan tercela dan barang siapa membawa hatinya menuju
kebaikan yang menentramkan, tidak akan ragu-ragu”.
Bangsa Arab sebelum Islam telah memiliki dalam kadar yang minimal
pemikiran dalam bidang akhlak. Pengetahuan tentang berbagai macam keutamaan
dan mengerjakannya, walaupun nilai yang tercetus lewat syair-syairnya belum
sebanding dengan kata-kata hikmah yang diucapkan oleh filosof-filosof zaman
kuno. Sewaktu islam datang yang dibawa oleh Muhammad SAW, maka Islam
tidak menolak setiap kebiasaan yang terpuji yang terdapat pada bangsa Arab,
Islam datang kepada mereka membawa akhlak yang mulia yang menjadi dasar
kebaikan hidup seseorang, keluarga, handai tolan, umat manusia serta alam
seluruhnya. Setelah Al-qur’an turun maka lingkaran bangsa Arab dalam segi
akhlak dari segi sempit menjadi luas dan berkembang, jelas arah dan sasarannya.
Dalam kaitannya dengan hal ini, akan dibahas mengenai sejarah
pertumbuhan dan perkembangan ilmu akhlaq dengan pendekatan religi, yaitu:
pertama, pertumbuhan dan perkembangan ilmu akhlak di dalam ajaran Islam;
kedua, pertumbuhan dan perkembangan ilmu akhlak di luar ajaran Islam.
3
1. Ilmu Akhlak didalam Islam
a. Akhlak Dalam Ajaran Islam
Ilmu Akhlak dalam ajaran islam artinya adalah suatu pengetahuan
yang mempelajari tentang akhlak manusia yang berdasarkan pada Al-
Quran dan Hadist. Didalam ajaran akhlak islam telah ditemukan bentuk
yang sempurna, dengan titik pangkalnya pada Tuhan dan akal manusia.
Akhlak dalam islam merupakan jalan hidup manusia yang paling
sempurna dan menuntut umatnya kepada kebahagiaan dan kesejahteraan.
Semuanya terkandung dalam firman-firman Allah SWT dan sunnah Rasul.
Firman Allah SWT merupakan sumber utama yang memancarkan ajaran
Islam, hukum-hukum Islam yang mengandung pengetahuan akidah,
pokok-pokok akhlak dan kemuliaan manusia.
Sesungguhnya Allah tidak memaksakan suatu perintah atau
mencegah dengan suatu larangan, tetapi Allah menjadikan kebaikan dunia
tergantung akhlak manusia tentang keadilan, kebenaran, kejujuran dan
menjadikan kerusakan dunia karena sebaliknya. Tujuan yang tertinggi dari
segala tingkah laku manusia menurut pandangan Islam adalah
mendapatkan ridha Allah SWT.
Ada beberapa ahli pikir Islam terkemuka yang giat menyuarakan
akhlak islam. Diantaranya:
1) Ahmad bin Muhammad bin Ya’kub ( Ibnu Maskawaih 176-241 H)
2) Ikhwanusshafa ( 922-1012 M )
3) Imam Al-Ghazali ( 1058-1111M )
4) Al-Farabi ( 879-950 M)
5) Ibnu Bayah ( 880-975 M)
4
Pada masa ini keadaan akhlak manusia kebanyakan sangat
menyedihkan sekali. Mereka hidup tanpa mengenal allah. Mereka hanya
mempercayai dan menyembah berhala,menyembah matahari,menyembah
bulan,dan menyembah bintang. Selain itu,mereka juga menyembah
pecahan-pecahan batu,kayu,dan onggokan pasir. Dan ada beberapa
perilaku djahiliah yang dibenci oleh rasulullah,diantaranya :
1) Berdoa meminta kepada orang yang dianggap saleh.
2) Mengikuti orang-orang berilmu yang fasip dan ahli beribadah yang
sesat lagi jahil.
3) Percaya sepenuh hati terhadap sihir khurafat.
4) Menyucikan makhluk seperti layaknya sang khalik.
5) Munafik dalam akidah.
6) Menyeru kepada kesesatan.
5
6) Ibnu MAskawih
7) Warram bin Abi Al-Fawaris
8) Syekh Nashir Ath-Thusi
d. Akhlak dari zaman kezaman.
Ilmu akhlak dari zaman kezaman ialah ilmu akhlak yang
mempelajari akhlak berdasarkan waktu kewaktu yaitu dari zaman nabi
adam hingga abad modern ini. Tiap-tiap zaman akhlaknya selalu
berubah-ubah sesuai dengan keadaan sebagai berikut:
1. Pemerintahannya;
2. Agama dan keyakinannya;
3. Ilmunya;
4. Kebudayaannya;
5. Tempatnya (negaranya);
6. Tempat tinggalnya;
7. Harta bendanya;
8. Keluarganya;
9. Kedudukannya;
10. Keberaniannya;
Pengaruh-pengaruh tersebut terus berkembang sampai akhir zaman
(kiamat).2
6
dengan dilakukan oleh seseorang.Pokok-pokok masalah yang dibahas
dalam ilmu akhlak pada intinya adalah : perbuatan manusia, perbuatan
tersebut selanjutnya ditentukan kriterianya apakah baikatau buruk.
Dalam hubungan ini Ahmad Amin mengatakan sebagai berikut :Bahwa
ilmu akhlak membahas perbuatan manusia yang selanjutnya
perbuatantersebut ditentukan baik atau buruk.
3
https://www.academia.edu/38627602/
pengertian_akhlak_ruang_lingkup_ilmu_akhlak_tujuan_mempelajari_akhlak_manfaat_mempelaj
ari_akhlak diakses pada 21 November 2022 pukul 10.30 WIB
7
3. Akhlak dalam masyarakat meliputi sikap kita dalam menjalani
kehidupan soaial, menolong sesama, menciptakan masyarakat yang
adil yang berlandaskan Al-Qur’an dan hadist.
4. Akhlak dalam bernegara meliputi kepatuhan terhadap Ulil
Amri selama tidak bermaksiat kepada agama, ikut serta dalam
membangun Negara dalam bentuk lisan maupun fikiran.
Semua ummat Islam sepakat pada kedua dasar pokok itu (al-Quran dan
Sunnah) sebagai dalil naqli yang tinggal mentransfernya dari Allah
Swt, dan Rasulullah Saw. Keduanya hingga sekarang masih terjaga
keautentikannya, kecuali Sunnah Nabi yang memang dalam
perkembangannya banyak ditemukan hadis-hadis yang tidak benar
(dha’if/palsu).
8
Melalui kedua sumber inilah kita dapat memahami bahwa sifat
sabar, tawakkal, syukur, pemaaf, dan pemurah termasuk sifat-sifat
yang baik dan mulia. Sebaliknya, kita juga memahami bahwa sifat-
sifat syirik, kufur, nifaq, ujub, takabur, dan hasad merupakan sifat-sifat
tercela. Jika kedua sumber itu tidak menegaskan mengenai nilai dari
sifat-sifat tersebut, akal manusia mungkin akan memberikan nilai yang
berbeda-beda. Namun demikian, Islam tidak menafikan adanya standar
lain selain al-Quran dan Sunnah untuk menentukan baik dan buruknya
akhlak manusia.
Selain itu standar lain yang dapat dijadikan untuk menentukan baik
dan buruk adalah akal dan nurani manusia serta pandangan umum
masyarakat.Islam adalah agama yang sangat mementingkan Akhlak
dari pada masalah-masalah lain. Karena misi Nabi Muhammad diutus
untuk menyempurnakan Akhlak. Manusia dengan hati nuraninya dapat
juga menentukan ukuran baik dan buruk, sebab Allah memberikan
potensi dasar kepada manusia berupa tauhid. Allah Swt. berfirman:
9
dalam tata rasa, tata karsa, dan tata karya yang kongkret. Dalam
hubungan ini Rosulullah Saw, bersabda: “Orang mukmin yang paling
sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik
diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya”.4
4
https://taufikrahmatullah.wordpress.com/2013/05/13/definisi-tujuan-dan-dasar-dasar-
akhlak.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
12