Anda di halaman 1dari 14

ILMUAN MUSLIM YANG MEMPUNYAI PENGARUH BESAR DALAM

MEMBANGUN PERADABAN DUNIA

1. Bidang Kedokteran :
 Ibnu Sina (980-1037).Ibnu Sina merupakan seorang ilmuwan muslim dunia yang
berkontribusi besar di bidang kedokteran. Pemilik nama lengkap Abu Ali al-Huseyn
bin Abdullah bin Hasan Ali bin Sina ini lahir di bulan shafar 370 H atau Agustus 980
M. Beliau telah melakukan penelitian besar yang diabadikan oleh sejarah ilmu
kedokteran di dunia.Ibnu Sina memiliki semangat belajar yang luar biasa, berbagai
bidang ilmu beliau pelajari. Tidak hanya belajar di bidang kedokteran, Ibnu Sina juga
mempelajari bidang teologi dan matematika. Sehingga tidak mengherankan apabila di
usia 16 tahun beliau menjadi pusat perhatian para dokter pada zamannya.Tidak hanya
itu, Ibnu Sina juga merupakan salah seorang yang pertama kali menemukan cara
pengobatan bagi orang yang sakit dengan cara menyuntikan obat ke tubuh penderita.
Maka tidak heran apabila beliau diberi julukan al-Ra’s atau puncak gunung
pengetahuan.Semangat belajar dan etos kerja yang tinggi telah membuat Ibnu Sina
menjadi salah satu ilmuwan muslim besar yang penting di dunia. Pada tahun 428 H
atau 1037 M Ibnu Sina wafat di Hamdzan, Persia.Meskipun demikan, karya-karya
serta pemikirannya hingga kini masih terus dikembangkan dan dipelajari para
 Ali at-Tabari
Dokter Muslim pertama yang menulis buku adalah Ali at-Tabari. Dia adalah dokter
Suriah yang masuk Islam pada tahun 855 dan merupakan dokter pribadi Khalifah al-
Mutawakkil. Dia menulis buku kedokteran pertama dalam bahasa Arab, yaitu Firdaus
al-Hikmah. Buku ini berisi ilmu kedokteran dalam kerangka pikir Yunani dan India.
 Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi (Rhazes), seorang dokter dan ahli
kimia serta filsafat, telah menulis dua ratus judul buku mengenai kedokteran. Di
antaranya adalah al-Mansuri (diterjemahkan menjadi Liber Almansoris pada abad ke-
15) terdiri atas 10 jilid dan al-Judari wa al-Hasbah (Penyakit Cacar dan Campak).
 Abul Qasim az-Zahrawi al-Qurtubi (936-1013) yang dikenal di Eropa sebagai
Abulcasis. Dia adalah ahli bedah dan dokter gigi Muslim berkebangsaan Spanyol
pada masa pemerintahan Abdurrahman III (890-961). Dia menulis sebuah ensiklopedi
berjudul at-Tasrif li Man Arjaza 'an at-Ta'lif. Jilid terakhir dari ensiklopedi ini
menerangkan dengan jelas diagram dua ratus macam alat bedah.
 Ibnu Rusyd yang dikenal sebagai Averoes di Barat (1126-1198) merupakan perintis
ilmu jaringan tubuh (histologi). Karyanya berjudul al-Kulliyyat fi at-Tibb
(Kedokteran Umum). Dalam buku ini, dijelaskan bahwa seseorang tidak akan
terjangkit penyakit cacar dua kali. Ia juga menjelaskan fungsi retina.
 Tak hanya dari kalangan pria, sejarah Islam mencatat ada beberapa tokoh Muslim
wanita yang menjadi dokter. Beberapa di antaranya adalah Ukhtu al-Hufaid bin Zuhur
dan putrinya adalah dokter wanita yang bekerja di Istana Khalifah al-Mansur di
Andalusia. Zainab adalah ahli penyakit mata dan ilmu bedah zaman Bani Umayyah.
Kemudian, ada pula Syahadatu Dinuriyah dan Binti Duhain al-Luz Damsyiqiah di
Suriah.
.
2. Ilmu Matematika
 Al Khwarizmi
Perintis matematika muslim dan orang yang sangat pantas disebut sebagai bapak
aljabar modern. Nama aslinya adalah Muhammad ibn Musa al Khwarizmi. Ia berasal
dari Khwarizm (Khiva). Kadang orang keliru dalam menafsirkan suatu hasil hasil
karya peradaban modern, yang selalu dianggap berasal dari barat. Jika kita
menelusuri kata Aljabar itu berasal dari karya (buku tulisan karya) Al Khwarizmi
yang bernama Hisab al jabir wal mukabalah (yang berarti pengutuhan kembali dan
perbandingan atau yang kerennya dalam istilah sekarang Kalkulasi integral &
persamaan).
Bahkan istilah Alghorisme yang berarti sistem persepuluhan , merupakan ucapan
orang barat terhadap nama Alkhwarizmi, karena alkwarizmi dianggap sebagai
penemu dan pengembang sistem persepuluhan, dan dia dianggap sebagai penemu
angka nol.
Salah satu karya alkhwarizmi yang terpenting adalah dialah yang menciptakan sistem
aljabar. Penemuannya terhadap simbol-simbol bilangan 1 sampai dengan 9, dan
angka nol (yang kemudian disebut sistem alghorisme) mampu memecahkan
kesulitan-kesulitan simbolisasi yang masih menggunakan angka romawi. Suatu misal,
jika hanya untuk bilangan angka 8, dalam angka romawi sama dengan VIII, jika
angka 38 maka angka romawinya XXXVIII, maka orang akan kesulitan
menggunakan angka romawi jika sudah jutaan.
Matematika yang dikembangkan dibarat sebelumnya adalah matematika Yunani yang
kemudian dikembangkan oleh Romawi. Matematika Yunani adalah matematika
murni, matematika untuk matematika, yang steril terhadap keperluan. Dalam
penulisan bilangan mereka menggunakan huruf, dan tiap huruf melambangkan
bilangan dan masih belum mengenal bilangan nol. Jadi matematika Yunani bersifat
deduktif, penekanannya dilakukan dengan pembuktian yang bertingkat-tingkat,
dimulai dari aksioma, postulat dan teorema.
 Abu Wafa al Bawzajani (w. 998 M)
Salah seorang ahli matematika muslim terbesar.. Ia dikenal sebagai ahli astronomi
dan pengembang trigonometri (ilmu ukur sudut), dan orang yang pertama yang
mengajukan beberapa rumus penting dalam trigonometri. Salah satu rumus yang
didedikasikan kepadanya adalah Cos C= Cos a.cos b.
 Abu Kamil Syuja (abad 10 M)
Salah seorang ahli matematika muslim terbesar diabad pertengahan. Tidak banyak
ang diketahui tentang kehidupannya, tetapi ia hidup setelah era Al Khwarizmi.
Melalui Leonard dari Pisa dan pengikut-pengikutnya, ia telah memberi pengaruh
besar terhadap perkembangan aljabar dan geometri di Eropa.
 Al Jauhary (abad 9 M)
Seorang ahli matematika pada abad ke-9 M, seorang ahli geometer ang bekerja di
Bayt al Hikmah (House of Wisdom), suatu lembaga ilmu pengetahuan yang dibangun
Khalifah Al Ma’mun dari dinasti Abbasiyah di baghdad.
 5. Al Khuyandi ( w. 390 H/ 1000 M)
Seorang ahli astronomi dan matematika, terutama geometri. Ia dikenal sebagai ahli
kontruksi asturlab. Ia juga termasuk penemu handal sinus yang diistilahkan kaidah
astronomis. Dalam bidang geometri perhatiannya mengarah pada resolusi atau
penggunaan persamaan berpangkat tiga. Albiruni saintis besar muslim menyanjung
Al Khuyandi sebagai cendekiawan ahwaz Zamanihi (tiada bandinganya dizamannya).
Sedang Al Thusi menegaskan bahwa Abu Wahfa, Ibn Irak dan al Khuyandi
merupakan 3 penulis besar ang memiliki peran besar dalam penemuan kaidah sinus
atau kaidah astronomis.
Teori matematika Al Khuyandi mengilhami teori Fermat(Fermat’s last theorm) yang
dilontarkan Piere de Fermat pakar matematika asal perancis 600 tahun kemudian (w.
1665 M), suatu teori yang berupa teka-teki matematika yang pernah dilombakan
dengan hadiah ratusan juta bagi yang sanggup membuktikannya.
 Khusiyar Ibn Laban (awal abad 11 M)
Seorang ahli matematika dan astronomi asal Persia, mahaguru kalkulus dan
pengilham revolusi komputansi. karya andalannya diabadikan dalam 2 jiz, yaitu Jiz al
Jami’ dan Jiz al Baligh, dan ang lainnya berjudul Usul Hisab al Hind, sebuah risalah
mengenai aritmetika.
Kitab ushul Hisab al Hind, merupakan karya unggulannya ang memuat deskripsi
pertama tentang perhitungan model India (Indian System of Calculation) , yaitu
sistem numerasi berdasarkan posisi, yang artinya bahwa nilai atau harga angka-
angkanya tergantung pada tempat atau posisinya dalam suatu bilangan. Sistem inilah
yang kemudian mengilhami revolusi dalam hal cara atau metode komputasi yang
digunakan dikawasan timur.
 Almajriti (w. 1007 M)
Seorang saintis asal Andalusia yang paling menonjol dizamannya, yang banyak
memperkenalkan pengkajian sains, terutama kimia dan matematika.
Ia banyak menulis tentang aritmetika dagang dengan menerapkan komputasi,
geometri dan aljabar pada masalah-masalah penjualan, hitung dagang dan perpajakan.
Ia juga banyak menulis tentang pemecahan kebekuan matematika.
 Al Karaji (w.410 H/1019 M)
Pakar matematika asal Persia , ia menulis tentang teori pencabutan akar atau kalkulus
mental. Karyanya banyak sekali tentang sains, diantaranya berjudul Al Badi’ fi al
Hisab, dalam buku ini ia menulis secara rinci untuk pertama kalinya teori pencabutan
akar kuadrat dari sebuah polinomial dengan suatu bilangan yang tidak diketahui.
Sedang dalam bukunya yang berjudul Al Kafi’ fi al hisab banyak membicarakan
proses-proses kalkulus mental ang disebutnya Al Hawa’i.
 Abu Nasr Mansur (w.1039 M)
Seorang ahli matematika asal persia ang diakini sebagai salah seorang penemu
hukum sinus. Ia merupakan murid adri Abu Wafa’ dan guru dari ilmuwan besar, Al
Biruni.
Albiruni menyebut Abu Nash mansur sebagai penemu beberapa bukti matematika.
 Al Khazin (abad 4 H/10 M)
Seorang ahli matematika dan astronom asal Khurasan yang hidup pada abad ke 4 H/
10 M. Ia banyak menulis matematika dan astronomi. Ia adalah orang yang
menawarkan konsep ang berbeda dengan Ptolomeus tentang peredaran matahari dan
bumi. Ia mengkritik ptolomeus yang dinilainya gagal mengamati beberapa perubahan
diameter matahari yang tampak sepanjang tahun (on the course of the years)
 Aljayani (abad 11 M)
Seorang penulis dan ahli matematika asal Andalusia (Spanyol Islam). Ia menulis
komentar penting terhadap buku Element karya Euclid dan ia juga menulis karyanya
dalam trigonometri speric (sperical trigonometry).
 Al Halili (abad 8 H/ 14 M)
Seorang pakar matematika dan astronomi. Ia banyak menghasilkan karya matematika
dan astronomi ang berbobot tinggi. Ia berasal dari damaskus yang hidup pada abad ke
14 Masehi. Ia menjadi masyhur karena kemampuannya dalam menentukan arah
kiblat dengan menyajikan garis-garis bujur dan garis-garis lintangnya dengan bantuan
perhitungan rumit matematika. Tabel-tabel kiblatnya merupakan tabel trigonometrik
canggih pertama. Ia berhasil mengkonfilasi sebuah tabel kiblat yang distandarkan
pada sebuah rumusan canggih dan akurat. Hal ini menggambarkan kompetensi dan
ketinggian otorotas kecendikiawannya dalam aljabar fungsi dan tekhnik-tekhnik
komputansi.
 Al Kalasadi (abad 9 H/ 15 M)
Seorang pakar fiqih (hukum) dan juga pakar matematika yang inovatif asal Andalusia
(Spanyol Islam), pencipta notasi pecahan modern. Komentarnya terhadap Takhlis Ibn
Al Banna memuat suatu rumusantingkat tinggi untuk memperoleh akar kwadrat
dengan kecermatan dan ketepatan yang nyaris sempurna.
Dalam notasi pecahan, dialah orang pertama yang menggunakan simbol-simbol
seperti yang digunakan kini secara luas.
 Al Qushyi (abad 15 M)
Seorang saintis, ahli astronomi dan matematika. Ia lahir di Samarkand dan meninggal
di Istambul. Ia menggantikan Qadi Zade ‘ Rumi sebagai direktur observatorium
Samarkan yang didirikan oleh Ulugh Beg. Ia juga kemudian menjadi profesor
dibidang sains di perguruan Aya shofia
 Al Battani (sekitar 850 – 923)
Seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab. Al Battani lahir di Harran
dekat Urfa. Salah satu pencapaiannya yang terkenal adalah tentang penentuan tahun
matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Al Battani juga menemukan
sejumlah persamaan trigonometri.

3. Ilmu Astronomi
 Al-Battani (858-929 M).Karya al-Battani yang paling populer berjudul al-Zij
al-Sabi; kitab dahsyat yang menjadi rujukan para ahli astronomi Barat selama
beberapa abad. Al-Battani adalah orang yang berhasil menentukan perkiraan
awal bulan baru, perkiraan panjang matahari, dan mengoreksi hasil kerja
Ptolemeus mengenai orbit bulan dan planet-planet tertentu. Al-Battani juga
mengembangkan metode untuk menghitung gerakan dan orbit planet-planet. Ia
memiliki kontribusi besar dalam merenovasi astronomi modern yang
berkembang di abad-abad setelahnya.
 Al-Sufi (903-986 M)Nama lengkapnya adalah Abdur Rahman as-Sufi. Al-
Sufi, namun Orang Barat menyebutnya Azophi. Al-Sufi berkontribusi besar
dalam menetapkan arah laluan bagi matahari, bulan, dan planet dan juga
pergerakan matahari. Dalam Kitab Al-Kawakib as-Sabitah Al-Musawwar,
Azhopi menetapkan ciri-ciri bintang, memperbincangkan kedudukan bintang,
jarak, dan warnanya.
 Ibnu Yunus (950-1009 M)Nama lengkapnya adalah Abu al-Hasan Ali abi
Said Abd al-Rahman ibnu Ahmad ibnu Yunus al-Sadafi al-Misri. Karya
penting Ibnu Yunus dalam astronomi yang lainnya adalah kitab Ghayat al-
Intifa. Kitab itu berisi tabel bola astronomi yang digunakan untuk mengatur
waktu di Kairo, Mesir hingga abad ke-19 M. Di abad 10 M, Ibnu Yunus
adalah manusia yang telah mampu menjelaskan 40 planet dan mengamati 30
gerhana. Ia mampu menjelaskan konjungsi planet secara akurat yang terjadi
pada abad itu. Al-Farghani. Nama lengkapnya Abu al-Abbas Ahmad ibn
Muhammad ibn Kathir al-Farghani. Dia menulis mengenai astrolabe dan
menerangkan mengenai teori matematik di balik penggunaan peralatan
astronomi itu. Al-Farghani melakukan eksperimen untuk menentukan diameter
bumi. Ia menjabarkan pula jarak dan diameter planet-planet lainnya.Astronom
ini juga memperkenalkan istilah-istilah dari bahasa Arab asli seperti azimuth,
zenith, nadir dan lainnya. Al-Farghani menulis dua karya yang masyhur. Salah
satunya adalah Fi al-Harakat al-Samawiya wa Jawami Ilm al-Nujum. Buku
tersebut mengupas gerakan celestial dan kajian atas bintang. Naskah asli
berbahasa Arab kedua buku itu sampai saat ini masih tersimpan di Paris
(Prancis) dan Berlin (Jerman).
 Al-Zarqali (1029-1087M).Barat mengenalnya dengan nama Arzachel. Wajah
Al-Zarqali diabadikan pada setem di Spanyol, sebagai bentuk penghargaan
atas sumbangannya terhadap penciptaan astrolabe yang lebih baik. Al-Zalqali
menemukan fakta bahawa orbit planet itu adalah edaran eliptik bukan edaran
sirkular, Al-Zarqali juga mampu mengoreksi data geografis yang dibuat
Ptolemeus.Secara khusus, dia mengoreksi panjang Laut Mediterania. Al-
Zarqali juga mampu menemukan sejumlah fakta penting terkait rahasia langit,
seperti planet, bintang, bulan dan matahari. Beliau juga telah menciptakan
jadwal Toledan dan juga merupakan seorang ahli yang menciptakan astrolabe
yang lebih kompleks bernama Safiha. Astrolabe itu tak bergantung pada garis
lintang pengamatnya dan bisa digunakan di manapun di seluruh dunia.
 Jabir Ibn Aflah (1145M)Geber, begitu orang barat menyebutnya, adalah
ilmuwan pertama yang menciptakan sfera cakrawala mudah dipindahkan
untuk mengukur dan menerangkan mengenai pergerakan objek langit. Jabir
bin Aflah adalah astronom Muslim pertama di Eropa yang membangun
observatorium Giralda. Observatorium ini terletak di kota kelahirannya,
Serville.Adapun karya astronominya antara lain buku berjudul The Book of
Astronomy. Salinan buku ini sampai sekarang masih tersimpan di Berlin.
Dalam buku tersebut, Jabir dengan tajam mengkritik beberapa pandangan dan
pikiran astronom Ptolemaneus, terutama pendapat yang menegaskan bahwa
planet-planet yang paling dekat dengan matahari–merkurius dan venus–tidak
mempunyai nilai parallax, yaitu perubahan kedudukan suatu benda karena
perpindahan tempat pengamatan. Jabir sendiri memberi nilai parallax sekitar 3
derajat untuk matahari. Juga menyatakan bahwa planet-planet lebih dekat
dengan bumi daripada dengan matahari.
4. Ilmu Kimia
 Jabir bin Hayyan adalah seorang ilmuwan dan filsuf Arab. Ia dianggap
sebagai perintis pertama dalam ilmu kimia. Sosoknya ialah Abu Musa Jabir
bin Hayyan bin Abdullah Al-Azdi. Ia dipanggil dengan nama AI-Azdi karena
berasal dari kabilah Yaman yang besar yaitu kabilah Azad. Jabir dilahirkan di
kota Thus Iran pada tahun 101 H (720 M), dari seorang ayah yang bekerja
dibidang farmasi. Jabir hidup di zaman Daulah Abbasiyah pada masa khalifah
Harun Ar Rasyid. Di hadapan Harun Ar-Rasyid, Jabir mengusulkan untuk
mendatangkan buku-buku ilmiah Yunani dari Konstantiopel. Akan tetapi
setelah terjadi Tragedi Baramikah, Jabir lari ke Kufah dan menetap di sana
seraya bersembunyi dari para pendukung khalifah tanpa ada seorang pun dari
mereka yang mengetahuinya. Jejaknya kemudian tidak diketahui setelah dua
abad kemudian dari tahun wafatnya ketika laboratoriumnya ditemukan setelah
digusurnya rurnah-rumah yang terletak di distrik Bab Damaskus, tempat
tinggalnya. tanpa kontribusinya, boleh jadi ilmu kimia tak berkembang pesat
seperti saat ini. Ilmu pengetahuan modern sungguh telah berutang budi kepada
Jabir yang dikenal sebagai seorang sufi itu. Jabir telah menorehkan sederet
karyanya dalam 200 kitab. Sebanyak 80 kitab yang ditulisnya itu mengkaji dan
mengupas seluk-beluk ilmu kimia. Jabir bin Hayyan juga kimiawan pertama
yang menjelaskan pembuatan lem dari keju, hal ini dijelaskan dalam bukunya
yang berjudul Book of the Hidden Pearl, juga menjelaskan resep pembuatan
mutiara buatan dan pemurnian mutiara dalam bukunya yang berjudul Kitab
Al-Durra al-Maknuna, berkat penemuan distilasinya yang sangat berpengaruh
pada bidang kimia ini menjadi acuan kimiawan muslim lainnya yaitu Al-Razi
yang juga terlahir pada masa Keemasan Islam tercatat sebagai kimiawan
pertama yang mampu memproduksi minyak tanah melalui distilasi. Penemuan
itu melahirkan turunan spektakuler yaitu pada abad ke-8 M, jalanan di kota
Baghdad telah dilapisi dengan aspal, si hitam yang membuat jalan mulus itu
merupakan produk turunan dari minyak setelah melalui distilasi yang
merupakan gagasan cemerlang dari Geber sang ‘Bapak Kimia Modern’ yang
tak lain ialah Jabir bin Hayyan sang Kimiawan pada masa Keemasan Islam.
selain itu, Jabir bin Hayyan juga yang pertama kali mencatat tentang
pemanasan whine akan menimbulkan gas yang terbakar, hal ini yang
menimbulkan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol. Tak hanya
eksperimen spektakuler yang dilahirkan oleh Geber atau Jabir bin Hayyan, ia
pun menemukan alat laboratorium yang menjadi warisan berharga bagi para
kimiawan dari masa ke masa yaitu Alambic. Alambic merupakan alat
penyulingan yang terdiri dari dua tabung yang terhubung. Tabung kimia ini
pertama kali ditemukannya pada abad ke- 8 M. “Ini merupakan penyulingan
pertama,” papar Durant. Ensklopedia Hutchinson, menyebut alambic sebagai
alat penyulingan pertama yang digunakan untuk memurnikan seluruh zat
kimia.
 Al-Razi (lahir 866 M)
Dalam karyanya berjudul, Secret of Secret, Al-Razi mampu membuat
klasifikasi zat alam yang sangat bermanfaat. Ia membagi zat yang ada di alam
menjadi tiga, yakni zat keduniawian, tumbuhan, dan zat binatang. Soda serta
oksida timah merupakan hasil kreasinya. Al-Razi pun tercatat mampu
membangun dan mengembangkan laboratorium kimia bernuansa modern. Ia
menggunakan lebih dari 20 peralatan laboratorium pada saat itu. Dia juga
menjelaskan eksperimen-eksperimen yang dilakukannya. "Al-Razi merupakan
ilmuwan pelopor yang menciptakan laboratorium modern," ungkap Anawati
dan Hill.
Bahkan, peralatan laboratorium yang digunakannya pada zaman itu masih
tetap dipakai hingga sekarang. "Kontribusi yang diberikan Al-Razi dalam ilmu
kimia sungguh luar biasa penting," cetus Erick John Holmyard (1990) dalam
bukunya, Alchemy. Berkat Al-Razi pula industri farmakologi muncul di dunia.
 Al-Majriti (950 M-1007 M)
Ilmuwan Muslim asal Madrid, Spanyol, ini berhasil menulis buku kimia
bertajuk, Rutbat Al-Hakim. Dalam kitab itu, dia memaparkan rumus dan tata
cara pemurnian logam mulia. Dia juga tercatat sebagai ilmuwan pertama yang
membuktikan prinsip-prinsip kekekalan masa --yang delapan abad berikutnya
dikembangkan kimiawan Barat bernama Lavoisier.
 Al-Biruni (wafat 1051 M)
Dalam bidang kimia dan farmakologi. Dalam Kitab Al-Saydalah (Kitab Obat-
obatan), dia menjelaskan secara detail pengetahuan tentang obat-obatan.
Selain itu, ia juga menegaskan pentingnya peran farmasi dan fungsinya.
Begitulah, para kimiawan Muslim di era kekhalifahan berperan melakukan
revolusi dalam ilmu kimia.
 Khalid bin Yazid ( 665- 995)
Orang Islam pertama yang ahli alkimia. John Eberly dalam bukunya, Al-
Kimia: The Mystical Is- lamic Essence of the Sacred Art of Alchemy,
mengulas tentang cucu pendiri Daulah Umayyah tersebut. Saat berusia 20
tahun, Khalid berkelana ke Iskandariah, Mesir. Di kota tersebut, dia mulai
tertarik pada bidang alkimia setelah menemukan sebuah naskah tentang Batu
Filsuf. Menurut Ibnu al- Nadim, bangsawan Umayyah tersebut telah
mengarang beberapa karya tentang alkimia. Di antaranya adalah Kitab al-
Kharaz, Kitab ash-Shafa al-Kabir, Kitab ash- Shafa as-Saghir, dan Firdaus al-
Hikmah.

5. Ilmu Biologi
 Al-Jahiz Ahli Biologi Muslim yang pertama kali mengembangkan sebuah
teori evolusi adalah Al-Jahiz (781 M - 869 M). dia mengungkapkan dampak
lingkungan terhadap kemungkinan seekor binatang untuk tetap bertahan
hidup. sejarah peradaban islam mencatat, Al-Jahiz sebagai ahli biologi
pertama yang mengungkapkan teori berjuang untuk tetap hidup alias struggle
for existence. untuk dapat bertahan hidup, papar dia, makhluk hidup harus
berjuang. Al-Jahiz juga ilmuwan pertama yang menemukan Rantai
Makanan.Al-Jahiz juga merupakan penganut awal determinisme lingkungan.
dia berpendapat bahwa lingkungan dapat menentukan karakteristik fisik
penghuni sebuah komunitas tertentu. Menurut Al-Jahiz, asal mula beragamnya
warna kulit manusia terjadi akibat hasil dari lingkungan tempat mereka
tinggal. berkat teori-teori yang begitu cemerlang, Al-Jahiz dikenal sebagai ahli
biologi terbesar yang pernah lahir di Dunia Islam. ilmuwan yang amat terkenal
di kota Basra, Irak itu berhasil menulis kitab Ritab Al-Haywan (Buku tentang
Binatang). dalam kitab itu dia menulis tentang kuman, teori evolusi, adaptasi,
dan psikologi binatang.salah seorang ahli biologi Muslim lainnya yang
mengkaji tentang evolusi adalah Al-Mashudi. buah pikirnya dituangkan dalam
kitab Al-Tanbih wal Ishraq. selain itu, ilmuwan lainnya yang mengungkapkan
teori evolusi bernama Ibnu Masikawaih. dalam kitabnya The Epistles of
Ikhwan Al-Safa, dia mengungkapkan tentang bagaimana spesies berkembang
ke dalam sapa, kemudian air, mineral, tanaman, hewan, dan seterusnya. hasil
karya Ibnu Masikawaih itu begitu populer di benua eropa. malah, teori evolusi
itu telah memberi banyak pengaruh terhadap Darwinisme.Al-Jahiz pun tercatat
sebagai ahli biologi pertama yang mencatat perubahan hidup burung melalui
migrasi.
 Ibnu al-Nafis
Ilmuwan dari Damaskus yang punya kontribusi besar di bidang medis. Ia
merupakan ilmuwan pertama yang mengungkapkan teori pembuluh darah
kapiler. Ia secara akurat dapat mendeskripsikan peredaran darah dalam tubuh.
Ibnu al-Nafis sering dijuluki sebagai bapak fisiologi peredaran darah.

6. Ilmu Fisika
 Al-Khawarizmi, Penemu Algoritma
Penulis buku Arab terkenal, yaitu Abu Abdullah Muhammad Ibnu Musa Al-
Khawarizmi dibaca orang barat menjadi Algorism. Istilah algoritma, mungkin
bukan sesuatu yang asing bagi kita. Ditinjau dari asal-usul katanya, kata
‘Algoritma’ mempunyai sejarah yang agak aneh. Orang hanya menemukan
kata Algorism yang berarti proses menghitung dengan angka Arab. Seseorang
dikatakan ‘Algorist’ jika menghitung menggunakan angka Arab. Para ahli
bahasa berusaha menemukan asal kata ini namun hasilnya kurang memuaskan.
Akhirnya para ahli sejarah matematika menemukan asal kata tersebut yang
berasal dari nama penulis buku Arab terkenal, yaitu Abu Abdullah
Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi.
 Al Biruni, Penemu Gaya Gravitasi (973 M). Abu Raihan Muhammad ibn
Ahmad Al Biruni, ilmuwan besar ini dilahirkan pada 362 H atau bulan
September ,di desa Khath yang merupakan ibukota kerajaan Khawarizm,
Turkmenistan (kini kota Kiva, wilayah Uzbekistan). Dikenal dengan nama Al
Biruni. Dibesarkan dalam keluarga yang taat beragama, Al Biruni tumbuh dan
besar dalam lingkungan yang mencintai ilmu pengetahuan.
Prestasi paling menonjol di bidang fisika ilmuwan Muslim yang pertama kali
memperkenalkan permainan catur ke negeri-negeri Islam ini adalah tentang
penghitungan akurat mengenai timbangan 18 batu. Selain itu, ia juga
menemukan konsep bahwa cahaya lebih cepat dari suara. Dalam kaitan ini,
Al-Biruni membantah beberapa prinsip fisika Aristotelian seperti tentang
gerak gravitasi langit, gerak edar langit, tempat alamiah benda serta masalah
kontinuitas dan diskontinuitas materi dan ruang.
Dalam membantah dalil kontinuitas materi yang menyatakan, benda dapat
terus-menerus dibagi secara tak terhingga, Al-Biruni menjelaskan bahwa jika
dalil itu benar tentu benda yang bergerak cepat tidak akan pernah menyusul
benda yang mendahuluinya, namun bergerak lambat. Kenyataannya, urai Al-
Biruni, dalam pengamatan kita, benda yang bergerak cepat dapat menyusul
benda yang mendahuluinya seperti bulan yang mendahului matahari karena
gerak bulan jauh lebih cepat daripada matahari. Lalu Al-Biruni menjelaskan
bahwa alangkah hinanya jika kita menafikan pengamatan atas kenyataan itu.
Sebagai seorang fisikawan, A1-Biruni memberikan sumbangan penting bagi
pengukuran jenis berat (specific gravity) berbagai zat dengan hasil
perhitungan yang cermat dan akurat. Konsep ini sesuai dengan prinsip dasar
yang ia yakini bahwa seluruh benda tertarik oleh gaya gravitasi bumi. Teori ini
merupakan pintu gerbang menuju hukum-hukum Newton 500 tahun
kemudian. Al Biruni juga mengajukan hipotesa tentang rotasi bumi di
sekeliling sumbunya. Konsep ini lalu dimatangkan dan diformulasikan oleh
Galileo Galilei 600 tahun setelah wafatnya Al Biruni.
 Al-Haitham.Abu Ali Al-Hasan Ibn Al-Hasan (atau al-Husain) Ibn Al-
Haitham. Beliau merupakan Fisikawan Muslim terbesar dan salah satu pakar
optik terbesar sepanjang masa. Sepanjang hidupnya, Al-Haitham telah menulis
sekitar 70 kitab. Salah satu kitabnya, Al-Manazir, telah diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin dengan tajuk Opticae Thesaurus. Dalam kitabnya Al-
Haitham mengatakan, proses melihat adalah jatuhnya cahaya ke mata. Bukan
karena sorot mata sebagaimana diyakini orang sejak zaman Aristoteles.
Dalam kitab itu ia juga menjelaskan berbagai cara untuk membuat teropong
dan kamera sederhana (kamera obscura). Kitab tentang optika ini telah
menginspirasi para ilmuwan Barat seperti Roger Bacon dan Johann Kepler.
Tak heran jika Al-Hazen, demikian Barat menyebut nama Al-Haitham,
mendapat gelar ”Bapak Optika Modern”.
Al-Haitham juga dinilai telah memberikan sumbangan besar bagi kemajuan
metode penelitian. Ia telah memulai suatu tradisi metode ilmiah untuk menguji
sebuah hipotesis, 600 tahun mendahului Rene Descartes yang dianggap Bapak
Metode Ilmiah Eropa di zaman Rennaisance. Metode ilmiah Al-Haitham
diawali dari pengamatan empiris, perumusan masalah, formulasi hipotesis, uji
hipotesis dengan melakukan penelitian, analisis hasil penelitian, interpretasi
data dan formulasi kesimpulan, serta diakhiri dengan publikasi.
 Kamal al-Din al-Farisi Ahli Fisika dari Persia.Seorang ahli fisika Muslim
terkemuka dari Persia. Beliau kesohor dengan kontribusinya tentang optik
serta teori angka. Ia merupakan murid seorang astronom dan ahli matematika
terkenal, Qutb al-Din al-Shirazi (1236-1311), yang juga murid Nasiruddin al-
Tusi. Dalam bidang optik, al-Farisi berhasil merevisi teori pembiasan cahaya
yang dicetuskan para ahli fisika sebelumnya. Gurunya, Shirazi memberi saran
agar al-Farisi membedah teori pembiasan cahaya yang telah ditulis ahli fisika
Muslim legendaris Ibnu al-Haytham (965-1039).Secara mendalam, al-Farisi
melakukan studi mengenai risalah optik yang ditulis pendahuluannya itu. Sang
guru juga menyarankannya agar melakukan revisi terhadap karya Ibnu
Haytham. Buku hasil revisi terhadap pemikiran al-Hacen nama panggilan Ibnu
Haytham di Barat tersebut kemudian jadi sebuah adikarya, yakni Kitab
Tanqih al-Manazir (Revisi tentang Optik). Dalam bidang optik, ia berhasil
merevisi teori pembiasan cahaya yang dicetuskan para ahli fisika sebelumnya.
Al-Farisi membedah dan merevisi teori pembiasan cahaya yang telah ditulis
oleh Al-Haitham. Hasil revisi itu ia tulis dalam kitab Tanqih al-Manazir
(Revisi tentang Optik). Menurut Al-Farisi, tidak semua teori optik yang
dikemukakan Al-Haitham benar. Karena itulah ia berusaha memperbaiki
kelemahan dan menyempurnakan teori Al-Haitham. Tak cuma itu, teori Al-
Haitham soal pelangi juga ia perbaiki. Bahkan Al-Farisi mampu
menggabungkan teori Al-Haitham ini dengan teori pelangi dari Ibnu Sina.
Qutubuddin al-Syirazi (1236-1311) dan Kamaludddin al-Faris(1260-1320)
memberi penjelasan pertama yang benar pada fenomena pelangi.
 Ibn al Haytsam (al-Hazen).Seorang pioneer optika modern ketika
menerbitkan bukunya pada tahun 1021. Dia menemukan bahwa proses melihat
adalah jatuhnya cahaya kemata, bukan karena sorot mata sebagaimana
diyakini orang sejak zaman Aristoteles. Dalam kitabnya al-Haytsam
menunjukan berbagai cara untuk membuat teropongdan juga kamera
sederhana (camera obscura). Melakukan eksperimen optikanya ini pada saat ia
mengalami tahanan rumah, setelah ia gagal memenuhi tugas Amir Mesir untuk
mewujudkan proyek bendungan sungai nil. Dia baru dilepas setelah penemuan
optiknya dinilai impas unuk investasi yang telah dikeluarkan sang Amir.
 Ibnu Bajjah.Abu-Bakr Muhammad Ibnu Yahya Ibnu Al-Sayigh. Ia biasa
dipanggil Ibnu Bajjah yang berarti “anak emas”. Ia mengembangkan berbagai
ilmu pengetahuan di zaman kekuasaan Dinasti Murabbitun. ”Avempace” –
sebutan Barat untuk Ibnu Bajjah. Sebagaimana Al-Haitham, karya Ibnu Bajjah
dalam bidang fisika banyak mempengaruhi fisikawan Barat abad pertengahan
seperti Galileo Galilei. Ibnu Bajjah menjelaskan tentang hukum gerakan.
Menurutnya, kecepatan sama dengan gaya gerak dikurangi resistensi materi.
Prinsip-prinsip yang dikemukakannya ini menjadi dasar bagi pengembangan
ilmu mekanika modern. Karena itu tidak mengherankan jika hukum kecepatan
yang dikemukakan Galileo sangat mirip dengan yang dipaparkan Ibnu Bajjah.
Karya-karya Ibnu Bajjah mengenai analisis gerakan juga sangat
mempengaruhi pemikiran Thomas Aquinas. Dalam bidang optik, ia berhasil
merevisi teori pembiasan cahaya yang dicetuskan para ahli fisika sebelumnya.
 Taqi al-Din.Selain dikenal sebagai pakar fisika, Taqi al-Din Muhammad ibnu
Ma’ruf al-Shami al-Asadi (1526-1585 M) adalah pakar matematika, pakar
botani, astronom, astrolog, dan ahli teknik. Taqi al-Din juga teolog, filsuf, ahli
hewan, ahli obat-obatan, hakim, guru, dan imam masjid. Sebagai ahli teknik,
ia misalnya membuat jam dinding dan jam tangan. Taqi al-Din menulis sekitar
90 kitab. Salah satunya bertajuk Al-Turuq al-Samiyya fi al-Alat al-Ruhaniyya.
Kitab yang ditulis pada 1551 ini menjelaskan kerja mesin dan turbin uap air.
Karya ini mendahului penemuan Giovanni Branca (1629) tentang mesin uap
air. Kitab-kitab lainnya antara lain menerangkan tentang optik, matematika,
mekanika, astronomi, dan astrologi.
 Al-Khazini. Abdurrahman al-Khazini hidup pada abad ke-12 M. Ia adalah
ilmuwan yang menemukan berbagai teori penting dalam sains. Temuan
ilmuwan kelahiran Bizantium ini antara lain: metode ilmiah eksperimental
dalam mekanik; perbedaan daya, masa dan berat; jarak gravitasi; serta energi
potensial gravitasi. Sumbangan penting Al-Khazini dalam bidang fisika
terangkum dalam kitab Mizan al-Hikmah yang ditulisnya pada tahun 1121.
 Ja’far Muhammad ibn Syakir.Di dunia mekanika, ja’far Muhammad ibn
Syakir (800-873) berhipotesis bahwa benda-benda langit dan lapisan langit
adalah subjek yang mengalami hukum-hukum fisika yang sama dengan bumi.
Pada tahun 1121, al-Hkanizi dalam kitab tentang keseimbangan
Kebijaksanaan mengusulkan bahwa grafitasi dan energy potensialnya berubah
tergantung jaraknya dari pusat bumi. Dia juga secara tegas membedakan
antara gaya, massa dan berat. Penemuan ini berguna untuk membuat kincir
bertenaga air.
 Hibatullah Abu ‘l-Barakat al-Baghdadi. Hibatullah Abu ‘l-Barakat al-
Baghdadi (1080-1165) membantah Aristoteles yang mengatakan bahwa gaya
yang konstan akan menghasilkan gerak yang seragam, ketika dalam alkitabnya
al-Mu’tabar dia menulis bahwa gaya konstan akan menghasilkan percepatan
(akselerasi). Menurutnya akselerasi adalah rerata dari perubahan kecepatan.

Anda mungkin juga menyukai