Dosen pembimbing :
Disusun Oleh:
Qistina Bazla
1710105024
T.A 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan.Atas karunia-Nya berupa
nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan
kita nantikan kelak.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan
kesalahan.Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah.
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai suatu profesi , keperawatan memiliki unsur – unsur penting yang bertujuan
mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan yaitu respon manusia sebagai fokus
telaahan, kebutuhan dasar manusia sebagai lingkup garapan keperawatan dan kurang perawatan
diri merupakan basis intervensi keperawatan baik akibat tuntutan akan kemandirian atau
kurangnya kemampuan.
Keperawatan juga merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat terapeutik atau kegiatan
praktik keperawatan yang memiliki efek penyembuhan terhadap kesehatan (Susan, 1994 :
80).Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan
(UU Kesehatan No. 23, 1992).
Menurut Effendy (1995), perawatan adalah pelayanan essensial yang diberikan oleh perawat
terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan adalah upaya mencapai
derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan
kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses
keperawatan.
Merawat mempunyai suatu posisi sentral. Merawat merupakan suatu kegiatan dalam ruang
lingkup yang luas yang dapat menyangkut diri kita sendiri, menyangkut sesuatu yang lain dan
menyangkut lingkungan. Jika kita merawat sesuatu, kita menginginkan hasil yang dicapai akan
memuaskan. Jadi kita akan selalu berusaha untuk mencapai sesuatu keseimbangan antara
keinginan kita dan hasil yang akan diperoleh.
Gawat adalah suatu kondisi dimana korban harus segera ditolong apabila tidak segera di
tolong akan mengalami kecacatan atau kematian. Sedangkan, darurat adalah suatu kondisi
dimana korban harus segera di tolong tapi penundaan pertolongan tidak akan menyebabkan
kematian / kecacatan. Sehingga. Effendy (1995), mendefinisikan perawatan kegawat daruratan
adalah pelayanan profesioanal keperawatan yang di berikan pada pasien dengan kebutuhan urgen
dan kritis.
Musibah, malapetaka, kecelakaan dan bencana dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, hal
ini membuktikan pentingnya memberikan perlindungan dan pertolongan agar orang orang yang
tertimpa musibah terhindar dari kematian dan kecacatan sehingga dapat selamat dan hidup
normal sebagaimana adanya.
Kesiapan IGD serta sistem pelayanan Gawat Darurat yang terpadu antara Fasilitas kesehatan
satu dengan lainnya, akan memberikan nilai tambah dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
kesehatan, tidak hanya terhadap kasus Gawat Darurat sehari-hari, tetapi juga sekaligus kesiapan
bila setiap saat terjadi bencana di wilayah Indonesia.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Berkaitan dengan hak sosial untuk membuat keputusan bagi dirinya misalnya seorang pasien
yang akanmengalami suatu tindakan seperti pembedahan, keputusan harus diputuskan oleh
pasienitu sendiri, tetapi tenaga kesehatan berkewajiban memberikan informasi yang rinci
sehingga pasien membuat keputusan secara benar.
Kewajiban untuk tidak menimbulkan kerugian atau cedera bagi orang lain apalagi
membunuh.Perawat akan bersikap hati-hati, teliti dan cermat.
Veracity (jujur).
Kewajiban berlaku adil kepada semua orang.Perawat berlaku adil, tidak membeda-bedakan
pasien yang dirawat baik aspek sosial, agama, suku dll.
Fidelity (komitmen).
Kewajiban untuk setia atau loyal dengan kesepakatan atau tanggung jawab secara bersungguh2
terhadap tugas bebannya.
4. Fungsi aspek hukum dan legalitas pelayanan gawat darurat bagi perawat
PENUTUP
Dalam kegiatan kegawatan daruratan sehari hari dan bencana peran perawat sangat
signifikan oleh sebab itu pengembangan pengetahuan dan keterampilan keperawatan khususnya
tentang gawat darurat dan bencana harus terus menerus dikembangkan, disisi lain tuntutan akan
kepastian hukum legalitas perawat profesional juga harus ditempatkan secara proporsional
dengan arti kata adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Disamping wajib dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi profesi kesehatan juga
mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan profesinya, dan diwajibkan juga
untukmengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam meningkatkan profesionalisme
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan secara maksimal, bagi perawat tanggap darurat tentu
saja diharuskan memiliki keterampilan kegawat-daruratan, semisalnya pelatihan Bantuan Hidup
Dasar (BHD), pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat, Nursing Emergency, General
Emergency Life Support, Manajemen Bencana, simulasi tanggap darurat dan lain sebagainya,
sebagai bagian dari kompetensi perawat tanggap darurat.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer dan Suzanne C. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.
Jakarta: EGC.
Wahit Iqbal Mubarak, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan (Kegawat Daruratan). Jakarta: CV Sagung
Seto.