Anda di halaman 1dari 2

Dialah Al-Khazini,bernama lengkap Abdurrahman Al-Khazini hidup di abad ke-12 M

dan dia berasal dari Bizantium Yunani. Al-Khazini menjadi budak Dinasti Seljuk Turki, setelah
kerajaan Islam itu menaklukan wilayah kekuasaan kaisar Konstatinopel, Romanus IV Diogenes.

Al-Khazini kemudian dibawa ke Merv, sebuah kota metropolitan terkemuka pada Abad
ke-12 M. Merv dulu berada di Persia dan sekarang berganti nama menjadi Turkmenistan. Sebagai
seorang budak, nasib Al-Khazini sungguh beruntung. Tuannya bernama Al-Khazin. Beliau
diberikan pendidikan yang sangat baik oleh tuannya dan di ajarkan matematika dan filsafat.

Al-Khazini juga dikirmkan untuk belajar pada seorang ilmuwan dan penyair agung dari
Persia bernama Omar Khayyam. Dari sang guru, beliau mempelajari sastra, matematika,
astronomi, dan filsafat. Menurut Boris Rosenfeld (1994) dalam bukunya“Abu Al-Fath Abd Al-
Rahman Al-Khazini”,saat itu Omar Khayyam juga menetap di kota Merv, berada di bawah
perlindungan Sultan Ahmed Sanjar, penguasa Dinasti Seljuk. Sayangnya,kisah dan perjalanan
hidup Al-Khazini tak banyak terekam dalam buku – buku sejarah.

“Fisikawan terbesar sepanjang sejarah”, begitulah Charles C Jilispe , editor Dictionary


of Scientyfic Bibliography menjuluki saintis muslim, AL-Khazini. Ntium alias Yunani itu dalam
posisi yang sangat terhormat. Betapa tidak, ilmuwan Muslim yang berjaya di abad ke-12 M –
tepatnya 1115-1130 M yang telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan
sains modern, terutama dalam fisika dan astronomi. Al-Khazini merupakan saintis Muslim serba
bisa yang menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika serta filsafat.

Para sejarawan sains mengungkapkan, pemikiran-pemikiran al-Khazini sangat


dipengaruhi oleh sejumlah ilmuwan besar seperti Aristoteles, Archimedes, Al-Quhi, Ibnu
Haitham atau Alhacen, al-Biruni serta Omar Khayyam. Selain itu, pemikiran al-Khazini juga
sangat berpengaruh bagi pengembangan sains di dunia Barat dan Islam. Salah satu ilmuwan Barat
yang banyak terpengaruh al-Khazini adalah Gregory Choniades – astronom Yunani yang
meninggal pada abad ke-13 M.
Sederet buah pikir yang dicetuskannya tetap abadi sepanjang zaman. al-Khazini
merupakan ilmuwan yang mencetuskan beragam teori penting dalam sains seperti: metode ilmiah
eksperimental dalam mekanik; energi potensial gravitasi; perbedaan daya, masa dan berat; serta
jarak gravitasi.

“Teori keseimbangan hidrostatis yang dicetuskannya telah mendorong penciptaan


peralatan ilmiah. al-Khazini adalah salah seorang saintis terbesar sepanjang masa,” ungkap
Robert E Hall (1973) dalam tulisannya berjudul ”al-Khazini” yang dimuat dalam A Dictionary of
Scientific Biography Volume VII.

Selain itu, al-Khazini juga menjelaskan tentang posisi 46 bintang. Risalahnya yang
berjudul Al-Khazini’s Zij as-Sanjari itu kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Yunani oleh
Gregory Choniades pada abad ke-13 M. Risalah astronomi yang ditulis al-Khazini pun menjadi
rujukan para ilmuwan dan pelajar di Kekaisaran Bizantium.

Kontribusi penting lainnya yang diwariskan al-Khazini dalam bidang fisika adalah
kitab Mizan al-Hikmahatau Balance of Wisdom. Buku yang ditulisnya pada 1121 M itu
mengungkapkan bagian penting fisika Islam. Dalam buku itu, al-Khazini menjelaskan sacara
detail pemikiran dan teori yang diciptakannya tentang keseimbangan hidrostatika, konstruksi dan
kegunaan, serta teori statika atau ilmu keseimbangan dan hidrostatika.

Ini merupakan sebuah karya mendasar tentang keseimbangan hidrostatik yang corak
ragamnya diklasifikasikan menurut jumlah angka skala. Sebuah edisi buku ini terbit di Hyderabad
pada tahun 1359 H/1940 M. Buku itu terdiri dari delapan buah makalah yang terbagi dalam
beberapa bab dan pasal dan juga memuat teorema-teorema yang diperoleh dari karya-karya
Euclides, Archimedes dan Menelaus. Buku ini merupakan kelanjutan dari karya Tsabit bin
Qurrah yang berjudul Mizan ar-Rumi atau Timbangan Romawi.

Selain menjelaskan pemikirannya tentang teori-terori itu, al-Khazani juga menguraikan


perkembangan ilmu itu dari para pendahulu serta ilmuwan yang sezaman dengannya. Dalam
bukunya itu, al-Khazini juga menjelaskan beberapa peralatan yang diciptakan ilmuwan
pendahulunya seperti araeometer buatan Pappus serta pycnometer flask yang diciptakan al-
Biruni.

Buku itu dinilai Nasr sebagai sebuah karya ilmiah Muslim yang paling esensial tentang mekanika
dan hidrostatika, dan terutama studi mengenai pusat gravitasi. Dalam buku itu pula, al-Khazini
mengupas prinsip keseimbangan hidrostatis dengan tingkat ketelitian obyek sampai ukuran
mikrogram (10-6 gr), suatu level ketelitian yang menurut K Ajram dalam The Miracle of Islamic
Science hanya tercapai pada abad ke 20 M.

Referensi :

http://www.zulfanafdhilla.com/2014/06/Al-Khazini.html

Anda mungkin juga menyukai