Anda di halaman 1dari 31

DASAR KOMUNIKASI

DAKWAH
OLEH HOLIDIN
DISAMPAIKAN PADA :

PENGAJIAN RUTIN
PIMPINAN RANTING IKATAN PELAJAR
MUHAMMADIYAH SMA MUHAMMADIYAH
PURASEDA
Pepatah
 “Lidahitu tidak bertulang, tetapi ia lebih tajam
daripada pedang”.
 Terlukaoleh lisan akan lebih sakit dibanding
terluka oleh pedang.
 luka
karena pedang banyak medical service yang
memungkinkan penyembuhan.
 lukakarena lisan belum tentu ada penawarnya,
karena yang terluka bukanlah fisik melainkan
batin.
Pepatah

Kalau pedang melukai tubuh masih ada


harapan sembuh,
kalau lidah melukai hati kemana obat akan
dicari ??
keluar dari mulut  tidak
selamanya kita rasa baik,
Jika dibiarkan  merugikan
diri sendiri.
Ahli ibadah = celaka  gara-
gara lisannya yang tidak
terjaga.
Qaulan (perkataan)

Dasar QS ar-Rahman ayat 4,


“Allah mengajarkan manusia pandai
berbicara”.

Ayat tersebut menyiratkan perintah


supaya kita berkomunikasi dengan
baik.
Allah menciptakan manusia dengan
seindah-indahnya dan sesempurnanya
dibandingkan makhluk yang lain.
Maka Iringi dengan keindahan dan
kesempurnaan perangai.
Salah satunya, manusia mesti
berkomunikasi yang baik –meskipun pada
kenyataannya tidak ada manusia yang
sempurna
Qaulan Karima
KARIMA  karuma -yakrumu - karman - karimun
= mulia

perkataan yang memuliakan dan


memberi penghormatan kepada
orang yang diajak bicara
“... janganlah kamu mengatakan ‘ah’ kepada
mereka (orang tua), jangan pula kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang mulia ! ” (QS al-Isra` [17]: 23).
Qaulan Ma’rufa
Ma’rufa identik dengan kata urf atau budaya
ma’ruf  baik dan diterima oleh nilai-nilai
yang berlaku di masyarakat.
Qaulan ma’rufa  perkataan yang sesuai
dengan norma dan nilai yang berlaku di
masyarakat.
Qaulan Ma’rufa  perkataan yang pantas
dengan latar belakang dan status seseorang.
“Dan janganlah kamu menyerahkan
harta (mereka yang ada dalam
kekuasaanmu) kepada orang-orang yang
belum sempurna akalnya (anak yatim)
yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan! berilah mereka belanja dan
pakaian (dari hasil harta itu) dan
ucapkanlah kepada mereka kata-kata
yang baik ! ” (QS an-Nisa [4]: 5).
Qaulan Sadida
Sadida  jelas, jernih, terang.
Yaitu suatu perkataan yang lugas,
langsung ke inti masalah dan
mencerminkan kejernihan berpikir dari
penuturnya.
Atau dalam istilah Inggris disebut 'straight
to the point' (tidak basa basi).
‫‪ Dalam‬‬ ‫‪al-Quran,‬‬
‫‪qaulan sadida diugkapkan pada‬‬ ‫‪pembahasan‬‬
‫)‪mengenai wasiat (QS an-Nisa [4]: 9‬‬

‫ش‬ ‫ْ‬
‫خ‬ ‫ي‬‫ل‬‫ْ‬ ‫و‬ ‫ْن‬‫ي‬‫ذ‬‫َّ‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫ر‬ ‫َ‬ ‫ت‬ ‫ْ‬
‫ن‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ف‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫َ‬
‫خ‬ ‫ً‬ ‫ة‬ ‫َّ‬ ‫ي‬‫ر‬‫ِّ‬ ‫ُ‬
‫ذ‬ ‫ً‬ ‫ف‬ ‫ٰ‬
‫ع‬ ‫ا‪ ‬ض‬ ‫و‬‫ُ‬ ‫ف‬‫ا‬‫خ‬‫َ‬ ‫م‬ ‫ه‬‫ي‬‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ۖ‬ ‫ُ‬ ‫ق‬‫َّ‬ ‫ت‬ ‫ي‬‫ل‬‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ف‬ ‫هّٰللا‬
‫ِ ِْ ِ َ ْ ْ ِ َ َ َ َ‬
‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫ا‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫‪ ‬‬ ‫ا‪ ‬‬ ‫ْ ِ‬ ‫‪ ‬‬ ‫َ ِْ‬ ‫‪ ‬‬ ‫وا‪ ‬‬ ‫‪َ َ  ‬‬ ‫‪ ‬‬
‫﴾‪ : ۹‬النساء﴿‪َ  ‬س ِد ْي ًدا‪  ‬قَ ْواًل‪َ  ‬و ْليَقُ ْولُ ْوا‬
dan tentang buhtan (tuduhan tanpa
bukti) yang dilakukan kaum Nabi Musa
kepada Nabi Musa (QS al-Ahzab [33]:
70).

َ ‫قَ ْواًل‬
‫س ِدي ًدا‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬
‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا‬

Wahai orang-orang yang beriman!


Bertakwalah kamu kepada Allah dan
ucapkanlah perkataan yang benar,
Dari kedua konteks ayatnya,
qaulan sadida merupakan
perkataan yang jelas, tidak
meninggalkan keraguan,
meyakinkan pendengar, dan
perkataan yang benar tidak
mengada-ada (buhtan:tuduhan
tanpa bukti).
Qaulan Baligha
Baligha sampai.
QS an-Nisa [4]: 63)  perkataan
yang sampai dan meninggalkan bekas
didalam jiwa seseorang.
Ini indikasi dakwah itu mesti
diupayakan. Salah satunya adalah
dakwah dengan lisan (da’wah billisan).
kemestian dakwah dengan lisan ini
tentunya bagi yang mumpuni dan
berkapasitas.
Kecakapan dakwah yang perlu diasah
adalah dalam penyampaian verbal.
Kecakapan qaulan baligha  hal yang
niscaya bagi seorang da’i atau
muballigh.
Qaulan Maysura
Maysura  mudah.
Qaulan maysura  perkataan yang
mudah.
QS al-Isra` [17]: 28), Imam al-
Maraghi mengartikannya sebagai
ucapan yang lunak dan baik atau
ucapan janji yang tidak
mengecewakan.
Imam Ibnu Katsir  qaulan maysura
adl perkataan yang pantas dan
ucapan janji yang menyenangkan.
Kedua pendapat tersebut identik,
yakni ucapan yang keluar dari mulut
kita hendaknya menyenangkan orang
dan tidak mengecewakannya.
Qaulan Layyina
layyina  lemah lembut.
Qaulan layyina  strategi dakwah.

yaitu perkataan yang lembut namun


mengandung nasehat. Biasanya
dipraktekkan oleh orang tua kepada
orang yang usianya di bawahnya
sebagai bentuk nasehat.
QS Thaha [20]: 44  tentang
dialog Nabi Musa dengan Firaun.

َ ‫يَ ْخ‬
‫ش ٰى‬ ‫فَقُواَل لَهُ قَ ْواًل لَيِّنًا لَ َعلَّهُ يَتَ َذ َّك ُر أَ ْو‬

"Maka berbicaralah kamu berdua


kepadanya dengan kata-kata yang
lemah lembut, mudah-mudahan ia
ingat atau takut".
Sebagai seseorang yang dibesarkan dan
disenangkan di istana Firaun, penguasa yang
melabeli diri sebagai tuhan, Musa harus
berurusan dengan Firau sebagai objek
dakwah tauhidnya. Berat rasanya bagi Nabi
Musa.

Tetapi, ini adalah misi yang diembankan


Allah. Maka, Allah menuntun dan memotivasi
agar Nabi Musa menggunakan qaulan layyina
saat menyampaikan dakwahnya.
Ini dimaksudkan agar Firaun menjadi
sadar dan takut, meskipun pada
kenyataannya Firaun marah besar dan
berupaya untuk melenyapkan Nabi Musa
dan ajarannya.
Artinya, menasehati pemimpin
terkadang perlu menggunakan
pendekatan qoulan layyina, perkataan
yang lembut, seperti halnya seorang
guru yang menasehati muridnya.
Qoulan Adzima'.

Misalnya, digunakan pada ujaran


yang mengandung penentangan yang
nyata terhadap perintah Allah dan
Rasul-Nya 17 bani Israoil 41-42
َ ُ‫نَّ ُك ْم لَتَقُول‬
ِ ‫ون قَ ْواًل َع‬
 ‫ظي ًم ِا‬
sesungguh, kamu benar-benar
mengucapkan kata yang besar
(dosanya).
‫ن لِيَ َّذ َّكرُوا َو َما يَزي ُدهُ ْم إِاَّل نُفُو ًرا‬
ِ ِ ‫آ‬ ْ
‫ر‬ ُ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ ‫ص َّر ْفنَا فِي ٰهَ َذا‬
َ ‫َولَقَ ْد‬
Dan sungguh, dalam Al-Qur'an ini telah Kami
(jelaskan) berulang-ulang (peringatan), agar
mereka selalu ingat. Tetapi (peringatan) itu
hanya menambah mereka lari (dari
kebenaran).
'qaulan adzima'  ujaran kebencian
(hatespeech),
ujaran mengandung permusuhan dan
penipuan.
media sosial, jika orang hanya
menggunakannya untuk menumpahkan
fitnah, caci maki dan menyebarkan ujaran-
ujaran yang justru semakin menjauhkan
manusia dari jalan Allah, maka hal tersebut
termasuk jenis 'qaulan adzima', yaitu
perkataan yang mengandung dosa besar.

Anda mungkin juga menyukai