Anda di halaman 1dari 3

Karya-karya Al-Khawarizmi tentang aritmatika dan matematika dijadikan rujukan di

perguruan-perguruan tinggi di Eropa sampai abad ke-16. Karya-karya ini sangat


mempengaruhi perkembangan aritmatika dan matematika di dunia Barat, sehingga Al-
Khawarizmi dianggap sebagai salah seorang matematikawan terbesar sepanjang masa,
jika dilihat dari kondisi pada masa ia tampil sebagai ilmuwan. Kesimpulannya, dalam
masalah siku-siku, teori algoritma Al-Khawarizmi masih dipakai dalam penyelesaian
pembagian rancang bangun. Ia juga memberi nama masalah busur setengah lingkaran
sebagai Sahm, mengukur posisi benda tegak, meletakkan titik, dan menciptakan rumus
aljabar yang mampu menggantikan bilangan angka, memudahkan metode perhitungan.
Prestasinya belum pernah dijangkau oleh Yunani pada masa jayanya.

Meskipun Al-Khawarizmi lebih terkenal sebagai matematikawan, ia juga ahli dalam


bidang astronomi dan geografi. Al-Khawarizmi dikenal sebagai tokoh pendiri bidang
"astrolabe" dan telah menyusun kurang lebih seratus tabel tentang bintang. Karyanya
yang berjudul "Zij al-sindhind" merupakan mahakarya terpenting hingga saat ini.
Meskipun masih ada banyak karya lainnya seperti "Ar-Rakhamah," "Az-zaijuats-Tsani"
yang dikenal sebagai "Sanad al-Hindi," dan penanggalan Yahudi, beberapa karyanya
tidak bertahan lama.

Diantara seluruh karyanya, tulisan tentang aritmatika dan aljabar disebut sebagai
puncak karya yang melambungkan namanya. Kedua buku itu menjadi sumber acuan ilmu
matematika untuk beberapa abad di Barat dan Timur. Hasil karyanya di bidang
aritmatika merupakan salah satu alat dalam sistem bilangan Arab, dan proyek aljabar
merupakan cabang matematika yang berpengaruh di Eropa.

Setelah Al-Khawarizmi wafat, keberadaan karyanya beralih kepada komunitas Islam,


termasuk cara menjabarkan bilangan dalam sebuah metode perhitungan, termasuk dalam
bilangan pecahan, suatu pengetahuan aljabar yang menjadi warisan untuk
menyelesaikan persoalan perhitungan, dan rumusan yang lebih akurat dari sebelumnya.
Di dunia Barat, ilmu matematika lebih banyak dipengaruhi oleh karya Al-Khawarizmi
dibandingkan karya para penulis pada abad pertengahan. Masyarakat modern saat ini
berhutang budi pada Al-Khawarizmi dalam penggunaan bilangan Arab. Konsep aljabar
yang diperkenalkannya membuatnya menjadi figur penting dalam bidang matematika di
abad pertengahan.

D. Al-Khawarizmi sebagai guru aljabar di Eropa

Dalam usia muda, Al-Khawarizmi bekerja di bawah pemerintahan Khalifah Al-Ma’mun, di


Bayt al-Hikmah di Baghdad. Beliau bekerja dalam sebuah observatorium, tempat
belajar matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin
perpustakaan Khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara
perhitungan India pada dunia Islam. Selain itu, Al-Khawarizmi adalah seorang
penulis ensiklopedia dalam berbagai disiplin. Al-Khawarizmi menjadi tokoh pertama
yang memperkenalkan aljabar dan hisab. Banyak ilmu pengetahuan yang beliau pelajari
dalam bidang matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika yang masih
digunakan hingga sekarang.

E. Aplikasi Belajar Sains dan Pemikiran Al-Khawarizmi

Banyak penemuan dan karya yang ditinggalkan oleh Al-Khawarizmi dalam bidang sains,
khususnya matematika. Karyanya yang paling monumental berjudul "Al-Mukhtasar fi
Hisab Al-Jabr wal Muqabalah." Al-Khawarizmi adalah penemu teori algoritma dan
aljabar. Beberapa penemuan sains dan pemikirannya yang bisa dijadikan sebagai
aplikasi belajar adalah sebagai berikut:

1. Penemu Bilangan Nol

Angka nol adalah suatu angka dan digit yang digunakan untuk merepresentasikan nilai
dalam matematika. Angka nol memiliki peran penting sebagai identitas tambahan bagi
bilangan bulat, bilangan real, dan struktur aljabar lainnya. Dalam kapasitasnya
sebagai angka, nol digunakan untuk menentukan tempat dalam sistem nilai tempat.
Meskipun hingga saat ini belum ada sumber yang menjelaskan inspirasi Al-Khawarizmi
dalam menggunakan angka nol, perannya dalam matematika tetap sentral.

2. Penemu Algoritma

Kata "algoritma" berasal dari latinisasi nama Al-Khawarizmi, yang dapat ditemukan
dalam terjemahan karyanya dalam bahasa Latin pada abad ke-12, yaitu "algorithmi de
numero Indorum." Istilah "algorisma" awalnya merujuk pada aturan-aturan aritmetika
untuk menyelesaikan persoalan menggunakan bilangan numerik Arab (sebenarnya dari
India). Pada abad ke-18, istilah ini berkembang menjadi "algoritma" yang mencakup
semua prosedur atau urutan langkah yang jelas dan diperlukan untuk menyelesaikan
suatu permasalahan. Dalam pengembangan algoritma, perhatian utama adalah pada alur
pikiran, yang dapat bervariasi antar individu, dan penekanan kedua adalah
representasi tertulis, yang bisa berupa kalimat, gambar, atau tabel.
3. Penemu Konsep Aljabar

Al-Khawarizmi diakui sebagai penemu konsep aljabar, cabang matematika yang


mempelajari penyerdehanaan dan pemecahan masalah menggunakan simbol sebagai
pengganti konstanta dan variabel. Selain kontribusinya dalam matematika, Al-
Khawarizmi terkenal dengan tanggapannya yang kreatif dan humoris ketika ditanya
tentang kriteria wanita terbaik. Dalam jawabannya, Beliau menjawab, "Jika wanita
solehah & beragama = 1, jika dia cantik, tambah 0 ke 1 = 10, jika dia kaya, tambah
lagi 0 = 100, dan jika dia dari keluarga baik-baik, tambah lagi 0 = 1000." Tetapi
jika yang "1" tidak ada, maka tidak ada yang tersisa padanya kecuali sekelompok
"0".

Lebih singkatnya untuk menggambarkan wanita terbaik dengan menggunakan "1" dan
serangkaian "0" yang ditambahkan untuk mewakili kriteria seperti keberagamaan,
kecantikan, kekayaan, dan latar belakang keluarga.

Ingatlah, menemukan wanita terbaik untuk dijadikan istri bukanlah hanya soal kisah
malam pertama. Namun ini adalah kisah untuk melahirkan yang baik dan istri yang
solehah. Apa arti cinta jika bahagia tidak ada? Apa arti sayang jika hidup
melayang-layang? Apa arti berkasih jika dirinya sering disisih?

Anda mungkin juga menyukai