Anda di halaman 1dari 3

Al Khawarizmi: Bapak Algoritma dan Penemu Angka Nol

Pernahkah kamu mendengar kata aljabar atau kata algoritma? Dalam belajar matematika, nanti kamu juga akan mendapati dua kata ini. Tapi, tahukah kamu siapa penemunya? Hhmm..pasti deh ada yang menebak bahwa penemunya berasal dari ilmuwan Barat. Memang masyarakat dunia sangat mengenal Leonardo Fibonacci sebagai ahli matematika aljabar, padahal penemu pertama sebenarnya adalah seorang ilmuwan muslim yang bernama Al-Khawarizmi. Siapakah sebenarnya Al-Khawarizmi itu? Yuk kita cari tahu Nama lengkapnya adalah Abu Jafar Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Ia lahir di Khawarizmi, Uzbeikistan pada tahun 194 H/780 M dan meninggal pada 262 H/846 M di Baghdad. Ketika ia masih kecil, kedua orangtuanya pindah ke sebuah tempat di selatan kota Baghdad (kalau sekarang disebut Irak). Di dunia Barat, ia dikenal sebagai AlKhawarizmi, Al-Cowarizmi, Al-Ahawizmi, Al-Karismi, Al-Goritmi, Al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lainnya. Al-Khawarizmi dikenal sebagai orang yang memperkenalkan konsep algoritma dalam matematika. oleh sebab itulah konsep ini disebut Algorism/Algoritma yang diambil dari nama belakangnya. Algoritma umumnya digunakan untuk membuat diagram alur (flowchart) dalam ilmu komputer/informatika. Kepandaian dan kecerdasannya mengantarkannya masuk ke lingkungan Dar alHukama (Rumah Kebijaksanaan), sebuah lembaga penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Mamun Ar-Rasyid, seorang khalifah Abbasiyah yang terkenal. Ia juga bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar matematika dan astronomi. Selain itu ia juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah. Selain ahli dibidang matematika, Al-Khawatizmi juga menekuni bidang astronomi, astrologi, dan geografi. Di bawah Khalifah Mamun, sebuah tim astronom yang dipimpinnya berhasil menentukan ukuran dan bentuk bundaran bumi. Di bidang geografi, Al-Khawarizmi juga pernah memimpin tujuh puluh orang geografer untuk membuat peta dunia pertama pada tahun 830. Waahhebat yah?? Al-Khawarizmi juga yang pertama kali memperkenalkan teori aljabar dan hisab. nama aljabar diambil dari bukunya yang terkenal yang berjudul al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabalah (Ringkasan Perhitungan Aljabar dan Perbandingan). Dalam bukunya itu diuraikan pengertian-pengertian geometris.

Dalam kitab tersebut diberikan penyelesaian persamaan linear dan kuadrat dengan menyederhanakan persamaan menjadi salah satu dari enam bentuk standar (di sini b dan c adalah bilangan bulat positif) kuadrat sama dengan akar (ax2 = bx) kuadrat sama dengan bilangan konstanta (ax2 = c) akar sama dengan konstanta (bx = c) kuadrat dan akar sama dengan konstanta (ax2 + bx = c) kuadrat dan konstanta sama dengan akar (ax2 + c = bx) konstanta dan akar sama dengan kuadrat (bx + c = ax2)

dengan membagi koefisien dari kuadrat dan menggunakan dua operasi: al-jabr ( ) atau pemulihan atau pelengkapan) dan al-muqbala(penyetimbangan). Al-jabr adalah proses memindahkan unit negatif, akar dan kuadrat dari notasi dengan menggunakan nilai yang sama di kedua sisi. Contohnya, x2 = 40x - 4x2 disederhanakan menjadi 5x2 = 40x. Al-muqbala adalah proses memberikan kuantitas dari tipe yang sama ke sisi notasi. Contohnya, x2 + 14 = x + 5 disederhanakan ke x2 + 9 = x.

Salah satu halamanAljabar karya al-Khwrizm

Ia juga menyumbangkan teorema segitiga sama kaki yang tepat, perhitungan tinggi serta luas segitiga, dan luas jajaran genjang serta lingkaran. Ia mengembangkan tabel rincian trigonometri yang memuat fungsi sinus, kosinus dan kotangen serta konsep diferensiasi. Oleh karena itulah Al-Khawarizmi juga disebut sebagai Bapak Aljabar. Al-Khawarizmi juga memperkenalkan kepada dunia ilmu pengetahuan tentang angka 0 (nol) yang dalam bahasa Arab disebut sifr. Angka nol baru dikenal dan dipergunakan orang Barat sekitar 250 tahun setelah ditemukan oleh al-Khawarizmi. Coba bayangin kalo nggak ada angka NOL di muka bumi ini, pasti tidak ada komputer yang bisa kita gunakan untuk hitung menghitung, karena semua komputer munggunakan bilangan biner yang terdiri dari angka 0 (nol) dan 1(satu). Pastinya kita tak akan mengenal bilangan negatif karena konsep bilangan negatif pasti ada karena kita mengenal bilangan nol. Memang sebelum ada bilangan nol telah ada bilangan romawi yang terdiri dari huruf-huruf tertentu namun saya tidak bisa membayangkan jika kita dihadapkan pada

soal hitungan XXV-XIV-XI=?????. Bilangan nol juga memungkinkan kita mengenal hitungan desimal dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita bisa menghitung 10 / 20 = 0.5 tanpa perlu menulis I/II atau X/XX(romawi).

Angka nol (0) yang ditemukan al-khawarizmi

Selain itu Al-Khawarizmi juga menyusun buku tentang penghitungan waktu berdasarkan bayang-bayang matahari. Walaupun ia sudah lama meninggal, namun ilmu yang ia hasilkan masih kita gunakan sampai saat ini, seperti alat-alat elektronik yg sering kita gunakan seperti laptop, handphone yg cuma mengenal angka 1 dan 0 (nol). Nah, sudah tau kan siapa itu Al-khawarizmi dan karya-karyanya? Hebat bukan? Sebenarnya masih banyak lagi loh ilmuwan ilmuwan islam lainnya yang memberikan sumbangsih besar bagi peradaban dunia, misalnya saja Taqiuddin (1565); merintis jam mekanis pertama dan alarmnya yang digerakkan dengan pegas, Abu Bakar Ar Razi (935); membagi zat kimia ke dalam kategori mineral, nabati dan hewani (klasifikasi zat kimia) jauh sebelum Dalton, pembagian fungsi tubuh manusia berdasarkan reaksi kimia komplek, dan maaaasih banyak lagi. Keberhasilan ilmuwan ilmuwan islam tersebut tidak lepas dari kecintaan mereka kepada sang khaliq (Allah S.W.T) dan kewajiban menuntut ilmu agama (Al-quran) yang mana Al-quran itu sendiri mempunyai kandungan yang sangat luas tentang kehidupan sehingga para ilmuwan islam yang menggali ilmu Al-quran bisa sampai menemukan sesuatu yang bisa menggebrak peradaban dunia menuju peradaban yang modern seperti sekarang ini. Jadi, gimana dengan kamu? Mau jadi seperti Al-khawarizmi dan ilmuwan-ilmuwan islam luar biasa lainnya? So, teruslah menuntut ilmu islam, karena semakin banyak kita tau tentang islam, semakin kita cinta kepada sang pengatur kehidupan (Allah S.W.T.). so, menjadi seperti mereka bukan suatu hal yang mustahil asalkan kita mau mengambil kuncinya, yaitu kecintaan kepada Allah.

Anda mungkin juga menyukai