Anda di halaman 1dari 5

1. Secara bahasa Mauidhoh hasanah terdiri dari dua kata yaitu mauidhoh dan hasanah.

Kata

mauidhoh berasal dari kata wa’adza ya’idzu wa’dzan ‘idzatan berarti nasihat, bimbingan,

pendidikan dan peringatan. Sementara hasanah merupakan kebalikan dari sayyi’ah yang artinya

kebaikan lawannya kejelekan.

Jadi, Mau’idhoh hasanah dapatlah diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur

bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif

(wasiat) yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan didunia

dan akhirat.

 ayat 125 Surah An Nahl :

َ ‫ك هُ َو َأ ْعلَ ُم بِ َمن‬
‫ض َّل عَن َسبِيلِ ِه ۖ َوه َُو‬ َ َّ‫يل َربِّكَ بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة ۖ َو َجا ِد ْلهُم بِالَّتِي ِه َي َأحْ َسنُ ۚ ِإ َّن َرب‬
ِ ِ‫ع ِإلَ ٰى َسب‬
ُ ‫ا ْد‬

َ‫َأ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِدين‬

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan

bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih

mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orangorang yang mendapat petunjuk.”

2. Arti amar ma‟ruf nahi munkar secara terminologi ialah megajak kepada perbuatan yang baik

dan mencegah kepada perbuatan yang munkar. Secara etimologi amar berarti adalah perintah,

ajakan, anjuran, himbauan bahkan juga berarti permohonan. ma‟ruf artinya baik, layak, patut.

Nahi munkar berarti melarang, mencegah dan munkar berarti durhaka, buruk.
Amar ma’ruf nahi munkar juga termasuk berdakwah, contohnya Mengajak teman kita ke masjid

untuk sholat, Mengajak teman kita mengaji ilmu agama, Mengajak sahabat kita belajar alquran,

Mengajak sahabat kita untuk berpuasa penuh di bulan ramadhan, Mengajak orang untuk

besedekah di masjid. Itu semua termasuk dakwah juga termasuk amar ma;ruf nahi munkar.

Allah SWT berfirman dalam surat Imran ayat 104:

hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh

kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.

Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia

mengubahnya dengan tangannya. Jika ia mampu, maka dengan lisannya dan jika tidak mampu

maka dengn hatinya dan itulah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).

Menurut Ibnu Hazm azh-Zhahiri bahwasannya seluruh umat Islam telah sepakat mengenai

kewajiban amar ma‟ruf nahi munkar, tidak ada perselisihan di antara mereka sedikit pun.

3.
Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia

sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia

tidak mengetahui.

4. Qaulan Ma’rufa  artinya perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, menggunakan

sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan.

Qaulan Ma’rufa juga bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan

(maslahat). Dalam Tafsir Al-Qurtubi dijelaskan, Qaulan Ma’rufa yaitu melembutkan kata-kata

dan menepati janji. 

5. Qaulan Karima  adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan

mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan bertatakrama.

Dalam ayat tersebut perkataan yang mulia wajib dilakukan saat berbicara dengan kedua

orangtua. Kita dilarang membentak mereka atau mengucapkan kata-kata yang sekiranya

menyakiti hati mereka.

Qaulan Karima harus digunakan khususnya saat berkomunikasi dengan kedua orangtua atau

orang yang harus kita hormati. Qaulan Karima adalah "kata-kata yang hormat, sopan, lemah

lembut di hadapan mereka" (Ibnu Katsir).

6. Qaulan Maysura  bermakna ucapan yang mudah, yakni mudah dicerna, mudah dimengerti,

dan dipahami oleh komunikan.

Makna lainnya adalah kata-kata yang menyenangkan atau berisi hal-hal yang menggembirakan.
Menurut Tafsir Ibnu Katsir,  Qaulan Maysura adalah ucapan-ucapan yang pantas, halus, dan

lembut.

Menurut Tafsir Al-Azhar, ia adalah kata-kata yang menyenangkan. Karena kadang-kadang kata-

kata yang halus dan berbudi lagi membuat orang senang dan lega, lebih berharga daripada uang

berbilang.

7. Qaulan Layina  berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar,

dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, yang dimaksud layina ialah kata kata sindiran, bukan

dengan kata kata terus terang atau lugas, apalagi kasar.

Ayat di atas adalah perintah Allah SWT kepada Nabi Musa dan Harun agar berbicara lemah-

lembut, tidak kasar, kepada Fir’aun.

Dengan Qaulan Layina, hati komunikan (orang yang diajak berkomunikasi) akan merasa

tersentuh dan jiwanya tergerak untuk menerima pesan komunikasi kita.

Menurut Tafsir Al-Qurtubi, ayat ini merekomendasikan untuk memberi peringatan dan melarang

sesuatu yang munkar dengan cara yang simpatik melalui ungkapan atau kata-kata yang baik dan
hendaknya hal itu dilakukan dengan menggunakan perkataan yang lemah lembut, lebih-lebih jika

hal itu dilakukan terhadap penguasa atau orang-orang yang berpangkat.

Anda mungkin juga menyukai