Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

“HARGA DIRI RENDAH”

Di SusunOleh:

ERWIN
021.02.1149

PRODI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MATARAM
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Masalah Utama pasien: Harga Diri Rendah
B. Proses TerjadinyaMasalah
1. Pengertian.
 Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
mengnalisa seberapakah perilaku sesuai dengan ideal diri. (kulliat,
2002).
 Harga diri rendah adalah merupakan suatu keadaan dimana individu
mengalami evaluasi diri yang negatif tentang kemampuan diri.
(casekaitio, 1997).
 Harga diri rendah merupakan gangguan konsep diri merasa gagal
mencapai keinginan.
2. Etiologi
Menurut kelliat, gangguan harga diri rendah disebabkan secara :
a. Situasianal
Yaituterjadisecaratiba-tiba,misalnyapemerkosaan di tuduh
KKN, harusoperasi, kecelakaan, diceraipasangannya,
putushubungankerja, dipenjarasecaratiba-tiba.
Pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena:
- Privacy yang kurang diperhatikan. Misalnya pemeriksaan yang
sembarangan pemasangan alat yang tidak sopan.
- Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang yang tidak
tercapai karena dirawat / penyakit / sakit.
- Perlakuakn petugas yang tidak menghargai. Misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan yang
dilakukan tanpa persetujuan.
b. Kronik.
Yaituparasaannegatifterhadapdiri yang telahberlangsung lama
yaitusebelumsakitdirawat di rumahsakit.Kejadian sakit akan
menambah persepsi negatif terhadap dirinya sendiri.
3. FaktorPrediposisi
1) Perolokan orang tua tidak takut.
2) Kegagalan yang terulangkembali.
3) Ideal dari yang ditetapkan.
4) Ketergantunganterhadap orang lain.
4. FaktorPresipitasi
1) Pisah dengan orang tua yang berarti.
2) Cita-cita yang tidak bisa dicapai.
3) Keluargatidakharmonis.
4) Polaasuh yang ketat.
5. Rentangresponkonsepdiri.
R. Adaptif R. Maladaptif

Aktualisasi Konsepdiripos Hargadirirenda Kesatuani Depersonalisasi


diri itif h dentitas
a. Fatorpsikologi.
Pada klien yang mengalami gangguan konsep diri harga diri rendah
diakibatkan karena koping individu tidak efektif, maka klien akan
merasa minder, tidak mampu, tidak bicara, yang terjadi karena :
- Privasi yang kurangdiperhatikan.
- Harapanakanstruktur.
- Perlakukan petugas yang kurang baik.
Dari ketiga hal diatas akan menyebabkan individu sering menyadari
sehingga ia akan memikirkannya secara terus-menerus sehingga
rangsangan internal turut di ikuti yang kemudian akan mengakibatkan
ia merasuk diri.
C. Pohon Masalah
RPK

halusinasi

Isolasisosial Defisit perawatan diri

harga diri rendah

D. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


 Isolasi social
 Hargadirirendah
 Halusinasi
 Deficit perawatandiri
 Resikoperilakukekerasan

E. Diagnosa keperawatan dan prioritas


HargaDiriRendah
F. Rencanatindakankeperawatan
 Diagnosa : harga diri rendah
 TUM :
Klien dapat berhubungan dengan orang lain seacara optimal
Tindakan :

Pasien Keluarga

SP I p SP I k
1. Mengidenfikasi kemampuan 1. Mendiskusikan masalah yang
dan aspek positif yang dimiliki dirasakan keluarga dalam
pasien merawat pasien
2. Membantu pasien menilai 2. Menjelaskan pengertian, tanda
kemampuan pasien yang masih dan gejala harga diri rendah
dapat digunakan yang dialami pasien beserta
3. Membantu pasien memilih proses terjadinya
kegiatan yang akan dilatih 3. Menjelaskan cara-cara
sesuai dengan kemampuan merawatpasienhargadirirendah
pasien
4. Melatih pasien sesuai SP II k
kemampuan yang dipilih 1. Melatih keluarga
5. Memberikan pujian yang wajar mempraktekkan cara merawat
terhadap keberhasilan pasien pasien dengan harga diri
6. Menganjurkan pasien rendah
memasukkan dalam jadwal 2. Melatih keluarga melakukan
kegiatan harian cara merawat langsung kepada
pasien harga diri rendah
SP II p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan SP III k
harian pasien 1. Membantu keluarga membuat
2. Melatih kemampuan kedua jadual aktivitas di rumah
3. Menganjurkan pasien termasuk minum obat
memasukkan dalam jadwal (discharge planning)
kegiatan harian 2. Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
DAFTAR PUSTAKA

BagianKeperawatanKumunitas FIK UI (2000), kumpulan proses


keperawatan :MakalahKeperawatanJiwa. Jakarta Tidak Dipublikasikan.
Kaplan, MSI Sadokk, MD (2000) sinopsi, psikiatrik, Edisi 7: Jakarta : Binapura
Aksora.
Keliat.B.A. 2006.Modul MPKP JiwaUI .Jakarta :Egc.
Keliat.B.A. 2006.Proses KeperawatanJiwa.Jakarta : EGC.
Stuart, Gall Wiscartt, 2002. BukuSakuKeperawatanJiwa, edisi 3. EGC. Jakarta
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
(PERTEMUAN PERTAMA )

MasalahUtama :
Pertemuan :
Hari/tanggal :

A. Proses keperawatan
1. Kondisipasien
Ds :

Do :

2. Diagnose keperawatan
Hargadirirendah

3. Tujuankhusus
a. TUK 1 : pasiendapatmembinahubungansalingpercaya
b. TUK 2 : pasiendapatmemilihkegiatan yang akandilatih,
danmampumelatihsesuaikemampuan yang dipilih

4. Tindakankeperawatan
a. Bina hubungansalingpercaya
b. Beripujianpadapenampilandankemampuanpasienrealistis
c. Diskusikandenganpasienkemampuan yang
dimilikipadawaktulaludansaatini yang realistis.
B. Strategikomunikasidalampelaksanaantindakankeperawatan
1. Orentasi
a. Salam terapeutik
“Salamatpagimas ?” perkenalannamasayaAlinDwiAdrianti,
cukupdipanggilAlin. Massendirisendirisiapanamanya?
Senangdipanggilapa?
b. Evaluasi / validasi
“Bagaimanaperasaanmaspadapagihariini?”
c. Kontrak
1) Topik : “Bagaimanakalaukitalatihankemampuan yang andamiliki ?
2) Waktu : “Mau berapa lama? Bagaimanakalau 5 menitsaja?”
3) Tempat : “Mau dimanakitabercakap-cakap ?
bagaimanakalaudisinisaja?”
2. Kerja
”T, apa saja kemampuan yang T miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya
ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan? Bagaimana
dengan merapikan kamar? Menyapu? Mencuci piring dan seterusnya. Wah
bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang T miliki!”
”T, dari kelima kegiatan/kemampuan ini, yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit? (mis. Ada tiga yang masih dapat dilakukan). Bagus sekali ada
tiga kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini!”

”Sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah
sakit ini. Baik, yang nomor satu, merapikan tempat tidur? Kalau begitu,
bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur T. Mari kita
lihhat tempat tidur T! Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya?”

”Nah, kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal
dan selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita
balik. Nah sekarang kita pasang lagi seprainya, kita mulai dari arah atas, ya
bagus! Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir
masukkan. Sekarang ambil bantal, rapikan dan letakkan di sebeah atas/kepala.
Mari kita lipat selimut! Bagus!”

”T sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakan dengan sebelum dirapikan! Bagus!”

3. Terminasi
a. Evaluasipasien (subyektif)
“Bagaimanaperasaanandasetelahberlatihmerapikantempattidur ?”
b. Evaluasiobyektif
Cobasebutkanapasajakemampuan yang mas lakukan !bagus!
c. Tindaklanjutpasien
“Baiklah mas, bagaimana kalua
kitamasukkankedalamkegiatanhariannya ?mauberapa kali sehari ?”
d. Kontrak yang akandatang
1) Topik : “Baiklah mas, besokkitaakanberlatihkemampuan yang
kedua?”
2) Waktu : “Bagaimanakalaubesokjam 09.00 pagi?”
3) Tempat : “Tempatnyamaudimana mas? Disiniataudisana ?

Anda mungkin juga menyukai